You are on page 1of 20

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny A DENGAN Ca CERVIX IA PRO EXICISI DIRUANG F2 RUMKITAL Dr.

RAMELAN SURABAYA

Disusun Oleh ; Nur Thoifah NIM 0530053

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ARTHA BODHI ISWARA SURABAYA 2007


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kasus dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Ny A dengan Ca Cervik IA Pro Exici Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan studi kasus ini tidak lepas dari bimbingan. dan petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak,oleh Karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarya kepada; 1. Laksamana TNI drg. Budi Siswanto MM selaku karumkital Dr. Ramelan Surabaya. 2. Prof. H.R. Soedibyo HP. dr. DTM selaku Ketua STIKES ABI Surabaya 3. Enny Susilowati, Amd. Keb selaku Ketua Ruangan F2 Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. 4. Ana Purwaningsih, Amd. Keb selaku Pembimbing Ruangan F2 Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. 5. Mamik SKM, M Kes selaku Pembantu Ketua 1 STIKES ABI Surabaya. 6. Lia Hartanti, SST selaku Ketua Prodi D Kebidanan STIKES ABI Surabaya. 7. Sukarni, SST selaku Pembimbing Pendidikan. 8. Semua piahak yang terkait dan yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Surabaya, Juni 2007 Penyusun BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Segala pelayanan kesehatan di Indonesia terjadi secara tidak langsung melalui usaha mengurangi angka kematian karena Ca Serviks. Bila dibandingkan dengan angka kematian karena cacar,angka kematian kematian lebih tinggi akibat Ca Cerviks. Dengan banyaknya pendapat yang disampaikan tentang betapa pentingnya kursus kebidanan untuk meringankan penderitaan masyarakat pribumi akibat Ca Serviks.Ca Serviks ini biasanya diobati tapi sampai sekarang belum terbukti kesembuhannya. Penderitaan masyarakat akibat akibat Ca Serviks sungguh menyayat hati sehingga pihak dokterpun tidak bisa menyembuhkan. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Setelah mempelajari Ca Cerviks diharapkan mahsiswa dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada diaknosa dengan Ca Cerviks dengan menerapkan manajemen kebidanan Varney selama praktek dilapangan. 1.2.2 Tujuan Khusus a. Melakukan Pengkajian b. Mengidentifikasi Masalah/Diagnosa c. Mengantisipasi Masalah Potensial d. Mengidentifikasi Kebutuhan Segera e. Intervensi f. Implementasi g. Evaluasi

1.3 Ruang Lingkup ASKEB ini dilakukan di Ruang F2 Rumkital Dr. Ramelan Surabaya mulai tanggal 11 juni 2007 sampai 22 juni 2007.

1.4 Metode Penulisan a. Studi pustaka mempelajari ilmu kebidanan fisiologi dan patologis serta manajemen ASKEB b. Studi kasus yang ada pada klien baik subyektif maupun obyektif. c. Pemecahan masalah dengan menggunakan manajemen 7 langkah. 1.5 Sistematika Penulisan 1. Halaman Judul 2. Lembar Pengesahan 3. Kata Pengantar 4. Daftar Isi 5. Bab I : 1.1 Pendahuluan 1.2 Tujuan 1.3 Ruang Lingkup 1.4 Metode Penulisan 1.5 Sistemetika Penulisan 6. Bab II : Tujuan Teori 7. Bab III : Tujuan Kasus 8. Bab IV : Penutup 9. Daftaf Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Karsionoma Serviks Penyakit ini mugkin merupakan yang terpenting diantara penyakit-penyakit alat kandungan lainnya. Disebabkan oleh karena frekuensinya yang tinggi dan akibatnya terhadap penderita biasanya menyerang pada usia 40-60 tahun.Ca Cerviks adalah kanker yang ada pada leher rahim. a. Epidemiologi Diantara tumor ganas ginekologik,kanker serviks uterus masih menduduki di Indonesia. b. Etiologi Sebab langsung dari kanker serviks belum diketahui kejadiannya mempunyai hubungan erat dengan sejumlah kanker ekstrensik, diantaranya yang penting : 1. Jarang ditemui pada perawan (Virgo) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Insidensi lebih tinggi yang kawin dari pada yang tidak kawin. Terutama pada gadis yang coitus pertama atau yang dialami pada usia amat muda (kurang dari 16 tahun). Insiden meningkat dengan tingginya paritas. Jarak persalinan terlampaui dekat. Golongan social ekonomi rendah hygiene,sexual yang jelek. Aktivitas sexsual yang sering berganti-ganti pasangan. Sering dijumpai pada wanita yang mengalami infeksi virus HPV (Human Virus) tipe 16 atau 18. Kebiasaan merokok. c. Tanda dan Gejala Tidak ada tanda dan gejala yang spesifik untuk kanker serviks ini. Gejala yang biasanya terjadi yaitu : Nyeri abdomen dan punggung bagian bawah. d. Jenis Bentuk Patologi Ada 2 jenis bentuk patologi 1. 2. Berasal dari parsio (Cerviks pars Vaginalis) disebut sguamous cell atau epidemoid Ca Berasal dari kanalis Cervikalis disebut adenocarcinoma. Papiloma peringkat I

(prawiroharjo,1999) e. Pemeriksaan Penujang Skrining dengan Smear Papanekolau (pap smear) haris mulai dilakukan pada wanita usia 18 tahun atau ketika melakukan aktivitas seksual.

Makroskopis 1. Stadium Pieklinis Tidak dapat dibedakan dengan carviatis chronica biasa 2. Stadium Permulaan Sering tampak sebagai lesi disekitar ostium externum. Pada batas kedua jenis berdarah. Kadang-kadang permukaannya ditutup oleh pertubuhan yang papiler. 3. Stadium Setengah Lanjut (Muderately Advanced Stage). Telah mengenai sebagian besar porsio atau seluruh bibir porsio. 4. Stadium Lanjut (Advanced Stage). Trjadi kerusakan dari jaringan serviks, sehingga tampak seperti ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah. f. Sistem Tingkatan Figo untuk Kanker Serviks Tingkat I Tingkat IA1 Tingkat IA2 Tingkat IB Tingkat IIA Tingkat IIB Tingkat IIIA Tingkat IIIB : Cancer terbatas pada serviks (perluasan ke korpus diabaikan) : Infasi stroma mikropik minimal. :Tumor yang terdapat pada speciment biopsi kerucut atau histerektomi mencapai kedalaman. : Tumor lebih besar dari pada tingkat IA tetapi ter batas pada serviks. : Tumor invasi ke vagina bagian bawahnya tidak terkena. : Tumor invasi ke parametrium tetapi belum mencapai dinding dinding samping atau menyebabkan hidronefros. : Tumor meluas ke bagian bawah vagina. : Tumor telah meluas kedinding sampai panggul atau telah ada hidronefrosis. epitel, tampaknya sebagai daerah yang granular, keras, lebih tinggi dari sekitarnya dan mudah

Tingkat IVA Tingkat IVB

: Penyebaran tumor ke buli-buli atau rectum dikonfirmasi oleh biopsy. : Penyebaran metastase sampai ke tempat jauh,(misal; kelenjar limfa supraklaviksia atau paru-paru)

g. Sitostatika / Kemoterapi 1. Pengertian Segala bahan atau obat yang dapat menekan pertumbuhan ataupun memetikan sel kanker secara fraksional. 2. Tujuan Penyembuhan terhadap tumor ganas atau neoplasma lainnya. 3. Prisip dalam Statistika a. Pertumbuhan kanker b. Fraksi pertumbuhan : Sel yang aktif membelah merupakan bagian yang dipengaruhi oleh sitostatika. c. Sel membelah menurut cyclus tertentu. 4. Kontra Indikasi Pemberian Kemotherapi a. Absolut - Kehamilan - Ku jelek - Infeksi yang akut - Gangguan system hemoportik

b. Relatif - Usia Lanjut - Gangguan ringan fungsi organ - Penderita tidak kooperatif 5. Komplikasi Paling sering 1. Efek sumsung tulang : Anemia, Lekopenia, dan Trombositopeni.

2. Efek gastrointestinal : Mual, Muntah, Stromatis. 3. Efek pada hati dan ginjal. 4. Ekstra posisi. 5. Pusing. 6. Efek pada paru-paru. 7. Alergi. 6.Faktor yang mempengaruhi respon kemoterapi. 1. Keadaan umum. 2. Skidium penyakit 3. Lokalisasi penyakit. 4. Sensitivitas terhadap obat-obatan. 5. Timbulnya resistensi. 6. Pengobatan sebelumnya. 7. Adanya gangguan fungsi organ. 7. Penatalaksanaan a. Pada stadium I dan II setelah pembedahan adekuat diberikan mefalon 0,2gr/kg BB/hari P.O untuk 5 hari setiap 4-6 minggu sebanyak 18 seri. - Kegagalan pengobatan ini dilanjutkan dengan pemberian CAP (Siklofasmid Adriablastin Platinum).

b. Pada stadium III setelah pembedahan dengan sisa tumor yang minimal diberikan mefalon dengan dosis dan cara yang sama sebanyak 24 hari. - Kegagalan pengobatan ini dilanjutkan Adriablastin Platinum). c. Pada stadium III setelah pembedahan dengan sisa tumor yang banyak atau stadium IV diberikan CAP dengan dosis; - Siklofasmid : 500 mg/m . IV - Adriablastin : 500 mg/m . IV - Platinum : 500 mg/m drip dengan dehidrasi dan dimetika. dengan pemberian CAP (Siklofasmid

Diberikan tiap 21 hari bila keadaan memungkinkan sampai 8 seri. Pemberian kemoterapi dilaksanakan setelah memenuhi persyaratannya. Pada keadaan yang memerlukan pemberian kemotherapi gabungan dengan toksisitas yang lebih rendah, dipertimbangkan pemberian: Mefalon 0,2 mg/kg BB/hari P.O untuk 5 hari setiap 4 minggu sebanyak 24 seri. Platinum 50 mg/m/drip dengan hidrasi dan deuretika diantara pemberian mefalon sebanyak 8 seri. 8. Penatalaksanaan a. Yaitu dengan terapi lokal melalui teopsi, bedah beku, kauterisasi, terapi laser dan konisasi juga histerektomi juga bisa digunakan tergantung pada usia wanita, status anak atau keinginan untuk sterilisasi. b. Kanker Serviks Invasive secara umum ditangani dengan pembedahan atau teraoi radiasi.

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Tanggal MRS : 12 juni 2007 Tanggal 3.1.1 Data Subyektif 1. Biodata Nama Klien : Ny A Nama Suami :Tn O : 13 uuni 2007 Jam : 12 00 WIB Jam : 10 00 WIB

Umur Suku/Bangsa Agama Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

: 36 tahun : Jawa/Indonesia : Islam : Akademi : IRT :Sidoarjo

Umur

: 44 tahun

Status Kawin : Kawin

Status Kawin : Kawin Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Agama Pendidikan Pekerjaan Penghasilan : Islam : SMA : TNI AD :Legi Sidoarjo

Alamat Rumah : Jln. Semoro 01 PP Legi 2. Keluhan Utama

Alamat Rumah: Jln. Semoro 01 PP

Ibu mengatakan ada benjolan divagina dan kadang-kadang terasa nyeri 3. Riwayat Keluhan Sekarang Ibu mengatakan terasa nyeri pada perut bagian bawah dan ibu merasa khawatir pada tanggal 11 juni 2007, jam 23.00 WIB. 4.Riwayat Menstruasi Menarche Siklus Haid Warna Bau : 13 tahun : 28 hari : Merah : Anyir Disminorhea : Sebelum Menstruasi HPHT :-

Teratur/Tidak : Teratur

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu


No 1
Suami Ke

Kehamilan UK Peny9 bln


-

Persalinan Jenis PenySptB -

Tempat
RSAL

Penolong
Dokter

Anak BB/TB 3500/54

H/M
H (12th)

Keadaan
Baik

Nifas Peny-

Laktasi
1,5 th

KB

6. Riwayat Kesehatan Sekarang a. Riwayat yang pernah diderita Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun, menahun, seperti TBC, DM, Asma, Hipertensi, dll. b. Riwayat penyakit keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak mempunyai penyakit menular, menurun, menahun, seperti TBC, DM, Asma, Hipertensi, dll. c. Prilaku kesehatan Ibu mengatakan jika ada keluhan, ibu segera berobat kedokter atau bidan 7. Rirawat psikososial Ibu mengatakan hubungan dengan suami dan keluarga baik. 8. Pola Kehidupan Sehari-hari a. Pola Nutrisi - Sebelum MRS : Ibu mengatakan makan 3x/hari dengan porsi nasi, lauk, minum 8 -9 gelas/hari - Selama MRS b. Pola Eliminasi - Sebelum MRS : Ibu mengatakan BAB 1 kali/hari, BAK 5-6x/hari. - Selama MRS c. Pola Aktifitas - Sebelum MRS :Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti: Menyapu, mengepel, memasak, mencuci, dll. - Selama MRS : Ibu mengatakan selama di Rumah Sakit tidak melakukan cuma tiduran. d. Pola Kebersihan Diri - Sebelum MRS : Ibu mengatakan mandi 2x/hari, ganti baju dan pakaian dalam 2x/hari. - Selama MRS e. Pola Istirahat - Sebelum MRS : Ibu mengatakan tidur siang 1-2 jam, tidur malam 6-8 jam. - Selama MRS f. Pola Seksual - Sebelum MRS : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 2x/minggu. - Selama MRS : Ibu mengatakan tidak pernah melakukan hubungan seksual.. : Ibu mengatakan tidur siang 1 jam, tidur malam 5-6 jam : Ibu mengatakan mandi 1x/hari, ganti baju 1x/hari dang anti celana dalam 2x/hari. apa-apa : Ibu mengatakan BAB , BAK 5-6x/hari. : Ibu mengatkan makan 3x/hari porsi piring dengan bubur, lauk, sayur dan minum 7 8 gelas/hari sayur, dan

3.1.2 Data Obyektif 1. Pemeriksaan Umum Kesadaran : Composmentis KU TB/BB TTV : Cemas : 155 cm/53 kg : TD : 100/60mmHg S : 367 C 2. Pemeriksaan Fisik Rambut Muka - Conjugata - Sklera Mulut - Stomatitis - Gigi : Tidak ada : Tidak caries, gigi palsu (-) : Tidak anemis : Tidak icterus : Rambit bersih, tidak berketombe. N : 80 kali/menit RR : 20 kali/menit

Leher - Pembesaran kelenjar teroid : Tidak ada - Pembesaran struma Payudara - Bentuk - Keluaran Perut - Pembesaran : Tidak ada - Striae : Tidak ada : Simetris : Tidak ada - Puting susu : Menonjol - Kebersihan : Bersih : Tidak ada - pembesaran vena jugularis : Tidak ada

- Bekas luka - Nyeri Vulva - Warna - Luka perut - Keluaran Perineum

: Ada bekas luka : Nyeri abdomen : Keclokatan, kelainan (-) : Tidak ada : Tidak ada

- Varices/ Oedema : ka/ki -/- Kebersihan : Bersih - Luka epis Anus - Hemoroid Ekstrimitas - Atas/Bawah : Oedema/varices -/ Reflek patella 3. Pemeriksaan khusus Pemeriksaan Lab - Leukosit - Hb 3.2 Diagnosa Data Dasar DS : Ibu mengatkan ada benjolan divagina, kadang-kadang terasa nyeri. DO : Kesadaran : Composmentis KU TTV : Cemas : T : 100/60 mmhg S : 367 C N : 80 x/menit RR : 20 x/menit Pemeriksaan Lab - Leukosit : 5000/mm3 Diagnosa/Masalah Dx : Ca Cervix IA Pro Exicisi : 5000/mm3 : 10,5 gr % - Tx : Inj Centri : 2 x 1gr Inj Transamin : 3 x 1amp : ka/ki +/+ : Tidak ada : Tidak ada

- Hb

: 8 gr % Masalah : Cemas

Riwayat Ops th 2007 DS : Ibu mengatakan cemas dan khawatir DO : Ekspresi wajah terlihat murung 3.3 Diagnosa Potensial - Infeksi 3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera 1. HE : Nutrisi Istirahat Pengobatan yang harus dijalani Personal Hygiene 2. Kolaborasi dengan dokter

3.5 Intervensi Tgl/ Jam 13/06/2007 11.00 WIB Diagnosa Dx : Ca Cervik IA PRO EXICISI Intervensi Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan, ibu dapat mengerti dan menerima keadaan saat ini. Kriteria hasil : 1. KU baik 2. Ibu menerima keadaanya 3. Dilakukan terapi 4. Cemas ibu terkurangi Intervensi : Rasional

1. Lakukan pendekatan secara terapeutik 2. Lakikan observasi,KU,TTV 3. Berikan KIE pda ibu tentang : - Pengobatan yang harus dijalani - Hubungan pasien dengan suami

1. Terjadi hubungan yang baik antara pasien dengan petugas kesehatan 2. Mengetahui kesehatan ibu saat ini 3. Diharapkan ibu mengerti - Tentng pengobatan apa saja yang harus dijalani sesuai dengan penyakitnya - Suami dapat memberi dukungan secara psikologis dalam pengobatan

- Personal Hygiene

- Mencegah terjadinya infeksipada genetalia

4. Kolaborasi dengan dokter

4. Antisipasi terjadinya komplikasi dan dalam pemberian terapi 1. Terjadi hubungan yang baik antara pasien dengan petugas 2. Ibu faham tentang gejala Ca Cervik 3. Ibu lebih tenang dan menerima keadaan saat ini

Masalah: Cemas

1. Lakukan pendekatan secara terapeutik 2. Jelaskan tentang gejala Ca Cervik 3. Berikan dukungan moril pada ibu

3.6 Implementasi Tgl/Jam 13/06/2007 Implementasi 1. Melakukan pendekatan terapeutik dengan memberi salam, menanyakan dan

11.30 WIB

mendengar keluhan 2. Melakukan observasi KU : Baik TTV : T : 110/ 70 mmhg S : 36 C N : 80x/menit RR : 20x/ menit 3. Memberikan KIE tentang : - Menganjurkan ibu untuk melanjutkan pemeriksaan rutin pada dokter spesialis, istirahat cukup, memperbaiki asupan gizi ibu. - Menjaga hubungan yang baik dengan suami agar terus memberi dukungan psikologis selama pengobatan. - Menjaga kebersihan genetalia dengan cebok yang benar dan arah depan kebelakangdan air mengalir dan pakai sabun. 4. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberi terapi - Inj Transamin 3 x 1 amp - Inj Ceftri 2 x 1 amp Masalah : Cemas 1. Melakukan pendekatan terapeutik dengan menenangkan pasien dengan menjelaskan penyakitnya. 2. Menjelaskan gejala Ca Cervik Nyeri abdomen Punggung bagian bawah

3. Memberikan dukungan moril pada ibu agar lebih tenang dan menerima keadaan saat ini.

Evaluasi Tgl S O : 13 Juni 2007 : Kesadaran : Composmetris Jam : 13.00 WIB : Ibu mengatakan tidak khawatir setelah mendapat penjelasan dari dokter

KU TTV

: Baik :T S : 110/70 mmhg : 36 C N : 80x/ menit RR : 20x/menit

A P

: Ca Cervik. IA Pro Exicisi : - Rencana dilanjutkan Dilakukan operasi

Masalah : Cemas S O : Ibu mengatakan mengerti dan menerima keadaan saat ini : Kesadaran TTV : Composmetris :T S A P : 110/70 mmhg : 36 C N : 80x/ menit RR : 20x/menit : Ca Cervik IA Pro Exicisi : Beri dukungan moril pada ibu BAB IV KESIMPULAN Dari berbagai uraian masalah penerapan managemen kebidanan dalam memberi Asuhan Kebidanan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam melakukan pengkajian, diperlukan komonikasi terapeutik yang baik dengan klien shingga dapat diperoleh data yang lengkap. 2. Dengan menganalisa data secara cermat maka akan dibuat diaknosa masalah. 3. Dalam menyusun rencana tindakan Asuhan Kebidanan tidak mengalami kesulitan jika kerja sama yang baik dengan klien. 4. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan prioritas masalah didasarkan perencaan tindakan yang disusun. 5. Evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan merupakan penilaian tentang Kebersihan Asuhan Kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA Prawiroharjo. Sarwono,. Ilmu Kandungan Yayasan Bina Pustaka, Jakarta : 1999 Ginekologi. UNPAD : Bandung Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi,hal 161-162

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN KATA PEGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Ruang Lingkup 1.4 Metode Penulisan 1.5 Sistematika penulisan BAB II

LANDASAN TEORI Karsinoma Serviks BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian Data Subyektif Data Obyektif Diagnosa Diagnosa Potensial Identifikasi Kebutuhan Segera Intervensi Implementasi Evaluasi BAB IV KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

You might also like