You are on page 1of 15

PENGELOLAAN KOPERASI YANG BAIK

Koperasi mempunyai kedudukan yang kuat dan sangat penting di dalam sistem perekonomian nasional Indonesia, karena koperasi merupakan sokoguru perekonomian Indonesia, hal tersebut sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Pasal tersebut secara implisit menunjukan bahwa kedudukan koperasi sangat penting, karena koperasi merupakan badan usaha yang berdasarkan azas kekeluargaan tersebut. Sehingga koperasi diyakini dapat diandalkan untuk menopang perekonomian Indonesia. Sebagai salah satu pelaku ekonomi nasional, koperasi memiliki misi sebagai stabilisator ekonomi disamping sebagai agen pembangunan. Krisis ekonomi yang melanda perekonomian nasional telah menyadarkan banyak pihak bahwa pengelolaan ekonomi yang mengandalkan perusahaan besar telah membuat rapuh basis ekonomi nasional. Ketika krisis moneter terjadi, banyak perusahaan besar yang mengalami stagnasi dan terpuruk usahanya. Namun di tengah kondisi perekonomian nasional yang lemah tersebut ternyata usaha kecil, menengah dan koperasi masih dapat bertahan dan menjadi tumpuan untuk berperan dalam menjalankan roda perekonomian nasional. Peran koperasi di dalam perekonomian nasional harus terus ditingkatkan sehingga koperasi benarbenar mampu menjalankan peranannya dalam menggerakkan ekonomi rakyat. Banyak faktor yang menyebabkan perkembangan usaha koperasi terkesan lambat (kecil) baik itu faktor yang bersumber dari intern koperasi sendiri maupun yang bersumber dari luar koperasi. Secara umum permasalahan yang timbul dalam pengembangan usaha koperasi berkaitan dengan empat hal yakni kualitas pengurus, partisipasi anggota, permodalan sendiri dan pengawasan. Secara normatif pengelola (pengurus) dalam organisasi koperasi memiliki fungsi yang amat strategis yaitu bertindak sebagai pengusaha yang menjaga kesinambungan koperasi sebagai lembaga ekonomi yang efisien. Rendahnya kualitas dari pengurus koperasi disebabkan oleh berbagai faktor antara lain rendahnya kemampuannya sebagai seorang wirausaha dalam mengelola koperasi. Hal ini yang mengakibatkan proses manajemen koperasi lemah sehingga arah dan tujuan yang hendak di capai koperasi tidak bisa diraih terutama dalam peningkatan perkembangan usaha dari koperasi. Seperti yang diungkapkan oleh Partadiredja (1995:9) Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu Koperasi adalah Manajemen. Dengan kata lain berhasil tidaknya koperasi sangat tergantung pada kemampuan manajemen, yang dalam hal ini dapat dilaksanakan oleh pengurus ataupun oleh manajer. Dalam arena persaingan global yang semakin ketat, eksistensi individu, masyarakat ataupun organisasi akan ditentukan oleh keunggulan daya saing yang berkesinambungan. Hanya dengan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan mempunyai daya saing tinggi, suatu masyarakat atau organisasi termasuk Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) dapat mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. A. Pengurus sebagai wirausaha koperasi. Koperasi salah satu badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan (Undang-Undang No. 25 Tahun 1992). Koperasi dapat menjalankan kegiatannya dengan baik jika dapat melengkapi alat-alat organisasi koperasi, sebagaimana pada bentuk-bentuk perusahaan lainnya. Alat organisasi koperasi selain menjadi pilar-pilar yang akan menentukan tumbuh dan runtuhnya koperasi juga merupakan suatu alat yang akan menentukan cara mencapai tujuan, serta tercapai atau tidaknya tujuan koperasi. Perangkat organisasi koperasi yang terdiri dari Rapat anggota, Pengurus dan Pengawas merupakan beberapa alat koperasi yang memiliki peranan penting dalam kehidupan berkoperasi. Pengurus sebagai pengelola dalam hal ini sangat memiliki tanggung jawab yang besar terhadap

seluruh anggota koperasi, karena pengurus yang dipilih oleh anggota dalam rapat anggota merupakan pengelola yang dipercaya untuk mengurus koperasi. Cakupan tugas pengelola koperasi meliputi pengelolaan organisasi koperasi maupun pengelolaan usaha koperasi. Sumarsono (2003:60) yang menyatakan bahwa terdapat tiga syarat yang harus dimiliki oleh seorang pengelola (manajer/pengurus) , yaitu : Managerial skill, Technical skill dan Entrepreneur skill. Selain dari managerial skill dan tehnical skill, entrpreneur skill merupakan salah satu keahlian yang penting dan harus dimiliki oleh pengurus dalam menjalankan usaha koperasi. Keahlian kewirausahaan merupakan salah satu keahlian yang sangat menunjang dalam proses pengembangan suatu unit usaha, karena tanpa jiwa wirausaha yang baik maka perkembangan usaha akan rendah. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang wirausaha itu sangatlah diperlukan oleh setiap bentuk badan usaha, termasuk pada bentuk usaha koperasi. Melalui perannya, seorang wirausaha mampu menghadapi setiap tantangan dan memanfaatkan setiap peluang yang ada demi keberhasilan usaha yang dikelolanya. B. Kemampuan Wirausaha yang diperlukan dalam mengembangkan koperasi Seorang wirausaha memerlukan pengetahuan untuk bisa berusaha bertahan dan berkembang dalam perekonomian modern, seperti pengetahuan mengenai permodalan, pemasaran, manajemen usaha, teknologi, dan informasi. Dalam berkehidupannya wirausaha koperasi harus mengenal dan menghayati 5 asas pokok kewirausahaan yang terdiri dari : 1. 2. 3. 4. 5. Kemauan yang kuat untuk berkarya dengan semangat kemandirian. Kemauan dan kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sistematis termasuk keberanian mengambil risiko usaha. Kemampuan berfikir dan bertindak kreatif dan inovatif. Kemampuan bekerja secara teliti, tekun, dan produktif. Kemauan dan kemampuan untuk berkarya dalam kebersamaan berlandaskan etika bisnis yang sehat.

Ke lima asas di atas dapat menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai pengelola koperasi baik itu pengurus ataupun manajer. Program pemasyarakatan kewirausahaan telah dilakukan oleh pemerintah dalam langkah-langkah pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia dan sesuai dengan Undang-Undang No. 9 Republik Indonesia Tahun 1995 Tentang Usaha Skala Kecil yang terdiri dari : 1. 2. 3. 4. memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan, meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial, membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan, pelatihan, konsultasi usaha kecil menyediakan tenaga penyuluhan dan konsultasi usaha kecil.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan perangkat kelembagaan di bidang ekonomi, sosial, politik dan pemerintahan dalam menciptakan keterpaduan yang serasi sehingga kualitas sumber daya manusia Indonesia dapat menjadi andalan dalam pembangunan, yang diantaranya dapat diwujudkan dari bentuk usaha koperasi. Menjadi wirausaha koperasi berarti harus memiliki kemampuan dalam menemukan dan mengevaluasi peluang-peluang, mengumpulkan sumber-sumber daya yang diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dan peluang-peluang itu. Sebagai pengelola koperasi yang berjiwa wirausaha maka pengurus atau manajer dapat disebut pemimpin dan mereka haruslah menunjukan sifat kepemimpinannya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan

perkoperasian. Pengelola koperasi baik itu pengurus ataupun manajer sebaiknya memiliki sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh seorang wirausaha seperti yang diungkapkan oleh Marbun dalam Alma (2004:39)adalah sebagai berikut ; 1. Percaya diri 2. Berorientasikan tugas dan hasil 3. Pengambil resiko 4. Kepemimpinan 5. Keorsinilan 6. Berorientasi ke masa depan. C. Upaya untuk menjadi wirausaha yang sukses di koperasi. Kedelapan jalan menuju sukses yang dipaparkan oleh Murphy and Peck merupakan upaya-upaya yang harus dilakukan oleh pengelola koperasi, karena hal itu merupakan modal yang baik untuk menjadi seorang wirakop. Kedelapan anak tangga itu adalah : 1. Capacity for hard work (Kemauan bekerja keras) Sikap kerja keras yang merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang dan dalam pelaksanaannya terdapat satu unsur yang sangat penting serta mendukung sikap ini yaitu disiplin dalam menggunakan waktu. Getting Things Done With And Through People (Bekerjasama dengan orang lain) Berprilaku menyenangkan bagi semua orang dan juga memiliki banyak teman baik kalangan atas ataupun kalangan bawah serta menghindarkan permusuhan merupakan kiat menjalin kerjasama dengan orang lain sehingga akan memudahkan dalam mencapai keberhasilan. Good Appearance (Penampilan yang baik) Penampilan ini bukan berarti penampilan body face /muka yang elok atau paras yang cantik, akan tetapi lebih ditekankan pada penampilan perilaku yang baik, jujur pada siapapun. Self Confidence (Yakin) Self confidence ini diimplementasikan dalam tindakan sehari-hari dengan melangkah pasti, tekun, sabar, tidak ragu-ragu, memiliki keyakinan diri bahwa kesuksesan pasti akan diraih. Making Sound Decision (Pandai membuat keputusan) Sikap memiliki pertimbangan yang matang dalam memilih alternatif pilihan dengan mengumpulkan terlebih dahulu berbagai informasi yang akurat merupakan langkah yang terbaik dalam membuat suatu keputusan dengan tidak ragu-ragu. College Education (Mau menambah ilmu pengetahuan) Rajin mengembangkan wawasan dengan melakukan penambahan ilmu pengetahuan dengan cara mengikuti pendidikan tambahan yang berupa pelatihan, kursus, penataran, membaca buku dan lain sebagainya. Ambition Drive (Ambisi untuk maju) Sikap memiliki semangat tinggi, mau berjuang untuk maju, gigih dalam menghadapi pekerjaan dan tantangan dan mampu melihat ke depan dan berjuang untuk menggapai apa yang dicita-citakan. Ability to Communicate (Pandai berkomunikasi) Keterampilan berkomunikasi dengan cara pandai mengorganisasi buah pikiran kedalam bentuk ucapan-ucapan yang jelas, menggunakan tutur kata yang enak didengar dan mampu menarik perhatian orang lain, serta harus diikuti oleh perilaku jujur dan konsisten.

2.

3. 4. 5.

6.

7.

8.

Paparan di atas merupakan kiat-kiat sukses yang tidak ada salahnya jika dilakukan oleh seorang wirausaha koperasi dalam melaksanakan tugasnya, karena dengan adanya tambahan kemampuan melakukan ke delapan anak tangga ini maka kemungkinan mencapai tujuan dan mendapatkan keberhasilan akan lebih mudah dicapai.

pendapat di atas merupakan kiat-kiat untuk menjadi wirausaha koperasi yang sukses yang dapat dilakukan oleh pengelola koperasi baik itu pengurus ataupun manajer dalam mencapai keberhasilan koperasi, yang tentu saja diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh anggota pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. D. Simpulan Sebagai penutup dari uraian di atas dapat kita amati dan disimpulkan bahwa koperasi memiliki peluang yang besar untuk menjadi sebuah institusi yang dapat diandalkan didalam membangun serta mengembangkan faktor ekonomi dan sosial masyarakat. Peluang tersebut dapat terwujud jika dalam pengelolaan koperasi ditunjang dengan kepemilikan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang menunjang dalam upaya menuju keberhasilan koperasi. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh pengelola koperasi baik itu pengurus ataupun manajer yaitu tentang kemampuan menjadi seorang wirausaha koperasi yang handal yaitu dengan memiliki sifat sifat wirausaha yang disikapi dengan baik dan benar. Kondisi tersebut akan membawa khususnya anggota koperasi dan umumnya seluruh rakyat Indonesia kepuncak keberhasilan, hal ini sesuai dengan pernyataan dari Ropke (1992) dalam Tiktik (2004:69) yang mengatakan : Suatu bangsa akan berkembang lebih cepat apabila ia mempercepat kelompok wirausahanya, memperluas lingkup kemerdekaan ekonomi yang memungkinkan tingkah laku wirausaha dan berhasil menciptakan suatu lingkungan sosio-ekonomi yang mendorong para wirausaha ini secara optimal. Selain itu terdapat kiat-kiat untuk menjadi wirausaha yang sukses menurut Murphy and Peck yang mengenalkan delapan anak tangga sebagai jalan untuk mencapai wirausaha yang sukses yang diperkuat oleh pendapat Zimmerer dan Scarborough yang dapat dijadikan sebagai upaya-upaya untuk menjadi wirausaha koperasi yang sukses.

Koperasi Serba Usaha Makmur Mandiri merupakan lembaga keuangan non Bank yang didirikan berdasarkan Badan Hukum Koperasi Nomor 18 / 518 / SK / UMKM / 2009 tepatnya pada Tanggal 16 Juni 2009 dengan bidang usaha " Simpan Pinjam"

KOPERASI SERBA USAHA MAKMUR MANDIRI Alamat : Ruko Plaza Metropolitan Bl. A3 No. 26 Jl. Sultan Hasanudin Tambun Selatan Kabupaten Bekasi - Jawa Barat : 021 8833 6526 : 021 8833 6631 : 16 Juni 2009

Telpon Fax Tanggal Pendirian

Status Izin

Bidang Usaha

: Perusahaan Swasta : - Tanda Daftar Perusahaan (TDP) - Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) - Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) : Koperasi Serba Usaha

Pemilik / Penanggung Jawab Ketua : Drs. Tumbur Naibaho Sekretaris : Satur Naibaho Bendahara : Tumpu Lina Sitanggang

Ringkasan Eksekutif

KOPERASI SERBA USAHA MAKMUR MANDIRI didirikan pada tahun 2009 yang merupakan Badan Usaha dalam bentuk "Koperasi Serba Usaha" Dimana fungsi Koperasi ini adalah berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota khususnya masyarakat pada umumnya serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Koperasi berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan anggota dan masyarakat. Dalam kegiatan usahanya, KOPERASI SERBA USAHA MAKMUR MANDIRI menyelenggarakan bidang usaha serba usaha dan menjalin kemitraan usaha antar koperasi, BUMN, Swasta, Pemerintah atau Badan Usaha lainnya. Demikian ringkasan eksekutif dari KOPERASI SERBA USAHA MAKMUR MANDIRI.

VISI Menjadi Koperasi yang mandiri dengan mengedepankan pelayanan terbaik didalam membangun dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat MISI 1. Meningkatkan Kinerja Koperasi Yang Sehat

2. Memberikan Pelayanan Terbaik Kepada Anggota/Calon Anggota

MOTTO Maju dan Sukses Bersama Anggota

Koperasi Serba Usaha Makmur Mandiri telah menjalin kemitraan usaha antar Koperasi, BUMN, Swasta, Pemerintah atau Badan Usaha lainnya.

Untuk mempermudah dan meningkatkan pelayanan Koperasi Makmur Mandiri dengan para anggota dan nasabah maka Koperasi Makmur Mandiri telah bekerjasama dengan Bank Syariah Mandiri dimana semua anggota dan nasabah dapat melakukan transaksi penarikan serta transaksi Debit di seluruh mesin ATM di Indonesia. CV. ALFA-TEKNOLOGI bekerjasama dengan Koperasi Makmur Mandiri dalam pembuatan sistem administrasi pinjaman dan simpanan yang terintegrasi sehingga akurasi pendataan dapat terjamin dan pelayanan kepada seluruh anggota dan nasabah lebih optimal.

komitmen Selalu berusaha menjadi koperasi yang mandiri dan profesional dalam mewujudkan dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota, khususnya masyarakat pada umumnya SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) Simpanan ini ditujukan untuk masyarakat luas sebagai anggota / calon anggota koperasi. Koperasi Makmur Mandiri memberikan suku bunga simpanan diatas rata - rata yang diberikan oleh perbankan serta bebas biaya administrasi. Penyetoran dan pengambilan dapat dilakukan setiap jam kerja. Dan bagi anggota / calon anggota yang menabung diatas Rp 100.000.000,- atau lebih, maka akan diberikan jaminan berupa Sertifikat, BPKB dan bentuk jaminan lainnya yang sebanding dengan jumlah uang yang ditabung, itu semua tidak terlepas karena koperasi makmur mandiri bukan lembaga keuangan yang berbentuk Bank dimana simpanan telah

dilindungi oleh LPS ( Lembaga Penjamin Simpanan ). NO SALDO TABUNGAN BUNGA PER TAHUN 0 6% 12 % 18 % 20 %

1 Kurang dari Rp. 200.000 2 Rp. 200.000 s/d 1.999.999 3 Rp. 2.000.000 s/d 19.999.999 4 Rp. 20.000.000 s/d 99.999.999 5 Rp. 100.000.000 atau lebih

PINJAMAN KOPERASI SERBA USAHA MAKMUR MANDIRI -> -> -> -> -> -> -> Besar pinjaman yang diberikan oleh Koperasi Serba Usaha Makmur Makmur Mandiri yaitu : Rp. 1.000.000 s/d Rp. 25.000.000 Jangka waktu Maksimal 24 bulan Persyaratan ringan Bunga bersaing Pinjaman yang diberikan telah dilindungi oleh asuransi Koperasi Makmur Mandiri juga melayani Take Over dari Bank / Koperasi lain Anda berminat..! Hubungi Koperasi Serba Usaha Makmur Mandiri, Proses Cepat langsung Cair

KREDIT USAHA KOPERASI SERBA USAHA MAKMUR MANDIRI

System On-line Payment Point merupakan jasa layanan pembayaran secara real time. Saat ini KSP Makmur Mandiri telah melayani SOPP untuk :
Pembayaran Listrik PLN Pembayaran PDAM Pembayaran Tagihan Telepon Pembayaran Angsuran Kredit Pembelian Pulsa Telepon Selular Pembayaran Kartu Kredit Pembayaran Angsuran Motor

Data - data Keuangan Koperasi LOPORAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM

4.1. Laporan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam Jasa Bekasi Koperasi Simpan Pinjam Jasa Bekasi menyajikan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban kegiatan hasil usahanya kepada para anggota melalui Rapat Anggota Tahunan (RAT). Keputusan dalam rapat tersebut akan digunakan sebagai dasar dalam pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) untuk anggota. Laporan keuangan Koperasi Simpan Pinjam Jasa Bekasi meliputi neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Neraca mencerminkan posisi keuangan koperasi yang terdiri dari aktiva, kewajiban dan ekuitas pada suatu saat tertentu. Neraca Koperasi Simpan Pinjam Jasa Bekasi per 31 Desember 2005 dan 2004 dapat dilihat pada tabeL 3. Perhitungan hasil usaha mencerminkan kinerja perusahaan selama periode yang bersangkutan. 4.2. Laporan Arus Kas 4.2.1. Sumber-sumber Informasi Penyusunan Laporan Arus Kas Informasi yang digunakan dalam penyusunan laporan arus kas pada Koperasi Simpan Pinjam Jasa Bekasi berasal dari 3 sumber, yaitu: 1. Neraca Neraca Koperasi Simpan Pinjam Jasa Bekasi memberikan informasi mengenai kenaikan maupun penurunan aktiva, kewajiban dan ekuitas koperasi per 31 Desember 2005. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan antara saldo aktiva, kewajiban dan ekuitas per 31 Desember 2005 dan 2004. 2. Perhitungan Hasil Usaha Perhitungan hasil usaha Koperasi Simpan Pinjam Jasa Bekasi memberikan informasi mengenai pendapatan, biaya serta sisa hasil usaha bersih koperasi selama satu periode yang bersangkutan. Perhitungan hasil usaha membantu menyusun laporan arus kas dari aktivitas operasi. 3. Data Transaksi Terpilih Data transaksi terpilih merupakan data yang berupa perubahan yang tidak dipengaruhi kas secara langsung. Data transaksi terpilih untuk penyusunan laporan arus kas Koperasi Simpan Pinjam Jasa Bekasi adalah: Pada tahun 2005 terdapat penambahan modal Rp. 139.252.989.746.56 yang terdiri dari simpanan berjangka Rp. 138.968.467.442,5 dan simpanan wajib Rp. 4.100.822.304,06 dan ada pengurangan modal dari simpanan pokok Rp.127.300.000,00 4.2.2. Kertas Kerja Penyusunan Laporan Arus Kas Penyusunan laporan arus kas pada Koperasi Simpan Pinjam Jasa Bekasi menggunakan metode langsung dengan pendekatan kertas kerja. Kelebihan utama penggunaan metode langsung dalam penyusunan laporan arus kas adalah metode ini memperlihatkan penerimaan dan pembayaran kas koperasi dan laporan yang disajikan lebih konsisten. Kertas kerja laporan arus kas dibuat sebagai media untuk menyusun laporan arus kas. Kertas kerja laporan arus kas dengan metode langsung pada Koperasi Simpan Pinjam Jasa Bekasi untuk tahun 2005 dapat dilihat pada table 5. 4.2.3. Penyusunan Laporan Arus Kas Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas bersih dari aktivitas operasi pada Koperasi Simpan Pinjam Jasa Bekasi disusun dengan metode langsung. Metode langsung yaitu penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto ditentukan dengan menyesuaikan.dalam perhitungan hasil usaha metode akrual ke laba bersih atas dasar

kas. Penyusunan Laporan arus kas metode langsung pada Koperasi Simpan Pinjam Jasa Bekasi untuk tahun 2005 dapat dilihat pada table 6. 4.2.3.1. Menentukan Perubahan Dalam Kas Langkah ini dilakukan dengan membandingkan kas dan setara kas yang terdapat dalam neraca Koperasi Simpan Pinjam Jasa Bekasi per 31 Desember 2005 dan 2004, sehingga dapat diperoleh penurunan sebesar Rp. 512.510.316, dengan rincian sebagai berikut: Saldo 31 Desember 2005 Rp. 3.355.031.159 Saldo 31 Desember 2004 (Rp. 3.867.541.475) Penurunan Kas (Rp. 512.510.316) 4.2.3.2. Menentukan Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Dalam metode langsung ditentukan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dengan menyesuaikan pendapatan, beban dan pos-pos lain yang terdapat dalam perhitungan hasil usaha. Berdasarkan kertas kerja laporan arus kas (tabel 5) dapat disusun laporan arus kas dari aktivitas operasi (tabel 7). Dari table 7 dapat diketahui bahwa arus kas bersih dari aktivitas operasi pada Koperasi Simpan Pinjam Jasa Bekasi selama tahun 2005 adalah sebesar Rp. 7.221.511.311,31 Tabel 6 LAPORAN ARUS KAS METODE LANGSUNG KOPERASI SIMPAN PINJAM JASA PEKALONGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM JASA BEKASI LAPORAN ARUS KAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 (DALAM RUPIAH) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Penerimaan Kas dari Anggota 125..309.658.347.16 Pembayaran Bunga kepada Anggota (74.071..644.686.51) Pembayaran Beban Operasional Lainnya (47.031.258.432.88) Kas Dihasilkan dari Operasi 4.206.755.227.77 Penerimaan Kas dari Pendapatan Non Operasional 4.413.807.247,15 Pembayaran Beban Non Operasional (1.399.051.162.61) Arus kas dari aktivitas operasi 7.221.511.311.31 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Pemberian pinjaman (154.503.053.509,09) Pembelian aktiva tetap (2.372.650.010,00) Pembelian aktiva lain-lain (28.056.245.545,56) Arus kas dari aktivitas investasi (184.931.949.064,65) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan Pembagian Dana SHU (1.832.030.933.3) Penarikan Tabungan Koperasi (541.574.636,11) Penerimaan Simpanan Berjangka 138.968.467.442,50 Penarikan Simpanan Pokok (127.300.000,00) Penarikan Simpanan Wajib 4.100.822.304,06 Penerimaan Dana Pembanngunan Usaha 3.837.321.314.83 Penerimaan Penyertaan 1.158.582.853,81 Arus kas dari aktivitas pendanaan 145.564.288.345.79 Perubahan Kas dan Setara Kas (32.146.149.407.18)

Saldo Kas dan Setara Kas 31 Desember 2004 135.542.061.940.4 Saldo Kas dan Setara Kas 31 Desember 2005 103.395.912.532.86 Tabel 7-ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI (METODE LANGSUNG) KOPERASI SIMPAN PINJAM JASA BEKASI Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2005 (Dalam Rupiah) Arus Kas dari Aktivitas Operasi Penerimaan Kas dari Anggota : 125.309.658.347,16 Pembayaran Bunga kepada Anggota : (74.071.644.686.51) Pembayaran Beban Operasional Lainnya : (47.031.258.432.88) Kas Dihasilkan dari Operasi : 4.206.755.227,77 Penerimaan Kas dari Pendapatan Non- : 4.413.807.247,15 Operasional Pembayaran Beban Non Operasional : (1.399.051.162,61) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi : 7.221.511.311,31 Sumber: Data yang diolah 1. Penerimaan kas dari anggota Rp. 125.942.393.524,03 Diperoleh dari: Pendapatan bunga atas pinjaman Rp. 109.942.393.524,03 Pendapatan bunga Giro Rp. 235.406.013,60 Pendapatan bunga Tabungan Rp. 2.008.563.150,56 Pendapatan bunga Deposito Rp. 960.236.025,14 Pendapatan provisi dan administrasi Rp. 8.516.801.390,00 Pendapatan operasional lainnya Rp. 3.646.258.243,83 Jumlah Rp. 125.309.658.347,16 a. Pendapatan bunga atas pinjaman Rp. 109.942.393.524,03 Diperoleh dari: Pendapatan bunga pinjaman Rp.110.655.244.250,93 Penyertaan pada Koperasi Pihak Ketiga (Rp. 33.752.379,54) Pendapatan YMH Diterima (Rp. 679.098.347,36) Jumlah Rp. 109.942.393.524,03 1) Penyertaan pada Koperasi Pihak Ketiga mengalami kenaikan sebesar Rp. 33.752.379,54, hal ini menunjukkan adanya aliran kas keluar dari pemberian pinjaman kepada anggota pada tahun 2005. 2) Pendapatan YMH Diterima mengalami kenaikan sebesar Rp. 679.098.347,36, hal ini menunjukkan adanya aliran kas keluar dari pemberian pinjaman kepada anggota pada tahun 2005. b. Pendapatan Bunga Giro Rp. 235.406.013,60 Diperoleh dari: Pendapatan Bunga Giro Rp. 237.356.019,93 Penyertaan pada Koperasi Pihak Ketiga (Rp. 92.329,78) Pendapatan YMH Diterima (Rp. 1.857.676,55) Jumlah Rp. 235.406.013,60 1) Penyertaan pada Koperasi Pihak Ketiga Anggota mengalami kenaikan sebesar Rp. 92.329,78, hal ini menunjukkan aliran kas keluar.

2) Pendapatan YMH Diterima mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.857.676,55, hal ini menunjukkan aliran kas keluar. c. Pendapatan Bunga Tabungan Rp. 2.008.563.150,56 Diperoleh dari: Pendapatan Bunga Tabungan Rp. 2.025.201.259,32 Penyertaan pada Koperasi Pihak Ketiga (Rp. 787.788,72) Pendapatan pada Koperasi Pihak Ketiga (Rp. 15.850.320,04) Jumlah Rp. 2.008.563.150,56 1) Penyertaan pada Koperasi Pihak Ketiga Anggota mengalami kenaikan sebesar Rp. 787.788,72, hal ini menunjukkan aliran kas keluar. 2) Pendapatan YMH Diterima mengalami kenaikan sebesar Rp. 15.850.320,04, hal ini menunjukkan aliran kas keluar. d. Pendapatan Bunga Deposito Rp. 960.236.025,14 Diperoleh dari: Pendapatan Bunga Deposito Rp. 968.190.224,35 Penyertaan pada Pihak Ketiga (Rp. 376.619,04) Pendapatan YMH Diterima (Rp. 7.577.580,17) Jumlah Rp. 960.236.025,14 1) Penyertaan pada Koperasi Pihak Ketiga Anggota mengalami kenaikan sebesar Rp. 376.619,04, hal ini menunjukkan aliran kas keluar. 2) Pendapatan YMH Diterima mengalami kenaikan sebesar Rp. 7.577.580,17, hal ini menunjukkan aliran kas keluar. e. Pendapatan Provisi dan Administrasi Rp. 8.516.801.390,00 Diperoleh dari: Pendapatan Provisi dan Administrasi Rp. 8.535.760.185,92 Penyertaan pada Koperasi Pihak Ketiga (Rp. 897..669,66) Pendapatan YMH Diterima (Rp. 18.061.126,26) Jumlah Rp 8.516.801.390,00 1) Penyertaan pada Koperasi Pihak Ketiga Anggota mengalami kenaikan sebesar Rp. 897..669,66, hal ini menunjukkan aliran kas keluar. 2) Pendapatan YMH Diterima mengalami kenaikan sebesar Rp. 18.061.126,26, hal ini menunjukkan aliran kas keluar. 2. Pembayaran Bunga kepada Anggota Rp. 74.071.644.686,51 Diperoleh dari: Beban Bunga Tabungan Rp. 13.675.448.983,36 Beban Bunga Simpanan Berjangka Rp. 53.538.633.596,07 Beban Bunga Pinjaman Rp. 52. 723.163,7 Beban Provisi dan Administrasi Rp. 6.804.838.943,38 Jumlah Rp. 74.071.644.686,51 a. Beban Bunga Tabungan Rp. 13.675.448.983,36 Diperoleh dari: Beban Bunga Tabungan Rp. 13.626.504.794,38 Biaya YMH Dibayar Rp. 48.944.188,98 Jumlah Rp. 13.675.448.983,36 1) Biaya YMH Dibayar mengalami penurunan sebesar Rp. 48.944.188,98, hal ini menunjukkan adanya aliran kas keluar untuk pembayaran beban bunga tabungan.

b. Beban Bunga Simpanan Berjangka Rp. 53.538.633.596,07 Diperoleh dari: Beban Bunga Simpanan Berjangka Rp. 53.158.875.692,27 Biaya YMH Dibayar Rp. 379.757.903,80 Jumlah Rp. 53.538.633.596,07 1) Biaya YMH Dibayar mengalami penurunan sebesar Rp. 379.757.903,8 hal ini menunjukkan adanya aliran kas keluar untuk pembayaran beban bunga tabungan. c. Beban Bunga Pinjaman Rp. 52.723.163,70 Diperoleh dari: Beban Bunga Pinjaman Rp. 51.582.073,00 Biaya YMH Dibayar Rp. 1.141.090,70 Jumlah Rp. 52.723.163,70 1) Biaya YMH Dibayar mengalami penurunan sebesar Rp. 1.141.090,70, hal ini menunjukkan adanya aliran kas keluar untuk pembayaran beban bunga tabungan. 3. Pembayaran Beban Operasional Lainnya Rp. 47.031.258.432,88 Diperoleh dari: Beban Umum dan Administrasi Rp. 46.163.910.992,88 Beban Organisasi Rp. 867.347.440,00 Jumlah Rp. 47.031.258.432,88 a. Beban Umum dan Administrasi Rp. 46.163.910.992,88 Diperoleh dari: Beban Umum dan Administrasi Rp. 51. 254.424.791,44 Penyisihan Penghapusan Pinjaman (Rp. 1.263.838.974,10) Biaya Dibayar Dimuka Rp. 1.520.964.102,14 Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap (Rp. 2.764.855.009,13) Kewajiban Lain-Lain (Rp. 2.582.783.917,47) Jumlah Rp. 46.163.910.992,88 1) Penyisihan Penghapusan Pinjaman mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.263.838.974,10, dan harus dikurangkan dalam biaya umum dan administrasi. 2) Biaya Dibayar Dimuka mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.520.964.102,14, hal ini menunjukkan adanya aliran kas keluar. 3) Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.764.855.009,13, dan harus dikurangkan dalam beban umum dan administrasi. 4) Kewajiban Lain-Lain mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.582.783.917,47, hal ini menunjukkan adanya aliran kas masuk. 4.2.3.3. Menentukan Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Langkah dalam menentukan arus kas bersih dari aktivitas investasi dilakukan dengan cara menganalisis perubahan yang terjadi pada akun-akun yang termasuk dalam golongan aktiva tetap dan aktiva lainnya selain aktiva lancar. Berdasarkan kertas kerja laporan arus kas (tabel 5) dapat disusun laporan arus kas dari aktivitas investasi (tabel 8). Dari tabel 8 dapat diketahui bahwa arus kas bersih dari aktivitas investasi pada Koperasi Simpan Pinjam Jasa Bekasi selama tahun 2005 adalah sebesar Rp. 184.931.949.064,65 Tabel 8-ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI KOPERASI SIMPAN PINJAM JASA BEKASI

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2005 (Dalam Rupiah) Arus Kas Bersih dari aktivitas Investasi Pemberian Pinjaman : (154.503.053.509,09) Pembelian Aktiva Tetap : ( 2.372.650.010,00) Pembelian Aktiva Lain-Lain : ( 28.056.245.545,56) Arus Kas dari Aktivitas Investasi : (184.931.949.064,65) Sumber: Data yang diolah Berdasarkan perhitungan tabel 8 terdapat penggunaan arus kas bersih dari aktivitas investasi sebesar Rp. 184.931.949.064,65. Aliran kas keluar timbul dari adanya: 1. Pemberian Pinjaman 154.503.053.509,09 2. Pembelian Aktiva Tetap 2.372.650.010,00 3. Pembelian Aktiva Lain-Lain 28.056.245.545,56 4.2.3.4. Menentukan Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan Langkah dalam menetukan arus kas bersih dari aktivitas pendanaan dilakukan dengan cara menganalisis perubahan-perubahan akun kewajiban jangka penjang dan ekuitas selain dari pos-pos operasi dan investasi. Berdasarkan kertas kerja laporan arus kas (tabel 5) dapat disusun laporan arus kas dari aktivitas pendanaan (tabel 9). Dari tabel 9 dapat diketahui bahwa arus kas bersih dari aktivitas pendanaan pada Koperasi Simpan Pinjam Jasa Pekalongan selama tahun 2005 adalah sebesar Rp. 145.564.288.345,79 TABEL 9-ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS PENDANAAN KOPERASI SIMPAN PINJAM JASA BEKASI Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2005 (Dalam Rupiah) Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Pembagian Dana SHU : (1.832.030.933,30) Penarikan Tabungan Koperasi : (541.574.636,11) Penarikan Simpanan Pokok : (127.300.000,00) Penerimaan Simpanan Berjangka : 238.968.467.442,50 Penerimaan Simpanan Wajib : 4.100.822.304,06 Penerimaan Dana Pembangunan Usaha : 3.837.321.314,83 Penerimaan Penyertaan : 1.158.582.853,81 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan : 145.564.288.345,79 Sumber: Data yang diolah 1. Pembagian Dana SHU Rp. 1.832.030.933,30 Diperoleh dari: SHU tahun 2004 Rp. 2.030.780.933,93 Kenaikan cadangan umum (Rp. 198.750.000,00) Pembagian Dana SHU tahun 2005 Rp. 1.832.030,933,30 Hal ini menunjukkan adanya aliran kas keluar dari pembagian dana SHU. 2. Penarikan Tabungan Koperasi Rp. 541.574.636,11

Pada tahun 2005 terjadi penarikan tabungan sebesar Rp. 541.574.636,11, hal ini menunjukkan adanya aliran kas keluar dari tabungan koperasi. 3. Penarikan Simpanan Pokok Rp. 127.300.000,00 Pada tahun 2005 terjadi penarikan simpanan pokok sebesar Rp. 127.300.000,00, hal ini menunjukkan adanya aliran kas keluar dari simpanan pokok. 4. Penerimaan Simpanan Berjangka Rp. 138.968.467.442,50 Pada tahun 2005 terjadi penerimaan simpanan berjangka sebesar Rp. 138.968.467.442,50, hal ini menunjukkan adanya aliran kas masuk dari simpanan berjangka. 5. Penerimaan Simpanan Wajib Rp. 4.100.822.304,06 Pada tahun 2005 terjadi penerimaan simpanan wajib sebesar Rp. 4.100.822.304,50, hal ini menunjukkan adanya aliran kas masuk dari simpanan wajib. 6. Penerimaan Dana Pembangunan Usaha Rp. 3.837.321.314,83 Pada tahun 2005 terjadi penerimaan dana pembangunan usaha sebesar Rp. 3.837.321.314,83, hal ini menunjukkan adanya aliran kas masuk dari dana pembangunan usaha. 7. Penerimaan Penyertaan Rp. 1.158.582.853,81 Pada tahun 2005 terjadi penerimaan penyertaan sebesar Rp. 1.158.582.853,81, hal ini menunjukkan adanya aliran kas masuk dari penyertaan.

You might also like