You are on page 1of 16

DESAIN PEMBELAJARAN

A. Konsep yang Akan Diajarkan : Gelombang Cahaya B. Jenjang Pendidikan/ Kelas C. Semester : SMA / XII : Ganjil

D. Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah

E. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang cahaya serta menerapkan konsep dan prinsip gelombang cahaya dalam teknologi

F. Karakteristik Konsep Gelombang Cahaya merupakan salah satu konsep fisika yang sangat penting untuk dipelajari karena sangat aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Konsep gelombang cahaya memiliki karakteristik khusus, diantaranya: 1. Cakupan materinya luas, meliputi Interferensi Cahaya, Difraksi Cahaya, Polarisasi Cahaya, Disversi Cahaya, Efek Dopler pada Cahaya, dan lain sebagainya. 2. Tingkat kesulitan cukup tinggi dan bersifat matematis karena banyak perumusan-perumusan matematis terutama pada fenomena yang terjadi baik yang dapat diamati secara langsung ataupun tidak. 3. Materi sangat aplikatif, dapat dilihat dari Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang menuntut siswa agar dapat memahami konsep dan prinsip gelombang cahaya dalam teknologi.

G. Karakteristik Peserta Didik Lokasi sekolah mengajar termasuk sekolah unggulan se-Kabupaten dan merupakan Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional, sehingga rata-rata

peserta didik memiliki kemampuan kognitif yang relatif tinggi. Namun tidak semua siswa memiliki minat terhadap fisika yang sama. Karakteristik peserta didik di sekolah ini sangat heterogen, karena siswa berasal dari beberapa latar belakang etnik berbeda. Persaingan di dalam kelas cenderung selalu terjadi karena keheterogenan kelas yang terdiri dari siswa berprestasi tinggi, sedang, dan rendah, laki-laki dan perempuan.

H. Model Pembelajaran yang Digunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning dengan metode Group Investigation (Kelompok Inverstigasi)

I. Dasar Pemilihan Model Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Oleh karena itu, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran ini dapat menumbuhkan sikap saling dukung dan saling melengkapi satu sama lain. Siswa yang berprestasi tinggi dapat saling membantu dengan siswa yang berprestasi sedang dan rendah. Siswa laki-laki bisa bekerjasama dengan siswa perempuan. Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group. Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan

masalah tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi. Melihat karakteristik siswa dan tuntutan Standar Kompetensi juga Kompetensi Dasar yang ada, maka model pembelajaran Cooperative Learning dengan metode Group Investigation adalah model yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran konsep Cahaya. Siswa dapat melakukan investigasi dengan berbagai cara untuk mencari tahu mengenai penerapan konsep cahaya dalam teknologi, kemudian mempresentasikannya. Model ini dikatakan tepat diterapkan dalam pembelajaran konsep Cahaya karena dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks, diantaranya:

pembelajaran berpusat pada siswa, pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, dan adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran

J. Kajian Materi Subjek 1. Peta Konsep

2. Uraian Materi berbasis Peta Konsep a. Pengertian Cahaya Setiap hari kita merasakan pengaruh Matahari yang menyinari Bumi. Siang hari tampak terang tidak seperti malam hari, pakaian basah menjadi kering, dan terasa panas menyengat ketika kita berjalan di siang hari. Hal ini dikarenakan radiasi cahaya matahari dapat mencapai permukaan bumi. Cahaya merupakan salah satu bentuk energi yang dapat kita lihat dan kita rasakan pengaruhnya. Cahaya termasuk gelombang karena memiliki sifat-sifat yang sama dengan gelombang. Termasuk gelombang apakah cahaya itu? Mengapa demikian?

b. Interferensi Cahaya Dalam kehidupan sehari-hari, kita melihat gelembung air sabun akan terlihat berwarna, warni. Begitu juga genangan minyak tanah diatas permukaan air, akan terlihat sama berwarna warni. Apa yang terjadi dengan peristiwa itu? Kesan melihat gelembung air sabun berwarna-warni disebabkan terjadinya interferensi yaitu perpaduan dua gelombang cahaya a yang jatuh pada selaput tipis, seperti selaput air sabun.1

(Gambar 3.11 Interferensi Pada Gelembung Air Sabun)

Interferensi adalah penjumlahan superposisi dari dua gelombang cahaya atau lebih yang menimbulkan pola gelombang yang baru. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Bersifat merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang saling menghilangkan. Syarat Interferensi Cahaya Kedua sumber cahaya harus bersifat kokeren (Kedua sumber cahaya mempunyai beda fase,frekuensi dan amplitude sama) Thomas Young, seorang ahli fisika membuat dua sumber cahaya dari satu sumber cahaya, yang dijatukan pada dua buah celah sempit.

(Gambar 3.12 Percobaan Thomas Young)

Satu sumber cahaya, dilewatkan pada dua celah sempit, sehingga cahaya yang melewati kedua celah itu, merupakan dua sumber cahaya baru.

(Gambar 3.13 Hasil interferensi dua sinar menghasilkan pola terang dan gelap)

Secara matematika rumus untuk mendapatkan pola terang dan gelap sebagai berikut:

S1 = Sumber cahaya ; S2 dan S3, dua sumber cahaya baru ; d = jarak antar dua sumber c; = sudut belok, a = l = jarak antara dua sumber terhadap layar Interferensi maksimum/terang/konstruktif, terjadi bila : atau Keterangan : P = jarak dari terang/gelap ke-m dengan terang pusat (meter) D = jarak kedua sumber cahaya/celah(meter) L = jarak antara sumber cahaya dengan layar (meter) M = bilangan (1,2,3dst) l=panjang gelombang (meter, atau Amstrong A0=1.10-10meter) Interferensi Minimum/Gelap/Destrutip, terjadi jika atau

c. Difraksi Cahaya Jika sebuah gelombang permukaan air tiba pada suatu celah sempit, maka gelombang ini akan mengalami lenturan/pembelokan sehingga terjadi gelombang-gelombang setengah lingkaran yang melebar

di daerah belakang celah tersebut. Gejala ini disebut difraksi. Cahaya bila di jatuhkan pada celah sempit /penghalang, akan terjadi peristiwa difraksi.

1) Difraksi Cahaya pada Celah Tunggal Bila cahaya monokhromatik (satu warna) dijatuhkan pada celah sempit, maka cahaya akan di belokan/ dilenturkan. Difraksi pada celah sempit, bila cahaya yang dijatuhkan polikhromatik (cahaya putih\banyak warna), selain akan mengalami peristiwa difraksi, juga akan terjadi peristiwa interferensi, hasil interferensi menghasilkan pola warna pelangi. Berkas cahaya jatuh pada celah tunggal, akan dibelokan dengan sudut belok . Pada layar akan terlihat pola gelap dan terang. Pola gelap dan terang akan terjadi bila mengalami peristiwa interferensi

2) Difraksi Cahaya pada Celah Banyak (kisi Difraksi) Kisi/celah banyak, sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari terutama untuk dinding bangunan. Kisi difraksi yang ada di laboratorium Fisika adalah Kaca yang digores dengan intan, sehingga dapat berfungsi sebagai celah banyak. Jika seberkas sinar monokromatik jatuh pada kisi difraksi, akan terjadi peristiwa difraksi dan interferensi.

(Gambar 3.14 Berkas Sinar Jatuh Pada Kisi Difraksi)

Disebut kisi difraksi jika jumlah kisi menjadi N buah, pada umumnya: Ncelah = ~ribuan buah per cm/mm

Hasil difraksi dan Interferensi, akan terlihat pola gelap dan terang pada layar. Rumus Interferensi pada Celah banyak/kisi difraksi kebalikan dari rumus interferensi pada celah tunggal. Interferensi maksimum (terjadi pola terang) d sin = (2n) = n d p/l = (2n) = n , d sin = (2n 1) d.p/l= (2n 1) , atau n = 1,2,3 , .dst

Interferensi Minimum (terjadi pola gelap) atau n = 1, 2, 3, dst

d = konstanta kisi = lebar celah = 1/N (N = banyak celah/goresan) = sudut belok=sudut difraksi n = bilangan asli= orde

= panjang gelombang l= jarak celah ke layar p = jarak antara dua terang atau gelap

d. Polarisasi Cahaya Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi satu arah getar. Polarisasi Gelombang menunjukkan arah medan listrik pada suatu titik yang dilewati oleh gelombang tersebut. Jenis polarisasi antena dapat dikategorikan berdasarkan polanya pada BIDANG yang TEGAK LURUS atau normal dengan sumbu propagasi. Gelombang yang dapat mengalami polarisasi hanyalah gelombang tranversal yang mempunyai arah getaran tegak lurus dengan arah perambatannya. Terpolarisasi atau terkutub artinya memiliki satu arah getar tertentu saja, seperti pada gambar berikut :

Simbol Cahaya alami, yang bukan sinar terpolarisasi adalah gambar sbb:

Atau

Cahaya terpolarisasi didapatkan dengan cara sebagai berikut : 1) Polarisasi Karena Pemantulan Berkas sinar alami (sinar yang belum terpolarisasi) dijatuhkan dari medium udara, ke medium kaca (cermin datar). Dengan sudut datang i = 57o, maka sinar yang dipantulkan sudah terpolarisasi, seperti pada gambar berikut:

2) Polarisasi Karena Pemantulan dan Pembiasan Berkas Sinar alami melalui suatu medium kaca,akan dipantulakna dan dibiaskan. Sinar perpolarisasi bila sudut pantuk dan sudut bias membentuk sudut 90, seperti pada gambar brikut :

Dari peristiwa pemantulan dan pembiasan akan diperoleh Rumus Brewster: ip + r = 9o, r = 90 ip n2/n1 = sin ip/sin r = sin ip/sin (90-ip) = sin ip/cos ip = tg ip n2/n1 = tg ip

3) Polarisasi karena penyerapan selektif Polarisasi dengan penyerapan selektif diperoleh dengan memasang dua buah polaroid, yaitu Polarisator dan Analisator. Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi, sedangkan Analisator untuk mengetahui apakah cahaya sudah terpolarisasi atau belum.

e. Disversi Cahaya Pelangi disebabkab adanya peristiwa pembiasan dan peristiwa disversi pada titik-titik uap air. Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya monokromatik (merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu). Disversi cahaya terjadi jika seberkas cahaya polikromatik (cahaya putih) jatuh pada sisi prisma. Cahaya putih tersebut itu akan diuraikan menjadi warna-warna pembentuknya yang disebut spektrum cahaya. Karena cahaya merah mempunyai kecepatan paling besar maka cahaya mengalami deviasi paling kecil. Sedangkan cahaya ungu yang mempunyai kecepatan paling kecil mengalami deviasi paling besar sehingga indeks bias cahaya ungu lebih besar dari pada cahaya merah.

Sudut dispersi adalah sudut yang dibentuk oleh sinar merah dan sinar ungu setelah keluar dari prisma. Besar sudut dispersi adalah = ungu merah Bila sudut pembias prisma kecil = (nungu nmerah) Apabila sudut-sudut pembias kecil maka rumus tersebut dapat ditulis dalam bentuk (n1k 1) 1 = (n2k 1) 2 Sudut deviasi total dapat ditentukan dari hubungan berikut : total = (n1m 1) 1 - (n2m 1) 2 = (n1u 1) 1 - (n2u 1) 2 f. Aplikasi Gelombang Cahaya 1) Radar Gelombang cahaya yang merupakan gelombang transversal diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada radar, sinar gamma,

dan sinar-X yang bermanfaat dalam bidang pengetahuan dan pengobatan. Radar (Radio Detection and Ranging) memancarkan gelombang cahaya dengan prinsip pemantulan cahaya. Radar merupakan suatu sistem alat untuk mendeteksi keberadaan, letak, kecepatan, dan arah gerak bendabenda di kejauhan, seperti pesawat terbang dan kapal, melalui kemampuan bendabenda tersebut untuk memantulkan seberkas radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang beberapa sentimeter. Radar juga digunakan untuk navigasi dan pemanduan. Sistem alat ini terdiri atas pemancar yang menghasilkan radiasi frekuensi radio, seringkali berupa denyut, yang diberikan pada antena yang dapat dipindahpindahkan yang kemudian dipancarkan sebagai berkas radiasi. Bila berkas terganggu oleh suatu benda padat, sebagian energy radiasi akan dipantulkan kembali ke antena. Sinyal yang diterima antena diteruskan ke penerima, yang kemudian memperkuat dan mendeteksinya. Gema dari pantulan benda padat ditunjukkan oleh kenaikan mendadak pada keluaran detektor. Waktu yang dibutuhkan denyut untuk mencapai benda dan untuk dipantulkan kembali (t) dapat diketahui dari persamaan:

dengan d menyatakan jarak sasaran, dan c merupakan laju cahaya. Keluaran detektor biasanya ditampilkan pada tabung sinar katoda dan berbagai bentuk tampilan yang berbeda Radar dibedakan beberapa jenis, antara lain radar cuaca, radar pengawas pelabuhan udara, radar pengawas umum, radar pesawat udara, radar sonde, dan radar surveillance.

2) Sinar Gamma Sinar gamma merupakan radiasi gelombang elektromagnetik yang terpancar dari inti atom dengan energy yang sangat tinggi. Sinar gamma mempunyai frekuensi antara 1020 Hz dengan panjang gelombang antara 10-11 cm sampai 10- 8 cm. Daya tembusnya besar sekali, sehingga dapat

menembus pelat timbal dan pelat besi yang tebalnya beberapa cm. Sinar gamma banyak dimanfaatkan dalam bidang ilmu pengetahuan dan pengobatan. Dalam bidang pengetahuan, sinar gamma digunakan untuk membantu studi fisika inti dan astronomi. Dalam bidang pengobatan, sinar gamma dimanfaatkan untuk diagnosis dan terapi kanker. Saat ini sedang dikembangkan penerapan sinar gamma untuk penyucihamaan dan pengawetan makanan

3) Sinar X Sinar-X ditemukan pada tahun 1895 oleh Wilhelm K Rontgen, disebut juga sinar rontgen. Sinar-X mempunyai frekuensi antara 1016 Hz sampai 1020 Hz. Panjang gelombangnya sangat pendek yaitu 10-9 cm 10-6 cm. Karena panjang gelombangnya sangat pendek sinar-X

mempunyai daya tembus yang kuat. Sinar-X dapat menembus bendabenda lunak seperti daging dan kulit, tetapi tidak dapat menembus bendabenda keras seperti hidung, gigi, dan logam. Karena itu sinar ini sering dimanfaatkan di dalam bidang kedokteran, terutama untuk melihat kondisi dalam tubuh tanpa melakukan pembedahan. Foto sinar-X diambil menggunakan kamera sinar-X. Bagian-bagian tubuh yang keras akan menahan sinar-X sehingga bagian ini memancarkan sinar fluoresens pada film. Selain di bidang kedokteran, sinar-X juga digunakan untuk mendeteksi suatu benda. Di bandara, hotel, dan pusat perbelanjaan untuk memeriksa barang-barang yang dibawa oleh pengujung atau penumpang. Sinar-X juga digunakan dalam teknik radiografi untuk menguji sebuah benda dan memeriksa kerusakan atau cacat pada mesin. Sinar-X juga sering dimanfaatkan untuk memeriksa struktur Kristal.

K. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Persiapan a. Menentukan topic pembahasan esensial yang akan disjaikan dalam pembelajaran b. Menyusun Rencana Proses Pembelajaran c. Menyiapkan media yaitu media presentasi untuk presentasi singkat guru di awal pembelajaran awal atau media untuk presentasi siswa setelah diskusi kelompok

2. Implementasi Model Pembelajaran a. Siswa diorganisasikan menjadi 3 kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups). Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik b. Guru membagi topic yang akan dibahas oleh masing-masing kelompok. Kemudian kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai. c. Siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah diitentukan d. Siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada.

Pembelajaran Siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah untuk mencari tahu topic pembahasan masing-masing. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan. e. Siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas. f. Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas

saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru

3. Kegiatan Akhir a. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik b. Menyimpulkan hasil pembelajaran dn diskusi kelompok yang berlangsung. c. Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

L. RPP dan LKS Terlampir

M. Instrumen Penilaian Terlampir pada RPP

N. Daftar Pustaka Slavin, Robert E. 2008. Coperative Learning. Bandung: Nusa Media. Zulfiani., Tonih Feronika., Kinkin Suartini. 2009. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta http://fisika79.wordpress.com/2010/09/12/pembelajaran-kooperatif-metodegroup-investigation/, diakses pada 4 Juli 2012 http://tienkartina.wordpress.com/2010/08/21/interferensi-cahaya/, pada 4 Juli 2012. diakses

You might also like