You are on page 1of 24

1.

Menerima Simpanan uang

2. Meminjamkan uang

3. Jasa Pengiriman uang


BANK

Rasulullah [Al-Amin] dipercaya oleh masyarakat Mekah menerima simpanan harta, sehingga pada saat terakhir sebelum hijrah ke Madinah, beliau minta Sayyidina Ali mengembalikan semua titipan kepada pemiliknya. Dalam konsep ini yang dititipi tidak dapat memanfaatkan harta titipan itu.

Sahabat Nabi, Zubair bin Awwam memilih tidak menerima titipan harta dan lebih suka menerima dalam bentuk pinjaman. Implikasinya beliau berhak memanfaatkannya dan berkewajiban mengembalikannya utuh.

Sahabat lain, Ibnu Abbas tercatat melakukan pengiriman uang ke Kufah. Abdullah bin Zubair di Mekah mengirim uang ke adiknya Misab bin Zubair di Irak.

Pemberian modal untuk modal kerja berbasis bagi hasil seperti mudharabah, musyarakah, muzaraah, musaqah telah dikenal sejak awal diantara kaum Muhajirin dan Anshar.

IBADAH

: Kerjakanlah apa-apa yang diperintahkan, jangan melakukan apa-apa yang tidak diperintahkan

MUAMALAH : Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. yaitu dalil Al Quran dan Al Hadits secara eksplisit (jelas) maupun implisit (tersirat) Pada dasarnya ketiga fungsi perbankan yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan jasa pengiriman uang BOLEH DILAKUKAN kecuali bila dalam melaksanakan fungsinya perbankan melakukan hal-hal yang dilarang syariah

Firman Allah SWT. QS. Al-Baqarah[2]:275 dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba QS. Al-Baqarah[2]:278 Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang beriman.

Ilmu Fiqih
1. Riba FUDUL 2. Riba NASIAH 3. Riba JAHILIYAH

3 jenis RIBA, yaitu :

Riba FUDUL (riba buyu)


Pertukaran barang sejenis yang tidak memenuhi kriteria : -Sama kualitasnya (mistlan bi mistlin) -Sama kuantitasnya (sawaan bi sawain) -Sama waktu penyerahannya (yadan bi yadin) Contoh : Menukar emas dengan emas harus sama takaran/timbangan dan tunai Menukar perak dengan perak harus sama takaran/timbangan dan tunai Menukar beras dengan beras harus sama takaran/timbangan dan tunai Kelebihannya adalah riba Dalam perbankan konvensional: Jual beli valuta asing yang tidak dilakukan secara tunai (spot) Forward, Swap, Option

Riba Nasiah (riba duyun)


Timbul akibat hutang-piutang yang tidak memenuhi kriteria : -Untung muncul bersama resiko (al ghunmu bil ghurmi) -Hasil usaha muncul bersama biaya (al kharaj bi dhaman) Nasiah adalah penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan barang ribawi lainnya. Riba nasiah muncul karena adanya perbedaan, perubahan atau tambahan antara barang yang diserahkan hari ini denan barang yang diserahkan kemudian. Jadi untung (al ghunmu) muncul tanpa adanya resiko (al ghurmi), hasil usaha (al kharaj) muncul hanya dengan berjalannya waktu. Padahal dalam bisnis selalu ada kemungkinan untung dan rugi. Memastikan sesuatu diluar wewenang manusia adalah bentuk kezaliman (QS.Al Hasyr,18 dan QS Luqman,34).

Imam Sarakhsi dalam Al-Mabsut juz.XII, hal.109: Riba adalah tambahan yang disyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya padanan (iwad) yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut. Dalam perbankan konvensional, riba nasiah dapat ditemui dalam pembayaran bunga kredit dan pembayaran bunga deposito, tabungan dan giro.

Riba Jahiliyah
Adalah hutang yang dibayar melebihi pokok pinjaman karena si peminjam tidak mampu mengembalikan pada waktu yang telah ditetapkan. Riba jahiliyah dilarang karena pelanggaran kaedah kullu qardin jarra manfaah fahuwa riba (setiap pinjaman yang mengambil manfaat adalah riba). Dari segi penundaan waktu penyerahannya, riba jahiliyah tergolong Riba Nasiah. Dari segi kesamaan obyek yang dipertukarkan tergolong Riba Fudul. Tafsir Qurtuby menjelaskan : Pada zaman jahiliyah para kreditur bila hutangnya sudah jatuh tempo akan berkata kepada debitur:lunaskan hutang anda sekarang, atau anda tunda pembayaran itu dengan tambahan maka pihak debitur harus menambah jumlah kewajiban pembayaran hutangnya dan kreditur menunggu waktu pembayaran kewajiban tersebut sesuai dengan ketentuan baru. (tafsir Qurtuby,2/1157)

Dalam perbankan konvensional, riba jahiliyah dapat ditemui dalam pengenaan bunga pada transaksi kartu kredit.

1. Menerima Simpanan uang hitungan % = bunga


fungsi

2. Meminjamkan uang
hitungan % = bunga BANK KONVENSIONAL

3. Jasa Pengiriman uang biaya pengiriman = fee

PRODUK PENGHIMPUNAN DANA


PRINSIP WADIAH (Titipan) -Amanah : Pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan tetapi tidak boleh memanfaatkan harta titipan tersebut. produk pada bank syariah : Save Deposit Box Bank dapat mengenakan biaya kepada nasabah atas jasa titipan tersebut. -Dhamanah : Pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut. produk pada bank syariah : Tabungan dan Giro Bank diperbolehkan memberikan bonus kepada nasabah tetapi tidak boleh diperjanjikan baik secara lisan maupun tertulis.

Prinsip Mudharabah (Bagi Hasil) Nasabah penyimpan dana bertindak sebagai Shahibul maal (pemilik modal) dan Bank sebagai Mudharib (pengelola). Dana tersebut digunakan bank untuk melakukan pembiayaan kepada nasabah yang membutuhkan. Hasil usaha akan di-bagihasil-kan berdasarkan nisbah yang disepakati. -Mudharabah Muthlaqah Tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Produk pada bank syariah : Tabungan dan Deposito -Mudharabah Muqayyadah Nasabah (Shahibul maal) menetapkan syarat tertentu yang harus dipatuhi bank. Misalnya dana titipan hanya boleh digunakan untuk membiayai bisnis tertentu, nasabah tertentu atau dengan akad tertentu.

Produk Simpanan Bank Syariah IRSYADI : 1. TABUNGAN KARIMAH Simpanan dengan prinsip wadiah dhamanah. Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan sewaktu-waktu. Penyetoran awal minimal Rp 25.000,- setoran selanjutnya minimal Rp 10.000, 2. TABUNGAN QURBAN Simpanan dengan prinsip wadiah dhamanah. Penyetoran dapat dilakukan sewaktu-waktu. Penarikan dilakukan pada saat akan menunaikan qurban. 3. DEPOSITO KARIMAH Simpanan dengan prinsip mudharabah muthlaqah, yakni tidak ada pembatasan dari nasabah (shahibul maal) kepada bank (mudharib) untuk menyalurkan dalam bentuk pembiayaan.

Atas penyaluran dana tersebut nasabah mendapat bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati di awal.

1. BEBAS DARI RIBA, insyaallah. 2. BAGI HASIL KOMPETITIF, insyaallah lebih menarik.
Tabel Nisbah Bagi Hasil Bulan Desember 2008 Februari 2009*)

Jangka Waktu Nisbah 1 Bulan


Bulan

Nisbah 3 Bulan Bank 68 68 68 Nasa bah 32 32 32 Equiva lent Rate 12.15% 12.12% 12.12% 65 65 65

Nisbah 6 Bulan Bank Nasa bah 35 35 35 Equiva lent Rate 13.20% 13.14% 13.14%

Nisbah 12 Bulan Bank 57 57 57 Nasa bah 43 43 43 Equiva lent Rate 14.20% 14.15% 14.15%

Bank
Des 08 Jan 09 Febr 09

Nasa bah 27 27 27

Equiva lent Rate

73 73 73

10.15% 10.12% 10.12%

*) Tidak dapat dijadikan indikator bulan berikutnya.

3. LAYANAN ANTAR JEMPUT bagi NASABAH KOLEKTIF, sehingga tidak perlu repot-repot datang dan antri di Bank. 4. DIJAMIN oleh LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BANK PESERTA PENJAMINAN LPS

You might also like