You are on page 1of 6

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER KULIT

1. Anatomi dan Fisiologi kulit Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang terdiri atas lapisan epidermis, dermis dan subkutis. Epidermis terdiri atas beberapa lapis lagi. Paling atas adalah lapisan tanduk (stratum korneum). Berturut-turut di bawahnya stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale (terdiri atas sel keratinosit dan melanosit). Adapun lapisan dermis mempunyai dua bagian yaitu pars papilare dan pars retikulare. Lapisan kulit paling bawah adalah subskutis yang dibentuk oleh jaringan lemak. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening.Selain lapisan-lapisan di atas, kulit juga terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku. Semuanya itu disebut adneksa kulit. Kelenjar kulit terletak di lapisan dermis yang terdiri atas kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar palit (glandula sebasea). Rambut terdiri atas bagian yang berada di bawah kulit (akar rambut) dan yang di atas kulit (batang rambut). Sedangkan kuku merupakan penebalan lapisan tanduk di ujung-ujung jari tangan dan kaki. ( www.kankerkulit.com diakses 23 desember 2010 ).

Kulit merupakan organ yang paling luas permukaan nya yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia. Fungsi kulit : Sebagai proteksi. Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis dan mekanis. Sebagai proteksi rangsangan kimia. Dapat terjadi karena sifat stratum kornium yang impermiabel terhadap berbagaizat kimia dan air. Fungsi absorsi. Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan ,dan benda padat tetapi larutan yang mudah menguap mudah di serap begitu juayang larut dalam lemak. Fungsi kulit sebagai pengatur panas. Fungsi ekskresi. Kelenjar kulit mengeluarkan zat zat yang tidak berguna lagi atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl dan amoniak. Fungsi persepsi.kulit mengandung ujung ujung syaraf sensorik di dermis dan sub kutis respon terhadap rangsangan panas di perankan oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin di perankan oleh dermis perabaan diperan kan oleh papila dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan di perankan oleh epidermis . ( syarifudin,2006 : 314 -316 ).

Kulit terdiri atas dua lapisan epidermis dan dermis di bawah nya meskin secara teknis bukan bagian kulit, hipodermis berada di bawah dermis. Kulit melakukan berbagai fungsi : Perlindungan diberi oleh kulit dari invansi biologi, kerusakan kulit dan radiasi ultra violet Sensasi sentuhan rasa sakit dan panas di berikan oleh ujung syaraf Termoregulasi ( pengaturan suhu) di tunjang melalui berkeringat dan pengaturan aliran darah yang melewati kulit Metabolisme vitamin D ada di kulit Penyimpanan darah yang dapat di pindahkan kebagian tubuh yang lain ketika di perlukan terjadi di dalam kulit Eksresi/ pengeluaran garam dan sejumlah zat sisa ( amoniak dan urea) terjadi dalam produksi keringat. ( Anatomi dan Fisiologi,Phillip E.Pack,Ph.D :2007 hal 54 55).

2. Pengertian

Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal dan tidak terkontrol sehingga bisa mengganggu dan merusak sel-sel jaringan lain. (www.nutritionist-to-be %23Patofisiologi - Sel Kanker.com di akses 23 desember 2010)

Kanker kulit nonmalenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika Serikat, dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan 70 80% dari semua kanker kulit nonmalenoma. Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) walaupun hanya merupakan 20% dari semua kanker kulit nonmalenoma, lebih bermakna karena kemampuan metastasinya. Angka insidensi meningkat secara dramatis sejak dekade terakhir ini. Walaupun lebih sering terjadi pada laki-laki, sejak tahun-tahun terakhir perbedaan jenis kelamin ini menjadi kurang menonjol. (Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam hal. 2073) Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma (KKNM). (www.kankerkulit.com diakses tanggal 23 desember 2010 ). Melanoma maligna adalah tahi lalat atau bercak kecoklatan kulit yang ganas dan merupakan kanker kulit yang paling berbahaya. Kanker ini berkaitan dengan pajanan yang berlebihan terhadap radiasi ultra violet paling sering menyerang individu berkulit terang dan berambut pirang atau merah. Penyakit ini ditandai perubahan dalam warna, bentuk dan ukuran tahi lalat atau tahi lalat yang berdarah atau gatal. Prognosis bergantung pada ketebalan breslow penetapan stadium yang melibatkan penetuan status kelenjar limfe dengan biopsi kelenjar sentinel. Karsinoma sel basal atau ulkus rodens merupakan kanker kulit yang paling sering penyakit ini umum nya terkalit dengan pajanan terhadap sinar matahari yang berlansung bertahun tahun. Misalnya individu yang bekerja di luar ( pekerja bangunan) atau mereka yang berkulit terang dan tinggal di dekat khatulistiwa meskipun menyebabkan kerusakan lokal yang luas namaun kanker ini tidak pernah bermetatastis. Karsinoma sel skuamosa adalah sel kanker

invasit yang jika di biarkan dapat bermetastatis. Terapi kanker ini mungkin eksisi yang luas. ( eksklopedia keperawatan: 2009 hal 334 335). Etiologi Penyebab karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa adalah multifactor, dengan faktor lingkungan dan pejamu berperan penting. Factor pejamu selain usia dan jenis kelamin adalah keturunan Celtic, warna kulit terang, kecenderungan mudah terbakar sinar matahari, radiodermatitis, luka bakar termal, serta jaringan parut dan ulkus kronik tertentu. Beberapa penyakit herediter dikaitkan dengan kanker kulit (mis. Xeroderma pigmentosum). Di antara penyebab lingkungan, pajanan sinar matahari, terutama spectrum ultraviolet B (UV-B), tampaknya merupakan factor yang paling bermakna. Banyak terdapat bukti yang menunjang peran pajanan UV-B kronik pada kulit dalam pathogenesis kanker kulit. Insidensi tumor ini meningkat seiring dengan penurunan garis lintang. Sebagian besar tumor timbul di bagian tubuh yang terpajan matahari di kepala dan leher dan lebih sering di sisi kiri di Amerika Serikat dan di sisi kanan di Inggris, mungkin berkaitan dengan pajanan asimetrik sewaktu mengendarai mobil. Insidensi yang lebih tinggi terjadi pada individu yang bekerja di luar rumah. Seiring dengan semakijn menipisnya lapisan ozon protektif, dapat diperkirakan akan terjadi peningkatan insidensi kanker kulit. Di antara karsinogen kimia, arsen adalah yang terpenting. Pajanan biasanya melalui obat atau air sumur. Kanker kulit pada individu yang terkena mungkin dijumpai dengan atau tanpa tanda arsenisme kronik di kulit. Pasien transplantasi yang mendapat terapi imunosupresif kronik sangat rentan terhadap karsinoma sel skuamosa. Frekuensi kanker kulit setara dengan lama imunosupresif dan tingkat pajanan matahari. Papilomavirus manusia (HPV) dan UV-B dapat berfungsi sebagai kokarsinogen. Kanker kulit tidak jarang ditemukan pada pasien yang terinfeksi oleh HIV dan mungkin lebih agresif dalam situasi ini (lihat bab. 279). Seiring dengan meningkatnya harapan hidup pasien HIV, kanker kulit mungkin juga akan semakin menjadi masalah. (Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam hal. 2073) Penyebab lain karsinoma basal adalah pengobatan radiologi sebelumnya menyembuhkan penyakit kulit lain, kontak dengan arsen, dan gangguan genetik yang jarang ( xeroderma, pigmentorsum dan sindrom karsinoma sel basal nevoid). Sinar ultra violet panjang UVA yang di pancarkan oleh alat yang membuat kulit kecoklatan seperti terbakar sinar matahari dan juga merusak epidermis dan di anggap sebagai karsinogenik. Karsinoma sel skuamosa secara khas muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari dengan keratosis aktinik multifel. Sinar

matahari merupakan faktor etiologi utama sel skuamosa. Kebayakan melanoma maligna timbul pada usia 40 70 tahun tetapi ada peningkata usia 20 40 tahun. ( patofisiologi, Sylvia A.Price : 2006 hal 1456 -1458 ). Karsinoma sel basal adalah keganasan yang berasal dari sel basal epidermis. Terdapat beberapa tipe klinis karsinoma sel basal. Yang tersering adalah karsinoma sel basal nodululseratif, yang berawal sebagai nodus kecil berkilap seperti lilin, sering memperlihatkan pembuluh telangiektatik di permukaannya. Ukuran nodus membesar perlahan dan mungkin mengalami ulserasi di bagian tengahnya. Dapat ditemukan melanin dalam jumlah bervariasi di dalam tumor. Karsinoma sel basal dengan penimbunan pigmen dalam jumlah besar membentuk karsinoma sel basal pigmen. Walaupun secara klinis tidak lebih agresif daripada varian nodululseratif, tumor ini seperti dikira melanoma maligna. Karsinoma sel basal morfeaformis (fibrosa) bermanifestasi sebagai plak soliter yang datar atau sedikit cekung, berindurasi, dan keputihan atau kekuningan. Batas biasanya tidak jelas. Dari varian karsinoma sel basal, varian ini adalah yang paling agresif dan cenderung kambuh. Karsinoma sel basal superficial terdiri dari satu atau beberapa plak eritematosa berskuamosa yang membesar perlahan. Walaupun lebih sering ditemukan di badan dan ekstremitas, kepala dan leher juga dapat terkena. Lesi dapat disangka dermatosis meradang yang jinak, terutama eczema numularis dan psoriasis. (Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam hal. 2073) Karsinoma sel skuamosa (KSS) kulit primer adalah neoplasma maligna dari sel epidermis yang mengalami keratinisasi. Tidak seeprti karsinoma sel basal, yang memiliki potensi metastasis yang sangat rendah. Karsinoma sel skuamosa dapat bermetastasis dan tumbuh cepat. Gambar klinis karsinoma sel skuamosa sangat bervariasi. Umumnya muncul sebagai nodus bertukak atau erosi superficial di kulit atau bibir bawah, tetapi lesi juga dapat berupa papula atau plak verukosa. Tidak seperti karsinoma sel basal, jarang dijumpai telangiektasia di atasnya. Batas tumor mungkin tidak jelas, dan dapat berupa terjadi fiksasi ke jaringan di bawahnya. Karsinoma sel skuamosa kulit dapat muncul di bagian tubuh mana saja tetapi biasanya terdapat di kulit yang mengalami kerusakan akibat pajanan matahari. Karsinoma sel skuamosa memiliki beberapa bentuk pramaligna (keratosis aktinik, keilitis aktinik, dan sebagian kornu kutaneum) dan bentuk in situ (mis. Penyakit Bowen) yang terbatas di epidermis. Keratosis aktinik (KA) dan keilitis adalah papula dan plak hiperkeratotik yang timbul di daerah terpajan sinar matahari. Walaupun potensi mengalami degenerasi maligna rendah

risiko karsinoma sel skuamosa meningkat seiring dengan pertambahan jumlah lesi. Penyakit Bowen tampil sebagai plak eritematosa berskuama yang terdapat di kulit yang terpajan matahari maupun yang tertutup. Terdapat silang pendapat mengenai keterkaitan penyakit Bowen, dengan keganasan alat dalam; namun, bukti-bukti terakhir mengisyaratkan tidak adanya hubungan bermakna bila factor predisposisi lain (mis. Arsen) tidak ada. Terapi lesi pramaligna dan lesi in situ mengurangi risiko penyakit invasif. (Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam hal. 2074)

You might also like