You are on page 1of 3

Macam-macam paragraf Paragraf dibagi menurut jenis dan letak kalimat utamanya [sunting]Berdasarkan jenisnya Narasi adalah paragraf

yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa. Ciri-cir inya: ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu kejadian. Contoh: Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa khawatir seseorang a kan memergoki kedatangannya. Sedikit susah payah dia membuka pintu itu. Ia begit u terkejut ketika daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk tiba-tiba ber diri di hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan tinjunya ke a rah perut lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki itu t etap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh ta k sadarkan diri. Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang did eskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat.Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan. Contoh: Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar diserta i bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palest ina. Eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya. Ciri-cirinya: ada informasi. Contoh: Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan yang sudah mendarah dag ing di pesantren. Di dalamnya, dibahas persoalan-persoalan masyarakat yang membu tuhkan tinjauan keagamaan secara ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui pul a bahwa sebagian besar topik yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau ke luhan masyarakat tentang persoalan agama, sosial, budaya, hingga ekonomi. Bisa d ikatakan bahwa bahtsul masail sesungguhnya merupakan cara khas pesantren untuk m enyuarakan aspirasi masyarakat melalui perspektif agama. Argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya. Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya. Contoh: Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. Sebab, domain tersebut menyan gkut hal yang sangat rumit, bahkan terkait dengan "meta penampilan" siswa yang k adang-kadang tidak kelihatan. Membentuk karakter manusia memang membutuhkan peng orbanan, sebagaimana yang dilakukan negara-negara maju seperti Jepang, Singapura , dan Malaysia. Mereka bisa maju karena memiliki banyak orang pintar dan berkara kter. Persuasi adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu. Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu. Contoh: Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama ini, pemerintah boros dengan cara tiap tahun membeli ribuan mobil dinas baru serta membangun kantor-kantor ba ru dan guest house. Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS tanpa melakukan p erampingan, membeli alat tulis kantor (ATK) secara berlebihan, dan sebagainya. P adahal, dana yang dimiliki tidak cukup untuk itu. [sunting]Berdasarkan letak kalimat utamanya Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pok ok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas. Contoh: Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa da na itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru. Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-pe njelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu generalisasi, analogi, dan kausalitas. ? Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum. Contoh: Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan B

urhan, mendapat nilai delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya M aman yang enam dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Oleh karena itu, bol eh dikatakan anak-anak kelas tiga cukup pandai mengarang. Yang menjadi penjelasannya di atas adalah: Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak kelas tiga yang lain merupakan peristiwa khusus. Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis. Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah bahwa anak kelas tiga cukup pa ndai mengarang. Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang, mencakup Ali, Toto, Ale x, Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan terdapat kata cukup ka rena Maman hanya mendapat nilai enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan, kesimpulannya adalah semua anak kelas tiga pandai mengarang. ? Analogi adalah pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaa n dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Conto h: Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari, bum i, bulan, dan binatang yang berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, sepe rti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama te rtentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang Mahab esar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta alam te ntu adalah zat yang sangat maha. Manusia yang menciptakan mesin, sangat sayang a kan ciptaannya. Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu. Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan mesin dengan alam semesta. Mesin s aja ada penciptanya, yakni manusia sehingga penulis berkesimpulan bahwa alam pun pasti ada pula penciptanya. Jika manusia sangat sayang pada ciptaannya itu, ten tu demikian pula dengan Tuhan sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat sayang kep ada ciptaan-ciptaan-Nya itu. ? Hubungan Kausal Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggun akan fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika hujanhujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala . Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab -akibat 1 akibat 2. Sebab-Akibat Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B. Contoh: Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua ternyata membuahkan hasil yang membe sarkan hati. Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi dan dike ndalikan. Produksi nasional pun meningkat. Ekspor kayu dan naiknya harga minyak bumi di pasaran dunia menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi kas negara. De ngan demikian, kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi Indonesia semakin m antap sekarang ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila mulai tahun keti ga Era Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima pinjaman luar negeri deng an syarat yang kurang lunak untuk membiayai pembangunan. Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam membuat kesimpulan pola sebab-akiba t adalah kecermatan dalam menganalisis peristiwa atau faktor penyebab. Akibat-Sebab Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian kita analisis untuk mencari penyebabnya. Contoh: Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat. Karena itu, pasti Badu itu sedang sakit. Sebab-Akibat-1 Akibat-2 Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menj adi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul rangk aian beberapa akibat. Contoh: Mulai tanggal 17 Januari 2002, harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri nai k. Minyak tanah, premium, solar, dan lain-lain dinaikkan harganya. Hal ini karen a Pemerintah ingin mengurangi subsidi dengan harapan supaya ekonomi Indonesia ke

mbali berlangsung normal. Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biay a angkutan pun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang-barang pas ti akan ikut naik karena biaya tambahan untuk transportasi harus diperhitungkan. Naiknya harga barang-barang akan dirasakan berat oleh rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi dengan usaha menaikkan pendapatan masyarak at. Paragraf Campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pok ok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri den gan kalimat topik.Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf. Contoh: Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegi atan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sa rana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manu sia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi. Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalim at-kalimat penjelas. Contoh: Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman. Harganya murah-murah, S ayang banyak lalat karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari sampah, lalat terbang dan hinggap di kue dan minuman. Orang yang makan tida k merasa terganggu oleh lalat itu. Enak saja makan dan minum sambil beristirahat dan berkelakar.082373312317 rada

You might also like