You are on page 1of 15

PENDAHULUAN Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung

semakin luas penyebarannya dan semakin meningkat jumlah kasusnya. Selain itu, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah DKI Jakarta merupakan salah satu penyakit yang dapat meresahkan masyarakat karena mempunyai potensi menimbulkan kematian dan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan sampai saat ini belum ada obat atau vaksin untuk mencegah penyakit ini. Vector penular penyakit ini adalah Aedes aegypti yang berkembang biak di air jernih dan tersebar luas di rumah-rumah dan tempat-tempat umum di seluruh Indonesia kecuali pada di kawasan dengan ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut. Karena belum adanya obat untuk membunuh virus Dengue maka upaya efektif yang dilakukan untuk mencegah dan membatasi penyebaran DBD adalah setiap keluarga melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) minimal sekali seminggu secara rutin agar setiap rumah bebas jentik nyamuk Aedes aegypti. Tetapi adanya kecenderungan peningkatan kasus DBD dari tahun 1999 sehingga sekarang menunjukkan ketidakberhasilan program PSN-DBD di PUSKESMAS. Karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang dilaksanakan untuk mencari kelemahan dan kekurangan program tersebut.

I. II.

EPIDEMIOLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PUSKESMAS Merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan lain perkataan Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. A. KONSEP DASAR PUSKESMAS 1.Unit Pelakasana Teknis Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota (UPTD), Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten atau kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama pembangunan kesehatan di Indonesia. 2.Wilayah Puskesmas Wilayah kerja Puskesmas meliputi suatu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geometric dan keadaaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah Daerah Tingkat II sehingga pembagian wilayah kerja Puskesmas ditetapkan oleh Bupati KDH dengan saran teknis dari Kepala Kantor Departmen Kesehatan Kabupaten/ Kodya yang telah disetujui oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap Puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.

3.Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kota atau kabupaten adalah dinas kesehatan kabupaten atau kota. Sedangkan Puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya

pembangunan kesehatan sesuai dengan kemampuannya. 4.Pembangunan Kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. B. KEGIATAN POKOK PUSKESMAS Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah Puskesmas akan berbeda pula. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Usaha Peningkatan Gizi, Kesehatan Lingkungan, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P3M), Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat karena Kecelakaan, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Sekolah, Kesehatan Olah Raga, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Kerja, Kesehatan gigi dan mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan mata, Laboratorium Sederhana, Pencatatan dan Pelaporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan, Kesehatan Usia lanjut dan Pembinaan Pengobatan Tradisional. Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Setiap kegiatan tersebut dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa. C. FUNGSI PUSKESMAS Fungsi Puskesmas adalah seperti berikut: 1.Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan Puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. 2.Pusat Pemberdayaan Masyarakat Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat. 3.Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjwab Puskesmas meliputi: 3.1.Pelayanan Kesehatan Perorangan Ini merupakan pelayanan yang bersifat peribadi dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap. 3.2.Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Ini merupakan pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan. Pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lain. D. MANAJMEN PUSKESMAS Manajmen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajmen. Ada tiga fungsi manajmen Puskesmas yang dikenal yaitu Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian, serta Pengawasan dan Pertanggungjawaban. Semua fungsi manajmen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan. 1. Perencanaan Merupakan proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerjanya. Rencana ini dibedakan kepada dua macam yaitu rencana tahunan upaya kesehatan wajib dan rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan. 1.1.Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib Jenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap Puskesmas. Langkah-langkah perencanaan yang harus dilakukan Puskesmas adalah seperti berikut: a) Menyusun Usulan Kegiatan Yaitu dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku baik nasional maupun daerah, sesuai dengan masalah sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang tersedia di Puskesmas. Usulan ini disusun dalam bentuk matriks yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan, waktu, lokasi serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan. Rencana ini disusun

melalui pertemuan perencanaan tahunan Puskesmas yang dilaksanakan sesuai dengan siklus perencanaan kabupaten atau kotamengikut sertakan BPP serta dikoordinasikan dengan camat. b) Mengajukan Usulan Kegiatan Usul kegiatan diajukan kepada dinas kesehatan kabupaten atau kotauntuk persetujuaan biaya. Dalam mengajukan usulan harus dilengkapi dengan usulan kebutuhan rutin, sarana dan prasarana operasional Puskesmas beserta biayanya. c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan Rencana pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah disetujui oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota dalam bentuk matrik. 1.2.Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan Puskesmas yang telah ada atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri. Langkah-langkah perencanaan yang dilakukan Puskesmas mecakup hal-hal seperti berikut: a) Identifikasi Upaya Kesehatan Pengembangan Identifikasi ini dilakukan berdasarkan ada tidaknya masalah kesehatan yang terkait dengan setiap upaya kesehatan pengembangan tersebut. Ada dua cara yaitu Survei Mawas Diri dan Delbeq Technique. Survei Mawas Diri Pengertian Kegiatan pengumpualan data untuk mengenali keadaan dan masalah serta potensi yang dimiliki untuk mengatasi masalah tersebut. Dilakukan apabila Puskesmas memiliki kemampuan, identifikasi masalah diakukan bersama masyarakat melalui pengumpulan data secara langsung di lapangan. Delbeq Technique Perumusan identifikasi kesepakatan masalah potensi sekelompok dan melalui orang

yang memahami masalah tersebut yaitu antara petugas Puskesmas dan Badan Penyantun Puskesmas

Tahapan pelaksanaan

1) Pengumpulan data primer yaitu langsung dari sumber atau data sekunder yaitu dari catatan sedia ada 2) Pengolahan data 3) Penyajian data berupa data masalah dan potensi

1) Pembentukan tim 2) Menyusun daftar masalah 3) Menetapkan penilaian masalah 4) Menetapkan prioritas masalah urutan kriteria

b) Menyusun Usul Kegiatan Penyusunan rencana pada tahap awal pengembangan program dilakukan melalui pertemuan yang dilaksanakan secara khusus bersama dengan BPP dan Dinas kesehatan kabupaten atau kota dalam bentuk musyawarah masyarakat manakala penyusunan rencana pada tahun berikutnya dilakukan secara terintegrasi dengan penyusunan rencana upaya kesehatan wajib. Musyawarah Masyarakat merupakan pertemuan masyarakat yang dihadiri oleh para pemimpin, baik formal maupun informal dan anggota masyarakat untuk merupakan prioritas masalah kesehatan dan upaya penanggulangannya. Tahap pelaksanaannya adalah: i. ii. iii. Pemaparan daftar masalah kesehatan dan potensi yang dimiliki Membahas dan melengkapi urutan prioritas masalah Membahas dan melengkapi potensi penyelesaian masalah yang dimiliki iv. v. Merumuskan cara penanggulangan masalah sesuai dengan potensi Menetapkan rencana kegiatan penanggulangan masalah

c) Mengajukan Usulan Kegiatan Usul kegiatan diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten atau kota untuk pembiayaannya. Usulan tersebut dapat pula diajukan kepada Badan Penyantun Puskesmas dan lain-lain.

d) Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan Dilakukan setelah disetujui oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota atau penyandang dana lain. Ini dilakukan secara terpadu dengan penyusunan rencana pelaksanaan upaya kesehatan wajib. 2. Pelaksanaan dan Pengendalian Meruapakan proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian terhadap

penyelenggaraan rencana tahunan Puskesmas. Langkah-langkahnya adalah seperti berikut: 2.1.Pengorganisasian Terdapat dua macam yang perlu dilakukan yaitu: a) Penentuan para penanggungjawab dan para pelaksana untuk setiap kegiatan. Penentuan ini dilakukan melalui pertemuan penggalangan tim pada awal tahun kegiatan. b) Penggalangan kerjasama tim secara lintas sektoral. Ada dua bentuk yaitu kerjasama dua pihak antara dua sektor terkait atau secara langsung seperti Puskesmas dengan sektor tenaga kerja dan antara berbagai sektor terkait atau tidak langsung seperti Puskesmas dengan sektor pendidikan, agama dan kecamatan. 2.2. E. SP2TP F. UPAYA DAN AZAS PENYELENGGARAN PUSKESMAS 1.Upaya Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, Puskesmas

bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari system kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:

1.1.Upaya Kesehatan Wajib Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas adalah uapaya yang ditetapkan

beradasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah: a) Upaya Promosi Kesehatan b) Upaya Kesehatan Lingkungan c) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana d) Upaya perbaikan Gizi Masyarakat e) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular f) Upaya Pengobatan 1.2.Upaya Kesehatan Pengembangan Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada yakni: a) Upaya Kesehatan Sekolah b) Upaya Kesehatan Olahraga c) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat d) Upaya Kesehatan Kerja e) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut f) Upaya Kesehatan Jiwa g) Upaya Kesehatan Mata h) Upaya Kesehatan Usia Lanjut i) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional Upaya laboratorium medis dan laporan kesehatan masyarakat serta upaya pencatatan laporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan

pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan Puskesmas. Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan kesehatan masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut maka dapat dijadikan salah satu upaya kesehatan pengembangan. Contohnya dalam keadaan tertentu masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap. Untuk ini di Puskesmas dapat dikembangkan pelayanan rawat inap yang dalam pelaksanaannya harus memperhatikan berbagai pensyaratan tenaga, sarana dan prasarana sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila Puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas kesehatan kabupaten atau kota bertanggungjawab dan wajib

menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainyya. 2.Azas penyelenggaraan Penyelenggaraan uapaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu. Azas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi Puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi Puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas tersebut adalah seperti berikut: 1.1.Azas Pertanggungjawaban Wilayah Puskesmas wajib bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk itu, Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain: a) Menggerakkan pembangunan pelbagai sektor tingkat kecamatan sehingga berwawasan kesehatan

b) Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. c) Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya d) Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama secara merata dan terjangkau 1.2.Azas Pemberdayaan Masyarakat Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan Puskesmas adalah: a) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak: Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB) b) Upaya Pengobatan: Posyandu, Pos Obat Desa (POS) c) Upaya Perbaikan Gizi: Posyandu, Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sedar Gizi (Kadarzi) d) Upaya Kesehatan Sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua murid, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) e) Upaya Kesehatan Lingkungan: Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL) f) Upaya Kesehatan Usia Lanjut: Posyandu Usila, Panti wreda g) Upaya Kesehatan Kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) h) Upaya Kesehatan Jiwa: Posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKM) i) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional: Taman Obat Keluarga (TOGA), Pembiayaan Pengobat Tradisional (Battra) j) Upaya Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan (inovatif): dana sehat, Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), mobilisasi dana keagamaan.

1.3.Azas Keterpaduan Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperoleh hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap uapaya Puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan: a) Keterpaduan Lintas Program upaya yaitu upaya memadukan yang menjadi

penyelenggaraan

berbagai

kesehatan

tanggungjawab Puskesmas. Contohnya adalah keterpaduan KIA dengan P2M untuk Manajmen Terpadu Balita Sakit (MTBS), keterpaduan kesehatan lingkungan dengan Promosi Kesehatan untuk Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) dan keterpaduan KIA dengan KB untuk posyandu. b) Keterpaduan Lintas Sektor adalah uapaya memadukan

penyelenggaraan upaya Puskesmas sama ada wajib, pengembanan dan inovasi dengan berbagai sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contohnya adalah keterpaduan sektor kesehatan dengan camat untuk upaya Kesehatan Sekolah (UKS), Upaya Promosi Kesehatan, Upaya Kesehatan Ibu dan Anak, Upaya Perbaikan Gizi dan Upaya Kesehatan Kerja. 1.4.Azas Rujukan Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh Puskesmas terbatas. Untuk membantu Puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikel dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata srana pelayanan kesehatan yang sama.

Terdapat dua macam rujukan yang dikenal yaitu: a) Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan melibatkan cakuapan kasus penyakit. Apabila suatu Puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit tertentu, maka Puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang mampu baik horizontal atau vertikal. Sebaliknya pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana dirujuk ke Puskesmas. Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam yaitu: i. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostic, pengobatan, tindakan, medic dan lain-lain ii. Rujukan bahan pemeriksaan untuk pemeriksaan

laboratorium yang lebih lengkap iii. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga Puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan medik di Puskesmas. b) Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan masyarakat misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu Puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila Puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah tersebut, maka Puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan kabupaten atau kota. Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam:

i.

Rujukan sarana dan logistic seperti peminjaman peralatan foging, alat laboratorium kesehatan, alat audio visual, bantuan obat dan bahan-bahan habis pakai

ii.

Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyelidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hokum kesehatan, penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam.

iii.

Rujukan operasional yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan kabupaten atau kota.

III.

UPAYA KESEHATAN POKOK PUSKESMAS A. PEMBERANTASAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1.PEMBERANTASAN VEKTOR Memberikan anjuran untuk mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti yaitu dengan meniadakan sarang nyamuk di dalam rumah. a) Untuk perlindungan perorangan dapat dilakukan dengan melakukan penyemprotan dengan obat anti serangga yang dapat dibeli di tokotoko seperti baygon, raid dan lain-lain. b) Pemberantasan jangka panjang atau pencegahan dilakukan dengan mengosongkan vas bunga tiap minggu, menguras bak mandi seminggu sekali dengan menggosok dinding bagian dalam dari bak mandi serta mengosongkan tempat persediaan air terlebih dahulu sebelum diisi kembali supaya larva-larva dapat disingkirkan. c) Dalam usaha untuk daerah dengan vector tinggi dan riwayat wabah DBD maka kegiatan Puskesmas lebih lanjut adalah abatesasi untuk membunuh larva dan nyamuk serta melakukan fogging dengan malathion atau fonithrotion B. PROMOSI KESEHATAN

IV.

EVALUASI PROGRAM PUSKESMAS DENGAN PENDEKATAN SISTEM

A. SISTEM KESEHATAN B. PROBLEM SOLVING CYCLE V. VI. SURVEILANS PERAN DOKTER DI PUSKESMAS

You might also like