You are on page 1of 9

Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Oleh: Adhy Priyo Pambudi Riko Susetia Yuda Siti Rufiat Khoirunnisa Zahra Maharani Latrobdiba XI-Olimpiade

(02) (23) (28) (32)

A. Latar Belakang
Gagalnya kerja badan konstituante O Pemilu 1955 DPR + Badan konstituante (tugas: membuat UUD baru pengganti UUDS 1950) O Gagal karena : kepentingan partai > kepentingan nasional O Sehingga TIDAK MEMBAWA HASIL

Jalan buntu kembali ke UUD 45 *Badan konstituante gagal masyarakat menuntut UUD 45

diberlakukan kembali Perdana Menteri Djuanda: Saya anjurkan Konstituante menetapkan kembali UUD 45 20 Februari 1959: Presiden setuju 22 April 1959: Presiden berpidato di depan sidang Konstituante banyak yang setuju tapi tidak memenuhi 2/3 GAGAL

*29 April 13 Mei 1959: Konstituante sidang dan voting 3x

*3 Juni 1959: Konsituante reses

B. SITUASI POLITIK MENJELANG DEKRIT PRESIDEN


Banyak konflik was-was akibat kegagalan konstituante KONSEPSI PRESIDEN (21 Februari 1957) Isi Konsepsi Presiden:

Penerapan sistem Demokrasi Parlementer secara Barat tidak cocok dengan kepribadian Indonesia, sehingga sistem demokrasi parlementer harus diganti dengan Demokrasi Terpimpin Membentuk Kabinet Gotong Royong yang anggotanya semua partai politik Segera dibentuk Dewan Nasional Sidang Konstituante Menjelang Keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959

* Konsepsi ditentang oleh:


a. Masyumi b. Nahdatul Ulama c. PSII

d. Partai Katolik
e. Partai Rakyat Indonesia

* Alasan penolakan: * Hak mengubah tata negara secara radikal ada di dewan
konstituante

* Secara prinsipial parta-partai menolak konsepsi presiden karena PKI


diikutsertakan dalam pemerintahan

C. Pengeluaran Dekrit Presiden


5 Juli 1959, 17.00, di Istana merdeka oleh Presiden Soekarno Isi: Pembubaran Konstituante Berlakunya kembali UUD 1945, dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950 Akan dibentuk MPRS dan DPAS Didukung oleh: MA, DPR (1955), KSAD, masyarakat Dekrit presiden LANGKAH UNTUK MENJAGA

PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA dan MENANDAI BERAKHIRNYA DEMOKRASI LIBERAL DAN DIMULAINYA DEMOKRASI TERPIMPIN

D. Tindak lanjut Perkembangan politik I. Pembentukan cabinet kerja


o Program: TRI PROGRAM
a) b) c) Memperlengkapi sandang pangan rakyat. Menyelenggarakan keamanan raskyat dan Negara, serta Melanjutkan perjuangan menentang imperialisme untuk mengembalikan Irian Barat.

II. III. IV. V. VI.

Penetapan DPR hasil pemilu 1955 DPR 23 Juli 1955 Pembentukan MPRS dan DPAS Pembentukan BPK dan MA Pembentukan DPR-GR 1960 Pembentukan Dewan Perancang Nasional dan Front Nasional VII. Penetapan GBHN

E. Dampak Dekrit Presiden


Terbentuk lembaga-lembaga baru sesuai tuntutan UUD 45 (MPRS dan DPAS) Bangsa Indonesia terhindar dari konflik yang berkepanjangan yang sangat membahayakan persatuan dan kesatuan. Kekuatan militer semakin aktif dan memegang peranan penting dalam percaturan politik di Indonesia. Presiden Soekarno menerapkan Demokrasi Terpimpin Memberi kemantapan kekuasaan yang besar kepada presiden, MPR, maupun lembaga tinggi negara lainnya

10 November 1959 Konstituante sidang untuk UUD baru dan gagal

21 Februari 1957 Konsepsi Presiden oleh Presiden Soekarno

22 April 1959 Pidato Presiden kepada Dewan konstituante untuk kembali ke UUD 1945

3 Juni 1959 Konstituante reses

1-2 Juni 1959 Sidang Konstituante voting tapi gagal mencapai keputusan

30 Mei 1959 Sidang Konstituante diadakan 3 kali pemungutan suara

5 Juli 1959 DEKRIT PRESIDEN

You might also like