You are on page 1of 15

BAB 1 PENDAHULUAN

Untuk memulai sebuah perusahaan dan menjalankan roda operasionalnya, selian dari modal sendiri, umumnya perusahaan tetap akan membutuhkan sumber-sumber pendanaan lain. Karena pada umumnya, modal sendiri sangat terbatas kekuatannya, terlebih lagi bagi perusahaan yang baru berjalan. Sumber-sumber ini, secara umum dibagi dalam 3 kategori, berdasarkan jangka waktunya, yaitu : sumber pendanaan jangka pendek, menengah dan panjang. Secara Umum, pendanaan jangka pendek berjangka waktu maksimal satu (1) tahun. Pendanaan jangka menengah berjangka waktu satu hingga sepuluh tahun. Dan, Pendanaan jangka panjang menunjukkan bahwa pembiayaan tersebut berjangka waktu lebih dari 10 tahun. Sumber dana jangka menengah menunjukkan bahwa pembiayaan Secara Umum jangka menengah berjangka waktu satu hingga sepuluh tahun, tetapi umumnya kurang dari 10 tahun. Bentuk-bentuk kredit jangka menengah dan panjang diantaranya adalah : termloan, equipment financing, leasing, saham, obligasi dan kredit modal kerja permanen. Terdapat beberapa alternatif hutang jangka panjang seperti : hutangbank, obligasi hutang dengan dan tanpa jaminan,dan hutang jangka panjang yang dapat diperjualbelikan. Hutang jangka panjang atau long term loan adalah satu bentuk perjanjian antara peminjam dengan kreditur dimana kreditur bersedia memberikan pinjaman sejumlah tertentu dan peminjam bersedia untuk membayar secara periodik yang mencakup bunga dan pokok pinjaman. Hutang jangka panjang ini dapat diperoleh melalui bank, perusahaan asuransi, atau dapat juga ke pension fund. Hutang jangka panjang ini mempunyai tiga karakteristik yaitu : cepat, fleksibel dan biaya yang rendah. Ini disebabkan karena pinjaman ini dinegosiasikan langsung antara peminjam dengan kreditur. Biaya administrasi menjadi relatif kecil dan tidak diperlukan adanya persetujuan dengan pengawas pasar modal seperti halnya jika perusahaan mengeluarkan obligasi.

BAB 2 SUMBER DANA

I.

SUMBER DANA JANGKA MENENGAH

Hampir sebagian besar perusahan tidak bisa memperoleh sumber dana tanpa penggunaan jaminan. Untuk itu mereka harus memberikan berbagai jaminan kepada pihak pemberi dana. Kredit jangka menengah merupakan kredit yang menggunakan jaminan. Istilah jangka menengah menunjukkan bahwa kredit yang menggunakan jaminan. Istilah jangka menengah merupakan kredit tersebut terjangkau waktu satu tahun atau lebih, tetapi umumnya kurang dari 10 tahun. Waktu itu memang tidak ada dasarnya. Sehingga mungkin saja akan dijumpai bagian jangka waktu yang berbeda. Tidak ada pembatasan yang pasti antara antara jenis sumber dana usaha jika di bagi menurut waktu. Jangka pendek, jangkah menengah. Yang termasuk dalam kelompok sumber dana jangka menengah antara lain adalah leasing dan kredit bank berjangka maksimal lima tahun. Khusus pembiayaan jangka menengah yang kerap jadi pilihan usaha pebisnis, pada dasarnya secara global ada beberapa jenis pembiayaan termasuk di dalamnya. Diantaranya adalah pinjaman bersyarat (term loan). Term loan biasa diberikan oleh bank komersial, asuransi, dan pensiun, lembaga pembiayaan pemerintah dan supplier perlengkapan. Besarnya tingkat bunga term loan ditentukan beberapa faktor seperti tingkat bunga umum, besar kecilnya pinjaman, jatuh tempo, dan jumlah utang yang telah dimiliki sebelumnya. Jenis pembiayaan jangka menengah lainnya adalah equipment loan, yaitu pembiayaan yang biasa digunakan untuk pengadaan perlengkapan baru. Equipment loan biasanya diberikan untuk perlengkapan yang mudah di perjualbelikan, dan bukan perlengakapan yang terspesialisasi. Equipment loan biasanya diberikan oleh bank komersial, penjual perlengkapan, perusahaan asuransi, dana pensiun dan lembaga pembiayaan lainnya. Terdapat dua instrumen bisa digunakan dalam membiayai equipment ini, yaitu melalui kontrak penjualan kondisional dan hipotek barang bergerak. Jika perusahaan mnggunakan kontrak penjualan kondisional untuk membiayai pembelian perlengkapan, penjual akan menahan sebagian sampai pembeli melunasi keseluruhan pembiayaan sesuai kontrak. Jadi pada saat perlengkapan dikirim biasanya penjual menerima down payment dan pembeli bersedia melunasi secara periodik hingga pada saat pelunasan berakhir maka penjual akan menyerahkan perlengkapan yang ditahan atau surat-surat perlengkapan tersebut. Brealey, Myers dan Marcus pada buku Dasar-dasar manajemen keuangan perusahaan (jilid 2 ), bab 19, mengkategorikan beberapa sumber pendanaa jangka menengah tsb menjadi sumber pendanaan jangka pendek. Dan menyampaikan bahwa keputusan keuangan jangka pendek akan melibatkan aset dan kewajiban yang (juga) berumur pendek.

A. Term Loan Dan Equipment Term loan adalah salah satu jenis pembiayaan jangka menengah yang dikeluarkan oleh commercial bank , asuransi dana pensiun, lembaga pembiayaan pemerintah dan supplier. Term loan memiliki biaya yang lebih rendah dibanding dengan penerbitan obligasi atau saham, karena adanya biaya emisi, pendaftaran dan biaya lainnya sehubungan dengan penerbitan obligasi atau saham. Selain itu juga tidak semua perusahaan mempunyai persyaratan yang cukup untuk menerbitkan saham atau obligasi. Dibandingkan dengan pembiayaan jangka pendek, term loan mempunyai kelebihan pada panjangnya periode pinjaman sehingga peminjam dapat memanfaatkan pinjaman tersebut lebih lama dan bagi kreditur term loan ini dapat diperjual belikan jika sewaktu kreditur membutuhkan pembembalian dana segera. Dalam term loan biasanya perjanjian masyarakat bahwa pokok pinjaman dan bunganya dibayar dalam jumlah yang sama secara periodic. Ketika mengajukan permohonan kredit ke bank, Anda perlu memahami cara bank menghitung bunga kredit. Hal ini karena masing-masing bank memiliki metode perhitungan bunga yang berbeda sehingga biaya bunga menjadi berbeda.

A.1.

Metode Perhitungan Bunga

Secara umum ada 2 metode dalam perhitungan bunga yaitu efektif dan flat. Namun dalam praktek seharihari ada modifikasi dari metode efektif yang disebut dengan metode anuitas. Untuk memudahkan pemahaman konsep metode perhitungan bunga di atas, dapat diilustrasikan sebagai berikut: Misalnya, Anda mengajukan kredit dengan jangka waktu 24 bulan sebesar Rp 24.000.000,00 dengan bunga 10% per tahun. Anda berniat melakukan pembayaran pokok pinjaman Rp 1.000.000,00 per bulan sampai lunas. Asumsi bahwa suku bunga kredit tidak berubah (tetap) selama jangka waktu kredit.

A.1.1. Metode Efektif Metode ini menghitung bunga yang harus dibayar setiap bulan sesuai dengan saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya. Rumus perhitungan bunga adalah : Bunga = SP x i x (30/360) SP = saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya, i =suku bunga per tahun, 30 = jumlah hari dalam 1 bulan, 360 = jumlah hari dalam 1 tahun.

Bunga efektif bulan 1 = Rp 24.000.000,00 x 10% x (30 hari/360 hari) = Rp 200.000,00

Angsuran pokok dan bunga pada bulan 1 adalah Rp 1.000.000,00 + 200.000,00 = Rp 1.200.000,00

Bunga efektif bulan 2 = Rp 23.000.000,00 x 10% x (30 hari/360 hari) = Rp 191.666,67

Angsuran pokok dan bunga pada bulan 2 adalah Rp 1.000.000,00 + 191.666,67 = Rp 1.191.666,67 Angsuran bulan kedua lebih kecil dari angsuranbulan pertama. Demikian pula untuk bulan-bulan selanjutnya, besar angsuran akan semakin menurun dari waktu ke waktu.

A.1.2. Metode Anuitas

Merupakan modifikasi dari metode efektif. Metode ini mengatur jumlah angsuran pokok dan bunga yang dibayar agar sama setiap bulan. Rumus perhitungan bunga sama dengan metode efektif yaitu : Bunga = SP x i x (30/360) SP = saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya, i =suku bunga per tahun, 30 = jumlah hari dalam 1 bulan, 360 = jumlah hari dalam 1 tahun.

Dan, berikut ini perhitungan untuk total angsuran (per bulannya) :

i = Suku bunga pa m = Jumlah periode pembayaran (dlm bulan )

Biasanya Bank memiliki aplikasi software yang secara otomatis menghitung bunga anuitas. Dalam kasus di atas, tabel perhitungan akan muncul sebagai berikut :

Bunga anuitas bulan 1 = Rp 24.000.000,00 x 10% x (30 hari/360 hari) = Rp 200.000,00 Angsuran pokok dan bunga pada bulan 1 adalah Rp 907.478,00 + 200.000,00 = Rp 1.107.478,00

Bunga anuitas bulan 2 = Rp 23.092.522,00 x 10% x (30 hari/360 hari) = Rp 192.438,00 Angsuran pokok dan bunga pada bulan 1 adalah Rp 915.040,00 + 192.438,00 = Rp 1.107.478,00 Terlihat bahwa angsuran bulan kedua sama dengan angsuran bulan pertama dan seterusnya dimana besarnya angsuran akan tetap sama sampai dengan selesainya jangka waktu kredit.

A.1.3. Metode Flat Dalam metode ini, perhitungan bunga selalu menghasilkan nilai bunga yang sama setiap bulan, karena bunga dihitung dari prosentasi bunga dikalikan pokok pinjaman awal. Rumus perhitungannya adalah : Bunga per bulan = (P x i x t) : jb P = pokok pinjaman awal, i = suku bunga per tahun, t = jumlah tahun jangka waktu kredit, jb = jumlah bulan dalam jangka waktu kredit.

Karena bunga dihitung dari pokok awal pinjaman, maka biasanya suku bunga flat lebih kecil dari suku bunga efektif. Dalam contoh kasus di atas misalkan bunga flat sebesar 5,3739 % per tahun. Bunga flat tiap bulan selalu sama. = (Rp 24.000.000,00 x 5,3739% x 2 ) : 24 = Rp 107.478,00

Angsuran pinjaman bulan 1 Angsuran pokok dan bunga pada bulan 1 adalah Rp 1.000.000,00 + 107.478,00 = Rp 1.107.478,00

Angsuran pinjaman bulan 2 Angsuran pokok dan bunga pada bulan 2 adalah Rp 1.000.000,00 + 107.478,00 = Rp 1.107.478,00 A.2. Hal-hal Yang Perlu Diketahui

Dalam menetapkan suku bunga kredit, banyak bank menggunakan metode flat, sehingga suku bunga terkesan lebih rendah. Untuk itu, Anda perlu menanyakan ke bank berapa sebenarnya suku bunga efektif yang diterapkan sebelum memutuskan untuk mengajukan kredit. Jika Anda sedang membandingkan suku bunga antar bank, pastikan bahwa Anda mengetahui metode perhitungan bunga yang diterapkan oleh bank. Untuk menghitung saldo pokok pinjaman, bank biasanya menggunakan metode efektif. Jadi, pada saat mengajukan kredit, Anda perlu menanyakan apakah akan ada penyesuaian terhadap perbedaan saldo pinjaman yang menggunakan bunga efektif dengan yang menggunakan bunga flat jika Anda ingin melakukan pelunasan pinjaman lebih dini sebelum jangka waktu pinjaman berakhir. Mintalah jadwal dan komposisi perhitungan bunga dan angsuran pokok pinjaman lebih dini sebelum jangka waktu pinjaman berakhir.

Pembiayaan jenis lain adalah equipment loan yaitu suatu pembiayaan yang dilakukan untuk pembelian suatu barang, biasanya diberikan oleh commercial bank, penjual perlengkapan, perusahaan asuransi, pension funds dan lembaga pembiayaan lainnya. Ada dua cara yang dilakukan yaitu: Kontak penjualan kondisional, adalah kontrak untuk membiayai pembelian perlengkapan dimana penjual akan menahan sebagian ( biasanya kelengkapan surat-surat) sampai pembeli melunasi keseluruhan pembayaran sesuai kontak. Hipotek barang bergerak, adalah semacam pemberian gadai, dimana pemberi pinjaman akan menerima hak gadai sampai peminjam melunasi pinjamannya, apabila peminjaman gagal mengembalikan pinjamannya maka barang tersebut akan dijual. Biasanya barang yang dihipotekkan adalah barang umum

sehingga mudah untuk dijual. Sekarang model hipotek ini tidak disertai dengan penahanan barang yang di gadaikan jika barang tersebut adalah barang yang berkaitan dengan proses produksi karena hal tersebut akan menghambat kegiatan produksi dan peminjam akan kesulitan untuk melunasi hutangnya.

B. Pembiayaan Leasing Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatn pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama . dengn melakukan leasing perusahaan dapa memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor. Melalui pembiayaan leasing perusahaan dapat memperoleh barang-barang modal untuk operasional dengan mudah dan cepat. Hal ini sungguh berbeda jika kita mengajukan kredit kepada bank yang memerlukan persyaratan serta jaminan yang besar. Bagi perusahaan yang modalnya kurang atau menengah, dengan melakukan perjanjian leasing akan dapat membantu perusahaan dalam menjalankan roda kegiatan , setelah jangka leasing selesai, peruasahaan dapat membeli barang modal yang bersangkutan. Perusahaan yang memerlukan sebagian barang modal tertentu dalam suatu proses produksi secara tiba-tiba, tetapi tidak mempunyai dana tunai yang cukup, dapat mengadakan perjanjian leasing untuk mengatasinya. Dengan melakukan leasing akan lebih menghemat biaya dalam hal pengeluaran dana disbanding dengan membeli secara tunai. Di Indonesia leasing baru dikenal melalui surat keputusan bersama menteri keuangan dan memberi perdagangan republic Indonesia dengan no. KEP-122/MK/ IV/2/1974, N0.32/M/SK/2/1974, dan No.30/Kpb/I/Kpb/I/1974 tangggal 7 Febuari 1974 tentang perizinan usaha leasing. Sejalan dengan perkembangan waktu dan perekonomian indnesia permasalahan yang melibatkan leasing semakin banyak dan kompleks . mulai dari jenis leasing yang paling penting sedehana sampai paling rumit. Perbedaan jenis leasing menyebabkan perbedaan dalam pengungkapan laporan keuangan, perlakuan pajak dan akibatnya pada pajak penghasilan badan akhir tahun. Capital lease dan operating lease sama-sama dikenakan pajak pertambahan nilai, sedangkan untuk operating lease disamping dikenakan pajak pertambahan nilai juga dikenalkan pemotongan pajak penghasilan pasal 23, hal ini Karena diperlaklukan sebagai sewa menyewa biasa. Biaya-biaya yang berkaitan dengan transaksi lease dianggap sebagai usaha bagi pihak lessee. Munculnya lembaga leasing merupakan altenatif yang menarik bagi para pengusaha karena saai ini mereka cenderung menggunakan dana rupiah tunai untuk kegiatan operasional perusahaan. Melalui leasing mereka bisa memperoleh dana untuk membiayai pembelian barang-barang modal dengan jangka waktu pengambilan antara tiga tahun hingga lima tahun atau lebih. Disamping hal tersebut di atas para pengusaha juga memperoleh keuntungan-keuntungan lainnya seperti kemudian dalam pengurusan. Suatu keuntungan lain jika ditinjau dari laporan keuangan fiskal adalah transaksi capital lease diperhitungkan sebagai operational lease pembayaran lease dianggap sebagai biaya mengurangi pendapatan kena bajak. Tetapi tidak begitu halnya jika ditinjau dari segi komersial.

Secara umum leasing artinya equipment funding, yaitu pembiayaan peralatan/barang modal untuk digunakan pada proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengertian leasing menurut surat keputusan bersama menteri keuangan dan menteri perdagangan dan industri republik indonesia no. KEP-122/MK/ IV/2/1974, N0.32/M/SK/2/1974, dan No.30/Kpb/I/Kpb/I/1974 tanggal 7 januari 1974 adalah : setiap kegiatan pembiayaan perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang telah disepakati bersama. Equipment leasing association di london memberikan definisi leasing sebagai berikut leasing adalah [erkamkoam antar lessor dan lessee untuk menyewa sesuatu atas barang modal tertentu yang dipilih/ ditentukan oleh lesse. Hak pemilik barang modal tersebut ada pada lessor sedangkan lessee hanya menggunakan dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka pada prinsipnya pengertiaan leasing terdiri dari beberapa elemen di bawah ini: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. pembiayaan perusahaan penyediaan barang-barang modal jangka waktu tertentu pembayaran secara berkala adanya hak pilih (option right) adanya sisa yang disepakati bersama adanya pihak lessor (pihak/perusahaan penyedia leasing) adanya pihak lessee (pihak pengguna jasa leasing)

Pembiayaan melalui leasing merupakan pembiayaan yang sangat sederhana dalam prosedur dan pelaksanaannya dan oleh karena itu leasing yang digunakan sebagai pembayaran alternatif tampak lebih menarik. Sebagai suatu alternatif sumber pembiayaan modal bagi perusahaan, maka leasing didukung oleh keuntungan keuntungan sebagai berikut

1) 2)

3)

4)

fleksibel artinya struktur kontrak dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan yang besarnya pembayaran atu periode lease dapat diatur sedemikian rupa sesuai dengan kondisi peruahaan tidak diperlukan jaminan, karena hak kepemilikan sah atas aktiva yang di lease serta pengaturan pembayaran lease sesuai dengan pendapatan yang di hasilkan oleh aktiva yang dilease sudah merupakan jaminan bagi lease itu senidiri capital saving, yaitu tidak menyediakan dana yang besar, maksimum hanya menyediakan down payment yang jumlah nya dalam kebiasaan lease tida k telalu besar, jadi malam hal ini bisa dikatakan menjadi suatu penghematan modal bagi leassee, yaitu lesse dapat menggunakan modal yang tersedia untuk keperluan lain. Karena leasing umumnya membiayai 100% barang yang dibutuhkan. Cepat pelayaran, artinya secara prosedur leasing lebih sederhana dan relatif lebih cepat dalam realisasi pembiayaan bila dibandingkan dengan kredit investasi bank, jadi tanpa prosedur yang rumit hal itu memberikan kemudahan bagi para pengusaha untuk memperoleh mesin-mesin dan

5)

6)

7) 8)

9)

peraalatan yang mutahir untuk memungkinkan dibukanya suatu bidang usaha produksi yang baru atau untuk memodernisasi perusahaan. Pembayaran angsuran lease diperlakukan sebagai biaya operasional, artinya pembayaran lease langsung dihitung sebagai biaya dalam penentuan laba rugi perusahaan, jadi pembayaran di hitung dari pendapatan sebelum pajak, bukan dari laba yang terkena pajak. Sebagian pelindung terhadap inflasi, artinya terhindar dari resiko penurunan nilai uang uang yang disebabkan oleh inflasi, yaitu lessee sampai kapan pun tatap membayar dengan satuan moneter yagn lalu terhadap sisa kewajibannya. Adanya hak lessee pada akhir masa lease. Adanya kepastian hukum, artinya suatu pejanjian leasing tidak dapat dibatalkan dalam keadaan keuangan umum yang sangat sulit, sehingga dalam keadaan keuangan atau moneter yang sesulit apapun perjanjian leasing tetap berlaku. Terkadang leasing merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan aktiva bagi suatu perusahaan, teutama perusahaan ekonomi lemah, untuk dapat memodernisasi pabriknya.

Klasifikasi leasing 1. capital leasing Perusahaan leasing pada jenis ini berlaku sebagai suatu lembaga keuangan. Lessee yang akan membutuhkan suaut barang modal menentukan sendiri jenis serta spesifikasi dari barang yang dibutuhkan . lessee juga mengadakan negosiasi langsung dengan supplier mengenai harga, syarat-syarat perawatan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengoperasian barang tersebut. Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang tersebut kepada supplier dan kemudian barang tersebut lessee akan membayar secara berkala kepada kepada lessor sejumlah uang yang berupa rental untuk jangka waktu tertentu yang disepakati bersama. Jumlah rental ini secara keseluruhan akan meliputi harga barang yang dibayar oleh lessor ditambah bunga serta keuntungan pihak lessor. Selanjutnya capital atau finance lease masih bisa dibedakan menjadi dua yaitu: a. direct finance lease transasksi ini terjadi jika lesse sebelumnya belum pernah memiliki barang yang dijadikan objek lease. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa lessor membeli suatu barang atas permintaan lesse dan akan dipergunakan oelh lesse. b. sale and lease back sesuai dengan namanya, dalam transaksi ini lessee menjual barang yang telah dimiliki kepada lessor. Atas barang yang sama ini kemudian dilakukan suatu kontrak leasing antara lessee dengan lessor. Dengan memperhatikan mekanisme ini, maka perjanjian ini miliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan direct finance lease. Di sini lessee memerlukan cash bisa dipergunakan untuk tambahan modal kerja atau untuk kepentingan lainnya. Bisa dikatakan bahwa dengan sistem sale and lease back memungkinkan lessor

memberikan dana untuk keperluan apa saja kepada kliennya dana yang dibutuhkan sesuai dengan nilai objek barang lease

2.

operating lease

Pada operating lease, lessor membeli barang dan kemudian menyewakan kepada lessee untuk jangka waktu tertentu , dalam praktik lessee membayar rental yang besarnya secara keseluruhan tidak meliputi harga barang serta biaya yang dikelurkan oleh lessor. Didalam menentukan besarnya lease, lessor tidak memperhitungkan biaya-biaya tersebut karena setelah masa lease berakhir diharapkan harga barang tersebut masih cukup tinggi. Disini jelas tidak ditentukan adanya nilai sisa serta hak opsi bagi lessee. 3. sales type lease (lease (lease penjualan )

Lease penjualan biasanya dilakukan oleh perusahaan industri yang menjual lease barang hasil produksinya. Dalam kontrak penjualan lease diakui dua macam pendapatan penjualan barang dan pendapatan bunga atas jasa pembelanjaan selama jangka waktu lease. 4. leverage lease

Pada leasing ini dilibatkan pihak ketiga yang disebut credit provider. Lessor tidak membiayai objek leasing hingga sebesar 100% dari harga barang melainkan hanya antara 20% hingga 40 % kemudian sisa dari harga barang tersebut akan dibiayai oleh credit provider. 5. cross border lease

Transaksi pada jenis ini merupakan suatu transaksi leasing yang dilakukan dengan melewati batas suatu negara. Dengan demikian antara lessor dan lessee terletak pada dua negara yang berbeda. Barang-barang atau peralatan yang di transaksikan dalam cross border lease meliputi niali jutaan dollar amerika serikat. Seperti pesawat terbang bermesin jet dari pabrikan boeing dan airbus.

II.

SUMBER DANA JANGKA PANJANG

Pengertian Sumber Dana Jangka Panjang Sumber dana jangka panjang merupakan sumber dana yang memiliki jangka waktu panjang. Panjang pendeknya jangka waktu tersebut belum ada ketetapanya secara pasti. Namun demikian, sumber dana yang memiliki waktu lebih dari 10 tahun sudah dianggap sebagai sumber dana berjangka panjang. Sumber dana jangka panjang ini ada yang memiliki jangka waktu tertentu atau jangka waktu jatuh tempo seperti hutang obligasi dan hutang jangka panjang di bank. Di

samping itu ada sumber dana jangka panjang yang tidak memiliki jangka waktu seperti modal sendiri berupa saham biasa. Obligasi Obligasi adalah surat pengakuan hutang perusahaan kepada pihak lain yangmemiliki nilai nominal tertentu dan jangka waktu tertentu (waktu jatuh tempo) serta perusahaan yang mengeluarkannya wajib membayar bunga tertentu yang tertera pada surat tersebut. Obligasi merupakan jenis pendanaan berjangka panjang degan beban tetap (fixed income securities). Sebagai contoh, obligasi Jasa Marga yang memiliki bunga 10% dengan nominal Rp 1.000.000, berarti pemegang obligasi akanmendapatkan bunga 10% per tahun sebesar = 10% x Rp 1.000.000 = Rp 100.000.Obligasi dapat diterbitkan menurut dasar jaminan atau tanpa jaminan. Obligasi tanpa jaminan meliputi debentur, debentur bernilai rendah dan obligasi penghasilan. Sedangkan obligasi hipotik merupakan instrumen hutang jangka panjang dengan jaminan. Istilah-istilah dalam obligasi Nilai nominal Tingkat bunga Jatuh tempo

Ada beberapa jenis obligasi yang kita kenal, yaitu:a . D e b e n t u r e

Debenture adalah hutang jangka panjang tanpa jaminan. Karena debenture tidak dijamin dengan kekayaan perusahaan, pemegang debenture menjadi kreditur umum perusahaan pada saat perusahaan dilikuidasi. Pemegang debenture mendapat perlindungan dalam bentuk persyaratan atau batasan-batasan dalam perjanjian, terutama jaminan negatif, artinya perusahaan perusahaan penerbit obligasi dilarangmenjaminkan aktiva perusahaan yang belum dijaminkan kepada kreditur lain. .Debenture bernilai rendah ( subordinated debenture)

Debenture bernilai rendah merupakan hutang tanpa jaminan degan tuntutan terhadap aktiva di bawah debenture. Debenture bernilai rendah ini memiliki hak untuk memiliki pembayaran pada saat likuidasi lebih duliu daripada pemegangsaham preferen dan saham biasa. Oleh karena itu, untuk menarik para investor makadebenture bernilai rendah memberikan bunga yang lebih tinggi daripada tingkat bunga lainya dan dapat ditukar menjadi saham biasa. O b l i g a s i p e n g h a s i l a n ( income bond )

Pembayaran bunga ini bersifat kumulatif, yaitu bila perusahaan tidak membayar bunga di tahun tertentu maka dapat diakumulasikan untuk periode berikutnya, d e n g a n s y a r a t l a b a m e n c u k u p i . O b l i g a s i p e n g h a s i l a n i n i m e m i l i k i p e r i n g k a t pembayaran yang lebih tinggi. Dari saham preferen, saham biasa dan hutang bernilai rendah jika perusahaan dilikuidasi. Obligasi Sampah

Obligasi sampah disebut juga obligasi yang memberikan hasil tinggi, karena memiliki risiko yang tinggi dan tanpa menggunkan jaminan. Obligasi ini diterbitkan sehubungan dengan perusahaan membutuhkan leaverage ya n g t i n g g i d i m a n a perusahaan menghadapi kesulitan dan resiko kegagalan. Sehingga hanya sedikit investor yang mau menanamkan modalnya pada obligasi sampah ini.

O b l i g a s i H i p o t i k ( mortgage Bond )

Obligasi hipotik adalah obligasi yang diterbitkan dengan jaminan hipotik kekayaan perusahaan penerbit obligasi. Hipotik merupakan dokumen resmi yang memberikan pemegang obligasi hak gadai atas aktiva yang dijaminkan. Apabila perusahaan tidak mampu melunasi hutangnya pada jatuh tempo, maka jaminan tersebut dapat dijual untuk melunasi hutangnya. Namun jika dalam penjualannya dibawah nilai obligasi, maka untuk sisanya pemegang obligasi diperlakukan menjadi kreditur umum. Obligasi Berseri

Obligasi berseri adalah obligasi yang diterbitkan pada waktu yang sama dengan tanggal jatuh tempo serta bunga yang berbeda. Obligasi berseri memiliki jatuh tempo berbeda yaitu secara periodik hingga maturitas akhir. Dengan obligasi berseri ini, investor dapat memilih maturitas yang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini menyebabkan jenis obligasi ini lebih menarik dibandingkan obligasi dengan jatuhtempo yang sama. S e r t i f i k a t P e r w a l i a n P e r a l a t a n ( equiqment trust certificate, ETC) Sertifikat perwalian peralatan merupakan investasi jangka menengah hingga panjang. Model pendanaan ini digunakan misalnya oleh Perusahaan Umum kereta api untuk mendanai perolehan mesin lokomotif. Haka atas peralatan dipegang oleh trustee yang kemudian menyewakan peralatan tersebut kepada perusahaankereta api.

Saham Preferen Saham adalah tanda bukti kepemilikan atau penyertaan pemegangnya atas perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (emiten). Pada prinsipnya ada dua jenis saham, yaitu saham preferen dan saham biasa. Saham preferen merupakan pendanaan yang memilik sifat kombinasi antara hutang dan saham biasa. Dari sisi perusahaan yang mengeluarkan saham preferen manfaat utama yang diperoleh adalah bahwa pembayaran dividen atas saham preferen relatif lebih fleksibeldibandingkan dengan bunga hutang. Pada saham preferen biaya modal setelah pajak lebih tinggi dibandingkan dengan biaya modal dari hutang, karena dividen saham preferen dibayar setelah pajak atau tidak dapat digunakan sebagai modal pajak. Ini berarti bahwa biaya modal saham preferen yang dihitung setelah pajak besarnya dapat mencapai dua kali lipat dari biaya modal hutang. Hal ini merupakan kelemahan utama saham preferen sebagai sarana pendanaan. Pada saham preferen terdapat dividen kumulatif. Dividen kumulatif yaitu dividen yang belum dibayarkan dan akan dibayarkan kemudian.

Jenis-jenis Saham Preferen Pada dasarnya, ada dua jenis saham preferen, yaitu saham preferen kumulatif dan saham preferen partisipasi. Pada saham preferen kumulatif selalu diperhitungkan kewajiban pembayaran dividennya. Sebelum membayar dividen kepada pemegang saham biasa. Sedangkan saham preferen partisipasi merupakan saham preferen dimana pemiliknya juga berhak menerima dividen tambahan jika pemilik saham biasa juga menerima dividen tambahan. Ciri utama saham ini adalah pemegang saham preferen memiliki prioritas di atas pemegang saham biasa terhadap laba dan peluang tambahan return jika saham biasa melebihi jumlah yang

ditetapkan. Namun kebanyakan saham preferen tidak bersifat partisipasi dengan maksimum return jika saham biasa melebihi jumlah yang ditetapkan. Namun kebanyakan saham preferen tidak bersifat partisipatif dengan maksimum return dibatasi sampai tingkat diveden tertentu Hak pemberian suara Karena pemegang saham preferen memiliki hak prioritas di atas pemegang saham biasa terhadap aktiva dan laba, maka pemegang saham preferen tidak diberikan hak suara. Di samping itu, pada saat perusahaan sudah dalam keadaan kesulitan yang parah, biasanya pemegang saham preferen diberi hak suara walau pun hak suara tersebutmasih harus dipertimbangkan dalam mempengaruhi kebijakan perusahaan. Penggunaan Saham Preferen dalam Pendanaan Saham preferen yang tidak dapat dipertukarkan (non convertible) tidak banyak digunakan sebagai sarana pendanaan. Salah satu kelemahanya adalah deviden saham preferen tidak dapat mengurangi laba ke pajak perusahaan penerbitannya. Salah satu manfaat dari pendanaan saham preferen adalah bahwa saham preferen merupakan rencana pendanaan yang fleksibel. Keuntungan lain dari saham preferen yang tidak dapat dipertukarkan adalah tidak adanya jatuh tempo. Jadi, saham preferen merupakan pinjaman abadi. Dari sisi kreditur saham preferen menambah modal sendiri sehingga memperkuat keuangan perusahaan. Price earning ratio atau PER merupakan harga pasar per lembar saham biasa perusahaan dibagi dengan laba per lembar saham yang dihitung untuk waktu satutahun terakhir

Saham Biasa Pemegang saham biasa perusahaan merupakan pemilik akhir perusahaan. Jika terjadi likuidasi, pemegang saham biasa memiliki hak atas sisa tuntutan terhadap aktiva perusahaan setelah tuntutan kreditur dan pemegang saham preferen dipenuhi seluruhnya. Saham biasa tidak memiliki jatuh tempo, namun pemegang saham dapatmelikuidasi investasinya dengan menjual saham yang dimiliki pada pasar sekunder Istilah - istilah pada Saham Biasa a. Saham diotoritasi, Saham diterbitkan dan saham beredar Anggaran dasar perusahaan berisikan jumlah lembar saham biasa yang diotorisasi yaitu jumlah maksimum yang dapat diterbitkan perusahaan tanpamengubah,anggaran dasar. Pada saat saham biasa yang diotorisasi dijual, sahamtersebut menjadi saham diterbitkan. Saham beredar mengacu kepada jumlah saham yang diterbitkan dan dimiliki masyarakat. Perusahaan dapat membeli kembali sebagian saham perusahaan yang diterbitkan dan menyimpannya sebagai saham treasuri (treasury stock). b. Nilai nominal,

Saham biasa dapat diotorisasi dengan atau tanpa nilai nominal. Nilai nominal (sering disebut pula nilai pari) saham merupkan angka yang dicatat pada anggaran dasar perusahaan dan tidak memiliki nilai ekonomis yang berari. Jika terjadi likuidasi, pemegang saham secara hokum berhutang kepada kreditur untuk setiap potongan dari nilai nominal. Akibatnya, nilai nominal sebagian besar saham ditetapkan pada angka yang relative rendah dibandingkan nilai pasarnya. Perbedaan antara harga saham pada saat penerbitan dan nilai nominaldinyatakan sebagai tambahan modal disetor (additional paid-in capital). c. .Nilai buku dan nilai likuidasi Ada pendapat yang menyatakan adanya hubungan antara nilai buku per lembar saham dengan nilai likuidasi saham perusahaan, namun hal ini jarang sekaliterjadi. Seringkali aktiva dijual dibawah nilai bukunya, terutama jika terjadi biaya likuidasi. d. Nilai pasar Nilai pasar per lembar saham merupakan harga yang berlaku sekarang dimanasaham diperdagangkan. Nilai pasar saham biasanya berbeda dari nilai bukunyadan nilai likuidasi. Nilai pasa per lembar saham biasa merupakan fungsi dividen perusahaan saat ini dan yang diharapkan di masa datang serta risiko saham bagiinvestor. Pada umumnya, saham perusahaan baru akan diperdagangkan pada pasar saham tidak resmi (over the counter market), dimana satu atau lebih penjual saham mempertahankan sejumlah persediaan saham biasa dan membeliserta menjual saham tersebut pada harga yang ditetapkan oleh penjual. Hak pemegang Saham biasa Pemegang saham biasa memiliki hak atas laba perusahaan hanya jika dilakukan pembayaran dividen kas. Dalam hal ini pemegang saham tidak memiliki kekuatan hukum atas pembagian laba perusahaan. Hak pemegang saham berupa hak memberikansuara, hak untuk membeli saham baru, hak mendapatkan dividen, dan hak mendapatkanaktiva jika perusahaan dilikuidasi. Hak memberikan suara Pemegang saham biasa adalah pemilik perusahaan, sehingga mereka berhak untuk memilih dewan direksi. Para pemegang sham biasa berhak satu suara untuk setiap lembar saham yang mereka miliki. Ada juga perusahaan yang memeberikan satu hak suara bagi pihak atau orang yang memiliki saham dalam jumlah tertentu, banyak pemegang saham memeberikan suaranya melalui surat kuasa (proxy), yaitu surat yang ditanda tangani pemegang saham yang memberikan hak suara yang dimiliknya terhadap orang lain. Sedangkan prosedur pemberian suaranya adalah ada dua sistem,yaitu : sistem hak suara mayoritas dan sistem hak suara kumulatif. Dengan sistem hak suara mayoritas, pemegang saham memiliki satu suara untuk setiap lembar saham yang dimiliki, dan mereka harus memilih setiap posisi direksi yang tersedia. Sedangkan dengan system hak suara kumulatif, pemegang saham dapat mengakumulasikan suara dan memberikan suara tersebut untuk memilih dewan direksi di bawah jumlah total dewan direksi yang dipilih. Sistem pemberian suara kumulatif memberikan peluang yang lebih besar padakelompok minoritas untuk memilih sejumlah direksi. Jumlah minimun saham yang dibutuhkan untuk memilih sejumlah tertentu direksi ditentukan dengan rumus berikut :

Jumlah total saham hak suara x jumlah tertentu direksi yang dipilih + 1 Jumlah total direksi yang dipilih + 1

Hak untuk membeli saham baru Misalnya anggaran perusahaan mengharuskan menerbitkan saham yang baru,maka hak prioritas dimiliki oleh pemegang saham lama untuk memiliki saham baru tersebut. Dengan kata, jika perusahaan menerbitkan saham biasa yang baru, maka pemegang saham biasa harus memberikan hak untuk memesan saham baru tersebut Hak memperoleh pembayaran dividen Dividen merupakan bagian laba perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham. Dividen yang diberikan kepada pemegang saham didasarkan atas dasar per lembar saham yang dimiliki dan besarnya dividen payout ratio. Besarnya dividen per lembar saham ditentukan oleh dewan direksi dengan pemegang saham melalui RUPS. Hak atas aktiva setelah pembayaran yang lebih senior dalam likuidasi Apabila perusahaan dilikuidasi, maka kewajiban perusahaan yang pertama adalah melunasi hutang kepada kreditur. Apabila kewajiban kepada kreditur terpenuhi, maka para pemegang saham memperoleh hak atas aktiva perusahaan. Mereka yang memiliki saham yang lebih dahulu (lebih senior) akan memperoleh hak didahulukan dalam pembagian aktiva tersebut. Sebenarnya hak ini tidak mutlak, tergantung pada kesepakatan dalam rapat pemegang saham. Saham Biasa Dua Jenis (Dual class common stock) Untuk mempertahankan control bagi menejemen, pendiri atau beberapa kelompok lainya dalam perusahaan, mungkin perusahaan memiliki lebih dari satu jenis saham biasa. Pada umumnya perusahaan memiliki saham jenis B, sedangkan saham yang jenis A dijual kepada masyarakat umum. Saham jenis A biasanya tidak memilikihak suara tetapi memiliki hak prioritas lebih dahulu atas tuntutan terhadap dividen.Sedangkan saham jenis B kebalikan dari saham jenis A.

You might also like