Professional Documents
Culture Documents
Para peternak atau penggemar ayam bangkok sebenarnya sudah mempunyai kesadaran yang cukup tinggi mengenai faktor pemeliharaan. Hal ini kelihatan sekali khususnya dalam merawat dan melatih piaraanya, sehingga menjadi ayam afuan yang galak, ganas dan pantang menyerah. Tetapi dalam usaha budidaya masih sedikit sekali orang yang memperlakukan ayam tersebut sebagaimana usaha ayam petelur dan pedaging. Contoh yang mudah kita amati adalah masalah perkandangan. Diantara ribuan peternak ayam bangkok di Indonesia jarang sekali yang memperhatikan masalah ini. Apabila sudah memberi pakan, merawat dan melatih aya bangkok, mereka sudah merasa bahwa apa yang telah diberikan kepada piaraanya itu lebih dari cukup. Sebenarnya ini tidak sepenuhnya benar, apalagi jika dikaitkan dengan ayam bangkok sebagai komoditas budidaya. Apapun jenisnya, ayam yang dipelihara di kandang memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi daripada ayam yang dibiarkan tinggal disembarang tempat. Hal ini mudah dimengerti karena keberadaan kandang lebih memudahkan bagi peternak untuk memberikan pakan yang berkualitas, mengontrol kesehatan serta pengendalian hama dan penyakit. Selain itu, peternak lebih mudah mengumpulkan telur, pelaksanaan vaksinasi dan pembersihan kotoran. Ayam yang dikandangkan relatif lebih jinak daripada ayam yang dibiarkan bebas, sebab penanganan secara keseluruhan lebih gampang. Kandang merupakan tempat kediaman ayam, dimana aktivitas hidup sehari-hari dilakukan ditempat itu sehingga pertumbuhan, produktivitas dan kondisi tubuhnya terjamin. Ia dapat mencari makanan dan air minum dikandang tersebut, kawin denga pasanganya, bertelur dan sebagainya. Mengingat perananya yang begitu besar, maka kandang termasuk salah satu faktor yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya budidaya ayam bangkok.
Sekalipun ayam bangkok tidak diambil hasil telur dan dagingnya, peternak tidak boleh bermalas-malasan saja. Beternak dalam komoditas apapun harus tetap dijalankan dengan tekun, rajin dan teliti. Karena ayam bangkok memiliki nilai ekonomis yang tinggi, maka peternak perlu melaksanakan berbagai kegiatan untuk mendukung usaha budidaya yang tengah dijalankan ini. Kegitan sehari-hari yang perlu dijalankan adalah: 1. Melatih dan merawat calon pejantan supaya mepunyai kondisi dan bentuk tubuh yang prima. 2. Mempersiapkan ayam betina sebagai calon induk yang kelak dapat mengahsilkan keturunan yang bermutu. 3. Memberi pakan, air minum dan kontrol kesehatan. 4. Mencegah gangguan binatang liar seperti ular, tikus, musang , burung, serngga dan sebagainya. Binatang-binatang liar tersebut seringkali membawa kuman-kuman dan menyebarkan wabah penyakit pada ayam. 5. Peternak secara rutin perlu mengawasi kesehatan ayam yang sedang dipeliharanya satu per satu. Bila ada ayam yang lesu, peternak harus segera mengambil tindakan untuk mencegah bahaya penyakit yang mungkin menyerang ayam tersebut. Bila perlu ayam yang menunjukkan gejala lesu dan hilang napsu makan itu dipindahkan untuk sementara waktu ke kandang lain dan diberikan pengobatan seperlunya. Jika sudah sembuh, ia dapat dimasukkan lagi ke dalam kandang. 6. Membuat catatan harian mengenai jumlah pemberian pakan, obat, vaksin dan sebagainya. Hal inipenting untuk mengetahui besarnya biaya pemeliharaan setiap hari.
dan kelihatan terengah-engah. Oleh karena itu ayam tersebut tidak perlu dijemur tertalu lama. Bila kita melihat ayam terngah-engah, maka kita harus segera memindahkanya ke tempat yang teduh. Keesokan harinya, ia dapat dijemur lagi dan demikian seterusnya hingga ayam sudah terbiasa menghadapi terik matahari. Manfaat lain dari penjemuran ini antara lain adalah melatih pernafasan dan memperbaiki sistem peredaran darah. Kerja paru-paru dan jantung menjadi lebih sempurna, karena ayam sudah terbiasa menghadapi kondisi kritis (panas). Dengan demikian, ketahanan fisik pun menjadi lebih baik daripada ayam yang sama sekali tidak pernah dijemur. Selain itu timbunan lemak dibawah kulit pun juga akan berkurang sehingga otot-ototpun menjadi kencang. Hilangnya lemak ini dikarenakan banyaknya energi yang dibutuhkan untuk mengeringkan tubuh.
Tindakan apakah yang perlu dilakukan peternak terhadap anak ayam yangbaru menetas? Banyak pendapat yang mengatakan bahwa anak ayam sejak berumur 1 hari sampai 2 hari tidak memerlukan makanan, kecuali air bersih untuk kebutuhan minum. Pada umur tersebut anak ayam masih mempunyai cadangan makanan yang tertimbun dalam kuning telur (yolk). Cadangan makanan tersebut masih cukup untuk memenuhi kebutuhan anak ayam 48 jam sejak mulai menetas. Sebagian ahli lainya berpenddapat, sekalipun mempunyai sisa-sisa kuning telur, anak ayam masih membutuhkan makanan. Pendapat ini pun masuk akal, sebab pertumbuhan pertama dari anak ayam berlangsung sangat cepat sehingga banyak membutuhkan zat putih telur(protein). Karena itu sisa-sisa kuning telur tadi tidak mencukupi kebutuhan anak ayam untuk mendukung pertumbuhan tubuhnya. Terlepas dari kedua pendapat tersebut, kliranya tidak ada salahnya jika ada diantara peternak yang memeperlakukan anak ayam sebagai mahkluk hidup sebagaimana lainya. Sebab anak ayam membutuhkan makan, minum dan kandang yang mampu melindunginya dari terik matahari maupun curahan hujan serta segala gangguan binatang liar. Anak ayam yang baru menetas perlu dipelihara dengan baik karena kondisi tubuhnya masih sangat lemah. Pemeliharaan anak ayam dapat dilakukan bersama induk yang mengeraminya. Namun seandainya pengeraman telur dilakukan dengan menggunakan mesin tetas, maka pemeliharaan anak ayam harus dilakukan dengan induk buatan, yakni kandang yang dilengkapi dengan alat pemanas/penghangat tubuh. Sejak menetas hingga berumur empat minggu, tubuh anak ayam masih dalam kondisi kritis terutama terhadap pengaruh suhu luar. Pada masa seperti ini, bulu-bulu penutup tubuh belum tumbuh secara sempurna dan temperatur tubuh masih labil. Suhu lingkungan di daerah tropis seperti indonesia berkisar antara 20-33 derajat celcius, sedangkan suhu tubuh anak ayam sekitar 40-42 derajat celcius. Karena sistem pengaturan paanas tubuh yang belum sempurna itu, maka anak ayam akan kedinginan jika tidak diberi penghangat dari luar. Penghangat tersebut dapat diperoleh dari induk yang mengasuhnya, bisa pula didapatkan dari sumber pemanas lain seperti lampu listrik, lampu minyak, pipa air hangat dan lain sebagaianya. Sehubungan dengan sumber pemanas tersebut, maka pemeliharaan anak ayam dibedakan menjadi dua macam, yakni pemeliharaan bersama induknya dan pemeliharaan dengan alat pemanas. Yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan anak ayam adalah upaya memisahkan anak-anak ayam dalam kelompok umur yang berbeda, terlebih lagi bobot tubuhnya yang berlainan. Hal ini untuk menghindari kompetisi pakan yang tidak seimbang dan mencegah supaya anakan ayam tidak diganggu ayam yang lebih besar, misalnya dikejar-kejar, diptuk atau terinjak-injak. MASACHICKS
Kombinasi antibiotik dan multivitamin dengan komposisi ideal untuk anak ayam bangkok agar pertumbuhan optimal Hanya Rp. 100.000,- / 250 gram (belum termasuk ongkos kirim) ROXINE Antibiotik yang ampuh untuk mengatasi berbagai penyakit ayam bangkok Hanya Rp. 100.000,- / 100 gram (belum termasuk ongkos kirim)
Pada saat cuaca kelihatan cerah, induk dan anak tersebut dapat dilepaskan namun peternak tetap perlu mengawasinya. Pemberian pakan, khususnya kepada anak ayam, dapat dilakukan lima kali sehari. Pemberian pakan diusahakan sedikit demi sedikit sehingga tidak ada yang tersisa. Sampai hari ke-14, anak dan induk tetap dibiarkan dalam kondisi terkurung untuk menjaga kestabilan panas tubuh. Setelah waktu tersebut induk dan anaknya boleh dilepas dari kandang. Meskipun demikian, mereka harus tetap dijauhkan dari kelompok lainya, sebab masa kritis masih belum terlewati. Peternak yang ingin memisahkan induk dari anak-anaknya, harus menyiapkan kandang tersendiri. Pemisahan induk dan anak dapat mempercepat induk bertelur kembali.
Ayam bangkok sesudah berumur dua bulan mulai memasuki masa remaja. Berhasil tidaknya pemeliharaan ayam remaja sangat tergantung dari cara peternak membesarkan anak ayam. Apabila dipelihara dengan baik, tentu pertumbuhanya akan berlangsung dengan cepat dan angka kematianya pun cukup kecil. Maka ketika memasuki remaja, maka pemeliharaanya menjadi lebih mudah. Namun, tidak semua peternak ayam bangkok memulai usahanya dari memelihara anak ayam. Sebab, bisa membeli dari peternak lain ayam yang sudah remaja. Dengan cara seperti itu, ia tidak perlu memeliharanya sejak kecil, termasuk menyediakan kandang khusus dan alat pemanas. Keuntungan memelihara ayam remaja dengan cara membeli antara lain adalah lebih memudahkan pemeliharaan, mortalitas rendah dan pemilihan jenis kelamin jadi lebih mudah. Pemeliharaan ayam remaja lebih mudah dilakukan dari pada ayam anakan, karena pada saat seperti itu pertumbuhan bulu dan pengaturan suhu tubuh sudah sempurna. Pengaruh luar terhadap suhu dingin tidak menjadi hambatan yang serius. Sebagai langakah awal pemeliharaan, peternak perlu menyiapkan kandang perawatan untuk ayam remaja, Kandang baru ini dapat berupa bren, battery, litter maupun postal. pemindahan ke kandang baru harus dilakukan dengan hati-hati, sebab perubahan lingkungan dapat menyebabkan ayam mengalami stress dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyesuaikan diri. Oleh sebab itusangat dianjurkan kepada para peternak untuk memberikan obat anti stress kedalam air minumnya sebelum melakukan pemindahan. Sewaktu melakukan pemindahan tersebut, peternak sekaligus dapat mengadakan seleksi terhadap bobot ayam-ayam tersebut. Ayam yang memiliki pertumbuhan badan cepat dimasukkan dalam kandang yang sama, sedangkan ayam yang agak lambat pertumbuhanya dimasukkan ke kandang lainya. Hal ini berguna untuk menghindari kompetisi dalam berebut makanan, sebab ayam yang kecil biasanya kalah bersaing dalam aktivitas termasuk mencari makan. Ayam yang kurang aktif cukup terbelakang harus disingkirkan sebab jika terus dipelihara akan sakit-sakitan dan akan menularkan penyakit ke ayam yang lain. Dengan adanya seleksi ini, peternak dapat ;ebih menhemat tenaga dan biaya.
10
Dalam pemeliharaan ayam remaja, kita tidak perlu memisahkan ayam jantan dan ayam betina nya. Umur dua bulan belum memungkkinkan ayam-ayam tersebut untuk kawin. Pemasukan ayam kedalam kandang hendaknya selalu diperhatikan antara jumlah yang dipelihara dan luas kandang. Pedoman mengenai kapasitas atau daya tampung kandang yang dianjurkan adalah sebagai berikut: 1. 15 ekor/m2 untuk ayam umur 2-3 bulan. 2. 5-10 ekor/m2 untuk ayam umur 3-5 bulan. 3. 3-5 ekor/m2 untuk umur 5-7 bulan. Setelah memasuki umur 5 bulan, ayam dengan jenis kelamin berbeda sudah bisa dipisahkan guna menghindari kemungkinan ayam terlalu cepat mengalami dewasa kelamin. Perkawinan yang terlalu muda perlu dihindarkan karena keturunan yang di hasilkan mempunyai kualitas yang kurang baik. Oleh karena itu peternak perlu memisahkan ayam jantan dan betina dalam keandang tersendiri. Tempat pakan dan minum pada masa seperti ini sebaiknya di tempatkan diluar kandang dan dimasukkan jika hujan. Pakan yang diberikan sebaiknya dalam bentuk kering, supaya sisa-sisa pakan tidak menjamur dan menimbulkan bau yang kurang sedap. Pemberian pakan dilakukan dua kali dalam sehari, masing-masing pagi dan sore hari. Sedangkan air minum diberikan secara bebas tanpa penjatahan melalui pipa atau bambu yang dibelah dua.
11
SUPER BREED
Untuk memperoleh induk betina yang mampu menurunkan sifat-sifat unggul yang dimiliki dan juga menurunkan sifat unggul dari pejantan pasanganya, diperlukan persilangan hingga 4 generasi. Hasil dari persilangan hingga 4 generasi inilah yang dinamakan indukan ayam bangkok super breeder, diharapkan dari indukan seperti inilah akan diperoleh keturunan super fighter (petarung super).
12
13
14
15
Koksidiosis disebut juga sebagai berak darah adalah penyakit parasiter yang menimbulkan gangguan terutama pada saluran pencernaan bagian aboral. Angka kesakitan dan kematian dapat mencapai 80-90%. PENYEBAB PENYAKIT Kosidiosis disebabkan oleh koksidia yaitu parasit yang terdiri dari 1 sel (protozoa) dari genus Eimeria. Terdapat 12 macam spesies Eimeria yang menyerang ternaka ayam, yaitu E. tenella, E. necatrix, E. brunetti, E. acerveulina, E. maxima, E. mitis, E. mivati, E. praecox, E. hagani, E. tyssarni, E. myonella, dan E. gallinae. Pada umumnya hanya 3 type yang menimbulkan masalah pada ayam yaitu, E. tenella, E. necatrix dan E. acervulina. Setiap spesies akan menyerang bagian-bagian tertentu dari usus ayam demikian juga luka yang ditimbulkan akan berbeda-beda. E. tenella menyerang usus buntu . E. necatrix dan yang lainnya menyerang usus halus dan anus. GEJALA PENYAKIT Gejalla klinis yang disebabkan oleh parasit ini bervariasi tergantung umur hewan yang terserang dan spesies parasit yang menyerang. Gangguan umum yang dapat dilihat adalah nafsu makan menurun , nafsu minum meningkat, hewan menjadi kurus, depresi, bulu kusut dan pucat. Infeksi E. tenella pada umumnya akut, terjadi berak darah dan dapat menimbulkan kematian. Infeksi E. maxima menyebabkan feses mengandung eksudat yang mukoid berwarna kemerahan dan bercampur bintik-bintik darah. Jika penyebabnya E. tenella mak pada bangkai ayam yang dibedah akan didapatkan sekum membesar dan berisi darah atau perkejuan yang bercampur darah. Sedangkan spesies-spesies Eimeria lainnya menimbulkan kelainan berupa penebalan dinding usus yang disertai peradangan yang bersifat kataralis sampai dengan haemorrhagis. DIAGNOSA LABORATORIUM Pemeriksaan mikroskopis secara natif dari mukosa usus. PENULARAN PENYAKIT Penyakit menyerang secara horizontal dari aym sakit ke ayam sehat.Ayam yang menderita koksidiosis akan mengeluarkan koksidia dalam bentuk ookista melalui kotorannya. Setelah 1-2 jam pada lingkungan yang cocok (lembab , beroxigen dan pada suhu 20-30 derajat C), ookista siap menginfeksi ayam sehat. Ayam sehat yang makan ookista infektif akan menampakkan gejala sakit setelah beberapa hari yang tergantung kepada spesies yang menginfeksi. Ayam yang sakit ini juga akan mengeluarkan ookista ,
16
demikian seterusnya hingga ayam dalam satu kandang atau satu peternakan dapat terinfeksi semua. Kematian dapat terjadi dari saat ayam terinfeksi sampai ayam menunjukkan gejala sakit. PENGENDALIA PENYAKIT Pencegahan : 1. Melakukan sanitasi kandang ( kandang dibersihkan ,dicuci dan disemprot dengan Antisep, Formades dan Sporades), membatasi tamu, mencegah hewan liar dan hewan peliharaan lain masuk kelingkungan kandang. 2. Peralatan peternakan (tempat ransum, tempat minum,dll), dicuci sampai bersih. Rendam minimal 30 menit dalam Medisep 15 m/10 liter air, dilakukan 4 hari sekali. Majukan dan mundurkan jadwal desinfeksi jika harinya bertepatan dengan jadwal vaksinasi. 3. Usaha peternakan dikelola dengan baik sehingga tercipta suasana nyaman bagi ayam, jumlah ayam dalam kandang tidak terlalu padat, litter jangan berdebu dan terlalu lembab. Ventilasi kandang cukup 4. Beberapa cara mencegah koksidiosis yang dapat dilakukan : Memakai koksidiostat dalam ransum. Vaksinasi. Pemberian obat pada waktu-waktu tertentu untuk memutus siklus hidup penyebab penyakit dan memberikan kesempatan terbentuknya kekebalan. Pengobatan : Antikoksi, coxy, Sulfamix, Therapy, Duoko, Koksidex (pilih salah satu dan berikan sesuai aturan pakai). Berikan Vita Stress 4-5 hari setelah pemberian obat selesai dilakukan.
17
Penyakit Tetelo atau New Castle Disease (ND) pada ayam bangkok
Newcastle Disease (ND) atau disebut juga tetelo, cekak, pseudovogelpest, pseudo foel plaque, ranikhet atau avian pneumo encephalitis. Merupakan penyakit infeksi menular yang sampai sekarang masih merupakan masalah yang menduduki urutan atas dalam menimbulkan kematian pada ternak ayam baik ras maupun buras, setelah penyakit Avian Influenza(AI). Newcastle Disease pertama kali ditemukan pada tahun 1926 di indonesia oleh Kranevelt. Doyle memberikan nama Newcastle Disease yang berasal dari kata Newcastle on Tyne (nama daerah di inggris) yang terjangkit penyakit serupa dengan yang ada di indonesia. Penemuan doyle di publikasikan di British veterinary.. Saat ini penyakit telah tersebar di secara luas dibeberapa bagian dunia. Kerugian yang ditimbulkan penyakit ini adalah kematian tinggi, penurunan produksi baik secara kualitas maupun kuantitas, pertumbuhan terhambat dan konversi ransum jelek. Penyebab Penyakit Newcastle Disease disebabkan oleh virus golongan paramyxo yang mempunyai struktur RNA. Virus ini bersifat mengaglutinasikan sel-sel darah merah ayam. Beradasarkan tingkat keganasanya, virus ini terbagi menjadi 4 golongan: velogenic viscerotropic (tipe asiatik), velogenic neurotropic (tipe amerika), mezogenic(misalnya: kumarov, mukteswar, roikin) dan lentogenic (misalnya: La Sota, B1, F). Virus penyebab ND mudah dibunuh dengan desinfektan. Dikandang yang tidak terkena sinar matahari bisa tahan sampai berminggu-minggu. Dari segi serotipe hanya terdapat 1 macam serotipe. Infeksi olleh virus Newcastle Disease yang tidak menyebabkan kematian akan menimbulkan kekebalan selama 6-12 bulan. Demikian juga halnya kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi yang menggunakan vaksin inaktif. Gejala Penyakit Masa inkubasi bervariasi dan rata-rata 5-6 hari. Penyakit berlangsung hingga 14-16 hari sesuai dengan tingkat keganasan virus yang menginfeksi. Keparahan penyakit, angka kematian, kerusakan dan gejala penyakit yang timbul bisa bermacam-macam. Gejala penyakit sangat bervariasi dari yang sangat jelas sampai dengan yang tidak jelas, tergantung keganasan virus yang menginfeksi dan daya tahan tubuh ayam. Pada gejala klinis yang jelas, tampak gejala kelainan saluran pernapasan(batuk, ngorok, susah bernapas, keluar lendir dari hidung). Nafsu makan hilang, feses berwarna hijau dan kadang-kadang disertai gumpalan putih, gemetaran pada seluruh tubuh, gejala kelainan syaraf (kelumpuhan pada kaki dan atau sayap, leher terpuntir dan ayam berputar-putar) dan angka kematian tinggi, bisa sampai 100%.
18
Gejala kelainan syaraf biasanya muncul kemudian. Pada saluran pernapasan terjadi radang di sinus hidung, trakea, laring dan juga terjadi pneumonia. Eksudat yang bersifat katarhallis sampai mucopurulent dapat ditemukan pada saluran pernapasan dan kantung udara menjadi keruh. Perubahan alat tubuh yang terjadi pada saluran pernapasan tidak khas untuk penyakit Newcastle Disease saja. Proventiculus mengalami haemorrhagie yang berpa ptechiae dipuncak kelenjarnya. Pada usus dapat terjadi enteritis dan nekrosa, eksudat kental berwarna kehijauan bercampur darah. Pada keadaan infeksi yang akut adapat ditemukan perdarahan yang luas dan beerbatas jelas pada beberapa bagian usus dan jaringan limfoid yaitu secra tonsil dan peyers patches. Pada sususna syaraf dan otak dapat ditemukan degenerasi dan nekrosa otak. Pada ayam petelur yang sedang berproduksi dapat ditemukan calon kuning telur yang mengalami pendarahan. Bentuk calon kuning telur yang mengalami pendarahan. Bentuk calon kuning telur menjadi tidak teratur. Kadangkadang ada calon kuning telur yang pecah di rongga perut. Penularan Penyakit Newcastle Disease dapat menular secara kontak langsung dengan ayam yang sakit, melalui alat peternakan , udara , petugas kandang, binatang peliharaan serta burung liar. Pengendalian Penyakit Pencegahan: 1. Vaksinasi Newcastle Disease secara teratur. 2. Melakukan sanitasi kandang. 3. Sanitasi tempat minum Pengobatan: Tidak ada obat untuk penyakit yang disebablkan Virus. Program Vaksinasi ND pada ayam bangkok: 1. Umur 4 hari >> Medivac ND IB 2. Umur 56 hari >> Medivac ND Lasota 3. Umur 120 hari >> Medivac ND Lasota 4. Vaksinasi dulang tiap 3 bulan sekali
19
IB atau inseminasi buatan adalah teknik mengawinkan ternak secara buatan. atau sering disebut dengan kawin suntik. IB ini dilakukan dengan menyuntikan cairan semen yang telah diencerkan dengan pengencer tertentu ke saluran reproduksi ayam betina yang sedang birahi. Teknologi IB pada ayam bangkok ini merupakan gabungan dari beberapa teknologi, yaitu: 1. Teknologi penampungan semen 2. Teknologi pengenceran semen dan penangananya. 3. Serta Teknologi fertilisasi atau pembuahan dan keberhasilanya. Teknologi IB ini sebenarnya adalah teknologi yang sederhana karena: 1. Dapat dikerjakan dengan mudah oleh peternak. 2. Peralatan kawin suntik ini relatif sederhana, mudah diperoleh, harganya murah, dapat digunakan berulang-ulang. 3. Tidak perlu laboratorium spesial 4. Biologis ayam bangkok betina dan pejantan memungkinkan pelaksanaan kawin suntik ini secara mudah, keberhasilan IB lebih tinggi daripada perkawinan secara alami. 5. Penetasan telur dapat dilakukan dengan mesin tetas ataun dengan induk pengeram. 6. Dapat memacu program rekayasa genetika, peningkatan produksi, pengadaan bibit unggul, penurunan inbreeding pada populasi generasi hasil IB 7. Memungkinkan dilakukanya pengaturan manajemen yang terarah telur bibit ayam bangkok dalam waktu tertentu.
20
- pertumbuhan menjadi lambat. Perubahan patologi Pada kasus akut dijumpai konjungtivitis berat dan peradangan pada pinggir kelopak mata (periorbital fascia). Pada kasus kronis dijumpai sinusitis yang bersifat serosa sampai kaseosa. Diagnosis Bakteri Haemophillus gallinarum dapat diisolasi dari swab sinus ayam yang menderita penyakit akut. Isolasi laboratorium dapat dilakukan dengan menggunakan plat agar darah yang telah digores staphylococcus sp dan diinkubasi dalam suasa anaerob. Diferential diagnosa Diagnnosa banding dari penyakit coryza adalah Mikoplasmosis atau Chronic Respiratory Disease (CRD) dan Infectious Laryngotracheitis (ILT) . Pengobatan Pengobatan penyakit snot pada unggas adalah dengan pemberian preparat sulfat seperti sulfadimethoxine atau sulfathiazole. Pemberian sulfonamida dapat dikombinasikan dengan tetrasiklin untuk mengobati coryza dan dapat diberikan melalui air minum atau disuntikkan secara intramuskular. Perhatikan withdrawal time pada ayam petelur karena obat tersebut dapat mengkontaminasi telur dan kualitas dari kerabang telur. Pengendalian Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan kandang dan lingkungan dengan baik. Kandang sebaiknya terkena sinar matahari langsung sehingga mengurangi kelembaban. Kandang yang lembab dan basah memudahkan timbulnya penyakit ini. Penyakit Ngorok atau Chronic Respiratory Disease (CRD) Penyakit Ngorok biasa juga disebut dengan Chronic Respiratory Disease (CRD) atau mikoplasmosis atau Sinusitis atau Air Sac. Penyakit Chronic Respiratory Disease disebabkan oleh bakteri Mycoplasma galisepticum. Biasanya menyerang ayam pada usia 4-9 minggu. Penularan terjadi melalui kontak langsung, peralatan kandang, tempat makan dan minum, manusia, telur tetas atau DOC yang terinfeksi. Faktor predisposisi atau faktor pendukung - Kondisi kandang yang lembab - Kepadatan kandang yang terlalu tinggi - Litter yang kering - Kadar amonia yang tinggi. Cara penularan Penularan penyakit terjadi baik secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal dapat melalui induk yang menularkan penyakit melalui telur dan horizontal disebarkan dari ayam yang sakit ke ayam yang sehat. Penularan penularan tidak langsung dapat melalui kontak dengan tempat peralatan, tempat pakan, hewan liar maupun petugas kandang. Gejala klinis Ngorok basah, adanya leleran hidung lengket dan terdapat eksudat berbuih pada mata dan ayam suka menggeleng-gelengkan kepalanya. Pada kasus kronis mengakibatkan kekurusan dan keluarnya cairan bernanah dari hidung.
21
Pengobatan Pengobatan CRD pada ayam yang sakit dapat diberikan baytrit 10% peroral, mycomas dengan dosis 0.5 ml/L air minum, tetraclorin secara oral atau bacytracyn yang diberikan pada air minum. Pencegahan Membeli ayam baik indukan, pejantan, dan anakan yang benar-benar terbebas dari chronic respiratory disease (CRD). Menjaga kebersihan dan tingkat kelembaban kandang dan area ayam. Penyakit Berak Kapur atau Pullorum Pullorum merupakan penyakit menular pada ayam yang dikenal dengan nama berak putih atau berak kapur (Bacilary White Diarrhea= BWD). Penyakit ini menimbulkan mortalitas yang sangat tinggi pada anak ayam umur 1-10 hari. Selain ayam, penyakit ini juga menyerang unggas lain seperti kalkun, puyuh, merpati, beberapa burung liar. Pullorum atau Berak kapur disebabkan oleh bakteri salmonella pullorum dan bakteri gram negatif. Bakteri ini mampu bertahan ditanah selama 1 tahun Di Indonesia penyakit pullorum merupakan penyakit menular yang sering ditemui. Meskipun segala umur ayam bisa terserang pullorum tapi angka kematian tertinggi terjadi pada anak ayam yang baru menetas. Angka morbiditas pada anak ayam sering mencapai lebih dari 40% sedangkan angka mortalitas atau angka kematian dapat mencapai 85%. Cara penularan Penularan penyakit Pullorum dapat melalui 2 jalan yaitu: - Secara vertikal yaitu induk menularkan kepada anaknya melalui telur. - Secara horizontal terjadi melalui kontak langsung antara unggas secara klinis sakit dengan ayam karier yang telah sembuh, sedangkan penularan tidak langsung dapat melalui kontak dengan peralatan, kandang, litter dan pakaian dari pegawai kandang yang terkontaminasi. Gejala klinis - napsu makan menurun - feses (kotoran) kotoran berwarna putih seperti kapur - Kotorannya menempel di sekitar dubur berwarna putih - kloaka akan menjadi putih karena feses yang telah keringkering - jengger berwarna keabuan - mata menutup dan nafsu makan turun - badan anak ayam menjadi lemas - sayap menggantung dan kusam - lumpuh karena artritis - suka bergerombol Perubahan patologi Pada kasus yang akut sering dijumpai pembesaran pada ahati dan limpa dan kadang kadang sering diikuti omfalitis. Pada kasus kronis dijumpai abses pada organ dalam dan adanya radang pada usus buntu (tiflitis kaseosa) yang ditandai adanya bentuk berwarna abu-abu didalam usus buntu.
22
Diagnosis Isolasi dan identifikasi salmonella pullorum dapat diambil melalui hati, usus maupun kuning telur dapat dilakukan pembiakan kedalam medium. Ayam karier yang sudah sembuh dapat diidentifikasi dengan penggumpalan darah secara cepat (rapid whole blood plate aglutination test). Pengobatan Pengobatan Berak Kapur dilakukan dengan menyuntikkan antibiotik seperti furozolidon, coccilin, neo terramycin, tetra atau mycomas di dada ayam. Obat-obatan ini hanya efektif untuk pencegahan kematian anak ayam, tapi tidak dapat menghilangkan infeksi penyakit tersebut. Sebaiknya ayam yang terserang dimusnahkan untuk menghilangkan karier yang bersifat kronis. Pencegahan Ayam yang dibeli dari distributor penetasan atau suplier harus memiliki sertifikat bebas salmonella pullorum. Melakukan desinfeksi pada kandang dengan formaldehyde 40%. Ayam yang terkena penyakit sebaiknya dipisahkan dari kelompoknya, sedangkan ayam yang parah dimusnahkan.