You are on page 1of 4

Ibadah dan Belajar, Landasan dalam Berkarya di Himpunan Oleh Handi Agus Hidayat* Himpunan yang merupakan suatu

organisasi ataupun perkumpulan yang terdiri lebih dari satu orang dan mempunyai tujuan yang sama, maka sudah sewajarnya suatu organisasi mempunyai suatu cita-cita mulia yang sering diidentikkan dengan sebuah tujuan yang biasanya tertuang dalam suatu aturan-aturan baku yang telah disepakati oleh semua anggotanya. Tujuan sebisa mungkin merupakan representasi dari keinginan-keinginan semua anggotanya. Begitu juga dengan Himpunan Mahasiswa Elektro (HME) FPTK UPI yang salah merupakan salah satu organisasi kemahasiswaan (ormawa) yang ada di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia, mempunyai suatu tujuan yang hendak di capai yang telah tertuang dalam AD ART, yakni Meningkatkan kualitas insan ilmiah, edukatif, dan religius serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional yang diridhoi oleh Allah Yang Maha Esa. Sampai saat ini, cita-cita mulia tersebut belum dapat terealisasi sepenuhnya. Ini terbukti dengan masih dibutuhkannya eksistensi himpunan di lingkungan civitas akademik. Mengapa di katakana demikian? Karena apabila seseorang/organisasi telah mampu merealisasikan suatu tujuannya, maka fungsi dan eksistensi seseorang/orgnisasi itu tidak dibutuhkan lagi. Namun apabila ada peningkatan atau perubahan tujuan, maka fungsi dan eksistensinya masih tetap dibutuhkan. Menilik dari tujuan yang telah dituangkan, sungguh sangat mulia sekali apa yang di inginkan oleh semua anggota himpunan. Tentunya ini menuntut kita semua untuk kerja keras dan ekstra kerja guna dapat merealisasikannya. Dan yang harus dipahami disini ialah bahwa dalam setiap usaha untuk merealisasikannya dibutuhkan suatu pemahaman yang benar-benar mendalam, bahwa semua itu dilakukan atas dasar ibadah dan belajar. Ini seharusnya menjadi ghirah atau semangat yang selalu mendampingi hembusan nafas ketika kita menjalankan semua kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan himpunan. Tanpa dilandasi dengan dasar ibadah dan belajar, maka yang ada dalam setiap kegiatan-kegiatan ialah rasa pamrih, keluh kesah, dan keterpaksaaan. Sesuai dengan tujuan utama dari penciptaan manusia oleh Tuhan di bumi yakni beribadah, maka sudah sewajarnya dalam setiap langkah-langkah kita dalam menjalani kehidupan fana ini selalu dibarengi dengan tujuan, hanya untuk beribadah. Alangkah indahnya apabila hal demikian dapat dilaksanakan, tentunya rasa lelah, rasa capek, dan lain macamnya bisa seminimal mungkin bisa dieliminir oleh kita semua. Karena himpunan merupakan bagian yang terintegrasi dalam kehidupan kita, maka pengkaryaan kita di dalamnya juga merupakan bagian dari proses menjalani kehidupan ini. Oleh sebab itu, sudah menjadi suatu kemutlakan bagi kita untuk selalu mengedepankan ibadah dalam setiap pengkaryaan di himpunan. Namun terkadang pemahaman yang sempit mengenai ibadah yang hanya dimaknai dengan berbagai macam kegiatan keagaman, menjadikan hal diatas bukanlah suatu bentuk pengabdian kita kepada Tuhan. Oleh karena itu, pemaknaan akan ibadah itu harus secara universal, yakni suatu proses pengabdian/ penghambaan (dalam segala bentuk) seorang hamba kepada Tuhan dalam memperoleh ridho-Nya. Dan apabila kita melihat ekspektasi yang ada pada tujuan himpunan tidak hanya berkaitan secara horizontal saja atau hanya memperhatikan segi humanisme kita selaku manusia, tapi juga langsung berkaitan secara transendental kepada Pemilik dunia ini, Tuhan YME. Dan ini seharusnya semakin memantapkan kita untuk selalu memiliki nafas-nafas ibadah dalam setiap pengkaryaan kita, karena ini merupakan salah satu bentuk usaha pendekatan diri kita kepada Tuhan. Ini merupakan sesuatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh kita dan tidak bisa untuk berkata tidak.

Apabila dalam melakukan setiap kegiatannya selalu dilandaskan dengan ibadah, ibadah, dan ibadah, maka hal tersebut juga merupakan sesuatu yang menggiurkan bagi kita, karena sesuatu yang kita kerjakan itu pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal dari-Nya dan kita akan mendapatkan apa yang paling orang cari, yakni pahala dan ridho-Nya. Dan alasan kedua yang melatar belakangi, mengapa kita harus

mengedepankan sisi belajar dalam setiap pelaksanaan kegiatan di himpunan, ialah karena di himpunan ini kita dapat meraup berbagai ilmu yang pastinya tidak akan didapatkan oleh seorang mahasiswa pada saat perkuliahan di ruang kelas. Apakah di bangku perkuliahan kita diajarkan public speaking? Apakah diajarkan bagaimana mengelola administrasi yang baik? Apakah diajarkan bagaimana mengorganisir event organizer? Tentunya kita semua dapat menjawab itu semua dengan suara lantang, Tidak. Itu hanya sebagian ilmu yang ada di himpunan, dan masih banyak lagi ilmu yang bisa kita raup lagi. Dan pada akhirnya, ilmu yang telah kita dapatkan di himpunan itu bisa memberikan andil bagi kita sebelum terjun ke masyarakat dan memberikan sumbangsih nyata kita pada masyarakat. Selain itu, proses pengkaryaan di himpunan bisa dijadikan suatu pembelajaran diri bagi kita untuk terus selalu meningkatkan selagi memperbaiki kualitas diri. Di himpunan, bisa kita ketahui kelebihan dan kekurangan kita masingmasing. Yang tadinya kita buta akan kelebihan dan kekurangan diri ini, menjadi tahu berkat bantuan dari teman sejawat di himpunan. Dengan mengetahuinya, kita dapat terus meningkatkan kelebihan yang kita miliki sembari terus memperbaiki kekurangan yang ada. Karena pada hakikatnya hidup adalah suatu proses pembelajaran menuju kesempuraan jiwa. Apabila sisi pembelajaran selalu ada dalam benak kita, maka kemungkinan untuk berbuat kesalahan akan semakin kecil dan bisa diminimalisir oleh kita. Salah di bagian A, kita perbaiki bagian tersebut pada kegiatan selanjutnya, Salah di bagian

B, kita perbaiki bagian tersebut pada kegiatan selanjutnya, begitulah seterusnya akan berlaku. Yang pada akhirnya, kesuksesan ataupun kesempurnaan himpunan disa di gapai dan bukan hanya sekedar isapan jempol belaka. Padahal dua hal yang seharusnya selalu ada tersebut, sudah diajarkan oleh kakak-kakak kita sebelumnya, yang termuat dalam lagu dan mars himpunan (terlampir). Jadi sebetulnya dari awal kita mengenal himpunan ini telah diberikan pengetahuan-pengetahuan mengenai apa itu himpunan, untuk apa itu himpunan. Namun belum terlalu kita pahami sampai saat ini akan arti dan maknanya yang sangat mendalam tersebut. Dan hal tersebut merupakan suatu yang koheren dengan uraian yang telah dipaparkan di atas. Ini merupakan suatu faktor pendukung dan penguat, untuk selalu mengedepankan sisi ibadah dan belajar dalam setiap menjalani kegiatan-kegiatan di himpunan. Rasa terima kasih dan salut patut dilayangkan kepada orang yang telah membuat lagu dan mars himpunan, karena beliau sudah dari awal mengedepankan dua sisi tersebut yang di tuangkannya dalam sebuah syair. Melihat uraian beserta fakta diatas, sudah seharusnya kita memahami dengan sebenar-benarnya paham akan tujuan yang termaktub dalam AD ART dan syair yang telah tertuang dalam lagu dan mars himpunan, dengan selalu mempunyai nafas-nafas ibadah dan belajar dalam setiap melakukan kegiatan-kegiatan himpunan, utamanya bagi pengurus. Sehingga tujuan yang hendak kita capai bisa kita turunkan ke bumi dan bukan lagi sekedar angan-angan yang mengambang di langit. * Mahasiswa aktif Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI. Aktif di organisasi kemahasiswaan, antara lain HME FPTK UPI, HMI PTK UPI, dan ESTETIKA UPI. Diselesaikan pada tanggal 14 Juli 2012

You might also like