Professional Documents
Culture Documents
BANTUAN HIBAH UANG GUBERNUR JAWA BARAT UNTUK PERBAIKAN JARINGAN IRIGASI TINGKAT USAHA TANI (JITUT) / JARINGAN IRIGASI DESA (JIDES)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan petunjuk-Nya sehingga Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Hibah Uang Gubernur Jawa Barat Untuk Perbaikan Jaringan Tingkat Usaha Tani (JITUT) / Jaringan Irigasi Desa (JIDES) APBD Tahun Anggaran 2012 ini merupakan penjelasan secara khusus terutama dalam Pelaksanaan, Mekanisme Penyaluran Bantuan Hibah Uang, Pengendalian, Monitoring dan Evaluasi serta Pelaporan dalam rangka Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani/P3A di Jawa Barat. Bantuan Hibah Uang Gubernur Jawa Barat merupakan wujud tanggung jawab dan rasa memiliki Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam pembinaan berupa fasilitasi terhadap aspirasi kelompok tani/P3A agar kemandiriannya terarah dan terintegrasi dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas serta mutu hasil pertanian tanaman pangan secara optimal guna mendukung surplus 10 juta ton beras Tahun Anggaran 2014. Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusun Petunjuk Teknis (Juknis) sebagai acuan bagi petugas di Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan kegiatan perbaikan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)/Jaringan Irigasi Desa (JIDES) dengan sumber dana dari APBD Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2012 agar dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................ i DAFTAR ISI ........................................................................ iii I. PENDAHULUAN ............................................................. 1 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. III. 3.1. 3.2. IV. 5.1. 5.2. Latar Belakang........................................................ 1 Tujuan dan Sasaran ................................................ 3 Dasar Penetapan .................................................... 4 Sumber Anggaran ................................................... 6 Pengertian Umum ................................................... 6 Lokasi .................................................................. 13 Survei Investigasi Desain (SID) .............................. 14 Penyusunan Penggunaan Anggaran Hibah Uang ...... 16 Konstruksi ............................................................ 17 Partisipasi Petani................................................... 18 MEKANISME PENYALURAN BANTUAN HIBAH .............. 19 Usulan Permohonan .............................................. 19 Usulan Pencairan .................................................. 21 PENGENDALIAN ....................................................... 23 Analisa Resiko ...................................................... 23 Penanganan Resiko ............................................... 24
iii
V. VI.
MONITORING DAN EVALUASI....................................... 25 5.1. 6.1. Monitoring dan Evaluasi......................................... 25 PELAPORAN ............................................................. 27 Pelaporan ............................................................. 27 PENUTUP ................................................................ 30
VII.
iv
I.
1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Air merupakan salah satu faktor penentu (determinan)
dalam proses produksi pertanian, oleh karena itu investasi irigasi menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka penyediaan air untuk pertanian dalam memenuhi kebutuhan berbagai keperluan usaha tani, maka air (irigasi) harus diberikan dalam jumlah, waktu, dan mutu yang tepat, jika tidak maka tanaman akan terganggu pertumbuhannya yang pada gilirannya akan mempengaruhi produksi pertanian. Pemberian air irigasi dari hulu (upstream) sampai dengan hilir (downstream) memerlukan sarana dan prasarana irigasi yang memadai, sarana dan prasarana tersebut dapat berupa: bendungan, bendung, saluran primer dan sekunder, box bagi, bangunan-bangunan ukur, dan saluran tersier serta saluran tingkat usaha tani. Terganggunya atau rusaknya salah satu bangunan-bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem yang ada, sehingga mengakibatkan efisiensi dan efektifitas irigasi menjadi menurun. Apabila kondisi ini dibiarkan terus dan tidak segera diatasi, maka akan berdampak terhadap penurunan produksi pertanian yang diharapkan, dan
berimplikasi negatif terhadap kondisi pendapatan petani dan keadaan sosial, ekonomi disekitar lokasi. Undang-undang No. 7 tahun 2004 tentang SDA dan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi mengamanatkan bahwa tanggung jawab pengelolaan Jaringan Irigasi tersier sampai ke Tingkat Usaha Tani (JITUT) menjadi hak dan tanggung jawab petani pemakai air sesuai dengan kemampuannya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah daerah Provinsi disebutkan dan Pemerintah daerah
Kabupaten/Kota
bahwa
kewenangan
pengembangan dan perbaikan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) dan Jaringan Irigasi kewenangan dan tanggung Desa (JIDES) menjadi instansi tingkat
jawab
Kabupaten/Kota yang menangani urusan pertanian. Mengingat sebagian besar pemerintah Kabupaten/Kota dan perkumpulan petani pemakai air sampai saat ini belum dapat menjalankan tanggung jawabnya, maka Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat berusaha untuk membantu meningkatkan pemberdayaan P3A dan kelompok tani dalam pengelolaan jaringan irigasi. Untuk memenuhi Peraturan Daerah No. 23 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2012 perlu ditetapkan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2012. Untuk itu dipandang perlu dilakukan pemberdayaan dan penguatan kemandirian sesuai dengan kompetensi melalui Bantuan Gubernur Jawa Barat berupa Hibah Uang dalam bentuk program/kegiatan perbaikan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) dan Jaringan Irigasi Desa (JIDES). Bantuan hibah uang Gubernur Jawa Barat merupakan wujud kepedulian Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam pembinaan berupa fasilitasi terhadap kebutuhan dan
masyarakat
(kelompok
tani/P3A)
agar
kemampuan
kemandiriannya terarah, terintegrasi sesuai kompetensinya dalam meningkatkan produksi dan produktivitas serta mutu hasil pertanian secara optimal guna mendukung surplus 10 juta ton beras tahun 2014.
1.2.
uang
1. Memberikan Petunjuk Teknis (Juknis) usulan permohonan, pengadministrasian, penganggaran, usulan pencairan,
mekanisme penyaluran, pelaporan, monitoring, evaluasi dan pengendalian Bantuan Hibah uang dalam kegiatan
Jitut/Jides dari Gubernur Jawa Barat bagi petugas di Provinsi dan Kabupaten/Kota. 2. Bantuan Hibah uang dalam kegiatan perbaikan Jitut/Jides dari Gubernur Jawa Barat yang diberikan kepada
masyarakat (Kelompok Tani/P3A) berjalan secara efektif dan efisien sesuai ketentuan perundang-undangan. Adapun Sasaran kegiatan Bantuan Hibah perbaikan Jitut/Jides sebanyak 200 uang untuk
kelompok
Kabupaten/Kota.
1.3.
1. Permendagri
Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 2. Perda No. 23/2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TA. 2012. 3. Pergub No. 63/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 55/2011 tentang Tata Cara Penganggaran Pelaksanaan dan Penatausahaan
Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 4. Pergub No. 1/2012 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah TA. 2012. 5. Kepgub No. 955/Kep.119-Ku/2012 tentang Penunjukkan Kuasa Penandatanganan Naskah Perjanjian Belanja Hibah Daerah Kepada Kepala Organisasi Perangkat Daerah/Kepala Biro di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
1.4.
Sumber Anggaran - DPA Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah (PPKD) Pemerintah Anggaran 2012. - Dana yang dialokasikan untuk perbaikan Jitut/Jides sebesar 10 Milyar untuk 200 kelompok tani/P3A yang tersebar di 20 Kabupaten/Kota dengan besaran bantuan hibah uang sebesar Rp. 50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah) per kelompok tani/P3A Provinsi Jawa Barat APBD Tahun
1.5.
terletak di saluran tersier yang berfungsi untuk membagi aliran air ke cabangnya. Daerah Irigasi adalah kesatuan wilayah yang
mendapat air dari satu jaringan irigasi yang bisa disingkat dengan DI. Gorong-gorong adalah Bangunan fisik yang
Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Jaringan Irigasi adalah saluran bangunan dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu
kesatuan yang diperlukan untuk pengaturan air irigasi yang mencakup penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangan air irigasi. Jaringan Irigasi Pemerintah adalah jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah atau jaringan irigasi yang dibangun oleh pemerintah. Jaringan irigasi tersier/tingkat usaha tani
(JITUT) adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kwarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kwarter serta bangunan pelengkapnya pada jaringan irigasi pemerintah.
Jaringan Utama adalah jaringan irigasi yang berada dalam satu sistem irigasi, mulai dari bangunan utama (bendung/bendungan) saluran induk/primer, saluran sekunder dan bangunan sadap serta bangunan pelengkapnya. Jembatan adalah bangunan penyeberangan di atas saluran air minimal dapat dilalui hand traktor, motor, dsb. Operasi Jaringan Irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya, termasuk kegiatan membuka-menutup pintu bangunan irigasi,
menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air,
melaksanakan
kalibrasi
pintu/bangunan,
mengumpulkan data, memantau dan mengevaluasi. Pemeliharaan Jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna dan
memperlancar
pelaksanaan
operasi
mempertahankan kelestariannya.
Pengembangan pembangunan
Jaringan irigasi
Irigasi baru
adalah dan/atau
jaringan
peningkatan jaringan irigasi yang sudah ada. Partisipatif adalah peran serta petani dan
pemerintah atas prinsip kesetaraan dalam setiap tahapan kegiatan sejak perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta
pemanfaatan hasil termasuk pembiayaan. Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) adalah istilah umum untuk kelembagaan pengelola irigasi termasuk irigasi pompa atau reklamasi rawa yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi termasuk irigasi pompa atau reklamasi rawa yang dibentuk secara demokratis. Petani Pemakai Air adalah semua petani yang mendapat nikmat dan manfaat secara langsung dari pengelolaan air dan jaringan irigasi termasuk irigasi pompa atau reklamasi rawa yang meliputi pemilik sawah, pemilik penggarap sawah, penggarap/
jaringan irigasi/reklamasi rawa, dan pemakai air irigasi lainnya. Pintu air adalah : Bangunan fisik yang dapat mengatur keluar masuk air sesuai dengan kebutuhan tanaman yang diusahakan. Produktivitas adalah : Tingkat hasil/produksi yang didapatkan per satuan luas (hektar) dalam satu kali pertanaman. Perbaikan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) adalah kegiatan perbaikan/
penyempurnaan jaringan irigasi tingkat usaha tani (JITUT) guna mengembalikan/meningkatkan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula atau menambah luas areal pelayanan. Saluran Kwarter adalah saluran yang membawa air dari boks bagi tersier ke petak-petak sawah. Saluran Sekunder adalah saluran pembawa air irigasi yang mengambil air dari bangunan bagi di saluran primer yang berada dalam jaringan irigasi. Saluran Tersier adalah saluran yang membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak tersier.
10
Talang adalah bangunan air yang melintas di atas saluran/sungai atau jalan untuk mengalirkan air irigasi ke seberangnya. Sumber Air adalah tempat/wadah air baik yang terdapat pada di atas, maupun di bawah permukaan tanah. (dalam penjelasan termasuk dalam
pengertian; sungai, danau, mata air, aquifer, situ, waduk, rawa dan muara serta dijelaskan sifat wadah air yang kering permanen). Stimulan adalah bantuan dalam bentuk rangsangan pengadaan bahan dan alat untuk mempercepat, mempermudah, fisik. Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah atau atau menyempurnakan kegiatan
Pemerintah Daerah lainnya, Perusahaan Daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya,
bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk
11
menunjang Daerah.
penyelenggaraan
urusan
Pemerintah
Jaringan Irigasi Desa (JIDES) adalah jaringan irigasi berskala kecil yang terdiri dari bangunan penangkap air (bendung, bangunan pengambilan), saluran dan bangunan pelengkap lainnya yang dibangun dan dikelola oleh mansyarakat desa atau pemerintah desa baik dengan atau tanpa bantuan pemerintah.
12
II.
2.1.
PELAKSANAAN
Lokasi Kegiatan perbaikan Jitut/Jides dilaksanakan di
jaringan irigasi tingkat usaha tani dari daerah irigasi pemerintah atau desa yang mengalami kerusakan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan: a. Syarat Lokasi Lokasi merupakan Daerah Irigasi Pemerintah yang jaringan irigasi tingkat usaha taninya mengalami kerusakan. Jaringan utama (primer dan sekunder) berfungsi baik. Mempunyai potensi IP (Intensitas Pertanaman) dapat ditingkatkan. Di lokasi tersedia petani pemilik/penggarap. Lokasi harus didelinasi dengan menunjukkan posisi koordinatnya (LU/LS BT/BB).
13
b.
Syarat Petani Diutamakan telah terbentuk kelompok tani/P3A, apabila belum ada agar segera sebelum penetapan lokasi. membentuknya
Kelompok
tani/P3A
terpilih
belum
pernah
mendapatkan bantuan sejenis. Diutamakan kelompok tani/P3A yang mempunyai semangat partisipatif. Membutuhkan dan mau membangun serta
Survey Investigasi
Survey investigasi dilakukan setelah calon lokasi dan calon petani ditetapkan. Survey investigasi dengan dapat dilakukan secara
sederhana
melakukan
penelusuran
14
Berdasarkan survey investigasi akan didapatkan bagian-bagian dari Jitut/Jides yang mengalami kerusakan dan memerlukan perbaikan, dan sketsa bagian-bagian jaringan yang perlu
diperbaiki.
dilaksanakan setelah Survey Investigasi Rancangan teknis ini meliputi pengukuran dan penggambaran Jitut/Jides. Hasil rancangan/desain sederhana ini berupa sket lokasi, gambar rancangan teknis sederhana kegiatan perbaikan, perkiraan kebutuhan bahan, peralatan dan biayanya atau rencana anggaran biaya (RAB). Dalam hal biaya yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan, maka dilakukan pemilihan skala prioritas, adalah bagian bagian yang dari dilakukan perbaikan paling rencana kegiatan perbaikan
jaringan
yang
memberikan manfaat.
15
Pada tahap kegiatan Survei Investigasi dan Desain (SID) ini, keterlibatan anggota kelompok tani sangat diperlukan untuk memberikan masukan terhadap hasil SID sesuai dengan kebutuhan di lapangan. 2.3. Penyusunan Penggunaan Anggaran Hibah Uang Penyusunan penggunaan anggaran hibah uang dilaksanakan dengan musyawarah kelompok tani/P3A dengan bimbingan tim teknis Kabupaten/Kota atau koordinator lapangan. Penggunaan anggaran hibah uang disusun berdasarkan kebutuhan bahan dari hasil SID dan harga berdasarkan Standar Biaya Belanja Daerah
Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2012, sekurang-kurangnya memuat rencana kebutuhan bahan material, insentif (pekerja/Laden dan tukang) serta waktu pelaksanaan. Penggunaan anggaran hibah uang
yang telah disusun harus diketahui oleh Tim Teknis kabupaten/Kota atau Koordinator Lapangan.
16
2.4.
dilaksanakan secara swakelola oleh kelompok tani/P3A secara bergotong royong dengan memanfaatkan tenaga kerja anggotanya, dan bila sangat dibutuhkan dana
untuk insentif pekerja (Laden) dan Tukang, biaya yang digunakan harus sesuai dengan standar upah pekerja jasa konstruksi Standar Biaya Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2012. Kegiatan konstruksi perbaikan JITUT meliputi : Perbaikan saluran tersier dan kwarter (termasuk
lining saluran).
Perbaikan bangunan bagi kwarter dan bangunan lainnya, seperti : siphon, talang, bangunan terjun dan sebagainya. Untuk bahan konstruksi bangunan saluran, agar lebih ekonomis, mudah dikerjakan dan cepat pelaksanaannya diharapkan dapat dibuat dari bahan ferosemen,
ferosemen ini dibuat dengan ukuran atau dimensi sesuai dengan kondisi lapangan.
17
2.5.
berpartisipasi dalam kegiatan ini sejak dari proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan. Partisipasi tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk tenaga kerja, bahan bangunan, dana dan sebagainya.
18
III.
Mekanisme usulan permohonan dan pencairan bantuan hibah uang dari Gubernur Jawa Barat untuk Kegiatan Jitut/ Jides tahun 2012 sebagai berikut :
3.1.
Usulan Permohonan Kelompok tani/P3A mengajukan permohonan secara tertulis dalam bentuk proposal yang
ditandatanagani/stempel oleh Ketua Kelompok Tani dan rekomendasi dari petugas lapang/Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota.
meliputi ; latar belakang, maksud dan tujuan, rincian rencana jadwal kegiatan, rencana penggunaan hibah uang, dan penutup yang ditandatangani Ketua Kelompok Tani. Kelengkapan administratif lainnya adalah surat
keterangan tanggung jawab, surat pernyataan kesediaan menyediakan dana pendamping, surat keterangan
domisili dari Desa/Kelurahan, keanggotaan kelompok tani, salinan fotocopy KTP ketua yang masih berlaku.
19
Mekanisme pengusulan permohonan bantuan hibah uang sebagaimana gambar di bawah ini.
A U P O S P N US LA D N E A U I PE M H N N L R R SE E G U N A V L AS R O O A
Pros esusulanperm nanbelan ba arang/jas m d oho jahi h/b adi ulai andila kukand ehS PD ari/ol K Eva asi usulanperm hon lu o andilakuka P andisam nSK Dd paikankep adaK etuaT D AP KetuaT Dm AP enyam paikanpertim ankep bang adaG ubernur Pers etujuanG bern m i das nuanganda mK A/P AS u ur enjad arpe la U P
E valuasi
Asisten
S PD K
G rnur ube
Dicatat d diad inistrasikandi T Usah an m ata a Surat M asuk S etda
S D KP
S D M kuka Evalu sesuai Petu KP ela n asi njuk Teknis yan telah ditetapka g n
20
S SAPP
AUK
Dafta CalonP rim terdiri dari: r ene a 1. Dafta CalonP erim r en aBelanjaHibah/B ansosUang 2. Dafta CalonP erim BelanjaHibah/B r en a ansosB arang/Ja sa Berisi Inform si: N a/A at/Besara B anjaHibah/ban a am lam n el sos
airetirK
K laSK D epa P
Daftar Calon P enerim a
K tua T P e AD
M berikanpertimban em gan kep Gu ur ada bern
S P urat ertimbangan
Proposal
Pem ohon
3.2.
Usulan Pencairan Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) yang telah ditetapkan melalui Keputusan Gubernur Jawa Barat untuk menerima bantuan hibah uang ditindak lanjuti dengan penyusunan proposal pencairan yang ditujukan kepada Gubernur Jawa Barat dengan Sistimatika
penulisan dalam proposal meliputi ; latar belakang, maksud dan tujuan, rincian rencana jadwal kegiatan, rencana penggunaan hibah uang, dan penutup yang ditandatangani melampirkan; Ketua Naskah Kelompok Perjanjian Tani Hibah dengan Daerah
bermaterai cukup, Foto copy Rekening Bank, Fakta Integritas/ bermaterai Surat cukup, Pernyataan Kuitansi Tanggung rangkap 4 Jawab (empat)
bermaterai cukup, dan Kartu Tanda Penduduk Ketua Penerima Hibah Uang. Adapun skema prosedur
21
A U P N A G A A D NP N A A L R E G N G R N A E C IR N
B jaH h/B so erup ngdituan elan iba an sb aua gkand alamD A P D P -P K B ajH h/B so erup bara ad ngk elan iba an sb a ng/jas itua andalamD A K D P -S P
Pn a g a n e g n g ra
P r e ju nG b rn r es tu a u e u
Dftar C n a alo P erim -U g en a an D Clon aftar a P rim aran a ene a-B g/Jas
P la s n a d nP n a n e k a a n a e c ira
P n rim ib h a tu n e e aH a /B n a Mn a k nP rmh n nP n a n e g ju a e o o a e c ira
TP AD
RA PD K -P K RA K D K -S P
P K /B K an an P D iro eu g DA P D P -P K
(U n ) ag
SP KD DA K D P -S P
(B ra /Ja a a ng s )
T P -B N A AD A G R P R AA B ED PD
Bn s a so
H ah ib
H ah ib
B so an s
P ng da n e a a B ra da a ng n Js aa
NH PD
P R U P NA A A A B EGB EJ BRN P D
P c n-U g en aira an P ya ranB ra g/Ja en lu a n sa D rahkanolehK ala ise ep S P d anB rita K D eng e A S hT a cara era erim M k syara eleng api t adm istras in i.
K P T S NG B R U T N A G E U UA U E N R E T N B N U NHB H A B N O AT A I A DN A S S
DA P D P -P K (Un ) ag DA K D P -S P (Bra g a a a n /J s )
L su d R enin ang ng ari ek g K D hk Rke as aera e e ning P rim ene a M ka syarat eleng pi a inistras dm i.
22
IV.
PENGENDALIAN
Dinas pengendalian
Pertanian atas
Kabupaten/Kota kegiatan
melakukan tersebut.
pelaksanaan
Pengendalian dapat dilakukan dengan membentuk Tim Teknis dengan tugas melakukan pengendalian dan review atas kinerja pelaksanaan kegiatan perbaikan Jitut/Jides sehingga
pelaksanaan kegiatan dapat mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dengan efektif, efisien, ekonomis, tertib dan akuntabel. 5.1. Analisa Resiko Dalam pelaksanaan perbaikan Jitut/Jides dilakukan analisa bagian-bagian atau dalam tahapan mana yang memiliki resiko dapat mempengaruhi keberhasilan
pelaksanaan kegiatan, dilakukan analisa titik-titik kritis pelaksana kegiatan, penyebab dan dampak/resiko yang ditimbulkan. Resiko dapat terjadi pada setiap tahapan kegiatan perbaikan Jitut/Jides baik pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan evaluasi, serta tahap pelaporan dan tindak lanjut. Resiko yang tidak dapat terdeteksi atau tidak dapat dikelola dengan baik
23
akan mengakibatkan tujuan dari kegiatan perbaikan Jitut/Jides yang telah ditetapkan tidak tercapai atau pencapaiannya tidak optimal. 5.2. Penanganan Resiko Dengan telah diketahui titik-titik kritis dalam
pelaksanaan kegiatan perbaikan Jitut/Jides penyebab dan dampaknya terhadap pencapaian tujuan, maka dilakukan perumusan/upaya penanganan atau pembinaan sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada titik-titik atau tahapan kritis tersebut. Pembinaan dan atau pengawasan perlu dilakukan lebih intensif pada titik-titik kritis tersebut. Untuk memudahkan pelaksanaan pengendalilan
dapat dilakukan dengan menggunakan/membuat daftar analisa resiko dan penanganan resiko.
24
V.
5.1.
pengendalian) Pemberian dan Penggunaan atas Belanja Hibah uang mengenai hal : 1. Dinas Pertanian dan Kabupaten/Kota evaluasi atas melakukan pemberian,
monitoring
pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Belanja Hibah uang yang diterima Kelompok
Tani/P3A sesuai penetapan Gubernur Jawa Barat. 2. Dinas Pertanian Tanaman Provinsi Jawa Barat melakukan evaluasi pengendalian yang atas monitoring Dinas dan
dilaksanakan
Pertanian
melakukan evaluasi
pengendalian yang
monitoring Dinas
dilaksanakan
Pertanian
25
4.
Biro
Keuangan
Pemerintah hasil
Daerah
Provinsi dan
melakukan evaluasi
rekapitulasi
monitoring dengan
kepada
Gubernur
tembusan
kepada SKPD.
26
VI.
6.1.
PELAPORAN
Pelaporan 1. Laporan penggunaan Belanja Hibah uang
disampaikan Penerima Belanja Hibah Uang kepada Gubernur melalui SKPD 1 (satu) bulan setelah kegiatan selesai atau paling lambat tanggal 10 Januari tahun anggaran berikutnya. 2. SKPD menyampaikan rekapitulasi penerimaan
Laporan Penggunaan Belanja Hibah Uang dan dokumentasi Laporan Penggunaan Belanja Hibah Uang kepada Biro Keuangan setiap tanggal 5 bulan berikutnya. 3. Biro Keuangan mengkoordinasikan dan
mengendalikan dan
penerimaan,
penyimpanan Belanja
Penggunaan
menyampaikan rekapitulasi Laporan Penggunaan Belanja Hibah uang melalui Biro Keuangan
27
4.
SKPD melakukan pengiriman surat permintaan Laporan Penggunaan Belanja Hibah uang secara kepada Penerima Belanja Hibah uang setiap 3 bulan. Penerima Belanja Hibah uang berkewajiban menyampaikan laporan pertanggungjawaban akhir tahun anggaran paling lambat 2 bulan setelah tahun anggaran berakhir.
5.
Laporan Penggunaan Belanja Hibah uang dengan sistematika : I. Surat pengantar ditujukan kepada Gubernur
II. Laporan kegiatan terdiri atas : a. b. c. d. e. f. g. h. Latar Belakang Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Kegiatan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Daftar Personalia Pelaksanaan Penutup Realisasi Penerimaan Belanja Hibah Uang Realisasi Penggunaan Belanja Hibah Uang III. Lampiran
28
6. Laporan
Penggunaan
Belanja
Hibah
uang
bermaterai cukup, mencantumkan nama lengkap penerima Belanja Hibah Uang dan ditandatangani Ketua Kelompok Tani/P3A dan Kepala Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota.
29
VII.
PENUTUP
Pemberian Bantuan Belanja Hibah berupa uang untuk perbaikan Jitut/Jides dari Gubernur Jawa Barat kepada
masyarakat (Kelompok Tani/P3A) tahun 2012 diharapkan dapat meningkatkan kinerja Kelompok Tani, produksi, produktivitas dan mutu hasil pertanian khususnya Gabah/Padi Sawah di Jawa Barat. Penguatan Kelompok Tani merupakan wujud kepedulian Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang didukung peranserta aktif Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dalam pembinaan,
pengawalan, pendampingan, pengendalian partisipasi, dan kemitraan semua pihak (stakeholder) terkait, sehingga sasaran dan tujuan dapat terwujud sebagaimana yang diharapkan.
30
Alokasi
No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Kabupaten / Kota
Bogor Cianjur Sukabumi Cirebon Kuningan Majalengka Indramayu Bekasi Karawang Purwakarta Subang Bandung Sumedang Garut Tasikmalaya Bamdung Barat Ciamis Kota Tasikmalaya Kota Bogor Kota Banjar Jumlah
Jides (unit)
4 7 8 5 5 5 5 5 6 6 5 5 6 7 6 3 6 3 1 2 100
Jitut (unit)
2 5 7 10 6 9 10 8 10 5 10 4 3 3 3 1 3 1 100
31
NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH ANTARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN TAHUN ANGGARAN 2012
Nomor : ________________________ (Pihak Pertama) (Pihak Kedua)
Pada hari ini ....................., tanggal ............ bulan .................... tahun .............. yang bertanda tangan di bahwa ini: I. Nama : NIP : Jabatan : Unit Kerja : dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Baratberdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 955/Kep.119Keu/2012 tentang Penunjukan Kuasa Penandatanganan Naskah Perjanjian Belanja Hibah Daerah kepada Kepala Organisasi Perangkat Daerah/Kepala Biro di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. II. Nama : . No. KTP : .......................... Jabatan : .. Alamat : .... Yang bertindak untuk dan atas nama yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Kedua belah pihak sepakat untuk melakukan Perjanjian Belanja Hibah Daerah berupa Uang dengan ketentuan sebagai berikut : Pasal 1 JUMLAH DAN TUJUAN HIBAH (1). PIHAK PERTAMA memberikan belanja hibah kepada PIHAK KEDUA, berupa uang sebesar Rp..,-(..). (2). PIHAK KEDUA menyatakan menerima belanja hibah dari PIHAK PERTAMA berupa uang sebesar Rp,- (). (3). Belanja Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan untuk Perbaikan Jaringan Irigasi ... sesuai dengan Rencana Penggunaan Belanja Hibah/Proposal yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari naskah perjanjian belanja hibah daerah ini, meliputi : NO. URAIAN JUMLAH
JUMLAH (Rp)
(4). Penggunaan belanja hibah sebagaimana ayat (2) bertujuan untuk Perbaikan Jaringan Irigasi Pasal 2 PENCAIRAN BELANJA HIBAH (1). Pencairan belanja hibah berupa uang yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 dilakukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku . (2). PIHAK KEDUA mengajukan permohonan kepada PIHAK PERTAMA, dengan dilampiri: a. Naskah Perjanjian Belanja Hibah Daerah; b. Foto copy Rekening Bank ; c. Fakta Integritas/Surat Pernyataan Tanggung Jawab bermaterai cukup; d. Kuitansi rangkap 4 (empat) bermaterai cukup; e. Foto copy Kartu Tanda Penduduk ketua/pimpinan penerima hibah. (3). Belanja hibah sebagaimana dimaksud pada pasal 1 ayat (1) dibayarkan melalui pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Daerah Provinsi Jawa Barat ke Rekening Bank atas nama selaku PIHAK KEDUA dengan Nomor Rekening (4). PIHAK KEDUA dilarang mengalihkan belanja hibah yang diterima kepada pihak lain. (5). PIHAK KEDUA setelah menerima pencairan belanja hibah dari PIHAK PERTAMA, segera melaksanakan kegiatan dengan berpedoman pada Rencana Penggunaan Belanja Hibah/Proposal dan peraturan perundangundangan. Pasal 3 KEWAJIBAN PIHAK KEDUA (1). Menandatangani Pakta Integritas/Surat Pernyataan Tanggungjawab Permohonan Belanja Hibah (2). Apabila digunakan untuk pengadaan barang dan jasa, maka proses pengadaan barang dan jasa sesuai dengan peraturan perundangundangan (3). Membuat dan menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja Hibah kepada Gubernur melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.
(4). Apabila sampai akhir kegiatan masih terdapat sisa dana hibah, berkewajiban mengembalikan ke Kas Umum Daerah Provinsi Jawa Barat dengan nomor rekening 001 021 0238361 dan menyerahkan bukti setorannya kepada Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Barat. Pasal 4 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA (1). Mencairkan belanja hibah apabila seluruh persyaratan dan kelengkapan berkas pengajuan pencairan dana telah dipenuhi oleh PIHAK KEDUA (2). Menunda pencairan belanja hibah apabila PIHAK KEDUA tidak/belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan. (3). Melaksanakan evaluasi dan monitoring atas penggunaan belanja hibah. (4). Melakukan pemeriksaan atas penggunaan belanja hibah Pasal 5 SANKSI Pihak KEDUA yang melanggar Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 2 ayat (4) dapat dikenakan sanksi administratif berupa peringatan tertulis, penundaan/penghentian pencairan/penyaluran belanja hibah atau sanksi lain sesuai ketentuan perundangundangan. Pasal 6 LAIN-LAIN (1). Naskah Perjanjian Belanja Hibah Daerah (NPHD) ini, dibuat rangkap 4 (empat), lembar pertama dan kedua masing-masing bermaterai cukup sehingga mempunyai kekuatan hukum sama. (2). Hal-hal lain yang belum tercantum dalam NPHD ini dapat diatur lebih lanjut dalam Addendum. PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,
Dr.Ir.H.ENDANG SUHENDAR,MS
FORMAT E
CONTOH FORMAT SURAT PERMOHONAN PENCAIRAN dan RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN BELANJA HIBAH
KOP SURAT PEMERINTAH/PEMERINTAH DAERAH/PERUSAHAAN DAERAH/MASYARAKAT/ORGANISASI KEMASYARAKATAN
.. 20XX
(tempat), (tgl/bulan) (tahun)
: : : :
Bandung Permohonan Pencairan dan Rincian Rencana Penggunaan Belanja Hibah Bahwa berdasarkan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD Tahun ......., bersama ini kami mengajukan permohonan pencairan belanja hibah berupa (uang/barang/jasa) sebesar ............dengan rincian rencana penggunaan sebagaimana terlampir. Sebagai bahan pertimbangan Bapak, bersama ini kami sampaikan persyaratan pencairan belanja hibah sesuai dengan Peraturan Gubernur tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Demikian permohonan kami, atas perkenan dan bantuan Bapak diucapkan terima kasih. Hormat kami, Pemohon (nama jelas pimpinan/ditanda tangani/di cap)
Dengan ini, menyatakan dengan sebenarnya bahwa untuk memenuhi tujuan transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana belanja hibah: 1. Bertanggungjawab penuh baik formal maupun materiil atas penggunaan belanja hibahyang diterima. 2. Akan menggunakan belanja hibahsesuai dengan rencana penggunaan proposal yang telah disetujui 3. Bersedia diaudit secara independen sesuai peraturan perundang-undangan Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun. <nama kota, tanggal, bulan, tahun>
PENERIMA BELANJA HIBAH <nama lengkap>
Dengan ini, menyatakan dengan sebenarnya bahwa untuk memenuhi tujuan transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana belanja hibah: 1. Bertanggungjawab penuh baik formal maupun materiil atas penggunaan belanja hibahyang diterima. 2. Telah menggunakan belanja hibahsesuai dengan rencana penggunaan proposal yang telah disetujui 3. Bersedia diaudit secara independen sesuai peraturan perundangundangan
Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun.
<nama kota, tanggal, bulan, tahun> PENERIMA BELANJA HIBAH
<nama lengkap>