You are on page 1of 7

BAB III PERAMALAN

3.1.

Tinjauan Pustaka Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa

kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Salah satu jenis peramalan adalah peramalan permintaan. Peramalan permintaan merupakan tingkat permintaan produkproduk yang diharapkan akan terealisasi untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang (http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/ 2007-3-00471-TI%20BAB%20 II.pdf). Untuk menjamin efektivitas dan efisiensi dari sistem peramalan permintaan, terdapat sembilan langkah yang harus diperhatikan yaitu (Yamit, 2003): 1. Menentukan tujuan dari peramalan. 2. Memilih Item independent demand yang diramalkan. 3. Menentukan horizon waktu dari peramalan. 4. Memilih modelmodel peramalan. 5. Memperoleh peramalan. 6. Validasi model peramalan. 7. Membuat peramalan. 8. Implementasi hasilhasil peramalan. 9. Memantau keandalan hasil peramalan. Dalam fungsi peramalan tidak hanya termasuk di dalamnya teknik khusus dan model, tetapi juga termasuk input dan output dari subyek peramalan. Pengembangan fungsi peramalan data yang dibutuhkan untuk melakukan

dibutuhkan untuk mengidentifikasi output, karena spesifikasi output dapat menyederhanakan pemilihan model peramalan, tetapi fungsi permalan tidaklah lengkap tanpa mempertimbangkan input. Peramalan biasanya meliputi beberapa pertimbangan berikut ini (Yamit, 2003): 1. Item yang diramalkan. 2. Peramalan dari atas (top-down) atau dari bawah (buttom-up). 3. Teknik peramalan (model kuantitatif atau kualitatif). 4. Satuan yang digunakan. 5. Interval waktu. 6. Komponen peramalan. 7. Ketepatan peramalan. 8. Pengecualian dan situasi khusus. 9. Perbaikan parameter model peramalan. Dalam hubunganya dengan horizon waktu peramalan, kita dapat mengklasifikasikan peramalan tersebut ke dalam 3 kelompok, yaitu (http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2007-3-004 71-TI%20BAB%20II.pdf): 1. Peramalan Jangka Panjang, umumnya 2 sampai 10 tahun. Peramaln ini digunakan untuk perencanaan produk dan perencanaan sumber daya. 2. Peramalan Jangka Menengah, umumnya 1 sampai 24 bulan. Peramalan ini lebih mengkhusus dibandingkan peramalan jangka panjang, biasanya digunakan untuk menentukan aliran kas, perencanaan produksi, dan penentuan anggaran. 3. Peramalan Jangka Pendek, umumnya 1 sampai 5 minggu. Peramalan ini digunakan untuk mengambil keputusan dalam hal perlu tidaknya lembur, penjadwalan kerja, dan lainlain. Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil, karena perubahan permintaannya

relatif kecil. Tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan bila kondisi permintaan pasar bersifat kompleks dan dinamis. Hanya sedikit bisnis yang dapat menghindari proses peramalan dan hanya menunggu apa yang terjadi untuk kemudian mengambil kesempatan. Perencanaan yang efektif baik untuk jangka panjang maupun bergantung pada peramalan permintaan untuk produk perusahaan tersebut (http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2007-3-004
71-TI%20BAB%20II.pdf).

Banyak

jenis

metode

peramalan

yang

tersedia

untuk

manajemen. Namun yang lebih penting bagi para praktisi adalah bagaimana memahami karakteristik suatu metode peramalan agar cocok bagi situasi pengambilan keputusan tertentu. Secara umum metode peramalan dapat dibagi dalam dua ketegori utama, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif dapat dibagi ke dalam deret berkala atau kurun waktu (time series) dan metode kausal, sedangkan metode kualitatif dapat dibagi menjadi metode eksploratoris dan normative. Metode kuantitatif sangat beragam dan setiap teknik memiliki sifat, ketepatan dan biaya tertentu yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode tertentu. Untuk menggunakan metode kuantitatif terdapat tiga kondisi yang harus dipenuhi, yaitu (http://thesis.binus.ac.id/Asli/
Bab2/2007-3-00471-TI%20BAB%20II.pdf):

a. Tersedia informasi tentang masa lalu. b. Informasi numerik. c. Diasumsikan bahwa beberapa pola masa lalu akan terus berlanjut. Metode runtun waktu atau sering disebut metode deret waktu atau deret berkala menggambarkan berbagai gerakan yang terjadi pada sederetan data pada waktu tertentu. Langkah penting tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk

dalam

memiliki

metode

runtun

waktu

adalah

dengan

mempertimbangkan jenis pola data. Pola data dapat dibedakan menjadi empat jenis siklus dan trend, yaitu (http://thesis.binus.
ac.id/Asli/Bab2/2007-3-00471-TI%20BAB%20II.pdf):

1. Pola horizontal, terjadi bilamana nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang konstan. 2. Pola musiman, terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman. 3. Pola siklus, terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti siklus bisnis. 4. Pola trend, terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data. Anggapan yang mengatakan bahwa garis trend seharusnya merupakan garis linear tidak selalu demikian. Terdapat empat cara yang biasa digunakan untuk mengukur gerakan trend, yaitu: a. Metode bebas (freehand method). b. Metode setengah-setengah (semi average method). c. Metode rata-rata bergerak (moving average method). d. Metode kuadrat terkecil (least quares method). Terdapat empat cara yang umumnya digunakan untuk mengukur variasi musim, yaitu: a. Metode rata-rata sederhana. b. Metode perbandingan dengan trend. c. Metode relatif berantara. d. Metode perbandingan dengan rata-rata bergerak. 3.1.1 Pola dan Teknik Peramalan Pola dan teknik peramalan terbagi dalam 2 jenis, yaitu terknik peramalan kualitatif dan teknik peramalan dengan menggunakan data masa lalu. Kedua teknik tersebut terbagi

dalam beberapa jenis metode, berikut merupakan penjelasannya


(http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2007-3-004 71-TI%20BAB%20II.pdf).

1. Teknik Forecast)

Peramalan

Kualitatif

atau

Subyektif

(Qualitative

Teknik peramalan yang menggabungkan faktor seperti intuisi, emosi, pengalaman berbeda. Berikut yang termasuk dalam teknik peramalan kualitatif, yaitu: a. Keputusan dari Pendapat Juri Eksekutif (Jury of Executive Opinion) Teknik peramalan yang meminta pendapat segolongan kecil manajer tingkat tinggi dan menghasilkan estimasi permintaan kelompok. Dalam metode ini, pendapat sekumpulan kecil manajer atau pakar tingkat tinggi, sering dikombinasikan dengan model statistik, dikumpulkan untuk mendapatkan prediksi kelompok. b. Metode Delphi (Delphi Method) Teknik peramalan yang menggunakan proses kelompok dimana para pakar melakukan peramalan. Ada 3 jenis peserta dalam metode ini, yaitu pengambil keputusan, karyawan, dan responden. Pengambil keputusan biasanya terdiri dari 5 hingga 10 orang pakar yang akan melakukan peramalan. Karyawan membantu pengambil survei. keputusan dengan adalah menyiapkan, menyebarkan, biasanya mengumpulkan, serta meringkas sejumlah kuesioner dan hasil Responden sekelompok orang, ditempatkan di tempat yang berbeda, dimana penilaian dilakukan. Kelompok ini memberikan input pada pengambil keputusan sebelum peramalan dibuat. c. Gabungan dari Tenaga Penjualan (Sales Force Composite) Teknik peramalan berdasarkan prediksi tenaga penjualan akan penjualan yang diharapkan. Dalam pendekatan ini, setiap tenaga penjualan memperkirakan berapa penjualan yang bisa ia lakukan

dalam

wilayahnya. apakah

Peramalan peramalan

ini

kemudian

dikaji

untuk

memastikan

cukup

realistis.

Kemudian

peramalan dikombinasikan pada tingkat wilayah dan nasional untuk mendapatkan peramalan secara keseluruhan. d. Survei Pasar Konsumen (Consumer Market Survey) Metode peramalan yang meminta input dari konsumen Hal ini mengenai rencana pembelian mereka di masa depan.

membantu tidak hanya dalam menyiapkan peramalan tetapi juga memperbaiki desain produk dan perencanaan produk baru. Survei konsumen dan gabungan tenaga penjualan bisa jadi tidak benar, karena peramalan yang berasal dari input konsumen yang terlalu optimis. 2. Peramalan TimeSeries Teknik peramalan yang menggunakan sekumpulan data masa lalu untuk melakukan peramalan. Model Time-series membuat predikisi dengan asumsi bahwa masa depan merupakan fungsi masa lalu. Dengan kata lain, mereka melihat apa yang terjadi selama kurun waktu tertentu, dan menggunakan data masa lalu tersebut untu melakukan peramalan. Jika kita memperkirakan penjualan mingguan mesin pemotong rumput, kita menggunakan data penjualan minggu lalu untuk membuat ramalan. Time-series mempunyai empat komponen, yaitu Trend, Musim, Siklus, Variasi Acak. Terdapat 5 metode yang menggunakan data masa lalu, yaitu: a. Pendekatan Naif, teknik peramalan yang mengasumsikan permintaan, di periode mendatang sama dengan permintaan terkini. Terbukti untuk beberapa jenis produk, pendekatan naif (naive approach) ini merupakan model peramalan objektif yang paling efektif dan efesien dari segi biaya. Paling tidak,

pendekatan naif memberikan titik awal untuk perbandingan dengan model lain yang lebih canggih. b. Rata-Rata Bergerak, metode peramalan yang menggunakan rata-rata dari sejumlah (n) data terkini untuk meramalkan periode mendatang. Rata-rata bergerak berguna jika kita dapat mengasumsikan c. Penghalusan bahwa permintaan pasar akan stabil adalah sepanjang masa yang kita ramalkan. Eksponensial (Exponential Smoothing) teknik peramalan rata-rata bergerak dengan pembobotan dimana data diberi bobot oleh sebuah fungsi eksponensial. Penghalusan eksponensial mungkin terdengar aneh, tetapi sebenarnya banyak digunakan dalam bisnis dan merupakan bagian penting dari sistem pengendalian persediaan berbasis komputer. d. Proyeksi lalu, dan Trend, metode peramalan Time-series dalam garis yang untuk mnyesuaikan sebuah garis tren pada sekumpulan data masa kemudian diproyeksikan meramalkan masa depan. e. Analisis Regresi Linier, model matematis garis lurus yang menjelaskan hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat. persamaan regresi menunjukkan bagaimana satu variabel berhubungan pada nilai dan perubahan pada variabel lain.

You might also like