You are on page 1of 13

KODE ETIK AHLI GEOLOGI

ASEP SUPRIYADI (201026003)


12/24/2011

Pengertian Etika dan Etika Profesi

Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai "the discipline which can act as the performance index or reference for our control system". Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan "self control", karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok social (profesi) itu sendiri.

Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya prilaku manusia : 1. ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil. 2. ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

Etika secara umum dapat dibagi menjadi :: 1. ETIKA UMUM, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsipprinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teoriteori. 2. ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.

Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : Cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tindankan, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.

ETIKA KHUSUS dibagi menjadi dua bagian : 1. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri. 2. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.

Etika Profesi

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan seharihari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

Tidak ada cara yang paling baik untuk memulai penelaahan hubungan antara etika dan bisnis selain dengan mengamati, bagaimanakah perusahaan riil telah benar-benar berusaha untuk menerapkan etika ke dalam bisnis.

Etika dan Moral

Moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu benar dan salah, atau baik dan jahat. Pedoman moral mencakup norma-norma yang kita miliki mengenai jenis-jenis tindakan yang kita yakini benar atau salah secara moral, dan nilai-nilai yang kita terapkan pada objek-objek yang kita yakini secara moral baik atau secara moral buruk. Norma moral seperti selalu katakan kebenaran, membunuh orang tak berdosa itu salah. Nilai-nilai moral biasanya diekspresikan sebagai pernyataan yang mendeskripsikan objek-objek atau ciri-ciri objek yang bernilai, semacam kejujuran itu baik dan ketidakadilan itu buruk. Standar moral pertama kali terserap ketika masa kanak-kanak dari keluarga, teman, pengaruh kemasyarakatan seperti gereja, sekolah, televisi, majalah, music dan perkumpulan.

Hakekat standar moral

Standar moral berkaitan dengan persoalan yang kita anggap akan merugikan secara serius atau benar-benar akan menguntungkan manusia. Standar moral tidak dapat ditetapkan atau diubah oleh keputusan dewan otoritatif tertentu. Standar moral harus lebih diutamakan daripada nilai lain termasuk (khususnya) kepentingan diri. Standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak. Standar moral diasosiasikan dengan emosi tertentu dan kosa kata tertentu. Standar moral, dengan demikian, merupakan standar yang berkaitan dengan persoalan yang kita anggap mempunyai konsekuensi serius, didasarkan pada penalaran yang baik bukan otoritas, melampaui kepentingan diri, didasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak, dan yang pelanggarannya diasosiasikan dengan perasaan bersalah dan malu dan dengan emosi dan kosa kata tertentu.
3

Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan standar moral masyarakat. Ia mempertanyakan bagaimana standar-standar diaplikasikan dalam kehidupan kita dan apakah standar itu masuk akal atau tidak masuk akal standar, yaitu apakah didukung dengan penalaran yang bagus atau jelek. Etika merupakan penelaahan standar moral, proses pemeriksaan standar moral orang atau masyarakat untuk menentukan apakah standar tersebut masuk akal atau tidak untuk diterapkan dalam situasi dan permasalahan konkrit. Tujuan akhir standar moral adalah mengembangkan bangunan standar moral yang kita rasa masuk akal untuk dianut. Etika merupakan studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah menentukan standar yang benar atau yang didukung oleh penalaran yang baik, dan dengan demikian etika mencoba mencapai kesimpulan tentang moral yang benar benar dan salah, dan moral yang baik dan jahat. Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.

Penerapan Etika pada Organisasi Perusahaan

Dapatkan pengertian moral seperti tanggung jawab, perbuatan yang salah dan kewajiban diterapkan terhadap kelompok seperti perusahaan, ataukah pada orang (individu) sebagai perilaku moral yang nyata?

Ada dua pandangan yang muncul atas masalah ini : Ekstrem pertama, adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena aturan yang mengikat, organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa perusahaan bertindak seperti individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang mereka lakukan, kita dapat mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk tindakan mereka dan bahwa tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral dalam pengertian yang sama yang dilakukan manusia.
4

Ekstrem kedua, adalah pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak masuk akal berpikir bahwa organisasi bisnis secara moral bertanggung jawab karena ia gagal mengikuti standar moral atau mengatakan bahwa organisasi memiliki kewajiban moral. Organisasi bisnis sama seperti mesin yang anggotanya harus secara membabi buta mentaati peraturan formal yang tidak ada kaitannya dengan moralitas. Akibatnya, lebih tidak masuk akal untuk menganggap organisasi bertanggung jawab secara moral karena ia gagal mengikuti standar moral daripada mengkritik organisasi seperti mesin yang gagal bertindak secara moral. Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari pilihan dan tindakan individu manusia, indivdu-individulah yang harus dipandang sebagai penjaga utama kewajiban moral dan tanggung jawab moral : individu manusia bertanggung jawab atas apa yang dilakukan perusahaan karena tindakan perusahaan secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan perilaku mereka. Jika perusahaan bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan oleh individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara moral, hal itu disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara bermoral.

Globalisasi, Perusahaan Multinasional dan Etika Bisnis Globalisasi adalah proses yang meliputi seluruh dunia dan menyebabkan system ekonomi serta sosial negara-negara menjadi terhubung bersama, termasuk didalamnya barangbarang, jasa, modal, pengetahuan, dan peninggalan budaya yang diperdagangkan dan saling berpindah dari satu negara ke negara lain. Proses ini mempunyai beberapa komponen, termasuk didalamnya penurunan rintangan perdagangan dan munculnya pasar terbuka dunia, kreasi komunikasi global dan system transportasi seperti internet dan pelayaran global, perkembangan organisasi perdagangan dunia (WTO), bank dunia, IMF, dan lain sebagainya. Perusahaan multinasional adalah inti dari proses globalisasi dan bertanggung jawab dalam transaksi internasional yang terjadi dewasa ini. Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang bergerak di bidang yang menghasilkan pemasaran, jasa atau operasi administrasi di beberapa negara. Perusahaan multinasional adalah perusahaan

yang melakukan kegiatan produksi, pemasaran, jasa dan beroperasi di banyak negara yang berbeda. Karena perusahaan multinasional ini beroperasi di banyak negara dengan ragam budaya dan standar yang berbeda, banyak klaim yang menyatakan bahwa beberapa perusahaan melanggar norma dan standar yang seharusnya tidak mereka lakukan.

Etika Bisnis dan Perbedaan Budaya Relativisme etis adalah teori bahwa, karena masyarakat yang berbeda memiliki keyakinan etis yang berbeda. Apakah tindakan secara moral benar atau salah, tergantung kepada pandangan masyarakat itu. Dengan kata lain, relativisme moral adalah pandangan bahwa tidak ada standar etis yang secara absolute benar dan yang diterapkan atau harus diterapkan terhadap perusahaan atau orang dari semua masyarakat. Dalam penalaran moral seseorang, dia harus selalu mengikuti standar moral yang berlaku dalam masyarakat manapun dimana dia berada.

Pandangan lain dari kritikus relativisme etis yang berpendapat, bahwa ada standar moral tertentu yang harus diterima oleh anggota masyarakat manapun jika masyarakat itu akan terus berlangsung dan jika anggotanya ingin berinteraksi secara efektif.

Relativisme etis mengingatkan kita bahwa masyarakat yang berbeda memiliki keyakinan moral yang berbeda, dan kita hendaknya tidak secara sederhana mengabaikan keyakinan moral kebudayaan lain ketika mereka tidak sesuai dengan standar moral kita.

Teknologi dan Etika Bisnis

Teknologi yang berkembang di akhir dekade abad ke-20 mentransformasi masyarakat dan bisnis, dan menciptakan potensi problem etis baru. Yang paling mencolok adalah revolusi dalam bioteknologi dan teknologi informasi. Teknologi menyebabkan beberapa perubahan radikal, seperti globalisasi yang berkembang pesat dan hilangnya jarak, kemampuan menemukan bentuk-bentuk kehidupan baru yang keuntungan dan resikonya tidak terprediksi. Dengan perubahan cepat ini, organisasi bisnis berhadapan dengan setumpuk persoalan etis baru yang menarik.

KOMISI SERTIFIKASI IKATAN AHLI GEOLOGI INDONESIA

Pengertian Sertifikasi Yang dimaksud dengan sertifikasi disini adalah standarisasi secara profesional bagi mereka yang kompeten di bidang pekerjaan masing-masing yang dikelola dan dibina oleh Organisasi Profesi bukan Pemerintah. Sertifikasi inimemenuhi persyaratan kualitas

profesional yang sudah ditetapkan.

Latar Belakang Latar belakang dari Sertifikasi adalah :


Memenuhi kebutuhan Bisnis (Legal Liability Scheme) Mengantisipasi Globalisasi Perlu pengakuan formal bagi lulusan Perguruan Tinggi untuk menjadi Tenaga Profesional Bukti Kemandirian Profesional di bidangnya.

Gelar Akademis vs Gelar Profesi Gelar Akademis : Diperoleh setelah menyelesaikan Pendidikan Akademis, contoh: Sarjana Hukum, Sarjana Teknik Geologi dsb.

Gelar Profesi : Penyandang Gelar Akademis yang mempraktekkan hasil pendidikan sebagai Profesi. Contoh :
7

Sarjana

Hukum

=>

Jaksa,

Notaris,

Hakim,

Pengacara

dlsb.

Sarjana Teknik Geologi => Ahli Geologi Perminyakan, Pertambangan, Kelautan dlsb. Tiga Pilar Utama Tiga Pilar Utama yang menopang Sertifikasi adalah :

Kompetensi (Knowledge and Expertise) Pengalaman (Experience and Exposure) Etika, Moral dan Integritas Profesional (Professional Ethics, Moral and Integrity)

Manfaat Manfaat yang didapat dari Sertifikasi ini adalah :


Pengakuan resmi secara Nasional terhadap tingkat keahlian profesi. Pengakuan dari organisasi profesi sejenis pada tingkat Regional /

Internasional(Benchmarking).

Membuka akses ke pasaran kerja lingkup Nasional, Regional dan Internasional. Pedoman Skala Imbalan dan Karier. Menciptakan Lingkungan Profesional.
8

Tujuan Tujuan dari Sertifikasi antara lain :


Meningkatkan Pasaran Kerja bagi tenaga ahli Indonesia. Membekali tenaga ahli Indonesia untuk "Go International". Bencmarking tenaga ahli Indonesia dengan standar Internasional. Terciptanya kesetaraan jenjang profesi secara Nasional dan Internasional (jenjang karier, standar imbalan dlsb.)

Database SDM Ahli Kebumian di Indonesia.

Prinsip Dasar Sertifikasi IAGI adalah


Memberikan acknowledgement terhadap pengalaman kerja profesional. Me- recognize pengetahuan geologi daerah tertentu menuju kepada pengembangan profesi sebagai resident expert.

Me- recognize specific expertise disamping keahlian umum yang dimiliki sebagai Ahli Geologi Perminyakan.

Bidang-bidang Sertifikasi yang dibawahi oleh IAGI antara lain:

Bidang Perminyakan, terbagi menjadi :


o o

Ahli Geologi Perminyakan (Petroleum Geologists) Ahli Geologi Pengawas Sumur (Wellsite Geologists)

Bidang Panas Bumi / Vulkanologi, terbagi menjadi :


o o

Ahli Geologi Panas Bumi (Geothermal Geologists) Ahli Geologi Kegunungapian (Volcanologists)

Bidang Pertambangan, terbagi menjadi :


o o o

Ahli Geologi Pertambangan Logam (Metal Mining Geologists) Ahli Geologi Pertambangan Batubara (Coal Geologists) Ahli Geologi Pertambangan Mineral Industri

Bidang Geologi Umum, terbagi menjadi :


o o o o

Ahli Geologi Air Tanah (Hydrogeologists) Ahli Geologi Teknik Ahli Geologi Lingkungan Ahli Geologi Kelautan

Saat ini Sertifikasi baru bisa dilakukan untuk Ahli Geologi Perminyakan. IAGI sedang mempersiapkan proses Sertifikasi bagi Ahli Geologi untuk bidang-bidang lainnya. Jenjang Sertifikasi Sertifikasi juga memiliki beberapa jenjang menurut pengalaman kerja, yaitu : 1. Ahli Geologi Profesional (Professional Geologists) bagi Ahli Geologi dengan pengalaman kerja 5-8 tahun 2. Ahli Geologi Konsultan (Consultant Geologists) bagi Ahli Geologi dengan pengalaman kerja 8-14 tahun 3. Ahli Geologi Konsultan Utama (Senior Consultant Geologists) bagi Ahli Geologi dengan pengalaman kerja lebih dari 14 tahun 4. Ahli Geologi Kehormatan (Honorary Professional Geologists) bagi Ahli Geologi yang diakui baik secara Nasional maupun Internasional atas kontribusi yang luar biasa bagi dunia Geologi. Nama calon diusulkan oleh Dewan Kehormatan IAGI. Persyaratan Dasar yang harus dipenuhi adalah

Sarjana (atau ekivalen) di bidang Geologi. Pengalaman minimal 5 (lima) tahun terus menerus. Anggota aktif IAGI. Rekomendasi dari 3 (tiga) sponsor. Referensi dari tempat kerja.

10

Prinsip-prinsip Umum Kode Etik Ahli Geologi 1. Semua ahli geologi berikut Kode ini harus bertanggung jawab dalam perilaku profesional mereka ke standar dan dengan semangat klausa berikut ini, agar tidak membahayakan martabat profesi. 2. Hak istimewa untuk melaksanakan tuntutan profesi geologi standar tertinggi integritas, moralitas nurani, profesional dan tanggung jawab moral. 3. Ahli geologi bertanggung jawab atas wibawa profesinya dalam pendapat orang di sekitarnya dan masyarakat luas. 4. Ahli geologi berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan profesional. dan untuk melindungi pihak ketiga. Hubungan dengan ahli geologi lainnya 5. Aturan kesetiaan dan kejujuran harus mengontrol tindakan ahli geologi menujunya kolega, pengusaha, dan kepada pihak ketiga dengan siapa ia berada dalam kontak. Secara khusus ia diperlukan untuk tidak membocorkan informasi bertanggung jawab untuk mendiskreditkan rekan lain. 6. Ahli geologi tidak harus menempatkan namanya menjadi sesuatu yang tidak benar, atau membuat perjanjian yang prasangka posisi kliennya. Hubungan dengan Klien 7. Ahli geologi harus selalu menginformasikan kliennya keterbatasan sejati hasil praktis yang mungkin ia peroleh dari bantuan profesional diberikan, terutama jika itu berarti biaya meningkat untuk klien. 8. Ahli geologi harus menghindari apapun kelalaian dalam praktek profesinya, terutama saat ini menimbulkan risiko atau dari bahan atau kerusakan moral bagi kliennya atau lingkungan. 9. Ahli geologi yang paling tidak mengubah, atau menyangkal adanya, fakta atau diterima teknis atau ilmiah kebenaran yang demikian dapat mendukung klien atau menyesatkan publik. 10. Ahli geologi tidak harus berjanji atau siaran saran profesional tertentu yang tidak dapat didukung oleh kemungkinan, asli obyektif, atau berusaha untuk

11

mempublikasikan kualifikasi profesional yang dia tidak benar-benar memegang dengan tujuan menjaga kliennya pergi ke profesional lainnya rekan. 10.1 Ahli geologi harus mengacu, atau menyarankan referensi, untuk bantuan dari spesialis lainnya setiap kalikepentingan majikannya atau kliennya dengan demikian lebih baik dilayani. Ia harus, dalam kesimpulannya, membedakan antara pekerjaan sendiri dan rekan-rekannya. 10.2 Jika, setelah diberi nasihat nya, ahli geologi menjadi sadar bahwa hal itu tidak akan sepenuhnya diikuti, ia harus, terlepas dari posisi sendiri, menginformasikan orang yang relevan dari diramalkan risiko. 11. Ahli geologi tidak harus mengambil pada fungsi dari seorang ahli dalam bidang minat lain selainnya sendiri untuk salah satu klien tetapnya atau satu untuk siapa ia telah alreadvdiberikan saran. Penerapan Kode Etik Ini 12. Kode Etik ini berlaku untuk semua ahli geologi milik salah satu profesional asosiasi yang merupakan anggota dari Federasi Eropa Ahli Geologi. 13. Ini harus diperhatikan dalam semua negara di mana ahli Klausul 12

geologi praktik,sebagaimana di atas.

didefinisikan dalam

14. Jika Kode Etik direkomendasikan locallv ada ahligeologi harus

emperhatikanhal

itu,asalkan yang lingkup atau standar yang tidak kalah dengan orang-orang dari kode ini.

12

You might also like