You are on page 1of 9

PERBANDINGAN SENILAI DAN BERBALIK NILAI A.

PENGERTIAN Dalam kehidupan sehari-hari sering terdapat hal-hal yang berkaitan dengan perbandingan. Perbandingan dari dua obyek dapat diartikan sebagai mencari selisih atau mencari nilai perbandingan dua obyek tersebut. Sebagai contoh, berat badan Umar 35 kg dan berat badan Ali 25 kg. Jika cara membandingkan yang dimaksud adalah siapa yang lebih berat maka jawabannya adalah Umar dengan selisih berat = 35 kg 25 kg = 10 kg. Namun jika yang ditanyakan adalah perbandingan yang berorientasi pada mencari hasil bagi maka jawabannya adalah 35 kg : 25 kg = 35 : 25 = 7 : 5 = 7 5

Dalam membandingkan dua obyek dengan cara menghitung hasil bagi, obyekobyek tersebut harus mempunyai besaran yang sejenis, artinya mempunyai satuan yang sama. Jika satuannya belum sama maka satuan itu harus diubah lebih dulu supaya menjadi sama. B. PERBANDINGAN SENILAI Perhatikan hubungan antara banyak buku tulis dengan harganya dalam daftar berikut ini : Banyak buku tulis 1 2 3 4 5 x Harga (Rp) 400 800 1200 1600 2000 y Keterangan baris ke-1 baris ke-2 baris ke-3 baris ke-4 baris ke-5 baris ke-6

Hubungan diatas menunjukkan korespondensi satu-satu antara banyak buku tulis dengan harganya. Untuk setiap banyak buku tulis tertentu terdapat tepat satu harga, dan sebaliknya untuk setiap besar harga tertentu juga terdapat tepat satu banyak buku tulis. Dari tabel tersebut ternyata besar harga untuk setiap buku tulis selalu sama pada setiap baris, yaitu :

400 800 1200 1600 2000 y = = = = = = 400 1 2 3 4 5 x Perhatikan baris ke-2 dan ke-4 Banyak buku tulis pada baris ke 2 2 1 = = = 1: 2 Banyak buku tulis pada baris ke 4 4 2 Harga buku tulis pada baris ke 2 800 1 = = = 1: 2 Harga buku tulis pada baris ke 4 1600 2 Perhatikan baris ke-2 dan ke-5 Banyak buku tulis pada baris ke 2 2 = = 2:5 Banyak buku tulis pada baris ke 5 5 Harga buku tulis pada baris ke 2 800 2 = = = 2:5 Harga buku tulis pada baris ke 5 2000 5

Dari contoh-contoh perbandingan diatas ternyata hasil perbandingan banyak buku tulis dan perbandingan harga buku tulis pada dua baris tertentu selalu sama. Demikian seterusnya jika diselidiki lebih lanjut akan selalu besifat seperti itu. Perbandingan dengan ciri seperti itu disebut perbandingan senilai (seharga). C. PERBANDINGAN BERBALIK NILAI Perhatikan hubungan antara banyak anak dengan banyak permen yang diterima oleh setiap anak daftar berikut ini : Banyak anak 5 6 10 15 25 a Banyak permen 60 50 30 20 12 b Keterangan baris ke-1 baris ke-2 baris ke-3 baris ke-4 baris ke-5 baris ke-6

Hubungan diatas menunjukkan korespondensi satu-satu antara banyak anak dan banyak permen yang diterima oleh setiap anak. Untuk setiap banyak anak tertentu terdapat tepat satu banyak permen, dan sebaliknya untuk setiap banyak permen tertentu juga

terdapat tepat satu banyak anak. Dari tabel tersebut ternyata hasil kali antara banyak anak dan banyak permen selalu sama, yaitu : 5 x 60 = 6 x 50 = 10 x 30 = 15 x 20 = 25 x 12 = a x b = 300 Selanjutnya akan ditentukan perbandingan antara banyak anak dan banyak permen pada dua baris tertentu. Perhatikan baris ke-2 dan ke-4 Banyak anak pada baris ke 2 6 2 = = = 2:5 Banyak anak pada baris ke 4 15 5 Banyak permen pada baris ke 2 50 5 = = = 5:2 Banyak permen pada baris ke 4 20 2

Perhatikan baris ke-1 dan ke-5 Banyak anak pada baris ke 1 5 1 = = = 1: 5 Banyak anak pada baris ke 5 25 5 Banyak permen pada baris ke 1 60 5 = = = 5 :1 Banyak permen pada baris ke 5 12 1

Dari contoh-contoh perbandingan diatas ternyata hasil perbandingan banyak anak dan perbandingan banyak permen pada dua baris tertentu saling berkebalikan nilainya. Demikian seterusnya jika diselidiki lebih lanjut akan selalu besifat seprti itu. Perbandingan dengan ciri seperti itu disebut perbandingan berbalik nilai atau berbalik harga. D. CONTOH-CONTOH PERHITUNGAN 1. Sebuah mobil dengan kecepatan tetap memerlukan 5 liter bensin untuk menempuh jarak 60 km. Berapa liter bensin yang diperlukan untuk menempuh jarak 150 km ? Semakin jauh jarak yang ditempuh mobil semakin banyak bensin yang diperlukan sehingga masalah ini merupakan perbandingan senilai. Jarak tempuh 60 km 150 km Bensin yang diperlukan 5 liter x liter

Karena perbandingan senilai maka

60 5 750 = = 12,5 atau 60 x = 5 (150) sehingga x = 150 x 60

Dengan demikian untuk menempuh jarak 150 km diperlukan 12,5 liter bensin. 2. Sebuah panti asuhan mempunyai persediaan beras yang cukup untuk 35 anak selama 24 hari. Berapa hari beras itu akan habis jika penghuni panti asuhan itu bertambah 5 anak ? Semakin banyak anak panti asuhan semakin cepat beras habis atau jumlah hari berkurang sehingga masalah ini merupakan perbandingan berbalik nilai. Banyak anak 35 35 +5=40 Banyak hari 24 x 35 (24) = 21 40

Karena perbandingan berbalik nilai maka 35(24) = 40 x atau x =

Dengan demikian beras akan habis dalam waktu 21 hari untuk 40 anak . 3. Untuk mengeringkan 10 buah baju diperlukan waktu penjemuran 5 jam. Berapa waktu yang diperlukan untuk mengeringkan 40 buah baju ? Secara nalar semakin banyak baju yang dijemur tidak berakibat semakin lama atau semakin cepat waktu yang diperlukan untuk mengeringkannya. Jadi antara banyakya baju dan waktu penjemuran bukan merupakan perbandingan senilai dan juga bukan perbandingan berbalik nilai. Dengan demikian waktu penjemurannya tetap 5 jam untuk berapapun baju yang dijemur.

ARITMETIKA SOSIAL A. HARGA BELI, HARGA JUAL, UNTUNG, RUGI DAN IMPAS Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemui peristiwa jual beli suatu barang. Untuk memperoleh barang-barang yang akan dijual maka penjual harus membeli terlebih dahulu dari pabrik atau grosir atau tempat lainnya. Harga barang dari pabrik atau grosir atau

tempat lainnya disebut harga beli atau modal. Sedangkan uang yang diterima pedagang dari hasil penjualan barang itu disebut harga jual. Penjual dikatakan untung jika harga jual lebih tinggi dari harga beli dan penjual mengalami rugi jika harga jual lebih rendah dari harga beli serta penjual memperoleh impas jika harga jual sama dengan harga beli. Berikut ini adalah contoh-contoh dari perdagangan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari : 1. Koperasi sekolah membeli 1 dos air minum mineral yang berisi 48 gelas dengan harga Rp 14.000,00. Air minum itu kemudian dijual dengan harga Rp 500,00 per gelas. Perhitungan : Harga beli Rp 14.000,00 Harga jual = 48 x Rp 500,00 = 24.000,00 Karena harga jual lebih tinggi dari harga beli maka koperasi sekolah memperoleh untung sebesar = Rp 24.000,00 Rp 14.000,00 = Rp 10.000,00 2. Seorang pedagang membeli 10 ekor sapi dengan harga Rp 3.500.000,00 per ekor dan biaya angkutannya Rp 600.000,00. Seekor sapi mati dan sisanya dijual dengan harga Rp 3.900.000,00 per ekor. Perhitungan : Harga beli = 10 x Rp 3.500.000,00 = Rp 35.000.000,00 Biaya angkutan = Rp 600.000,00 Modal = Rp 35.000.000,00 + Rp 600.000,00 = Rp 35.600.000,00 Harga jual = 9 x Rp 3.900.000,00 = Rp 35.100.000,00 Karena harga jual lebih rendah dari harga beli maka pedagang mengalami rugi = Rp 35.600.000,00 Rp 35.100.000,00 = Rp 500.000,00 3. Seorang pedagang membeli 100 buah semangka dengan harga seluruhnya Rp 600.000,00. Kemudian 40 buah semangka itu dijual dengan harga Rp 7.000,00 per buah dan 50 buah semangka dijual dengan harga Rp 6.400 per buah. Sisanya dibuang karena busuk. Perhitungan : Harga beli = Rp 600.000,00

Harga jual = (40 x Rp 7.000,00) + (50 x Rp 6.400,00) = Rp 600.000,00 Karena harga jual sama dengan harga beli maka pedagang mengalami impas atau tidak untung dan tidak rugi karenaRp 600.000,00 Rp 600.000,00 = Rp 0 B. PERSENTASE UNTUNG DAN RUGI Dalam perdagangan untung atau rugi sering dinyatakan dalam bentuk persen. Pada persentase untung berarti untung dibandingkan dengan harga beli dan persentase rugi berarti rugi dibandingkan dengan harga beli. Untuk selanjutnya persentase untung atau rugi selalu dibandingkan dengan harga beli kecuali jika ada keterangan lain. Berikut ini adalah contoh contoh persentase untung dan persentase rugi. 1. Harga beli satu lusin buku Rp 12.000,00. Kemudian buku itu dijual dengan harga Rp 1.500,00 per buah. Tentukan persentase untung atau ruginya ! Harga beli = Rp 12.000,00 Harga jual = 12 x Rp 1.500,00 = Rp 18.000,00 Untung = Rp 18.000,00 Rp 12.000,00 = Rp 6.000,00 Persentase untung = 6.000 x 100% = 50% 12.000

2. Pak Usman membeli seekor sapi dengan harga Rp 5.000.000,00. Karena ada keperluan maka sapi itu dijual Rp 4.500.000,00. Tentukan persentase untung atau ruginya ! Harga beli = Rp 5.000.000,00 Harga jual = Rp 4.500.000,00 Rugi = Rp 5.000.000,00 Rp 4.5000.000,00 = Rp 500.000,00 Persentase rugi = 500.000 x 100% = 10% 5.000.000

3. Sebuah toko sepeda membeli 40 buah sepeda dengan harga Rp 8.000.000,00. Untung yang diharapkan adalah 25 % dari harga beli. Tentukan harga jual per sepeda ! Harga beli per sepeda = Untung per sepeda = Rp 8.000.000, 00 = Rp 200.000,00 40

25 x Rp 200.000,00 = Rp 50.000,00 100

Harga jual per sepeda = Rp 200.000,00 + Rp 50.000,00 = Rp 250.000,00 6

4. Seorang pedagang membeli sebuah mobil bekas dengan harga Rp 45.000.000,00. Biaya memperbaiki kerusakan mobil tersebut Rp 1.500.000,00. Karena sesuatu hal, pedagang itu memutuskan untuk menjual kembali mobil bekas tersebut walaupun mengalami kerugian sebesar 12,5 %. Berapakah harga jual mobil bekas tersebut ? Harga beli = Rp 45.000.000,00 Biaya perbaikan = Rp 1.500.000,00 Modal = Rp 45.000.000,00 + Rp 1.500.000,00 = Rp 46.500.000,00 Rugi = 12,5% x Rp 46.500.000 ,00 = Rp 5.812.500, 00 Harga jual = Rp 46.500.000,00 Rp 5.812.500,00 = Rp 40.687.500,00 C. RABAT, BRUTO, TARA DAN NETO Rabat artinya potongan harga atau diskon atau korting. Rabat biasanya diberikan penjual kepada pembeli sehingga pembeli menjadi tertarik untuk membeli karena harganya terkesan menjadi murah. Bruto adalah berat kotor barang, tara adalah potongan berat biasanya berupa tempat atau bungkus barang, sedangkan neto adalah berat bersih barang Hubungan anatara bruto, tara dan neto adalah : bruto = tara + neto. Berikut ini adalah contoh- contoh perhitungan rabat, bruto, tara dan neto. 1. Sebuah toko memberi rabat 20 % untuk baju yang berharga Rp 75.000,00 dan 15 % untuk celana yang berharga Rp 100.000,00. Berapa yang harus dibayar Amir jika ia membeli sebuah baju dan sebuah celana ? Harga 1 baju dan 1 celana = Rp 75.000,00 + Rp 100.000,00 = Rp 175.000,00 20 15 x Rp 75.000,00 + x Rp 100.000,00 = Rp 30.000,00 Rabat = 100 100 Yang harus dibayar Amir = Rp 175.000,00 Rp 30.000,00 = Rp 145.000,00 2. Seorang pedagang membeli 5 karung beras dengan bruto masing-masing 72 kg dan tara 1 %. Berapakah yang dibayar pedagang itu jika harga tiap kg beras Rp 3.000,00 ? Bruto = 5 x 72 kg = 360 kg

Tara 1 % =

1 x 360 kg = 3,6 kg 100

Neto = 360 kg 3,6 kg = 356,4 kg Yang harus dibayar = 356,4 x Rp 3.000,00 = Rp 1.069.200,00 3. Seorang pedagang membeli beras dari grosir sebanyak 5 kuintal denga harga Rp 2.800,00 per kg dengan tara sebesar 2 %. Karena membayar tunai maka ia mendapat diskon 10 %. Berapakah yang harus dibayar oleh pedagang itu ? Bruto = 5 kuintal = 5 x 100 kg = 500 kg Tara 2 % = 2 x 500 kg = 10 kg 100

Neto = 500 kg 10 kg = 490 kg Harga beras = 490 x Rp 2.800,00 = Rp 1.372.000,00 Diskon 10 % = 10 x Rp 1.372.000, 00 = Rp 137.200,00 100

Yang harus dibayar pedagang = Rp 1.372.000,00 - Rp 137.200,00 = Rp 1.234.800,00 D. BUNGA DAN PAJAK Bunga adalah uang tambahan yang diberikan oleh bank karena menabung atau menyimpan uang di bank tersebut. Bunga yang dipelajari adalah bunga tunggal, artinya yang mendapat bunga adalah modalnya saja, sedangkan bunganya tidak berbunga lagi, sedangkan bunga yang bunganya ikut berbunga disebut bunga majemuk. Bunga tabungan biasanya dihitung dalam persen dan berlaku dala jangka waktu 1 tahun. Pajak adalah penyerahan sebagian kekayaan dari seseorang atau lembaga kepada negara menurut peraturan yang telah ditetapkan pemerintah. Contoh pajak adalah Pajak Penghasilan (PPh) yang dikenakan kepada pegawai tetap dari perusahaan atau pegawai negeri, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dikenakan untuk penjualan barang. Berikut ini adalah contoh-contoh perhitungan bunga dan pajak. 1. Ulfa menabung uangnya di bank sebesar Rp 1.000.000,00. Berapa uang yang diterima Ulfa setelah 4 bulan, jika bunga bank 15 % per tahun ? Modal = Rp 1.000.000,00

Bunga 3 bulan =

4 15 x x Rp1.000.00 0,00 = Rp 50.000,00 12 100

Uang yang diterima Ulfa setelah 4 bulan = Rp 1.000.000,00 + Rp 50.000,00 = Rp 1.050.000,00 2. Riko membeli sebuah radio dengan harga Rp 180.000,00 dan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 %. Berapa yang harus dibayar Riko ? Besar PPN = 10 % x Rp 180.000,00 = 10 x Rp180.000, 00 = Rp18.000,0 0 100

Yang harus dibayar Riko = Rp 180.000,00 + Rp 18.000,00 = Rp 198.000,00 3. Seorang petani ikan akan memperbaiki tambaknya. Ia meminjam uang pada sebuah bank sebesar Rp 500.000,00 dengan bunga sebesar 15 % per tahun selama 10 bulan. Berapakah besar cicilan yang harus dibayar petani itu setiap bulannya ? Besar pinjaman = Rp 500.000,00 Bunga 10 bulan = 10 15 x x Rp 500.000,00 = Rp 62.500,00 12 100 Rp500.000, 00 + Rp62.500,0 0 = Rp56.250,0 0 10

Cicilan tiap bulan =

You might also like