Professional Documents
Culture Documents
I.
Data Umum 1. Inisial Kepala Keluarga (KK) 2. Jenis Kelamin 3. Pekerjaan 4. Pendidikan 5. Alamat 6. Komposisi Keluarga : Bpk. B : Laki-laki : Buruh Bangunan : SMA : Dusun II Desa Sungai Rambutan :
No 1
Nama Nenek N
JK P
Umur 80 th
2 3 4
L P L
36 th 29 th 10 th
SMA SMA SD
An.J
Anak Kandung
5 th
Belum Sekolah
Keterangan : : Laki-laki
: Perempuan
: Garis pernikahan
: Garis keturunan
7. Tipe Keluarga : Keluarga besar (extendeed family) yang terdiri dari Ayah, Ibu, 2 orang Anak dan 1 orang Nenek 8. Suku Bangsa : Bpk. B berasal dari desa Sungai Rambutan, sedangkan Ibu Y berasal dari
bekerja sebagai buruh bangunan di daerah Jakabaring palembang. Dengan penghasilan rata-rata perbulan Rp. 1.500.000,-. Ibu Y bekerja sebagai ibu rumah tangga dan juga sebagai penjaga sekaligus pemilik toko kelontongan sederhana miliknya. Sedangkan Nenek S merupakan istri dari pensiunan pegawai PT Kereta Api yang punya penghasilan sendiri dari gaji pensiunan almarhum suaminya yang berkisar Rp. 900.000,11. Aktivitas rekreasi : Kalau akhir sabtu minggu, anak-anak dari Tn B kadang bermain di rumah
mertua Tn.B di Jakabaring. Kalau saat berkumpul bersama di rumah, keluarga juga kadang pergi jalan-jalan ke kota Palembang untuk berbelanja atau pergi ke tempat rekreasi seperti Water Fun di Jakabaring. Anak-anak juga biasanya bermain di sekitar rumah. 12. Kesimpulan poin 10-11 : Keluarga Bapak B termasuk keluarga sejahtera tahap I
II. Riwayat Dan Tahapan Perkembangan Keluarga 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Keluarga Bapak B termasuk dalam keluarga anak usia sekolah
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini Semua sudah terpenuhi, hanya saja ada yang belum terlaksana dengan optimal seperti menyesuaikan penghasilan dengan pengeluaran tambahan.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti Ibu Y mengatakan seluruh anggota keluarga saat ini dalam keadaan sehat semua. Hanya saja An.J yang mengalami gangguan kesehatan yaitu flu sudah 3 hari ini. Karena anak J sering mandi di air rawa depan rumahnya. Sehari kadang 3x. Walaupun sudah di marah oleh Ibu Y masih saja Anak J bermain dan mandi di rawa tersebut. Nenek S sekarang mengalami penurunan fungsi pendengaran, jadi diperlukan suara yang cukup keras untuk berbicara dengannya. Dulunya Nenek S menderita hipertensi, tetapi sekarang tekanan darahnya sudah dalam batas normal.
4. Riwayat keluarga sebelumnya Terdapat riwayat penyakit keturunan dari pihak mertua (Nenek S) yang memiliki riwayat penyakit keturunan, yaitu hipertensi. Tapi sekarang kondisi tekanan darah Nenek S sudah dalam batas normal.
III. Lingkungan 1. Karakteristik rumah: Luas rumah yang ditempati : 300 m2 Jumlah ruangan dan kamar : 2 kamar tdur, 1 dapur, 1 ruang tamu, 1 ruang santai untuk menonton TV keluarga. Ventilasi dan pencahayaan : terdapat jendela di ruang keluarga, ruang tamu, dan kamar tidur serta dapur. Ventilasi/jendela cukup untuk penerangan karena jumlahnya yang banyak dan selalu dibuka pada pagi hari sehingga pencahayaan di rumah cukup terang dan sirkulasi udara juga cukup baik. Sumber air : sumur Lantai rumah : terbuat dari kayu Kondisi rumah : merupakan rumah panggung (atap rumah terbuat dari seng dengan dinding rumah terbuat dari kayu) Kondisi lingkungan sekitar rumah : Rumah keluarga Bapak B memiliki WC yang terletak disamping rumah. Memiliki sumur yang terletak dibelakang rumah, sekaligus tempat untuk mandi. Disamping rumah juga terdapat bekas kandang sapi, tapi sekarang sudah tidak terawat lagi. Di depan rumah terdapat toko kelontongan miliknya dan bersebelahan dengan rawa yang kadang dijadikan tempat mandi dan bermain anak-anaknya.
Denah rumah :
T e m p a t d u d u k
Ruang Tamu
Ruang Keluargatidur
Kamar tidur
Kamar tidur
Dapur
2. Karakteristik tetangga dan komunitas: Rata-rata jarak antar satu rumah dengan rumah lainnya sekitar 5-10 meter. Hampir semua rumah keluarga memiliki sumur buatan dan dikelilingi dengan air rawah yang kualitas airnya kotor. Kalau dimusim hujan terkadang sumur mereka terendam karena ketinggiannya sama rata dengan air rawa. Kalau terjadi seperti itu mereka mengandalkan air galon yang mereka beli yang digunakan baik untuk minum maupun untuk keperluan lainnya seperti mandi. Komunitas yang ada didusun 2 rata-rata mempunyai pekerjaan semua. Para pria mayoritas
bekerja sebagai buruh pabrik minyak dan pegawai Kereta Api. Sedangkan para wanita baik itu ibu rumah tangga dan remaja putri bekerja sebagai petani. Fasilitas kesehatan yang terdekat dari pemukiman adalah puskesmas pembantu yang jaraknya tidak terlalu jauh 700 m.
3. Mobilitas geografis keluarga: Keluarga Bpk B menetap di dusun II sungai rambutan, yang merupakan rumah milik kedua orangtuanya. Tapi kalau hari sabtu dan minggu keluarga Bpk B kadang pergi ke Jakabaring Palembang menuju rumah mertuanya (orang tua dari Ibu Y).
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Keluarga Bpk B termasuk keluraga yang berperan aktif dalam masyarakat. Itu terbukti dari Ibu Y yang telibat sebagai kader posyandu dan Ketua Pokjakes yang dibentuk oleh mahasiswa praktikan ners 2007 baru-baru ini.
5. Sistem pendukung keluarga Sistem pendukung keluarga adalah Bpk B (kepala keluarga) sebagai pengambil keputusan masalah yang ada di keluarga. Tapi bila ada masalah dalam keluarga akan selalu dibicarakan untuk didiskusikan solusinya secara bersama-sama dengan istri dan Nenek S.
IV. Struktur Keluarga 1. Pola komunikasi keluarga: Ibu Y mengatakan dalam keluarga saling terbuka satu sama lain. Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan secara 2 arah. Dan selalu didiskusikan secara bersama-sama dalam memecahkan masalah. Bapak B sebagai kepala keluarga berperan untuk mengambil keputusan. Nenek S sesekali juga dilibatkan dalam pemecahan masalah walaupun diperlukan suara yang cukup keras tiap kali mau berbicara dengannya, karena Nenek S sudah mengalami penurunan fungsi pendengaran.
2. Struktur kekuatan keluarga: Ibu Y mengatakan pemegang keputusan keluarga adalah Bapak B, tetapi tetap saja berkomunikasi atau meminta pendapat dengan Ibu Y dan Nenek S.
3. Struktur peran: Bapak B adalah kepala keluarga dan bekerja sebagai buruh pabrik. Bekerja dari pagi sampai sore untuk mencari nafkah. Ibu N adalah seorang ibu rumah tangga yang mengasuh dan mendidik anak di rumah, sekaligus bersama nenek S menjaga toko miliknya sehingga mempunyai peran ganda karena ikut mencari nafkah untuk keluarga. Anak B dan J berperan sebagai anak. Anak B sudah bersekolah SD, sedangkan Anak J belum bersekolah.
4. Nilai dan norma budaya: Keluarga Bapak B menerapkan aturan-aturan yang sesuai dengan nilai agama yang dianut dan norma yang berlaku di masyarakat tempat tinggalnya. Bila ada anggota keluarga yang sakit maka tindakan pengobatan yang dilakukan pertama kali adalah membeli obat di toko, bila penyakit tidak dapat diatasi atau tidak membaik baru akan dibawa ke puskesmas atau bidan terdekat.
IV. Fungsi keluarga 1. Fungsi ekonomi Bapak. B bekerja sebagai buruh pabrik. Setiap hari pergi bekerja dari pagi sampai sore. Ibu Y mengatakan penghasilan yang didapatkan dari Bapak B cukup untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Ibu N juga membantu mencari penghasilan tambahan dengan menjual barang-barang sembako dari toko miliiknya. Ibu Y mengaku peghasilan mereka selama ini cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik untuk liburan, berobat dan kegiatan lainnya. Sedangkan Nenek S mempunyai penghasilan sendiri yaitu memanfaatkan gaji pensiunan almarhum suaminya yang merupakan pensiunan pegawai PT Kereta Api.
2. Fungsi sosialisasi Fungsi sosialisasi dari keluarga Bapak B sangat baik, karena mereka berperan aktif dalam kegiatan di masyarakat. Keluarga bapak B tidak pernah melarang anak-anak untuk bermain di
luar rumah dan disekitar rumahnya dengan teman-teman mereka. Ibu R mengatakan keluarga mereka mempunyai hubungan yang baik dengan tetangga dan warga sekitar.
3. Fungsi pendidikan Keluarga Bapak B menekankan pentingnya pendidikan. Anak B (sulung) bersekolah di bangku SD kelas 4. Sedangkan anak R (bungsu) belum mendapatkan kesempatan untuk bersekolah karena belum cukup umur untuk sekolah SD. Sebenarnya Ibu Y ingin sekali memasukkan Anak J kedalam PAUD, tetapi terkendala yang sangat jauh jarak antara rumah dan PAUD, PAUD nya terletak di dusun I Sungai Rambutan. Sehingga tidak memungkinkan menyekolahkan anaknya di PAUD tersebut.
4. Fungsi afektif Semua anggota Bapak B saling menyayangi satu sama lain, jika ada yang sakit atau mengalami kesusahan maka akan saling membantu dan bila keadaan tidak terlalu bak maka akan segera dibawa ke puskesmas dan bidan terdekat.
5. Fungsi perawatan keluarga 1) Mengenal masalah kesehatan Ibu Y mengatakan anaknya sering terkena batuk pilek dan demam. Ibu Y anaknya sering mandi dan bermain di air rawa depan rumahnya. Ibu Y sudah sering mengingatkan anaknya untuk tidak mandi disana, karena kondisi airnya sangat kotor, tidak baik untuk kesehatan tetapi masih saja anaknya mandi dan bermain di air rawa tersebut. Ibu Y juga berperan sebagai kader posyandu dan Ketua Pokjakes sehingga sedikit banyak Ibu Y juga mengetahui tentang masalah kesehatan terutama penyakit yang sering diderita anaknya. Ibu Y juga mengatakan anak B sulit untuk makan. Anak B sering jajan, makan makanan kecil yang ada di toko miliknya.
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan Jka ada anggota keluarga yang sakit, maka ibu Y memberikan obat yang tersedia pada anggota keluarga yang sakit. Tentunya obat tersebut adalah obat yang biasa dan familiar di keluarga Ibu Y, seperti Ibu Y sudah hapal kalau anaknya batuk dan flu dikasih coldrexin. Jika tidak sembuh, baru dibawa ke tempat fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat misalnya pustu atau bidan terdekat. Bidang yang sering dikunjugi biasanya bidan yang ada di timbangan. Ibu Y juga pernah berniat membawa Anak J kalau sakit terus ke Dokter spesialis anak di Kertapati Palembang, tapi anak J tidak mau, jadi hanya di bawa ke bidan di Timbangan.
3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit Menurut pengakuan Ibu Y, jika anggota keluarga sakit maka Ibu Y yang merawat dan menjaga. Apalagi ibu Y merupakan kader posyandu, jadi sedikit banyak mengetahui permasalahan umum penyakit anaknya seperti batuk pilek. Bila tidak sembuh atau tidak membaik baru dibawa ke puskesmas atau bidan.
4) Kemampuan keluarga memelihara atau memodifikasi lingkungan rumah yang sehat Ibu N mengaku dia rajin membersihkan rumahnya. Setiap hari dia menyapu rumah. Membuang sampah pada tempatnya dan selalu membersihkan lingkungan sekitar rumahnya.
5) Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada Menurut pengakuan ibu N, saat kedua anaknya masih kecil selalu dibawa ke posyandu dan diberi imunisasi lengkap. Apalagi ibu Y merupakan kader posyandu dan ketua Pokjakes. Selain itu bila ada anggota keluarga yang sakit dan keadaannya tidak membaik walaupun telah diberi obat maka baru ibu N akan membawa anggota keluarga yang sakit ke pustu atau bidan terdekat.
6. Fungsi religious Semua anggota Keluarga Bapak B beragama islam. Tetapi dalam menjalankan ibadah sholat lima waktu terkadang tidak lengkap (jarang menjalankan ibadah sholat lima waktu).
7. Fungsi rekreasi Kalau akhir sabtu minggu, anak-anak dari Tn B kadang bermain di rumah mertua Tn.B di Jakabaring. Kalau saat berkumpul bersama di rumah, keluarga juga kadang pergi jalan-jalan ke kota Palembang untuk berbelanja atau pergi ke tempat rekreasi seperti Water Fun di Jakabaring. Anak-anak juga biasanya bermain di sekitar rumah. .
8. Fungsi afektif Semua anggota keluarga Bapak B saling perhatian satu sama lain, saling menyayangi dan menghargai. Bila ada keluarga yang sakit keluarga akan berusaha mengobati atau membawa ke tempat pelayanan kesehatan.
V. Stress dan Koping Keluarga 1. Stressor jangka pendek Ibu Y mengatakan bahwa dia belum banyak tahu mengenai penyakit yang dialaminya. Hanya penyakit yang umu saja dia ketahui, seperti kalau anaknya batuk pilek dikasih coldrexin. Dia berharap semua anggota keluarga dalam keadaan sehat.
2. Stressor jangka panjang Ibu Y mengatakan bahwa dirinya ingin kehidupan yang lebih baik dan dia berharap bisa punya rumah sendiri bersama keluarga kecilnya.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah Jika ada masalah dalam keluarga, keluarga selalu berusaha untuk mengatasainya selalu berbicara bersama untuk menyelesaikan masalah mereka.
4. Strategi koping yang digunakan Keluarga selalu berusaha untuk menerima cobaan atau masalah dengan jiwa besar, menggunakan cara musyawarah bersama anggota keluarga yang lain dalam menyelesaikan masalah.
5. Strategi adaptasi disfungsional Dari pengkajian tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga mengatasi masalah kesehatan secara maladaptif.
VI. Harapan Keluarga Ibu Y berharap semua anggota keluarganya tidak mengalami gangguan kesehatan apapun, karena dia berharap ingin membesarkan anak-anaknya dan mejadikan mereka orang-orang yang sukses nantinya. Dan dia juga mengatakan senang karena ada mahasiswa dibidang kesehatan yang sedang praktik yang tentunya membawa perubahan pengetahuan dan prilaku kearah yang lebih baik lagi.
VII. Data Tambahan 1. Nutrisi : Ibu Y mengatakan keluarganya makan 3x sehari nasi kombinasi dengan berbagai macam lauk pauk. Untuk nutrisi anak-anaknya sekarang Ibu Y memberikan susu bendera untuk kedua anaknya.
2. Eliminasi Kesemua anggota keluarga tidak mempunyai gangguan eliminasi yang berarti. BAK 6-8x/hari. Dan BAB 1-2x/hari.
3. Istirahat dan Tidur Ibu Y mengatakan keluarganya mempunyai waktu istirahat malam sekitar 7-8 jam. Jam 8 malam biasanya sudah tertidur. Kadang juga tidur siang sekitar 2 jam.
4. Aktifitas sehari-hari Bapak B bekerja ke pabrik dari pagi sampai sore. Ibu Y sehari-hari membersihkan rumah,
merawat dan menjaga anak-anaknya bermain dan juga menjaga toko miliknya dibantu oleh Nenek S.
5. Merokok Bapak B merupakan perokok aktif. Sehari biasa menghabiskan sekitar 8-10 batang rokok.
Pemeriksa an Kepala
Nenek S Rambut terdapat lumayan banyak uban. Bersih. dicabut Mudah hitam,
Ibu Y Rambut hitam kekuningkuningan (di cat), kulit kepala bersih, tidak mudah dicabut.
mudah dicabut.
mudah dicabut.
mudah dicabut.
TTV
TD : 120/80 mmHg RR : 20x/menit N : 78 x/menit T : 36,2 C BB : 60 kg TB : 158 cm Tidak anemis Sekret tidak ada Sclera ikterik Tidak bersekret Tidak kelainan penciuman ada tidak
TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/menit N : 82 x/menit T : 36,4 C BB : 65 kg TB : 153 cm Tidak anemis Sekret tidak ada Sklera tidak ikterik
BB, TB
BB : TB :
kg cm
Mata
Tidak anemis Sekret tidak ada Sklera ikterik Bersekret Tidak kelainan penciuman ada tidak
Hidung
Mulut
Gigi
tinggal
sedikit, kekuning kuningan Telinga Fungsi pendengaran sudah menurun Leher Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, Tidak ada benjolan Dada Bunyi jantung Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, Tidak ada benjolan Bunyi jantung Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, Tidak ada benjolan Bunyi jantung dan paru normal Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, Tidak ada benjolan Bunyi jantung Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, Tidak ada benjolan Bunyi jantung
Abdomen
Tidak datar
kembung,
Tangan
Tidak
ada
Tidak
ada
Tidak
ada
Tidak
ada
Tidak
ada
Kaki
Tidak
ada
Tidak
ada
Tidak
ada
Tidak
ada
Tidak
ada
pembengkakan
pembengkakan
pembengkakan
pembengkakan
pembengkakan, hanya di kaki kiri ada luka akibat tertusuk pecahan kaca
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
CM
CM
CM
CM
CM
10
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA 1. Analisa data dan sintesa data serta perumusan diagnosis keperawatan
ANALISA DATA Data DS : Ibu Y mengatakan anak J sudah batuk pilek Masalah Keperawatan Bersihan efektif jalan nafas tidak Penyebab Ketidakmampuan dalam merawat keluarga anggota
sudah 3 hari ini Ibu Y mengatakan Anak J sering bermain dan mandi di air rawa depan rumahnya
DO : tampak adanya sekret dalam hidung anak J RR 36x / menit Bunyi nafas reguler
Data mayor : Batuk tak efektif atau tidak ada batuk Ketidakmampuan untuk mengeluarkan jalan nafas sekresi
Resiko
terhadap
perubahan dan
Ketidakmampuan
keluarga
pertumbuhan perkembangan
11
khusus
Data minor : Ketidakmampuan melakukan perawatan diri atau kontrol diri dalm
pada pemberian asuhan, memperlihatkan mata kurang yang nafsu kontak terbatas, makan,
12
DS : Nenek S mengatakan dulu penyakit pernah 230/180 mmHg Nenek S mengatakan sekarang tensinya udah turun sekitar 1 bulan yg lalu ia menderita hipertensi, tensinya
Resiko
terjadi
kekambuhan
Ketidakmampuan
keluarga
penyakit (hipertensi)
13
1. No
3/3 x 1
Masalah bersihan jalan nafas tidak efektif yang sedang dialami anak J sangat menganggu aktifitasnya apalagi terkait yaitu dengan tugas dengan
bermain
sehingga
memerlukan
tindakan dan pengobatan yang lebih lanjut. 2 Kemungkinan dapat diubah : Sebagian masalah 1/2 x 2 1 Perawat : Masalah untuk diubah adalah sebagian karena membutuhkan pengetahuan baik itu untuk pencegahan, tindakan
perawatan maupun untuk pengobatan dari ISPA tersebut. 3 Potensial masalah untuk dicegah : Tinggi 3/3 x 1 1 Keluarga : Potensial masalah dapat dicegah tinggi karena Ibu Y merupakan kader
posyandu yang aktif dan ketua pokjakes sehingga sangat memungkinkan pencegahan dan perawatan anak J untuk lebih baik
2/2 x 1
Masalah yang dialami oleh anak harus segera diatasi karena apabila dibiarkan nanti
14
2.
No 1
Perhitungan 2/3 x 1
perkembangan pada anak J dapat menjadi aktual apabila kesehatan anak J terganggu
masalah
1/2 x 2
Perawat : Masalah mungkin untuk diubah sebagian karena perawat harus mengerti tentang pertumbuhan ideal dan tugas-tugas perkembangan sekarang anak J yang dihadapi
3/3 x 1
Keluarga
Potensial
masalah
dapat
dicegah tinggi karena Ibu Y merupakan kader posyandu yang aktif dan ketua pokjakes sehingga sangat memungkinkan Ibu Y sedikit banyak mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan anak J
0x1
Keluarga tidak merasakan masalah yang dihadapi, apalgi anak J sudah memasuki usia 5 tahun lebih.
Total skore
2 2/3
3.
No 1
Perhitungan 2/3 x 1
Skor 2/3
Pembenaran Masalah penyakit hipertensi sering kambuh apabila tidak dilakukan tindakan
pencegahan dan perawatan 2 Kemungkinan dapat diubah : Sebagian masalah 1/2 x 2 1 Perawat : Masalah untuk diubah adalah sebagian karena tersedianya sarana
kesehatan yang mudah dijangkau oleh keluarga hipertensi dan yang penanganan sudah biasa penyakit ditengah
masyarakat. 3 Potensial masalah untuk dicegah : 3/3 x 1 1 Keluarga : Potensial masalah dapat
15
Tinggi
keluarga yaitu Ibu Y merupakan kader posyandu yang aktif dan ketua pokjakes sehingga memungkinkan Ibu Y sedikit banyak mengetahui tentang pencegahan hipertensi, serta Nenek S juga sering mengontrol ke pelayanan kesehatan untuk berobat sehingga sudah sering mendapat pendidikan pencegahan kesehatan tentang cara
kekambuhan
penyakit
hipertensi asalkan ada kemauan untuk mencegah penyakit tersebut. 4 Menonjolnya masalah : Ada masalah, tapi tidak perlu ditangani 1/2 x 1 1/2 Ada masalah, tapi tidak perlu ditangani karena Nenek S sebenarnya penanganan sudah dan
mengetahui
cara
16
Prioritas 1
Diagnosa Keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif di keluarga Bapak B (36 tahun) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit khususnya anak J (5 tahun)
Skor 4
Resiko terjadi kekambuhan penyakit (hipertensi) di keluarga Bapak B (36 tahun) berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal dan merawat anggota keluarga yang sakit khususnya Nenek S (80 tahun)
2 7/6
Resiko terhadap perubahan pertumbuhan dan perkembangan di keluarga Bapak B (36 tahun) berhubungan dengan
2 2/3
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit khususnya anak J (5 tahun)
17
PATOFLOW
Keluarga Bapak B
Fungsi keluarga
Keluarga kurang memperhatikan kesehatan dan banyaknya media-media penyebaran kuman dan mikrooorganisme
Keluarga belum mampu secara optimal mengenal dan merawat anak Nenek S terkait penyakit hipertensi yang dideritanya
Masuknya droplet-droplet penyebab penyakit ISPA Resiko terjadi kekambuhan penyakit hipertensi pada Nenek S Keluarga belum mampu secara optimal merawat anak J yang terkena ISPA
Mengancam perubahan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat anak mengalami gangguan kesehatan
tidak
Keluarga belum mampu secara optimal mengenal dan merawat anak J terkait pertumbuhan dan perkembangannya
18