You are on page 1of 13

ETIKA BISNIS DAN ECOMMERCE

CAKUPAN ETIKA BISNIS


Richard T. De George (1986) dalam buku Business Ethics memberikan empat macam kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai cakupan etika bisnis: a. Penerapan prinsip-prinsip etika umum pada praktik-praktik khusus dalam bisnis

Lanjutan...
b. Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip etika pada kegiatan bisnis, tetapi merupakan mata etika yang juga menyoroti apakah perilaku yang dinilai etis atau tidak secara individu dapat diterapkan pada organisasi atau perusahaan bisnis.

Lanjutan...
c. Bidang penelaahaan etika bisnis menyangkut asumsi mengenai bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis juga menyoroti moralitas sistem ekonomi pada umumnya serta sistem suatu negara pada khususnya d. Etika juga menyangkut bidang yang biasanya sudah meluas lebih dari sekedar etika, seperti misalnya ekonomi dan teori organisaswi.

PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS


1.

2.
3.

4.
5.

PRINSIP OTONOMI PRINSIP KEJUJURAN PRINSIP BERBUAT BAIK DAN TIDAK BERBUAT JAHAT PRINSIP KEADILAN PRINSIP HORMAT PADA DIRI SENDIRI

BISNIS DI BIDANG TI
1. 2. 3. 4. 5.

BISNIS di BIDANG INDUSTRI PERANGKAT KERAS BISNIS DI BIDANG REKAYASA PERANGKAT LUNAK BISNIS DI BIDANG DISTRIBUSI DAN PENJUALAN BARANG BISNIS DI BIDANG PENDIDIKAN TI BISNIS DI BIDANG PEMELIHARAAN TI

Lanjutan....
Dalam pelaksanaannya, e-commerce memunculkan beberapa isu tentang aspek hukum perdagangan berkaitan dengan penggunaan sistem yang terbentuk secara on-line networking management tersebut. Beberapa permasalahan tersebut anatara lain adalah :

a. Prinsip Yurisdiksi dalam Transaksi


Setiap hukum tradisional yang sudah mapan, memiliki prinsip-prinsip yurisdiksi dalam sebuah transaksi, yaitu menyangkut tempat transaksi, hukum kontrak dll. Tempat transaksi dan hukum kontrak harus ditetapkan secara lintas batas, baik regional maupun internasional, mengingat cyberspace yang borderless atau tidak mengenal batas-batas negara.

b. Kontrak dalam Transaksi Elektronik


Kontrak ini merupakan bukti kesepakatan anatara kedua belah pihak yang melakukan transaksi komersial. Permasalahannya hukum negara mengenai perdagangan konvensional menganggap transaksi komersial sebagai suatu yg valid, berkekuatan penuh, dan tanpa syarat yang spesifik untuk direduksi ke dalam bentuk tertulis (paper based transaction). Sementara e-commerce dilakukan secara elektronik dan paperless transaction. Sebenarnya persetujuan lisan adalah legal dan kuat dlm transaksi, namun mudah untuk diserang dan dicari kelemahannya jika dihadapkan pada permasalahn hukum.

c. Permasalahan Pajak
Permasalahan muncul pada transaksi dihadapkan

pada batas negara (masing2 negara mempunyai ketentuan masing2 peraturan penetapan pajak)

d. Pemalsuan Tanda Tangan


Dalam e-commerce dikenal dengan digital signature (Sebuah digital signature didasari oleh isi pesan itu sendiri)

e. Perlindungan Konsumen
Masalah perlindungan terhadap konsumen merupakan faktor utama dalam keberhasilan sebuah e-commerce. Masalah yang sering terjadi adalah pemalsuan kondisi barang yang dibeli rusak dll, belum lagi pembayaran oleh pembeli yang tidak diakui oleh penjual dll.

Model Hukum Perdagangan Elektronik


Salah satu acuan internasional yang banyak digunakan adalah UNICTRAL Model Law On Electronic Commerce 1996. Acuan yang berisi model hukum dalam transaksi e-commerce tersebut diterbitkan oleh UNICTRAL sebagai salah satu komisi internasional yang berada di bawah PBB. Model tersebut telah disetujui oleh General Assembly Ressolution No.51/162 tanggal 16 Desember 1996.

You might also like