You are on page 1of 20

PROPOSAL MENGELOLA KEGIATAN PRODUKSI TERNAK KECIL (KAMBING JAWA RANDU)

DISUSUN OLEH RUHATI, SP NIP: 1960806191 03 2 006

BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANANNDAN KEHUTANAN KABUPATEN BATANG

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karuniaNya, sehingga proposal dengan judul MENGELOLA KEGIATAN PRODUKSI TERNAK KECIL (KAMBING JAWA RANDU)di desa Sawangan Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang dapat tersusun. Dengan tersusunnya proposal ini kami sampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Camat Gringsing 2. Bapak Koordinator penyuluh BP3 K Kecamatan Gringsing

3. Bapak kepala Desa Sawangan 4. Bapak Ketua UP-FMA Sawangan 5. Semua pihak yang telah membantu baik moril maupun spirituil. Dalam penyusunan proposal ini kami sadari masih banyak kekurangan, oleh karena itu demi sempurnanya proposal ini penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhirnya penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat. Batang, 21 Mei 2012 Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Upaya pemberdayaan petani dan keluarganya melalui penyelenggaraan penyuluhan pertanian di maksudkan untuk mendukung upaya-upaya pencapai petani yang tangguh sebagai salah satu kamponea dalam pembangunan pertanian yang maju, tanggung dan efisien. Pengembangan sumber daya manusia bertumpu pengembangan perilaku dan kemampuan yang telah berkembang dalam upaya-upaya peningkatan pendapatan, kesejahteraan, penciptaan lapangan kerja, kesejahteraan lingkungan, serta kelangsungan pembangunan pertanian. Kelompok ternak seda Sawangan Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang yang membudidayakan ternak kambing sebagai tabungan dan sambilan keluarga. Dari hasil pengamatan beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan populasi ternak. Dengan melihat kondisi tersebut maka sangat dipandang perlu untuk memberikan pengetahuan kepada peternak tentang pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk organik/ bohaski. Adapun lokasi kegiatannya di desa Sawangan, Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. B. Masalah Berdasarkan hasil pengamatan di desa Sawangan diperoleh permasalahan sebagai berikut: 1. Tingkat pengetahuan, sikap dan ketrampilan peternak dalam pemeliharaan ternak kambing masih rendah.
2. Kurang aktifnya peranan kelompok ternak dalam mengelola produksi ternak

kambing.

C. Tujuan

Adapun permasalahan

harapan

yang

hendak

dicapai

setelah

mengetahui

yang dihadapi oleh peternak di desa Sawangan Kecamatan

Gringsing Kabupaten Batang sebagai berikut: 1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peternak dalam pemeliharaan ternak kambing. 2. Meningkatkan kegiatan kelompok ternak khususnya dalam mengelola kegiatan produk ternak kambing.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Aspek Sosial 1. Pengertian penyuluhan pertanian Penyuluhan Pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal) untuk para petani dan keluarganya (Ibu tani, pemuda tani) dengan tujuan agar mereka tahu, mau, mampu, sanggup dan berswadaya memperbaiki usaha taninya, sehingga dapat meningkatkan produksi, pendapatan dan kesejarteraannya sendiri serta masyarakat sekitarnya (Vademeceum 1982). Sedangkan Kartasapoetra (1887) menyatakan Penyuluhan Pertanian adalah suatu usaha atau upaya untuk merubah perilaku petani dan keluarganya, agar mereka dapat memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha meningkatkan hasil usaha dan tingkat kehidupannya.

2. Tujuan penyuluhan pertanian Kegiatan penyuluhan pertanian mempunyai tujuan untuk merubah perilaku keluarga petani, sehingga mereka dapat memperbaiki usaha tani yang menguntungkan sehingga lebih layak hidupnya (Wiriaatmadja. S. 1978). Kartasapoetra (1987) mengatakan bahwa perencanaan dan pelaksanaan penyuluhan pertanian harus mencakup 1) Tujuan jangka pendek dan 2) Tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek yaitu untuk menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih terarah dalam aktivitas usaha tani di pedesaan, perubahan-perubahan tersebut hendaknya menyangkut: tingkat pengetahuan, kecakapan atau kemampuan sikap dan motif tindakan petani sedangkan tujuan jangka panjang yaitu agar tercapai peningkatan taraf hidup petani, mencapai kesejahteraan hidup yang lebih terjamin.

B. Aspek Teknik Mulyono dan Sarwono (2004) menyatakan peternak perlu memiliki kerangka konsepsional sebagai pola dasar untuk pegangan dirinya, yaitu panca usaha peternak, yang meliputi: a) pengelolaan usaha dengan menggunakan bibit yang baik, b) memberikan pakan yang cukup kualitas maupun kuantitasnya, c) tata laksana perkandangan yang benar, d) melaksanakan pengendalian dan pemberantasan penyakit, e) memperhatikan permintaan dan kebutuhan pasar. 1. Bibit Kambing Menurut Tarwiyah (2001) bahwa pemilihan bibit harus disesuaikan dengan tujuan dari usaha, apakah untuk pedaging atau perah (missal: kambing kacang untuk produksi daging, kambing ettawa untuk produksi susu). Secara umum, ciri bibit yang baik menurut Susilorini, dkk (2008) adalah yang berbadan sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilat, daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan. Ciri untuk calon induk: 1) Tubuh kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang lurus, tubuh besar, tapi tidak terlalu gemuk, 2) Jinak dan sorot matanya ramah, 3) Kaki lurus dan tumit tinggi, 4) Gigi lengkap, maupun merumput dengan baik (efisien), rahang atas dann bawah rata, 5) Dan keturunan kembar atau dilahirkan tunggal tapi dan induk yang muda, 6) Kambing simetris, tidak menggantung dan berputing 2 buah. Ciri untuk calon jantan : 1) Tubuh besar dan panjang dengan bagian belakang lebih besar dan lebih tinggi, dada lebar, tidak terlalu gemuk, gagah, aktif dan memiliki libido (nafsu kawin) tinggi, 2) Kaki lurus dan kuat, 3) dari keturunan kembar, 4) Umur antara 1,5 sampai 3 tahun. 2. Pakan Ternak Kambing Menurut Susilorini, dkk (2008) kambing merupakan ternak ruminansia yang efisien dalam mencerna serat kasar. Kambing dapat mengkonsumsi bahan kering relative banyak, yaitu 5-7% dari berat badannya. Hijauan yang diberikan dapat berupa daun lantoro, gamal dan daun nagka. Bila

berdasarkan bahan kering, pemberian hijauan sebaiknya mencapai 3% dari berat badan atau 10-15% berat badan bila dalam bentuk segar. Sementara konsentrat dapat disusun dari bungkil kelapa, bungkil kedelai, dedak, tepung ikan serta ditambah mineral dan vitamin. Kandungan protein dalam konsentrat berkisar 16%. Pakan diberikan dua kali sehari (pagi dan sore). Selain pakanm, kambing juga perlu diberi garam beryodium, bias berbentuk urea molasses block (UMB) yang digantung di dalam kandang. Air minum harus selalu tersedia. Mulyono (2000) menyatakan bahawa pakan sangat penting diperlukan untuk pertumbuhan ternak karena mengandung zat gizi. Oleh karenanya pakan harus tersedia terus. Pakan yang umum diberikan pada ternak kambing adalah hijauan, tetapi pada saat ketersediaan hijauan berkurang maka perlu dilakukan pengawetan atau penambahan pakan penguat. 3. Perkandangan Ternak Kambing Menurut Susilorini, dkk. (2008) bahwa agar kambing merasa nyaman, kandang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut; Kandang harus kering, tidak becek dan tidak lembab. Cukup mendapat sinar matahari dan sistem ventilasi baik Kandang harus terhindar dari tiupan angin langsung. Letak kandang minimal berjarak 5 meter dari rumah. Konstruksinya harus kuat dan tahan lama. Bahan kandang ekonomis serta mudah didapat. Fungsi kandang diantaranya adalah: 1) sebagai tempat aktifitas ternak seperti makan, tidur, kencing, minum, 2) sebagai tempat berlindung dari panas, hujan, terpaan angin dan pemangsa atau hewan pengganggu dan 3) menghindari ternak untuk memakan atau merusak tanaman (BPTP. Jateng 2009). Mulyono (2000) mengatakan bahwa ada beberapa tipe kandang kambing yang terbentuk karena perbedaan kondisi daerah pemeliharaann, tingkat skala usaha dan tingkat pengetahuan peternak. Namun umumnya peternak membangun kandang panggung. Kandang panggung merupakan

kandang yang kontruksinya dibuat panggung atau di bawah lantai kandang terdapat kolong untuk menampung kotoran. Adanya kolong dapat menghidari kebecekan, menghidari kontak dengan tanah yang mungkin tercemar penyakit dan memungkinkan ventilasi kandang yang lebih bagus. 4. Pengendalian Penyakit Kambing Menurut Susilorini, dkk. (2008) mencegah penyakit lebih baik dari pada mengibati. Mencegah penyakit dilakukan dengan menjaga sanitasi kandang, pakan cukup mengandung nutrisi lengkap dan vaksinasi. Tindakan pencegahan lain yaitu membebaskan kambing dari penyakit internal (misalanya cacing) dengan memberikan obat cacing dan parasit eksternal (misalnya kudis) dengan memandikan secara rutin. Rekomendasi perawatan dan penjagaan dari penyakit ternak kambing antara lain dengan 1) memandikan ternak seminggu sekali pada saat cuaca cerah, 2) memotong kuku dilakukan secara rutin untuk menjaga kebersihan dan mencegah terjadinya luka dan infeksi, 3) bila ternak sakit segera hubungi petugas, 4) dosis harus tepat, 5) obat tidak kadaluarsa, 6) tidak diperkenankan mencampur beberapa jenis obat dan 7) apabila dilakukan penyuntikan, pakai alat suntik yang bersih (BPTP Jateng, 2009). 5. Pemasaran Kambing Pasca panen hendaknya diusahakan untuk selalu meningkatkan nilai tambah dari produksi ternak, baik daging, susu, kulit, tanduk, maupun kotorannya. Bila kambing hendak dijual pada saat berat badan tidak bertambah lagi (umur sekitar 1-1,5 tahun) dan diusahakan agar permintaan akan kambig cukup tinggi. Harga diperkurakan berdasarkan: berat hidp x (45 sampai 50%) karkas x harga daging eceran (Tarwiyah, 2000). 6. Pengelolaan Reproduksi Pengembangan ternak kambing terutama diupayakan melalui pengelolaan perkawinan. Dengan penanganan perkawinan yang tepat, ternak dapat diatur setiap 7 bulan sekali melahirkan, sehingga waktu 2 tahun setiap kambing diharapkan dapat beranak 3 kali (intensifikasi ternak kambing BIP Ungaran Jawa Tegah 1989).

7. Manajemen Usaha Menajemen usaha ternak kambing merupakan serangkaian proses kegiatan pemeliharaan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: 1) perawatan induk kambing, 2) perawatan induk setelah melahirkan, 3) perawatan anak yang baru, 4) perawatan pejantan, 5) perawatan kuku dan 6) perawatan sebagai sumber informasi analisis usaha (Intensifikasi ternak kambing BIP Ungaran Jawa Tengah, 1989).

BAB III MATERI DAN METODE

A. Materi Dalam kegiatan praktek dilapangan memerlukan penyuluhanpenyuluhan dengan materi sebagai berikut: 1) Tujuan dan manfaat mengelola kegiatan produksi ternak kecil (kambing), 2) Budidaya ternak kambing (jawa randu), 3) Meningkatkan nilai tambah dari produksi ternak baik daging, susu, kulit, tanduk maupun kotorannya, 4) cara pembuatan pupuk organik dari kotoran kambing. 1. Waktu dan tempat Waktu pelaksanaan praktek/ demonstrasi cara tanggal 9 maret 2011, tempat pelaksanaan demonstrasi adalah dikelompok ternak maju mulyo desa Sawangan Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang jumlah anggota 39 orang. 2. Alat dan Bantu Dalam kegiatan demonstrasi cara untuk memperlancar kegiatan penyuluhan diperlukan alat bantu yang akan digunakan berupa papan tulis, klofet. Cara pembuatan bohashi/ pupuk organis, dan untuk mengukur tingkat perubahan perilaku petani digunakan kuisioner. Sedangkan untuk demonstrasi cara dengan menggunakan ember, cangkul, sekop dan bahan limbah pakan ternak (ranting dan daun-daunan). 3. Pelaksanaan a. Program kerja Program kerja yang akan dilaksanakan mencakup kegiatan dilapangan meliputi tingkat pengetahuan sikap dan ketrampilan meupun pembinaan kelompok ternak, serta pengabdian masyarakat dan pembinaan usaha tani sebagai usaha tertuang di dalam rencana kerja. b. Pembinaan kelompok tani

Kegiatan pembinaan kelompok tani yang akan dilaksanakan adalah pembinaan administrasi kelompok, bimbingan perpesinan Rb 7 RDUK, RUK, RUB dan meningkatkan kemampuan kelompok tani dengan 5 (lima) tolak ukur kemampuan kelompok tani. c. Pembinaan usaha tani dengan kemampuan petani mampu menganalisa usaha taninya secara komersial dan berkelanjutan pada usaha taninya sendiri (tabel). d. Pengabdian kepada masyarakat Kagiatan pengabdian masyarakat yang akan dilaskanakan diantaranya 1) perbaikan kandang kelompok, 2) pembuatan lubang sampah/kotoran ternak, 3) kebersihan lingkungan kandang. B. Metode 1. Analisis data Metode pengumpulan data: data primer diperoleh langsung dari responden, sedangkan data sekunder diperoleh dari Aparat desa yang berhubungan dengan data yang dipergunakan guna mendukung jalannya Praktek Kerja Lapangan. Metode pengambilan sampel; sampel diambil secara purposive sampling, yaitu sampel dipilih berdasarkan pertimbangan dengan mengambil jumlah responden sebayak 30 orang pada kelompok tunggal, kemudian membandingkan seberapa jauh tingkat perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan petani (Malo, 1996). Rencana analisis untuk mengukur perubahan yang terjadi diperlukan analisis guna mengetahui tingkat perubahan perilaku petani pra eksperimen pada kelompok tunggal, menggunakan metode deskriptif Komperatif dengan menggunakan rumus (O1 T O2) pada kelompok tunggal. Dengan penjelasan sebagai berikut; O1 T = Pra test, dilakukan untuk mengetahui keadaan awal responden. = Treatment, kegiatan penyuluhan dilakukan dengan materi dan metode yang sama pada setiap kelompok.

O2

= Post test, dilakukan pada akhir kegiatan dengan menggunakan kuisioner yang sama pada saat dilakukan pra test. (Suryabata, 1983). Dari hasil tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus EP dan EPP. EP EP EPP EPP = Efektifitas Penyuluhan = x 100 %

= Efektifitas Perubahan Perilaku = x 100%

Keterangan Kejadian perilaku Target test. Kriteria efektifitas = 0% s/d 33% kurang efektif 34% s/d 67% Cukup efektif 68% s/d 100% efektif (Ginting, 1996) 2. Jadwal Kegaitan Kegiatan demonstrasi cara akan dilaksanakan pada tanggal 1 Juni sampai dengan 17 Juni 2012, sedangkan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut: Uraian Kegiatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Ke Lokasi Menyusun jadwal kegiatan Persiapan materi alat dan bahan Penetapan pengambilan sampel Melakukan Pra test Penyuluhan dan demonstrasi Post tes Pengabdian masyarakat Pembinaan kelompok tani Pembinaan usaha tani 1 2 Minggu Ke 3 4 5 6 = nilai rata-rata post test = nilai maksimal yang ditetapkan

Kejadian peningkatan perilaku = selisih nilai antara post tes dan pra

11. Pengumpulan data akhir 12. Evaluasi kegiatan 13 Penyusunan draf laporan Keterangan : () Pelaksanaan Kegiatan

Lampiran 1

KUISIONER UNTUK RESPONDEN I. Identitas Responden 1. Nama


2. Umur

: .............................................................................. : .............................................................................. : .............................................................................. : .............................................................................. : .............................................................................. : .............................................................................. : .............................................................................. : ..............................................................................

3. Pendidikan 4. Pekerjaan Pokok 5. Alamat a. Dusun b. Desa c. Kecamatan 6. Luas garapan II.

Pertanyaan Pengetahuan 1. Apa saja jenis atau macam kambing yang ada di Indonesia yang bapak ketahui ? Kambing, kambing kacang, kambing PE, kambing jawa ronda. a. Tahu lebih dari 3 jenis
b. Tahu hanya 2 jenis c. Tahu kurang dari 2 jenis

(5) (3) (1) (5) (3) (1)

2. Apa jenis penyakit pada ternak kambing yang Bapak ketahui ? a. Penyakit kudis b. Penyakit cacingan c. Penyakit mencret Badan lemas, nafsu makan berkurang, badan kurus. a. Dapat menyebutkan tiga sampai empat b. Dapat menyebutkan dua sampai tiga c. Dapat menyebutkan dua saja kambing yang Bapak ketahui ? Mencukur bulu, dengan belerang, kamper (5) (3) (1)

3. Apa gejala ternak kambing yang terkena cacingan yang Bapak ketahui ?

4. Bagaimana cara pencegahan dan pengendalian penyakit kudis pada ternak

a. Dapat menyebutkan lima b. Dapat menyebutkan tida sampai empat c. Dapat menyebutkan 2 saja a. Kotoran b. Daging c. Kulit dan tanduk III. Pertanyaan Aspek Sikap 1. (2)

(5) (3) (1) (5) (3)

5. Apa saja yang dihasilkan dari ternak kambing yang Bapak ketahui ?

Jika Bapak tahu penyebab penyakit pada kambing, apakah Bapak


a.

mau menyebarluaskan pada peternak lain ? mau ragu-ragu tidak mau (5)
b.

(3)
c.

(1) 2. Apakah Bapak mau mengendalikan penyakit apabila ternak Bapak terserang penyakit ? a. (5) b. (3) c. (1) 3. Apakah Bapak mau mengendalikan penyakit sesuai dengan anjuran dan kesepakatan kelompok ? a. (5) b. (3) ragu-ragu mau tidak mau ragu-ragu mau

c. (1) 4.

tidak mau

Apakah Bapak mau melakukan sanitasi atau kebersihan pada kandang ? a. (5) b. (3) c. (1) Tidak menentu waktunya Saat bersama pikul Setiap minggu sambil pengamatan

5.

Apabila kambing Bapak terserang penyakit kudis, sedangkan bapak tidak tahu cara pengendaliannya kepada siapa bapak bertanya ? a. Kepada teman kelompok, PPL, PPH atau Mantri ternak b. Kepada peternak yang tahu c. Tidak bertanya kepada siapapun (5) (3) (1)

IV.

Pertanyaan Aspek Ketrampilan 1. Coba Bapak peragakan cara mendeteksi gejala penyakit cacing. a. Terampil dan dapat melakukan den sendiri sesuai anjuran b. Kurang terampil, dapat melakukan dengan bantuan orang lain c. Tidak terampil bihari. a. Terampil dan dapat melakukan den sendiri sesuai anjuran b. Kurang terampil, dapat melakukan dengan bantuan orang lain c. Tidak terampil (3) (1) (5) (3) (1) (5)

2. Coba Bapak peragakan cara pengamatan awal adanya gejala kambing

3. Coba Bapak peragakan cara memerah susu kambing dengan benar. a. Dapat melakukan baik dan lancar b. Dapat melakukan tetapi kurang benar (5) (3)

c. Tidak dapat

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ahira. A. 2010. Bisnis Kambing Prospektif dan Menguntungkan. Diakses tanggal 26 Januari 2011, www.anneahira.com. Amonim.2008. Panduan Beternak Kambing Etawa. Diakses tanggal 25 Januari 2011. www.kandangetawa.Multiply.com. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Ban, Van den A.W dan Hawkins, H.S. 1999. Penyuluhan Pertanian. Penebit Kanisius, Yogyakarta. Bondan, DK. 2008. Panduan Beternak Kambing Etawa. Htpp://kambingetawa.blogspot.com. BPTP Jateng. 2009. Pedoman Budidaya Kambing dan Domba di Jawa Tengah. BPTP Jateng, Ungaran. Deptan. 2009. Modeul Diklat Dasar Umum bagi Penyuluh Pertanian Terampil, Modul B. Jakarta. Erlangga. 2009. Jenis Ternak Kambing yang ada di Indonesia. Diakses tanggal 26 Januari 2011, www.jualkambing.tk. Gerungan, W.A.2002. Psikologi Sosial. Refika Aditama. Bandung. Ginintasasi, K. 2010. Motif Sosial. Diakses tanggal 26 Januari 2011, http://file.upi.edu/Direktori. Harahap, D.A.2009. Analisis Pendapatan Peternak Domba di Kecamatan Stabat. Diakses tanggal 26 Januari 2011, htpp://unrika.co.id. Hartono, M.B. Hariyono, Dan F. Rochman. 2005. Usaha Ternak Kambing Sebagai Alternatif Sumber Pendapatan Dan Penyerapan Tenaga Kerja Keluarga: Studi Di Desa Tamansari Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang Jawa Timur. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang Hasibun, M.SP. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Idris. 1999. Analisis Jalur Pemasaran Telur Ayam Ras di Wilayah Kabupaten Sleman. Fakultas Pertanian Program Studi Peternakan. Universitas Wangsa Manggala. Yogyakarta. Kartasapoetra. A.G. 1988. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Penerbit Lembaga Pengembangan Pendidikan dan UNS Press, Surakarta. _______________, 2006. Prosedur Penelitian untuk Kegiatan Penyuluhan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Prima Theresia Pressindo. Surakarta. ______________, 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret Uiversitas Press, Surakarta. Mulyono, S. 2000. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Penebar Swadaya, Jakarta. Mulyono, S. Dan Sarwono. 2004. Penggemukan Kambing Poting. Penebar Swadaya. Jakarta. Suprapto, T. Dan Fahrianoor. 2004. Komunikasi Penyuluhan dalam Teori dan Praktek. Arti Bumi Intaran, Yogyakarta. Susilorini, Tri Eko., Sawitri, Manik Eirry., dan Muharlien. 2008. Budidaya 22 Ternak Potensial. Penebar Swadaya, Jakarta. Tarwiyah, 2001. Ternak Kambing. http://www.ristek.go.id. Diakses tanggal 1 Juni 2010. Tim KKN PPM Universitas Gajah Mada Unit 55. 2010. Desa Sidoharjo Kecamatan Samigaluh kabupaten Kulon Progo. Diakses tanggal 26 Januari 2011, http://www.sidoharjokulonprogo.com Umifatmawati. 2010. Potensi Sapi. Diakses tanggal 18 Mei 2010. www.wordpress.org. Undang-undang No. 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Republik Indonesia. Winardi, J. 2001. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

o. diak

You might also like