You are on page 1of 21

BAB I PENDAHULUAN

1. Pengertian Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Memang tidak semua orang menyadari bahwa setiap saat kita selalu melakukan pekerjaan evaluasi. Dalam beberapa kegiatan sehari hari kita jelas jelas mengadakan pengukuran dan penilaian. Dari dua kalimat diatas kita sudah menemui tiga buah istilah yaitu evaluasi, pengukuran dan penilaian.Sementara orang memang lebih cenderung mengartikan ketiga kata tersebut sebagai suatu pengertian yang sama sehingga dalam memakainya hanya tergabtung dari kata mana yang sedang siap untuk diucapkannya. Akan tetapi sementara orang yang lain, membedakan ketiga istilah tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa : Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran pengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah menambil suatu keputusasan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah diatas, yakni mengukur dan menilai. Didalam istilah asingnya, pengukuran adalah measurement, sedang penilaian adalah evaluation. Dari kata evaluation inilah diperoleh kata Indonesia evaluasi yang berarti menilai (tetapi dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu ). Dibuku ini ketiga istilah tersebut digunakan bergantian tanpa mengubah makna. Dalam arti luas, evaluasi adalah proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasiatau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data;
1

berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat kemudian dicoba membuat suatu keputusan. Informasi atau data yang dikumpulkan itu harus data yang sesuai dan mendukung tujuan evaluasi yang direncanakan. Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran, Norman E. Gronlund (1976) merumuskan pengertian evaluasi sebagai berikut: evaluation . . . a systematic process of determining the extent to which which instructional objectives are achieved by pupils. (Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa). Dengan kata-kata yang berbeda, tetapi mengandung pengertian yang hamper sama, Wrightstone mengemukakan rumusan evaluasi pendidikan sebagai berikut: Educational evaluation is the estimation of the growth and progress of pupils toward objectives or values in the curriculum. (Evaluasi pendidikan ialah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum). Jadi, dari rumusan-rumusan tersebut, kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Ini berarti bahwa evaluasi (dalam pengajaran) merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan. Evaluasi bukan hanya merupakan kegiatan akhir atau penutup dari suatu program tertentu, melainkan merupakan kegiatan yang dilakukan pada permulaan, selama program berlangsung, dan pada akhir program setelah program itu dianggap selesai.

2. Penilaian Pendidikan Meskipun kini memiliki makna yang lebih luas, namun pada awalnya pengertian evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa. Jika digambarkan dalam bentuk diagram akan terlihat sebagai berikut :

input

transformas i output

Umpan balik

Input Adalah bahan mentah yang dimasukkan kedalam transformasi. Dalam dunia sekolah maka yang dimaksud dengan bahan mentah adalah calon siswa yang akan memasuki sekolah. Output Yang dimaksud sebagai output atau keluaran adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi. Yang dimaksud dalam pembicaraan ini adalah siswa lulusan sekolah yang bersangkutan. Transformasi Yang dimaksud dengan transformasi adalah mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Dalam dunia sekolah, sekolah itulah yang dimaksu transformasi. Unsur-unsur yang berfungsi sebagai faktor penentu dalam kegiatan sekolah tersebut antara lain: Siswa sendiri Guru dan personal lainnya Bahan pelajaran Metode mengajar dan sistem evaluasi Sarana penunjang Sistem administrasi
3

Untuk menghasilkan output yang memiliki kualitas atau potensi yang baik salah satu unsur penentu misalnya guru harus memiliki strategi belajar mengajar. Strategi belajar mengajar itu diartikan sebagai kegiatan yang dipilih oleh pengajar dalam proses belajar mengajar, yang dapat memberikan kemudahan atau fasilitas kepada subyek didik menuju kepada tercapainya tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Dengan demikian strategi itu lebih luas dari teknik atau metode pengajaran. Teknik pengajaran merupakan bagian dari strategi instruksional. Umpan balik (feed back ) Yang dimaksud sebagai umpan balik atau balikan adalah segala informasi baik yang menyangkut output maupun transformasi umpan balik ini diperlukan sekali untuk memperbaiki input maupun transformasi. Lulusan yang kurang bermutu memenuhi harapan akan menggugah semua pihak untuk mengambil tindakan yang brhubungan dengan kurang bermutunya lulusan. Penyebab-penyebab tersebut antara lain : Input yang kurang baik kualitasnya Guru dan personal yang kurang tepat Materi yang tidak atau kurang cocok Metode mengajar dan sistem evaluasi yang kurang memadai Kurangnya sarana penunjang Sistem administrasi ang kurang tepat Oleh karena itu penilaian disekolah meliputi banyak segi, yang secara garis besar dilihat dari calon siswa, lulusan dan proses pendidikan secara menyeluruh.

3. Mengapa Menilai ?
4

Banyak lembaga pendidikan atau pengajar secara sadar atau tidak yang menganggap penilaian itu semata-mata sebagai mekanisme untuk menyeleksi siswa dalam kenaikan kelas dan sebagai alat seleksi kelulusan pada akhir tingkat program tertentu. Dengan kata lain, penilaian pencapaian belajar siswa tidak hanya merupakan suatu proses untuk mengklasifikasikan keberhasilan dan kegagalan dalam belajar, tetapi juga sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan keefektifan pengajaran. Dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai makna ditinjau dari berbagai segi. a) Makna Bagi Siswa Dengan diadakan penilaian, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang di berikan oleh guru. Hasil yang di peroleh siswa dari pekerjaan menilai ini ada dua kemungkinan: 1) Memuaskan Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan dan hal ini menyenangkan, tentu kepuasan itu ingin di perolehnya lagi pada kesempatan lain waktu. Akibatnya, siswa akan mempunyai motivasi yang cukup besar untuk belajar lebih giat, agar lain kali mendapat hasil yang lebih memuaskan lagi dan sebaliknya. 2) Tidak memuaskan Jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, ia akan berusaha agsr lain kali keadaan begitu tidak terulang lagi. Maka ia lalu belajar giat. Namun demikian, keadaan sebaliknya dapat terjadi. b) Makna Bagi Guru 1) Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan, maupun mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil menguasai bahan. 2) Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah terbaik bagi siswa sehingga untuk memberikan pengajaran diwaktu yang akan datang tidak perlu di adakan perubahan. 3) Guru akan mengetahui apakah metode yang akan digunakan sudah tepat atau belum.
5

c) Makna Bagi Sekolah 1) Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimana hasil belajar siswa-siswanya, dapat diketahui pula apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar merupakan cermin kualitas suatu sekolah. 2) Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa masa yang akan datang. 3) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun, dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar atau belum. Pemenuhan standar akan terlihat dari begusnya angka-angka yang diperoleh siswa.

Dalam proses transformasi ini penilaian dibedakan atas tiga jenis, yakni sebelum, selama, dan sesudah terjadi proses dalam kegiatan sekolah. Sebelum Kegiatan Pengajaran Sebelum guru memulai dengan memberikan pelajaran di awal tahun, pertanyaan yang di lontarkan adalah: 1. Apakah yang akan dicapai oleh siswa, melalui pelajaran saya ini? 2. Untuk mengarah kepencapaian tujuan, apakah siswa sudah mempunyai bekal berupa kemampuan ataupun sebagian dari yang akan dicapai sehingga guru tidak perlu memberikan bahan seluruhnya? a. b. secara umum? Selama Kegiatan Pengajaran Bagaimana kemampuan siswa secara individu dan siapa Bagaimana kemampuan kelompok siswa yang diajar saja yang sudah menguasai sebagai tujuan, serta seberapa?

Yang dimaksud dengan selama kegiatan pengajaran adalah satu jarak waktu mulai pengajaran berlangsung hingga saat berakhirnya pemberian pengajaran oleh guru. Jarak waktu dapat di lihat dalam satu satuan waktu pendek yakni satu pertemuan atau satu satuan waktu panjang, yakni satu semester. Selama satu penggalan waktu tersebut guru harus secara terus menerus mwngajukan beberapa pertanyaaan: 1. Apakah yang akan dicapai oleh siswa melalui pelajaran saya ini? (pertanyaan in harus di ingat agar menjiwai setiap langkah kegiatan ).
2. Apakah langkah yang saya ambil sudah benar, tidak salah langkah? Penilaian

terhadap benar salahnya langkah ini dilihat diri individu siswa secara perseorangan maupun kelompok. a. Apabila langkah saya betul, pencapaian tujuan oleh siswa secara individual maupun kelompok sudah sejauh mana? b. Apabila langkah saya salah, apa sebabnya? Kesalahan ini menyangkut semua orang ( kelompok ) atau hanya beberapa orang individu saja? Sesudah Kegiatan Pengajaran Jika guru sudah selesai memberikan pelajaran (satu pertemuan atau satu semester), ia mengajukan pertanyaan sebagai berikut: 1. Dengan selesainya pelajaran saya ini, apakah tujuan yang ingin di capai oleh siswa sudah tercapai? a. Seberapa jauh pencapaian tiap siswa? b. Berapa orangkah yang sudah mencapai? 2. Seandainya belum tercapai, bagian dari tujuan yang mana sajakah yang belum tercapai itu? ( baik untuk individu maupun kelompok ). 3. Seandainya belum tercapai,faktor-faktor apakah yang menyebabkan? (penghambat bagi individu maupun kelompok)

4. Tujuan atau fungsi penilaian

Dengan mengetahui makna penilaian ditinjau dari berbagai segi dalam sistem pendidikan maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa tujuan atau fungsi penilaia ada beberapa hal: a. Penilaian berfungsi selektif. Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan selekdi terhadap siswanya. b. Penilaian berfungsi diagnostik Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya guru akan mengetahui kelemahan siswa. c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan. Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok. untuk dapat menentukan dengan pasti dikelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian. d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. Fungsi ke empat penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Telah disinggung pada bagia sebelum ini, keberhasilan program ditentukan ioleh beberapa faktor yaiti faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana dan sistem administrasi. 5. Ciri Ciri Penilaian dalam Pendidikan Ciri-ciri penilaian dalam pendidikan, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Ciri pertama dari penilaian dalam pendidikan, yaitu bahwa penilaian dilakukan secara tidak langsung. Menurut DAVID LAZEAR ada 7 indikator atau aspek yang dapat dikategorikan sebagai petunjuk tentang tinggi rendahnya intelensi seseorang, yaitu: 1) Kemampuan Verbal meliputi: a. Memahami perintah dengan cepat b. Mengenal kembali dan mengingat c. Memahami dan menciptakan kelucuan atau humor 2) Kemampuan mengamati dan rasa ruang, meliputi:
8

a. Khayalan b. Menyusun kerangka pikir c. Menemukan jalan dalam konsep ruang 3) Kemampuan gerak kinetis-fisik, meliputi: a. Mengatur/mengelola gerak reflex b. Mengatur/ mengelola gerak terencana c. Memperluas kesadaran melalui tubuh 4) Kemampuan logika/matematika, meliputi: a. Pengenalan pola-pola abstraksi b. Cerdas dalam menangkap hubungan dan kaitan 5) Kemampuan dalam hubungan intra personal, meliputi: a. Konsentrasi dalam berfikir b. Keberhati-hatian c. Melakukan meta kognisi 6) Kemampuan dalam hubungan interpersonal, meliputi : a. b. c. a. c. Mencipta dan mengelola sinergi Daya melampaui perspektif orang lain Bekerja sama dalam kelompok Struktur musik Sensitif terhadap suara

7) Kemampuan dalam musik/irama, meliputi : b. Skematis dalam mendengarkan musik Selanjutnya tentang macam tingkat intelegensi dibandingkan dengan kelompok besar umat manusia digambarkan sebagai berikut : 1% luar biasa, mempunyai IQ antara 30 sampai 70 5% dungu, mempunyai IQ antara 70 sampai 80 14% bodoh, mempunyai IQ antara 80 sampai 90 60% normal, mempunyai IQ antara 90 sampai 110 14% pandai, mempunyai IQ antara 110 sampai 120
9

5% sangat pandai, mempunyai IQ antara 120 sampai 130 1% genius, mempunyai IQ lebih dari 130 2. Ciri kedua dari penilaian pendidikan yaitu penggunaan ukuran kuantitatif. Penilaian pendidikan bersifat kuantitatif artinya menggunakan simbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran. Setelah itu lalu diinterpretasikan kebentuk kualitatif. 3. Ciri ketiga dari penilaian pendidikan, yaitu bahwa penilaian pendidikan menggunakan, unit-unit atau satuan-satuan yang tetap karena IQ 105 termasuk anak normal. Anak lain yang hasil pengukuran IQ nya 80, menurut unit ukurannya termasuk anak dungu. 4. Ciri keempat dari penilaian pendidikan bersifatrelatif, artinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu ke waktu yang lain. 5. Ciri kelima dalam penilaian pendidikan adalah bahwa dalam penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan. Sumber kesalahan dapat ditinjau dari berbagai faktor, yaitu: 1) terletak pada alat ukurnya 2) terletak pada orang yang melakukan penilaian 3) terletak pada anak yang dinilai 4) terletak pada situasi di mana penilaian berlangsung

BAB II SUBJEK DAN SASARAN EVALUASI

10

1. Subjek Evaluasi Yang dimaksud dengan subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku. 2. Sasaran Evaluasi Apabila kita kembali pada bab 1, kita akan ingat kembali apa yang menjadi sasaran dari penilaian. Objek atau sasaran penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Sasaran penilaian untuk unsur-unsurnya meliputi: a. Input Calon siswa sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari beberapa segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk mengukur. Aspek yang bersifat rohani setidaknya mencakup empat hal, yaitu: 1) Kemampuan Untuk dapat mengikuti program dalam suatu lembaga/sekolah/institusi maka calon siswa harus memiliki kemampuan yang sepadan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan disebut tes kemampuan atau attitude test. 2) Kepribadian Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Informasi tentang kepribadian sangat diperlukan. Alat untuk mengetahui kepribadian seseorang disebut tes kepribadian atau personality test. 3) Sikap-sikap Sikap merupakan sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka banyak orang yang menginginkan informasi khusus tentangnya. Alat untuk mengetahui keadaan sikap seseorang dinamakan tes sikap atau attitude test. Tes ini berupa skala, maka disebut skala atau attitude scale.
11

4) Inteligensi Untuk mengetahui tingkat inteligensi digunakan tes inteligensi. b. Transformasi Banyak unsur yang terdapat dalam transformasi yang semuanya dapat menjadi sasaran atau objek penilaian demi diperolehnya hasil pendidikan yang diharapkan. Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian antara lain: 1) Kurikulum/materi, 2) Metode dan cara penilaian, 3) Sarana pendidikan/media, 4) Sistem administrasi, 5) Guru dan personal lainnya. c. Output Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian atau achievement test.

BAB III PRINSIP DAN ALAT EVALUASI

1. Prinsip Evaluasi
12

Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi antara: (a) Tujuan pembelajaran (b) Kegiatan pembelajaran atau KBM, dan (c) Evaluasi Triangulasi dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut. tujuan

KBM

evaluasi

Beberapa prinsip evaluasi lain adalah sebagai berikut: 1) Evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah ditentukan. 2) Evaluasi sebaiknya dilaksanakan secara komprehensif. 3) Evaluasi diselenggarakan dalam proses yang kooperatif antara guru dan peserta didik. 4) Evaluasi dilaksanakan dalam proses yang kontinu. 5) Evaluasi harus peduli dan mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku. 2. Alat Evaluasi Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas ataumencapai tujuan secara efektif dan efisien. Alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi. Ada dua teknik evaluasi, yaitu teknik nontes dan teknik tes.
13

a. Teknik Nontes Yang tergolong teknik nontes adalah: 1) Skala bertingkat (rating scale) Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan.

.4

Biasanya angka-angka yang digunakan diterakan pada skala dengan jarak yang sama. Meletakkannya secara bertingkat dari yang rendah ke yang tinggi. Dengan demikian maka skala ini dinamakan skala bertingkat. 2) Kuesioner (questionair) Kuesioner (questionair) juga dikenal sebagai angket. Pada dasarnya kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuesioner dapat diketahui tentang keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapatnya, dan lain-lain.

Macam-macam kuesioner, dapat ditinjau dari beberapa segi: a) Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada: (1) Kuesioner langsung

14

Kuesioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya. (2) Kuesioner tidak langsung Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang diminta keterangannya. b) Ditinjau dari segi cara menjawab, maka dibedakan atas: (1) Kuesioner tertutup Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal member tanda pada jawaban yang dipilih. (2) Kuesioner terbuka Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisibebas mengemukakan pendapatnya. Kuesioner terbuka disusun apabila macam jawaban pengisi belum terperinci dengan jelas sehingga jawabannya akan beraneka ragam. Keterangan tentang alamat pengisi, tidak mungkin diberikan dengan cara memilih pilihan jawaban yang disediakan. Kuesioner terbuka juga digunakan untuk meminta pendapat seseorang.

(3) Daftar cocok (check list) Yang dimaksud dengan daftar cocok (check list) adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok ( ) di tempat yang sudah disediakan. (4) Wawancara (interview)

15

Wawaran atau interview adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Wawancara dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: a) Interview bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi. b) Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu. (5) Pengamatan (observation) Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada tiga macam observasi: (a) Observasi patisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati. (b) Observasi sistematik, yaitu observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya. (c) Observasi eksperimental, terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok. Dalam hal ini ia dapat mengendalikan unsur-unsur penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi itu dapat diatur sesuai dengan tujuan evaluasi. (6) Riwayat hidup Riwayat hidup adalah gambaran tentang seseorang selama dalan masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan
16

dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek yang dinilai. b. Teknik Tes Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan di dalam menyusun tes hasil belajar agar tes tersebut benar-benar dapat mengukur tujuan pelajaran yang telah diajarkan, atau mengukur kemampuan dan atau keterampilan siswa yang diharapkan setelah siswa menyelesaikan suatu unit pengajaran tertentu, yaitu: 1. Tes tersebut hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar yang telah ditetapkan sesuai tujuan instruksional. 2. Mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan bahan pelajaran yang telah diajarkan. 3. Mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cock untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai tujuan. 4. Didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan. 5. Dibuat seandal mungkin sehingga mudah dipresentasikan dengan baik. 6. Digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan atas adanya tiga macam tes, yaitu 1) Tes diagnostik Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
17

2) Tes formatif Dari arti kata form yang merupakan dasar dari istilah formatif maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini, tes fomatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran. Penilaian formatif adalah kegiatan yang bertujuan untuk mencari umpan balik, yang selanjutnya hasil penilaian tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki proses balajar mengajar yang sedang atau yang sudah dilaksanakan. Jadi, sebenarnya penilaian formatif itu tidak hanya dilakukan pada tiap akhir pelajaran, tetapi bisa juga ketika pelajaran sedang berlangsung. pre-test (tes awal)
Progra m

post-test (tes akhir)

Evaluasi formatif mempunyai manfaat, baik bagi siswa, guru, maupun program itu sendiri. Manfaat bagi siswa a) Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program secara menyeluruh. b) Merupakan penguatan (reinforcement) bagi siswa c) Usaha perbaikan. Dengan umpan balik (feed back) yang diperoleh setelah melakukan tes, siswa mengetahui kelemahan-kelemahannya. d) Sebagai diagnosis. Bahan pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa merupakan serangkaian pengetahuan, keterampilan, atau konsep. Manfaat bagi guru a) Mengetahui sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa.
18

b) Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi milik siswa. c) Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang diberikan. Manfaat bagi program Setelah diadakan tes formatif maka diperoleh hasil, dan dari hasil tersebut dapat diketahui: a) Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat dalam arti sesuai dengan kecakapan anak. b) Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan. c) Apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan dicapai. d) Apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat.

3) Tes Sumatif Evaluasi sumatif atau tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman disekolah, tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian, sedangkan tes sumatif dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada akhir caturwulan atau akhir semester. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sampai dimana penguasaan atau pencapaian belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu. Adapun fungsi dan
19

tujuannya adalah untuk menentukan apakah dengan nilai yang diperolehnya itu siswa dapat dinyatakan lulus atau tidak lulus. Manfaat Tes Sumatif a) Untuk menentukan nilai. b) Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok dalam menerima program berikutnya. c) Untuk mengisi cacatan kemajuan belajar siswa. 4) Tes formatif dan tes sumatif dalam praktek Dalam pelaksanaannya di sekolah, tes formatif ini merupakan ulangan harian, sedangkan tes sumatif biasa dikenal sebagai ulangan umum yang diadakan pada akhir caturwulan atau akhir semester. Dalam pelaksanaanya tes sumatif di sekolah-sekolah, ada yang disamakan antara satu daerah atau wilayah administratif, dan dikenal sebagai THB (Tes hasil Belajar), TPB (Tes Prestasi Belajar) atau istilah lain lagi. Seperti adanya efek positif dan negatif atas dihapuskannya ujian Negara menjadi ujian sekolah, maka tes sumatif bersama (THB atau TPB) mempunyai kebaikan dan keburukan. Kebaikan THB bersama: a) Pihak atasan atau pengelola sekolah-sekolah dapat membandingkan kemajuan sekolah-sekolah yang ada di wilayahnya.
b) Karena dibandingkan antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain, maka akan

timbul persaingan sehat antar sesamanya. c) Standar pelajaran akan terpelihara dengan sebaik-baiknya karena soal-soal tes yang diberikan disusun oleh pengelola sekolah-sekolah.

20

Keburukan THB bersama: a) Ada kemungkinan akan terjadi pemberian pelajaran yang hanya berorientasi pada ujian dengan cara memberikan latihan mengerjakan soal yang sebanyakbanyaknya. b) Tidak menghiraukan jika terjadi beberapa bentuk kecurangan karena ada sekolah yang ingin mendapat nama baik.

21

You might also like