You are on page 1of 5

9 Kierans Questions ANALISIS DAMPAK / KONTRIBUSI INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI PROPINSI JAWA TENGAH

1. Apa permasalahan penelitian yang ingin diteliti Bagaimana dampak pembangunan infrastruktur terhadap perekonomian di propinsi Jawa Tengah, dilihat dari sisi output atau pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat? pembangunan infrastruktur apa yang perlu lebih diprioritaskan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah mengingat keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh Pemerintah Propinsi Jateng dengan melakukan simulasi kebijakan alokasi pembangunan infrastruktur? 2. Mengapa permasalahan penelitian ini penting untuk diteliti pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh akumulasi modal berupa investasi pada tanah, peralatan, sarana dan prasarana, SDA, SDM secara kuantitas dan kualitas, kemajuan teknologi, akses informasi, inovasi dan kemampuan pengembangan diri serta budaya kerja (todaro,2000). Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu wilayah tidak terlepas dari adanya peran infrastruktur. Hal itu dikarenakan untuk menciptakan dan meningkatkan kegiatan atau aktivitas perekonomian wilayah diperlukan untuk mempercepat pembangunan ekonomi berkelanjutan (propenas,2004). pembangunan infrastruktur dapat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada peningkatan pendapatan perkapita penduduk. Keberadaan infrastruktur dapat meningkatkan produktivitas dan hasil (output) bagi penduduk, dimana infrastruktur dapat mempermudah dan meningkatkan intensitas kegiatan ekonomi. PDB dalam pembangunan sektor infrastruktur dapat menggambarkan ketersediaan tenaga listrik, telekomunikasi, jalan aspal serta akses terhadap air bersih, sehingga diharapkan akan bermanfaat bagi masyarakat miskin. Pertumbuhan PDB indonesia yang saat ini masih berkisar antara 4-6 % diperkirakan terjadi akibat minimnya investasi serta buruknya kondisi infrastruktur, terlebih setelah badai krisis 2008-2009 (world bank,2004). Di Propinsi Jawa Tengah, peran pembangunan infrastruktur cukup penting. BPS, dalam Jawa Tengah dalam Angka 2009 mencatat bahwa jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. pembangunan infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong peningkatan produktivitas berbagai faktor produksi serta menunjang distribusi komoditi ekonomi dan ekspor. Keberadaan infrastruktur yang terabaikan dapat mengakibatkan penurunan produktivitas berbagai faktor produksi sehingga mengganggu jalannya roda perekonomian. pertumbuhan ekonomi menuntut ketersediaan infrastruktur yang memadai seperti jalur transportasi, pasokan listrik, dan air serta fasilitas telekomunikasi dengan jaringan yang lebih luas. kegagalan dalam menyediakan kebutuhan infrastruktur ini akan berdampak dan memperkuat landasan

langsung pada perekonomian. Oleh karenanya, dengan keterbatasan sumber daya yang ada, pemerintah harus cermat menentukan alokasi investasi infrastruktur yang dibangun. Disisi lain perekonomian Jawa Tengah yang disokong oleh 3 sektor utama, yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor pertanian, meskipun cenderung meningkat namun faktanya masih berada dibawah pertumbuhan ekonomi nasional dan relatif lebih rendah dibanding propinsi lain di pulau Jawa. Sebagaimana yang terlihat pada Tabel di bawah ini, dapat diketahui bahwa selama kurun waktu 2006-2010 Propinsi Jawa Tengah mengalami pertumbuhan rata-rata hanya sebesar 5,50 %, di bawah pertumbuhan ekonomi nasional (rata-rata 5,73%). Mengingat kondisi geografis dan potensi sumber daya alam yang relatif sama dengan propinsi lain di pulau jawa, seharusnya Propinsi Jawa Tengah mampu mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik lagi. letak Propinsi Jateng yang berada di tengah juga tentunya memiliki nilai strategis tersendiri dalam pembangunan perekonomian daerah. Tabel 1. Laju Pertumbuhan PDRB enam propinsi di pulau Jawa Tahun 2006 - 2010 Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2006 5.95 6.02 5.33 3.70 5.80 5.57 5.50 2007 6.44 6.48 5.59 4.31 6.11 6.04 6.35 2008 6.23 6.21 5.61 5.03 6.16 22.53 6.01 2009 5.02 4.19 5.14 4.43 5.01 4.69 4.63 2010 6.51 6.09 5.84 4.87 6.68 5.94 6.20

No 1 2 3 4 5 6 7

Provinsi DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten nasional

rata-rata 2006-2010 6.03 5.80 5.50 4.47 5.95 8.95 5.73

Sumber : BPS diolah.

Pentingnya peran infrastruktur di Jawa Tengah semakin nyata dengan ditetapkannya pulau jawa sebagai koridor industri dan jasa nasional dalam Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia yang telah dicanangkan pemerintah pada 27 mei 2011 lalu. Dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan konomi Indonesia (MP3EI) disebutkan bahwa Koridor Ekonomi Jawa yang akan dikembangkan menjadi pendorong industri dan jasa nasional, memiliki beberapa hal yang harus dibenahi, antara lain : Tingginya tingkat kesenjangan PDRB dan kesenjangan kesejahteraan di antara provinsi di dalam koridor; Pertumbuhan tidak merata sepanjang rantai nilai, kemajuan sektor manufaktur tidak diikuti kemajuan sektor-sektor yang lain; Kurangnya investasi domestik maupun asing; Kurang memadainya infrastruktur dasar.

Sejalan dengan rencana Pemerintah dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan konomi Indonesia (MP3EI) tersebut, Propinsi Jawa Tengah pun terus melakukan percepatan pembangunan infrastruktur yang diharapkan dapat memberikan efek ganda (multiplier effect) dalam percepatan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Data dari APBD-P 2011 menunjukkan alokasi dana percepatan khusus untuk pembangunan infrastruktur tahun 2011 sebesar Rp3,10 triliun.

Pada tahun 2011, Propinsi Jawa Tengah termasuk dalam tujuh pemenang bersama Aceh, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara dan Sumatera Barat dalam pemilihan provinsi terbaik di bidang investasi melalui Program Regional Champions of Investment Award Tahun 2011 yang diselenggarakan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Dalam Investment award 2011 tersebut dukungan infrastruktur menjadi salah satu aspek penilaian disamping indikator ekonomi, proyek-proyek investasi yang ditawarkan, iklim investasi, ketersediaan sumber daya manusia dan sumber daya alam.

Dari paparan di atas penulis merasa tertarik untuk mengkaji sejauh mana dampak / kontribusi ketersediaan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi pendapatan masyarakat. Propinsi Jawa Tengah dan

3. Perbedaan dalam literatur yang sudah ada Beberapa penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan analisis pengaruh/kontribusi infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi antara lain : World Bank (1994) menyebutkan elastisitas PDB (Produk Domestik Bruto) terhadap infrastruktur di suatu negara adalah antara 0,07 sampai dengan 0,44. Irianto (2006) meneliti tentang dampak pembangunan infrastruktur, human capital, keterbukaan perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Hasil penelitian mendapatkan nilai elastisitas yang positif pada ketersediaan jalan dan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Jalan mempunyai nilai elastisitas sebesar 0,079 dan listrik mempunyai nilai elastisitas sebesar 0,068. Setiadi (2006) meneliti tentang pengaruh pembangunan infrastruktur dasar terhadap pertumbuhan ekonomi regional Indonesia pada 8 propinsi di Sumatera dengan menggunakan variabel jalan, listrik, telepon, investasi, dan indeks pendidikan. Hasil penelitian mendapatkan nilai elastisitas yang negatif pada ketersediaan jalan dan nilai elastisitas yang positif pada listrik terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera. Jalan mempunyai elastisitas sebesar - 0,0135 dan listrik mempunyai nilai elastisitas sebesar 0,067. Amrullah (2006) meneliti tentang pengaruh infrastruktur terhadap pembangunan ekonomi regional di Indonesia dengan menggunakan data tahun 1994 sampai dengan tahun 2002. Penelitian ini membahas signifikansi pengaruh pembangunan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia dengan menggunakan analisis ekonometrik data panel. Variabel infrastruktur yang digunakan pada penelitian ini adalah infrastruktur ekonomi yakni jalan, listrik, telepon dan air minum. Variabel independen lain yang diperhitungkan adalah

variabel krisis ekonomi dan otonomi daerah. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pembangunan infrastruktur dengan pertumbuhan ekonomi regional yang diwakili oleh pendapatan perkapita penduduk. Uji Agung Santoso (2011), meneliti tentang dampak pembangunan infrastruktur terhadap perekonomian di provinsi Jawa-Barat. Penelitian ini membahas dampak pembangunan infrastruktur terhadap perekonomian di propinsi jabar, dilihat baik dari sisi output atau pertumbuhan ekonomi, pendapatan masyarakat, maupun penyerapan tenaga kerja. Dampak yang dilihat adalah dampak dari pembangunan infrastruktur dalam rencana eksisting di Propinsi Jabar dan simulasi kebijakan alokasi pembangunan infrastruktur. penelitian ini mengupdate tabel IO jabar 2003 menjadi 2009. Setelah itu dilakukan analisis sehingga diketahui dampak pembangunan infrastruktur pada perekonomian jabar. Dan mampu memperkirakan dampak pembangunan infrastruktur bagi perekonomian jabar. variabel data yang digunakan: tenaga kerja atau kesempatan kerja, nilai tambah, pendapatan, PDRB, jumlah penduduk dan variabel alin dalam kurun 2003-2009. Perbedaan dalam penelitian ini, terletak pada tempat penelitian. Pada penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian lebih banyak ditujukan di wilayah negara atau wilayah pulau, sementara dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada tingkat propinsi Jawa Tengah. 4. Pendekatan metodologi Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui pendekatan kuantitatif dengan data sekunder. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis dampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Data sekunder berasal dari BPS, antara lain : tenaga kerja atau kesempatan kerja, nilai tambah, pendapatan, PDRB. 5. Metode untuk menjawab permasalahan penelitian metode analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan/ hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan metode input-output. 6. Antisipasi atas kendala penelitian data-data yang ada diolah dengan menggunakan metode input-output. 7. Harapan dari penelitian mengetahui dampak pembangunan infrastruktur terhadap perekonomian propinsi Jawa Tengah yang menyangkut peningkatan output/pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat. mengetahui jenis infrastruktur yang berdampak lebih optimal terhadap perekonomian Jawa Tengah. mengetahui kebutuhan anggaran yang ditujukan untuk pembangunan infrastruktur agar dapat berpengaruh signifikan terhadap perekonomian Jawa Tengah dengan melakukan simulasi kebijakan alokasi pembangunan infrastruktur.

dengan mengetahui dampak pembangunan infrastruktur terhadap ekonomi Jawa Tengah, maka bisa sebagai bahan masukan dan rekomendasi dalam perencanaan pembangunan infrastruktur daerah.

8. Validasi temuan Dengan membandingkan hasil penelitian dengan penelitian terdahulu, serta teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. 9. Implikasi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para pengambil kebijakan dalam pembangunan daerah, khususnya Pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Menjadi masukan bagi penelitan selanjutnya, dan bagi pengembangan ilmu pengetahuan ekonomi.

You might also like