You are on page 1of 8

KEWAJIBAN (pasal 3) Setiap Pegawai Negeri Sipil Wajib: 1. Mengucapkan sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil 2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan.

3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pemerintah. 4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan. 5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada Pegawai Negeri Sipil dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab. 6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat Pegawai Negeri Sipil. 7. Mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan sendiri, seseorang atau golongan. 8. Memegang rahasia sesuatu jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan. 9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara.

10.

11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan Negara/Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat. Membimbing bawahan dalam melaksanakn tugas. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

LARANGAN (Pasal 4) Setiap Pegawai Negeri Sipil dilarang: 1. Menyalahgunakan wewenang. 2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan menggunakan kewenangan orang lain. 3. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk Negara asing/perusahaan asing. 4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing. 5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barangbarang baik bergerak atau tidak bergerak dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah. 6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara.

7. 8. 9. 10.

11. 12.

13.

14.

Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan. Memberi dukungan kepada Calon Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD, atau DPRD dengan cara: a. Ikut serta sebagai pelaksana kampanye. b. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS. c. Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau d. Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara. Memberikan dukungan kepada Calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara: a. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau b. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi KTP atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundangundangan. Dan

15.

16.

Memberikan dukungan kepada Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan cara: a. Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah. b. Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye. c. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye. Dan/atau Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.

2. Tingkat dan jenis hukuman disiplin, disempurnakan dengan mengubah dan menambah jenis hukuman sebagai berikut: a. Untuk jenis hukuman sedang : Jenis hukuman yang berupa penurunan gaji sebesar penurunan gaji sebesar satu kali gaji berkala untuk paling lama satu tahun dihapuskan, sesuai dengan UU No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Penambahan jenis hukuman penurunan pangkat satu tingkat lebih rendah selama satu tahun, selama ini sebagai jenis hukuman berat. b. Untuk jenis hukuman berat : Jenis hukuman berupa penurunan pangkat satu tingkat lebih rendah untuk paling lama satu tahun diubah menjadi selama 3 (tiga) tahun. Penambahan jenis hukuman berupa penurunan jabatan, sesuai dengan UU No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

Tingkat hukuman disiplin terdiri: a. Hukuman disiplin ringan; b. Hukuman disiplin sedang; dan c. Hukuman disiplin Berat. Jenis Hukuman disiplin ringan terdiri dari: a. Teguran Lisan; b. Teguran Tertulis; dan c. Pernyataan Tidak Puas Secara Tertulis; Jenis Hukuman disiplin sedang terdiri dari: a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;

b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun; Jenis Hukuman disiplin berat terdiri dari: a. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun; b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah. c. Pembebasan dari jabatan; d. Pemberhentian Dengan Hormat Tidak Atas Permintaan Sendiri; dan e. Pemberhentian Tidak Dengan Hormat.

Pelanggaran dan Jenis Hukuman (1) A. Dijatuhi hukuman disiplin ringan (Pasal 7 ayat (2)) Apalagi melakukan pelanggaran terhadap kewajiban: 1. Pasal 3 Angka 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, Apabila pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja. Angka 11 = teguran lisan, tidak masuk kerja 5 hari kerja = teguran tertulis, tidak masuk kerja 6-10 hari kerja = Pernyataan tidak puas secara tertulis 11-15 hari kerja. Angka 13, 14, 15, 16, dan 17. Apabila pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja. B. Dijatuhi hukuman disiplin sedang (Pasal 7 ayat (3)) Apabila melakukan pelanggaran terhadap kewajiban: Pasal 3 Angka 1, 2 apabila dilakukan tanpa alasan yang sah. Angka 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 (berdampak pada instansi yang bersangkutan)

Pelanggaran dan Jenis Hukuman (2) Angka 11 Penundaan kenaikan gaji berkala, tidak masuk kerja 16-20 hari kerja; Penundaan kenaikan pangkat, tidak masuk kerja 21-25 hari kerja; Penurunan pangkat setingkat , tidak masuk kerja 26-30 hari kerja; Angka 12 (apabila sasaran kerja 25%-50%) Angka 13 (apabila berdampak pada instansi yang bersangkutan) Angka 14 (sesuai per-UU-an) Angka 15 dan 16 (dilakukan dengan sengaja) Angka 17 (berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan)

C. Dijatuhi hukuman disiplin berat (Pasal 7 ayat (4)) Apabila melakukan pelanggaran terhadap kewajiban: Pasal 3 Angka 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 (berdampak pada pemerintah dan/atau negara) Pelanggaran dan Jenis Hukuman (3) Angka 11, penurunan pangkat selama 3 tahun tidak masuk kerja 31-35 hari kerja Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan 36-40 hari kerja Pembebasan dari jabatan tidak masuk kerja 41-45 hari kerja Pemberhentian DHTAPS/TDH tidak masuk kerja 46-atau lebih Angka 12, apabila pencapaian sasaran kerja pegawai pada akhir tahun kurang dari 25% Angka 13, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara. Angka 14, sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU No. 25 Tahun 2009); Angka 17, menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan Pejabat berwenang, apabila berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara.

Pelanggaran dan Jenis Hukuman (4) D. Dijatuhi hukuman disiplin ringan (Pasal 7 ayat (2)) Apabila melakukan pelanggaran terhadap larangan: 1. Pasal 4 Angka 5, 6, 9, 10, dan 11 Apabila pelanggaran berdampak negatif pada Unit Kerja. E. Dijatuhi hukuman disiplin sedang (Pasal 7 ayat (3)) Apabila melakukan pelanggaran terhadap larangan: 1. Pasal 4 Angka 5, 6, dan 11, berdampak negatif pada instansi;; Angka 9, pelanggaran dilakukan tidak sengaja; Angka 10, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Angka 12 huruf a, huruf b, dan huruf c, sebagai pelaksana/peserta kampanye; Angka 13 huruf b mendukung dengan keberpihakan, Angka 14, memberikan dukungan disertai surat foto kopi KTP atau SKTP kepada calon anggota DPD/Kada-Wakada, Angka 15 huruf a dan huruf d, keberpihakan sebelum, selama dan masa kampanye atau terlibat dalam kegiatan kampanye kepada calon Kada/Wakada. F. Dijatuhi hukuman disiplin berat (Pasal 7 ayat (4)) Apabila melakukan pelanggaran terhadap larangan: Pasal 4 Angka 1 (menyalahgunakan wewenang) Angka 2 (mendapatkan keuntungan menggunakan wewenang orang lain)

Angka 3 Angka 4 Angka 5 Angka 6 Angka 7 Angka 8 Angka 10 Angka 11 Angka 12 Angka 13 Angka 15

(tanpa izin menjadi pegawai/bekerja untuk negara lain) (bekerja pada perusahaan, konsultan, LSM asing) (memiliki/menjual/membeli/menggadaikan/menyewakan/meminjamkan barang negara berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara) (melakukan kegiatan bersama merugikan negara berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara) (memberi/menyanggupi akan memberi untuk diangkat dalam jabatan) (menerima hadiah/pemberian apa saja yang berhubungan dengan jabatan) (menghalangi/mempersulit pihak yang dilayani) ( menghalangi tugas kedinasan berdamapak negati pada pemerintah/negara) huruf d memberikan dukungan kepada Capres/Wapres/DPR/DPD/DPRD sebagai peserta kampanye dengan fasilitas negara. huruf a memberi dukungan kepada Capres/Wapres dengan cara membuat keputusan yang menguntungkan salah satu pihak. huruf b dan c memberikan dukungan kepada Cakada/Cawakada dengan menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan /membuat keputusan yang menguntungkan salah satu pihak selama masa kampanye

PASAL 14 Pelanggaran terhadap kewajiban masuk kerja dan menaati jam kerja dihitung secara kumulatif sampai dengan akhir tahun berjalan.
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM PNS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA (Pasal 20) NO 1 Pejabat PPK 1 2 3 4 Sekda F Utama F Umum IV/d-V/e E II F Madya F Penyelia F Umum IV/a-IV/c E III FT Muda+ Penyelia> F Umum III/d> Terhukum Ringan a b c Sedang a b c a b Berat c d e

5 6 7

SEKRETARIS DAERAH KAB/KOTA BERWENANG MENGHUKUM (Pasal 20 ayat 2) NO 1 Pejabat Sekda 1 E II E III+ FT Muda+ Penyelia+FU III c-III/d E IV FT Pertama+Pelak Lanjut FU II/c-III/b 2 PNS dpk/dpb E III FT Muda+Peny FU III/c-III/d 3 PNS dpb E IV FT Pertama, Pelks. Lanjutan FU II/c-III/b Terhukum Ringan a b c Sedang a b c a b Berat c d e

NO 1

Pejabat ESELON II 1

PEJABAT STRUKTURAL ESELON II KAB/KOTA BERWENANG MENGHUKUM (Pasal 20 Ayat 3) Ringan Sedang Terhukum a b c a b c E III+ FT Muda+ Penyelia+ F Umum III c-III/d E IV FT Pertama+ FT Pelak Lanjut FU II/c - III/b 2 PNS dpk/dpb E III FT Muda+Peny FU III/c-III/d PNS dpb E IV FT Pertama, Pelks Lanjutan FU II/c-III/b

Berat c d

PEJABAT STRUKTURAL ESELON III KAB/KOTA BERWENANG MENGHUKUM (Pasal 20 Ayat 4) NO Pejabat Terhukum Ringan A B

Sedang c

Berat

You might also like