You are on page 1of 10

Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran tentang Tuhan dengan pendekatan akal budi, maka dipakai pendekatan yang disebut

filosofis. Bagi orang yang menganut agama tertentu (terutama agama Islam, Kristen, Yahudi), akan menambahkan pendekatan wahyu di dalam usaha memikirkannya. Jadi Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran para manusia dengan pendekatan akal budi tentang Tuhan.

Tuhan menurut Al-Kindi adalah pencipta alam, bukan penggerak pertama. Tuhan itu Esa, Azali, ia unik. Ia tidak tersusun dari materi dan bentuk, tidak bertubuh. Ia hanyalah keEsaan belaka, selain Tuhan semuanya mengandung arti banyak.

Tuhan sebagai wujud murni (pure being) merupakan Asal dan Pencipta segala sesuatu.Maka Tuhan lebih awal dari alam dan bersifat transenden. (wajib al-wujud bidhatihi ) ada pada diri Tuhan, tidak berdasarkan kekuatan lain dalam being maka ini merupakan pertanyaan yang salah dan tidak mungkin wujud melakukan tindakan dengan wujud yang lain. Jadi wujud Tuhan berdiri sendiri dalam dzat-Nya yang akan selalu eksis.

Sebagai murid tidak langsung Aristoteles, sepertinya ia mengikuti jejak gurunya dalam memaparkan pendapatnya tentang ketuhanan sebagai salah satu aspek filsafat ketuhanannya. Ajaran Aristoteles tentang substansi Tuhan telah dibahas dan dikuasai oleh filosof muslim dalam bukunya Metaphysica halaman 178-179, " Tuhan merupakan penggerak pertama yang tidak digerakkan." Maka penggerak pertama merupakan substansi serta sumber gerak abadi di dunia ini. Sebab Dia penggerak dari semua gerakan, bentuk dari segala bentuk. Karena Tuhan sempurna bersifat immaterial dan tidak badani, Ia harus disamakan dengan kesadaran atau pemikiran yang memandang pemikirannya thought of thought sebagai penuuntut obyek diluarnya.

sesuai dengan firman Allah: "Tak ada suatupun yang sebanding dengan (dzat-Nya, sifat-sifat-Nya, dan penadhbiran-Nya)."

Oleh : Asep Supriyono

Masa Nomaden adalah masa dimana manusia hidup berpindahpindah dari suatu tempat ke tempat lain. Mereka mendiami suatu tempat atau wilayah dimana disitu tersedia buah-buahan , binatang air atau darat oleh alam. Setelah persediaan itu habis, maka mereka berpindah-pindah ke tempat lain dimana makanan masih tersedia. Kesadaran akan adanya Tuhan yang dapat berpengaruh pada kehidupan manusia, saat kepala suku atau anggota keluarga (ayah) meninggal dunia, mereka meyakini bahwa roh yang keluar dari jasad yang mati berada di tempat tertentu dan sewaktu-waktu dapat mereka panggil kembali untuk menyelsaikan masalah yang dihadapi oleh suku atau keluarga tersebut. Mereka mengadakan upacara pemanggilan roh orang yang telah meninggal dunia. Meraka meyakini bahwa roh kepala suku atau keluarga tersebut pasti datangdan masuk ke jasad kepala suku pengganti atau keluarga (biasanya anak sulung) dan menyelesaikan mesalah tersebut. Pada masa ini, hamper semua manusia didunia ini menganggap roh manusia yang telah meninggal dunia adalah sebagai Tuhan (Hamka, 1978:19).

Pada masa ini makanan yang tersedia di alam teah menipis maka manusia mulai bercocok tanam. Selama bercocok tanam, manusia mengetahiu manfaat matahari, air, angin, hujan, tanah, bulan, dan lain-lainnya bagi kehidupan mereka dan mereka menganggap kekuatan alam tersebut adalah Tuhan (Hamka, 1978:20). Pada masa ini yang dianggap tuhan tidak hanya kekuatan alam (dinamisme) tetapi juga roh dianggap Tuhan (animisme). Mereka menganggap jumlah Tuhan itu banyak (Polytheisme).

Masyarakat, anggotanya semakin banyak sehingga menjadi suatu kerajaan atau Negara yang dikepalai oleh seorang raja. Raja adalah orang yang mempunyai kelebihan disbandingkan rakyatn daerah dalam kekuatannya maupun status social ekonominya, inteleknya, dan lain-lain. Pada mas ini dianggap Tuhan tidak hanya roh manusia yang telah meninggal dunia (animisme), kekuatan alam (dinamisme), dan polytheisme tetapi juga raja dianggap Tuhan, karena raja memunyai kelebihan daripada rakyatnya, sebagai anak Dewa atau titipan Dewa.(Hamba, 1978:21). Penghormatan yang berlebihan ini disebut kultus individu.

Sejak masa Nomaden, bercocok tanam, bernegara, manusia msih bingung tentang siapa yang dianggap Tuhan iu, maka pada tahun 611 M, Nabi Muhammad Salallahualaihi wasalam mengharapkan Tuhan sebagai berikut : surat Al Ikhlas ayat 1-4 Surat Al Ikhlas ayat pertama merevisi paham yang menganggap Allah lebih dari satu, ayat kedua merevisi paham yang menganggap hanya tempat keramatlah akan dikabulkan doa, ayat ketiga merevisi paham yang menganggap bahwa Tuhan sama dengan alam semesta atau makhluk ghoib (malaikat atau jin) (Depag, 1989, 1117).

You might also like