You are on page 1of 27

Strategi pembangunan kesehatan nasional adalah mewujudkan Indonesia sehat 2015, strategi ini mengedepankan program pembangunan nasional

berwawasan kesehatan. Program pembangunan kesehatan memberikan prioritas utama terhadap upaya upaya pelayanan peningkatan kesehatan ( promotif ) dan upaya pencegahan penyakit ( preventif ) selain upaya pelayanan penyembuhan atau pengobatan ( kuratif ) dan upaya pemulihan kesehatan ( rehabilitatif ) dilakukan secara menyeluruh dan terpadu serta berkesinambungan. Untuk mewujudkan pembangungan kesehatan, program keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu program pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015 ditetapkan sebagai program unggulan, termasuk didalamnya upaya pelayanan kesehatan kerja di Puskesmas . Upaya pelayanan kesehatan kerja adalah suatu upaya dalam pemberian perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja bagi masyarakat pekerja, yang mempunyai tujuan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja, mencegah timbulnya gangguan kesehatan dan melindungi pekerja dari bahaya kesehatan serta menempatkan pekerja di lingkungan kerja sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerja.
Penanganan masalah kesehatan masyarakat saat ini sudah menuntut digunakannya pendekatan sosial yang lebih luas karena perkembangan masalah kesehatan sangat erat dengan perilaku sehat sakit individu/ masyarakat. Berdasarkan paradigma hidup sehat menurut H.L Blum, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan yaitu: faktor perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan genetik. Untuk mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak cara yang harus diupayakan. Salah satu diantaranya penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Jika pelayanan kesehatan tidak tersedia, tidak tercapai, tidak terjangkau, tidak berkesinambungan, tidak terpadu dan atau tidak bermutu akan sulit terwujud keadaan sehat tersebut. Puskesmas sebagai salah satu pelayanan dasar tingkat pertama memegang peranan penting dalam mewujudkan kesehatan masyarakat, yaitu menjalankan fungsi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Puskesmas Sedayu II sebagai satu Puskesmas di Kabupaten Bantul selalu berupaya memegang peranan dalam meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Berbagai upaya pelayanan dan peningkatan kesehatan masyarakat sudah dilaksanakan selama tahun 2009.

Semoga profil Puskesmas Sedayu II ini dapat digunakan bagi siapa saja yang ingin mengetahui keadaan pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas Sedayu II, sehingga dapat diperoleh masukan bagi peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) sebagai ujung tombak upaya kesehatan (Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan) tertuang dalam SK Menteri Kesehatan No.128/Menkes/SK /II/2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan Masyarakat. Perubahan mendasar pada paradigma sehat adalah bahwa puskesmas akan melakukan intervensi bukan hanya keluarga sakit, tetapi juga keluarga sehat yang dijaga dan ditingkatkan kesehatannya. Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya Wilayah kerja Puskesmas sedayu 2 mewilayahi 2 Desa yaitu Desa Argorejo dengan luas wilayah 723.000 Ha yang
mencakup 13 Dusun dan Desa Argodadi dengan luas wilayah 1.121.4955 Ha yang mencakup 14 Dusun..

(kata pengantar) a. Kondisi geografis b. Kecamatan Sedayu merupakan salah satu dari 17 Kecamatan di Kabupaten Bantul. Letak Kecamatan Sedayu kurang lebih 12,5 km arah ibu kota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. c. Kecamatan Sedayu terdiri atas 4 Desa yaitu Desa Argorejo, Argodadi, Argosari dan Argomulyo. Adapun wilayah kerja Puskesmas Sedayu II terdiri dari 2 desa, yaitu: Desa Argorejo dan Argodadi. d. Batas-batas wilayah Kecamatan Sedayu adalah sebagai berikut: e. Sebelah Utara f. Sebelah Selatan : Kecamatan Moyudan Kab. Sleman : Kecamatan Pajangan : Kabupaten Kulon Progo : Kecamatan Gamping Kab. Sleman

g. Sebelah Barat h. Sebelah Timur i.

Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Sedayu II adalah:

j.

Sebelah Utara

: Desa Argosari : Kecamatan Pajangan : Kecamatan Gamping Kab. Sleman : Kabupaten Kulon Progo

k. Sebelah Selatan l. Sebelah Timur

m. Sebelah Barat

n. Selengkapnya disajikan dalam peta wilayah kerja Puskesmas Sedayu II pada lampiran
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu II

.
Kondisi geografis berupa dataran rendah dan berbukit dengan suhu 23 31 derajat celcius yang merupakan tanah persawahan, tegalan, dan pekarangan sehingga mudah dijangkau dengan kendaraan mobil atau pun motor sampai ke dusun..

1. Topografi Wilayah Kecamatan Sedayu sebagian besar berupa dataran tinggi, sedangkan sebagian kecil lainnya merupakan dataran rendah. Luas wilayah kerja Puskesmas Sedayu I ditampilkan dalam tabel 1.

Tabel 1 Luas Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu II


No 1. 2. Argorejo Argodadi Jumlah Desa 7230 11214 18444 Luas Wilayah (km )

Sumber data: Monografi Desa Argorejo dan Argodadi 2009

Puskesmas Sedayu II memiliki prasarana satu unit gedung untuk puskesmas induk dan tiga unit gedung untuk puskesmas pembantu (pustu). Secara geografis Puskesmas Sedayu II mempunyai letak pada lokasi yang strategis, yaitu di tepi Jalan Raya Sedayu Pajangan dan tidak begitu jauh dari Jalan Wates. Puskesmas Sedayu II merupakan Puskesmas Rawat Jalan yang terletak di Kecamatan Sedayu dan mewilayahi 2 Desa yaitu Desa Argorejo dengan luas wilayah 723.000 Ha yang mencakup 13 Dusun dan Desa Argodadi dengan luas wilayah 1.121.4955 Ha yang mencakup 14 Dusun.

Dari gambar peta dapat dilihat bahwa Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu II batas sebelah Utara adalah Desa Argodadi, Batas sebelah Timur adalah Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman, batas sebelah Selatan adalah Kecamatan Pajangan, dan batas sebelah Barat adalah Kabupaten Kulon Progo.

A. Demografi

Wilayah Desa Argorejo dibagi menjadi 13 dusun, sedangkan Desa Argodadi dibagi menjadi 14 dusun dengan jumlah kepala keluarga kedua desa tersebut sebanyak 6.855 KK. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sedayu II Tahun 2011 sejumlah 22.757 jiwa dengan proporsi seperti tampak pada grafik berikut :

Grafik 1. Grafik Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Wilayah

Kerja Puskesmas Sedayu II Tahun 2011

75+ 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 10 - 14 5-9 0-4 1500

390 254 322 309 487 659 793 939 870 903 877 724 917 906 976 934 1000 500 0

564 345 377 393 473 647 798 981 877 929 904 687 823 865 934 900 500 1000 1500

JUMLAH PEREMPUAN JUMLAH LAKI-LAKI

Dari Piramida Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu II di atas, jumlah penduduk laki-laki terbanyak p a d a golongan umur 5- 9 tahun, yaitu 976 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk perempuan terbanyak pada gol onga n u m ur 40 - 44 denga n 98 1 j iwa.

Tabel 1 Data Kepesertaan Jaminan Kesehatan bagi Penduduk Miskin No 1 Desa Argorejo Jumlah Penduduk 11.922 10.689 22.611 Penduduk miskin 3.055 4.376 6.792 Peserta Jamkesmas 3.613 3.674 7.287 Peserta Jamkesos 1.049 1.081 2.130

2 Argodadi Jumlah

a. Visi Visi Puskesmas Sedayu II adalah: Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat b. Misi Misi Puskesmas Sedayu II adalah: 1) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi masyarakat yang didukung fasilitas kesehatan yang memadai 2) Menjadi tempat pelayanan kesehatan yang mampu menggerakkan kemandirian masyarakat untk berperilaku hidup bersih dan sehat 3) Meningkatkan kinerja, kerjasama dan profesionalisme pegawai menjadi tim yang solid 4) Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan sesuai standar mutu 5) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memberdayakan sesuai profesi 6) Meningkatkan kerjasama lintas program, lintak sektoral dan stakeholder terkait c. Strategi Strategi kesehatan yang dilakukan Puskesmas Sedayu II adalah: 1) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat. 2) Berupaya menyelenggarakan pelayanan rawat jalan yang bermutu, merata dan terjangkau melalui pelayanan rawat jalan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. 3) Meningkatkan kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektor yang terkait. 4) Menyelenggarakan program upaya peningkatan kesehatan masyarakat melalui kegiatan pembinaan dan pemeliharaan kesehatan masyarakat meliputi promosi kesehatan,

pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga termasuk keluarga berencana dan pengobatan dasar serta upaya kesehatan masyarakat lainnya sesuai kondisi wilayah.
d. Nilai Nilai

Dalam Suatu Organisasi terdapat nilai nilai (Values) yang dianut bersama oleh seluruh anggota organisasi. Nilai nilai tersebut menjadi acuan tidak tertulis (convension) dalam

pelaksanaan aktivitas dan tugas tugas organisasi. Nilai nilai tersebut dapat tumbuh secara alami dalam organisasi maupun diciptakan oleh pimpinan organisasi ataupun oleh anggota organisasi secara bersama sama. Nilai nilai tersebut adalah panduan moral dan etika yang disepakati dan dianut oleh seluruh anggota serta menjadi perekat organisasi. Mengingat pentingnya nilai nilai organisasi tersebut maka nilai nilai ini harus digali dari nilai nilai luhur yang ada di masyarakat. Maka Puskesmas Sedayu II menetapkan nilai nilai sbb ; a. Beriman b. Disiplin c. Profesioal d. Jujur e. Bertanggungjawab f. Kebersamaan g. Komitmen e. Target Pembangunan Kesehatan Target dari tujuan pembangunan kesehatan di wilayah Sedayu II adalah untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sedayu II, dengan indikator-indikator sebagai berikut: menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI), menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB), menurunnya angka kesakitan dan meningkatnya status gizi masyarakat serta peningkatan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan. f. Pertumbuhan Penduduk

g. Sosial Ekonomi Salah satu variabel yang mempengaruhi hubungan antara lingkungan dan perilaku masyarakat terhadapa masalah kesehatan adalah sosial ekonomi. Sosial ekonomi masyarakat ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain adalah rasio beban tnggungan penduduk usia produktif terhadap penduduk usia non produktif. Berdasarkan data

penduduk tahun 2008 di wilayah kerja Puskesmas Sedayu II, penduduk usia produktif berjumlah 13.369 jiwa dan penduduk usia non produktif berjumlah 11.251 jiwa. Hal ini mendekati ideal karena setiap 1 penduduk produktif menanggung 1 usia non produktif, dan dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi di wilayah kerja Puskesmas Sedayu II sudah cukup baik. h. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Puskesmas Sedayu II Dalam menjalankan fungsi sebagai tempat pelayanan kesehatan masyarakat diperlukan sistem manajemen serta koordinasi yang baik diantara anggota organisasi puskesmas2. Untuk itu dibuat struktur organisasi untuk mempejelas dan mempermudah fungsi manajemen di Puskesmas Sedayu II. Berikut ini adalah struktur organisasi di Puskesmas Sedayu II :

i. Sumber Daya Manusia Dalam melayani masyarakat di bidang kesehatan, Puskesmas Sedayu II memiliki ketenagakerjaan sebagai berikut: Tabel 13. Sumber Daya Manusia di Puskesmas Sedayu II No. 1 2 3 4 Jenis Ketenagaan Kepala Puskesmas Ka Sub Bag Tata Usaha Dokter Umum Dokter Gigi Ada 1 1 2 2 Kekurangan -

Sarjana/D3 a. SKM b. D3 Gizi c. D3 Analis (Laboran) a. D3 Kesling 1 1 1 1 4 4 3 1 1 0 2 1 3 1 1 29 1 1 2

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Bidan Perawat Perawat Gigi Sanitarian Pengelola Obat Bendahara Puskesmas Bidan Desa (PTT) Supir Ambulans Administrasi/Rekam Medis Staf Umum (SLTA) Jaga Malam (Honorer) Petugas Kebersihan (Honorer) Jumlah

Penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan maka Puskesmas Puskesmas menerapkan azas penyelenggaraan secara terpadu. Azas penyelenggaraan ini dikembangkan dari ketiga fungsi Puskesmas, dimana ketiga fungsi Puskesmas tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan. 2. Pusat Pemberdayaan masyarakat. 3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama. Untuk tercapainya Visi Pembangunan Kesehatan, Puskesmas berdasarkan ketiga fungsi tersebut, bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari system kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama.

UPAYA Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan uapay kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yangkeduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatantingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:

Upaya kesehatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi A. Upaya Kesehatan Wajib:


Kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan upaya pengobatan.

1. Upaya Promosi Kesehatan 2. Upaya Kesehatan Lingkungan 3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana 4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 6. Upaya Pengobatan B. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikandengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upayakesehatan pokok Puskesmas yang telah ada yakni upaya kesehatan sekolah, upayakesehatan olahraga, upaya perawatan kesehatan masyarakat, upaya kesehatan kerja, upayakesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatanusia lanjut, upaya pembinaan pengobatan tradisional. Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan Puskesmas. Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya kesehatan wajib maupun kesehatan pengembangan. Apabila perawatan kesehatanmasyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut maka dapat dijadikan sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi dalam rangka mempercepattercapainya visi Puskesmas. Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan olehPuskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukandari BPP yang dilakukan apabila upaya kesehatan wajib Puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. ApabilaPuskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan padahaltelah menjadi kebutuhan

masyarakat, maka Dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatankabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya. Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap.Untuk ini di Puskesmas dapat dikembangkan pelayanan rawat inap tersebut, yang dalam pelaksanaannya harus memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana dan prasaranasesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila ada kemampuan, di Puskesmas dapat dikembangkan pelayanan medicspesialistik tersebut, baik dalam bentuk rawat jalan maupun rawat inap. Keberadaan pelayanan medik spesialistik di Puskesmas hanya dalam rangka mendekatkan pelayananrujukan kepada masyarakat yang membutuhkan.Status dokter dan atau tenaga spesialisyang bekerja di Puskesmas yang diatur oleh dinas kesehatan kabupaten/kota setempat. Perlu diingat meskipun Puskesmas menyelenggarakan pelayanan medic spesialistik dan memiliki tenaga spesialis, kedudukan dan fungsi Puskesmas tetap sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya

Berdasar permasalahan kesehatan setempat dan kemampuan Puskesmas, dapat dipilih berdasar upaya kesehatan yang telah ada : 1. Upaya Kesehatan Sekolah 2. Upaya Kesehatan Olah Raga 3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat 4. Upaya Kesehatan Kerja 5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut 6. Upaya Kesehatan Jiwa 7. Upaya Kesehatan Mata 8. Upaya Kesehatan Usia lanjut 9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisonal C. Upaya Kesehatan Inovasi, yakni upaya lain diluar upayatersebut diatas yang sesuai dengan kebutuhan. Azas penyelenggaraan Puskesmas dimaksud di depan adalah : 1. Azas Pertanggungjawaban wilayah., dalam arti Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. 2. Azas Pemberdayaan Masyarakat, dalam arti Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas.

3. 4.

Azas Keterpaduan, meliputi keterpaduan lintas program dan lintas sektoral. Azas Rujukan.
Sebagai sarana pelayanan kesehatan strata tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki Puskesmas terbatas. Padahal Puskesmas sering berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai masalah kesehatannya. Untuk membantu dan meningkatkan efisiensi, maka setiap penyelenggaraan upaya kesehatan yang di;lakukan oleh Puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas masalah kesehatan yang

diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal maupun secara horizontal. Sesuai dengan jenis upaya kesehatan, maka terdapat dua jenis rujukan, yaitu: 1) Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan Cakupan rujukan upaya kesehatan perorangan adalah kasus penyakit. Apabila suatu Puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit tertentu, maka dirujuk ke tenaga kesehatan lain yang lebih berkompeten. Sebaliknya, pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk ke Puskesmas. Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas 3 macam, yaitu: Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan dan tindakan medik Rujukan bahan pemeriksaan (sesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap Rujukan ilmu pengetahuan, antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk melakkan bimbingan tenaga Puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan medik di Puskesmas 2) Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat Cakupan rujukan upaya kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila suatu Puskesmas tidak mampu melakukan upaya kesehatah masyarakat wjib dan pengembangan, padahal upaya tersebut dibutuhkan oleh masyarakat. Rujukan upaya kesehatan masyarakat dapat dibedakan menjadi:

Rujukan saran dan logistik, antara lain peminjaman alat fogging, alat laboratorium kesehatan, atau obat-obatan atau vaksin. Rujukan tenaga kesehatan, antara lain dukungan tenaga kesehatan saat ada kejadian luar biasa, penyelesaian hukum kesehatan atau penyelesaian karena bencana alam. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah masyarakat, misal usaha kesehatan sekolah dan usaha kesehatan kerja kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Gambar 22. Pola Rujukan Sistem Kesehatan

Manajemen Puskesmas: Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas, perlu ditunjang oleh manajemen Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen. Ada tiga fungsi manajemen Puskesmas yang dikenal yakni Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian, serta Pengawasan dan Pertanggungjawaban (pada masa sebelumnya fungsi manajemen ini lebih dikenal dengan P1, P2, P3 yaitu P1 sebagai Perencanaan, P2 sebagai Penggerakan Pelaksanaan dan P3 sebagai

Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian). Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan.
Perencanaan Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasimasalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencana tahunan Puskesmas dibedakanatas dua macam. Pertama, rencana tahunan upaya kesehatan wajib. Kedua, rencana tahunanupaya kesehatan pengembangan. 1. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib Jenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap Puskesmas yakni PromosiKesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KeluargaBerencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta Pengobatan. Langkahlangkah perencanaan yang harus dilakukanPuskesmas adalah : a.Menyusun usulan kegiatan b.Mengajukan usulan kegiatan
Penyusunan RUK terdiri dari 2 langkah yaitu, analisa masalah dan penyusunan rencana usulan kegiatan.

a) Analisa masalah dilakukan melalui tahapan: Identifikasi masalah Menetapkan urutan prioritas masalah Merumuskan masalah Mencari akar penyebab masalah b) Penyusunan RUK yang meliputi: Upaya kesehatan wajib Upaya kesehatan pengembangan

c.Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan


Langkah penyusunan RPK adalah sebagai berikut: a) b) Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan RUK yang diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK c) Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan dilaksanakan serta sumber daya pendukung menurut bulan dan lokasi pelaksanaan. d) e) Mengadakan lokakarya mini tahunan untuk membahas kesepakatan RPK Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matriks.

2 Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatanPuskesmas yang telah ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri.Langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan olehPuskesmas mencakup hal-hal sebagai berikut : a. Identifikasi upaya kesehatan pengembangan b. Menyusun usulan kegiatanc. c. Mengajukan usulan kegiatan D. menyusun rencana pelaksanaan kegiatan II. Pelaksanaan dan Pengendalian Pelaksanaan dan Pengendalian adalah proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan Puskesmas, baik rencana tahunan upaya kesehatan wajib maupun rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan, dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Langkah-langkah pelaksanaandan pengendalian adalah sebagai berikut : A. Pengorganisasian Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan Puskesmas perlu dilakukan pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan. Pertama, pengorganisasian berupa penentuan para penanggungjawab dan para pelaksana untuk setiapkegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja dan seluruh wilayah kerja kepada seluruh petugas Puskesmas dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya. Penetuan para penanggungjawab ini dilakukan melalui pertemuan penggalangan tim pada awal tahunkegiatan Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan kerjasama tim secara lintas sektoral.Ada dua bentuk penggalangan kerjasama yang dapat dilakukan yaitu penggalangankerjasama bentuk dua pihak yakni antara dua sektor terkait, misalnya antara puskesmasdengan sektor tenaga kerja pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan kerja dan penggalangan kerjasama bentuk banyak pihak yakni antar berbagai sektor terkait, misalnyaantara Puskesmas dengan sektor pendidikan, serta agama, sektor kecamatan pada waktumenyelenggarakan upaya kesehatan sekolah. Penggalangan kerja sama lintas sektor ini dapat dilakukan secara langsung yakni antar sektorsektor terkait dan secara tidak langsung yakni dengan memanfaatkan pertemuan koordinasi kecamatan. B. Penyelenggaraan Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalahmenyelenggarakan rencana kegiatan Puskesmas, dalam arti para penanggungjawab dan para pelaksana yang telah ditetapkan pada pengorganisasian, ditugaskan menyelenggarakan kegiatan Puskesmas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk dapatdiselenggarakannya rencana tersebut perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut : a. Mengkaji ulang rencana pelaksanan yang telah disusun terutama yang menyangkut jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wilayah kerja dan rincian tugas para penanggungjawab dan pelaksanaan.

b. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah disusun. Beban kegiatan Puskesmas harus terbagi habis danmerata kepda seluruh petugas. c. Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Kendalimutu dan kendali biaya merupakan 2 hal penting dalam penyelenggaraanPuskesmas. Kendali mutu adalah upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, obyektif dan terpadu dalam menetapkan masalahyang menyebabkan masalah mutu pelayanan berdasarkan standar yang telahditetapkan, menerapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuaidengan kemampuan yang tersedia serta menilai hasil yang dicapai dan menyusunsaran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan. Sedangkan kendali biaya adalah upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis,objektif dan terpadu dalam d. menetapkan kebijakan dan tatacara penyelenggaraan upaya kesehatan termasuk pembiayaannya, serta memantau pelaksanaannya sehingga terjangkau oleh masyarakat. C. Penilaian Kegiatan penilaiaan dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang dilakukan mencakup hal-hal sebagai berikut : a. Melakukan penilaiaan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai,dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan Sumber data yangdipergunakan pada penilaian dibedakan atas dua, berbagai sumber data lain yangterkait, yang dikumpulkan secara khusus pada akhir tahun Kedua, sumber datasekunder yakni data dari hasil pemantauan bulanan dan triwulan. b. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaianserta masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencana tahun berikutnya. III. Pengawasan dan Pertanggungjawaban Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas kesesuaian penyelengaraan dan pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku. Untuk terselenggaranya pengawasan dan pertanggungjawaban dilakukan kegiatan sebagai berikut : a.Pengawasan Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan eksternal.Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung. Pengawasaneksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta berbagaiinstitusi pemerintah terkait. Pengawasan mencakup aspek adminstratif, keuangan danteknis pelayanan. Apabila pada pengawasan ditemukan adanya penyimpangan, baik terhadap rencana, standar, peraturan perundangudangan maupun berbagai kewajibanyang berlaku, perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku b. Pertanggungjawaban

Pada setiap akhir tahun anggaran, Kepala Puskesmas harus membuat laporan pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan, serta perolehandan penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan. Laporan tersebutdisampaikan kepada Dinas kesehatan kabupaten/kota serta pihak-pihak terkait lainnya,termasuk masyarakat melalui Badan Penyantun Puskesmas. Apabila terjadi penggantianKepala Puskesmas, maka Kepala Puskesmas yang lama diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban masa jabatannya TATA KERJA I. Koordinasi dengan Kantor Kecamatan Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas berkoordinasi dengan kantor Kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di tingkat kecamatan.Koordinasi tersebut mencakup perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta penilaian. Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumberdaya masyarakat oleh Puskesmas, Koordinasi dengan kantor Kecamatan mencakup pulakegiatan fasilitas. II. Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota. Dengandemikian secara teknis dan adminstratif. Puskesmas bertanggungjawab kepada Dinaskesehatan kabupaten/kota. Sebaliknya Dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawabmembina serta memberikan bantuan adminstratif dan teknis kepada Puskesmas. III. Koordinasi dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan StrataPertama Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembagamasyarakat dan swasta, Puskesmas menjalin kerjasama termasuk penyelenggaraan rujukandan memantau kegiatan yang diselenggarakan.Sedangkan sebagai Pembina upayakesehatan bersumberdaya masyarakat. Puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan IV. Koordinasi dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, Puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan berbagai palayanankesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan, jalinan kerjasama tersebutdiselenggarakan dengam berbagai sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti rumahsakit (Kabupaten/kota), dan berbagai balai kesehatan masyarakat (Balai PengobatanPenyakit Paru-paru, Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat, Balai Kesehatan KerjaMasyarakat, Balai Kesehatan Indra Masyarakat). Sedangkan untuk upaya kesehatanmasyarakat, jalinan kerjasama diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanankesehatan masyarakat rujukan, seperti Dinas kesehatan kabupaten/kota, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta berbagai balai kesehatanmasyarakat. Kerjasama tersebut diselenggarakan melalui penerapan konsep rujukan yangmenyeluruh dalam koordinasi Dinas Kesehatan kabupaten/kota. V. Koordinasi dengan Lintas Sektor Tanggungjawab Puskemas sebagai unit pelaksana teknis adalah menyelenggarakansebagai tugas pembangunan kesehatan yang disebabkan oleh Dinas kesehatankabupaten/kota. Untuk hasil yang optimal, penyelenggaraan pembangunan kesehatantersebut harus dapat dikoordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait yang ada ditingkat kecamatan. Diharapkan di satu pihak, penyelenggaraan pembangunan kesehatan dikecamatan tersebut mendapat dukungan dari

berbagai sektor terkait, sedangkan di pihak lain pembangunan yang diselenggarakan oleh sector lain di tingkat kecamatan berdampak positif terhadap kesehatan. VI. Koordinasi dengan Masyarakat Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayahkerjanya, Puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui pembentukan BadanPenyantun Puskesmas (BPP), yang menghimpun berbagai potensi masyarakat, seperti:tokoh masyarakat tokoh agama, LSM, organisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha, BPPtersebut berperan sebagai mitra Puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunankesehatan. VII. Badan Penyantun Puskesmas (BPP) Adalah suatu organisasi yang menghimpun tokoh-tokoh masyarakat pedulikesehatan yang berperan sebagai kerja Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Fungsinya antara lain adalahmelayani pemenuhi kebutuhan penyelenggaran pembangunan kesehatan oleh Puskesmas( to serve ), memperjuangkan kepentingan kesehatan dan keberhasilan pembangunankesehatan oleh Puskesmas ( to advocate ) dan melaksanakan tinjauan kritis dan memberikanmasukan tentang kinerja Puskesmas.

Standar Pelayanan Minimal (SPM). Adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah Kabupaten/Kota yang berkaitan dengan pelayanan (kesehatan) dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan, indikator dan nilai. Kewenangan wajib adalah kewenangan untuk menangani urusan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan pelayanan dasar kepada masyarakat yang diwajibkan oleh Pemerintah kepada Daerah Kabupaten/Kota. Indikator kinerja, adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status, dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Jenis pelayanan, adalah pelayanan publik yang mutlak dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang layak dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Prinsip-Prinsip SPM: 1) 2) Diterapkan pada kewenangan wajib Diberlakukan untuk seluruh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota

3)

4) 5) 6)

Menjamin akses masyarakat mendapat pelayanan kesehatan dasar tanpa mengorbankan mutu, mempunyai dampak luas pada masyarakat. Merupakan indikator kinerja, bukan standar teknis Dinamis Dalam kerangka penyelenggaraan pelayanan dasar.

Kriteria Kewenangan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal. 1. Kewenangan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal hanya pelayanan langsung yang dirasakan masyarakat. Hal-hal yang berkaitan dengan manajemen sebagai faktor pendukung tidak dimasukkan dalam Kewenangan Wajib Harus menjadi prioritas tinggi bagi Pemda Berorientasi pada out put yang langsung dirasakan masyarakat Dilaksanakan secara terus menerus (sustainable), terukur(measurable), dan mungkin dapat dikerjakan (feasible).

2. 3. 4.

Pelayanan di puskesmas 1. Pendaftaran Pendaftaran memberikan pelayanan pendaftaran pasien untuk semua poli. Pendaftaran bertugas menerima pasien, mendata, memberikan no antrian dan menyiapkan rekam medis pasien yang kemudian mendistribusikan ke masing-masing poli. Puskesmas memberikan pelayanan untuk enam hari kerja dengan waktu pendaftaran: Hari Senin Kamis Hari Jumat Hari Sabtu : Pukul 07.30 14.30 : Pukul 07.30 11.30 : Pukul 07.30 13.00

Pasien yang datang di loket menyerahkan kartu berobat jalan untuk pasien lama. Pasien baru mengisi biodata pasien baru dan menyerahkan fotocopy KTP. Pasien menunggu panggilan setelah petugas mengisi data pada kertas resep. Pasien dipanggil dan memberitahukan poli yang dituju dan berikan nomer antrian untuk tiap poli.

Petugas memberikan karcis pembayaran puskesmas untuk pasien umum (non asuransi) dengan karcis seharga Rp.5500. Untuk pasien dengan jaminan kesehatan seperti Askea, Jamkesmas, Jamkesos, Jamkesda no. seri jaminan tersebut dicatat terlebih dahulu. Kemudian dicatat di buku pencatatan, diisi nama pasien, nomor rekam medis pasien, poli dan jenis pembayaran.

Petugas mencari rekam medis pasien dan nota obat, karcis pembayaran, kartu berobat jalan, kartu jaminan kesehatan dimasukkan dalam stofmap rekam medis yang warnanya sesuai dengan kelurahan pasien, yaitu o Merah: pasien kelurahan Argorejo o Hijau: pasien kelurahan Argodadi o Kuning: pasien kelurahan Argosari dan Argomulyo o Biru: pasien luar wilayah Sedayu

Petugas kemudian mengentry data kunjungan pasien pada komputer kemudian mengantarkan stofmap ke poli yang dituju. Setelah itu petugas membawa rekam medic ke masing-masing poli pelayanan puskesmas, sesuai tujuan pengobatan pasien. Setelah selesai pemeriksaan rekam medis disimpan pada rak sesuai dengan urutan nomer.

*) foto

I.

Poli Umum Poli umum memberikan pelayanan kesehatan umum pada pasien meliputi anamnesa, pemeriksaan, penunjang diagnosa, tindakan, rujukan, dan pemberian pengobatan. Dilayani oleh 2 dokter umum, dan 1 perawat. Dokter menganamnesa, mendiagnosa dan memberikan tindakan medis. Perawat membantu kerja dokter, memanggil pasien sesuai antrian, mengukur tekanan darah, dan menganamnesa awal pasien. Setelah dilakukan anamnesa oleh dokter, jika memerlukan pemeriksaan penunjang maka pasien diberikan surat rujukan untuk laboratorium. Kemudian diminta kembali lagi ke poli umum. Dokter memberikan tindakan medis dan memberikan resep sesuai diagnosa. Jika ada kasus yang perlu rujukan dokter membuatkan surat rujukan.

Gambar 27. Alur Pasien Di BP Umum Puskesmas Sedayu II

*) foto

Selain BP umum, upaya pengobatan dilakukan di Unit Gawat Darurat (UGD). UGD di Puskesmas Sedayu II melayani pasien yang memerlukan tindakan perawatan segera/kondisi darurat. Selain itu, pasien yang mendaftar di luar jam pendaftaran Puskesmas, akan dilayani di UGD. Gambar 28. Ruang UGD di Puskesmas Sedayu II

*) foto

Alur pelayanan kesehatan di UGD adalah sebagai berikut: Gambar 29. Alur Pasien di UGD Puskesmas Sedayu II

II.

Laboratorium Pelayanan laboratorium menerima pemeriksaan laboratorium lengkap,

pemeriksaan asam urat, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan urin rutin, pemeriksaan trigliserit, dilayani oleh 1 tenaga medis. Pasien menyerahkan surat rujukan dari poli, kemudian menunggu panggilan Tugas yang dilakukan petugas laboratorium: Memanggil pasien berdasarkan urutan Melihat blanko dari dokter yang dibawa pasien Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan Mengambil sampel darah, urin, atau dahak sesuai keperluan Meminta pasien untuk menunggu hasil tes

Setelah dilakukan tes kemudian mencatat hasil pada buku, blanko dan di komputer untuk diprint
*)foto

Memanggil pasien untuk mengambil hasil tes dan dipersilakan kembali ke poli untuk dibacakan hasilnya

III.

Poli Gigi Poli gigi memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk pasien. Tenaga medis di poli gigi terdiri dari 2 dokter gigi dan 3 perawat gigi. Dalam poli gigi terdapat 2 kursi gigi untuk pemeriksaan dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Alat diagnostic dan gelas kumur selalu diganti untuk setiap pasien. Sterilisasi alat dilakukan setelah alat direndam desinfektan dan dicuci sabun dengan air mengalir dan dikeringkan, kemudian disterilisasi dengan autoclaf. Pasien dipersilahkan duduk di kusi gigi dan dianamnesa . Penyebutan elemen gigi pada rekam medis dengan system FDI. Dokter melakukan pemeriksaan klinis dan melakukan tindakan perawatan sesuai keluhan pasien. Jika diperlukan rujukan, Ro foto, lab dll pasien diberikan pengantar rujukan. Pasien yang akan dicabut sebelumnya diukur tekanan darahnya. Untuk setiap tindakan pencabutan, penambalan, dan scalling pasien sebelumnya diinformasikan tarif yang diberlakukan di puskesmas tersebut.. Rekam medis diisi keluhan pasien, pemeriksaan obyektif, diagnose dan tindakan yang. Kemudian data pasien dicatat ke buku dan computer. Jenis pelayanan yang di lakukan di BP gigi : 1) Pembersihan karang gigi 2) Tumpatan gigi decidui 3) Tumpatan gigi permanen 4) Pencabutan gigi decidui 5) Pencabutan gigi permanen 6) Pengobatan pulpa gigi 7) Pengobatan periodontal 8) Perawatan kelainan pulpa dan jaringan periapikal 9) Perawatan gusi 10) Penerimaan rujukan dari poli pengobatan lain.

Alat-alat yang tersedia di poli gigi: No. Alat 1. 2. 3. 4. 5. Kaca Mulut Pingset Ekskavator Sonde Alat Cabut Jumlah 7 6 9 9 2 set tang dewasa 1 set tang desidui 4 bein Sepasang cryer 6. Alat Tambal 3 set alat tambal 1 Light Cure 7. IV. Sterilisator Poli KIA Poli KIA memberikan pelayanan untuk ibu hamil, KB, Imunisasi dan Caten dilayani oleh 3 bidan. Jadwal pelayanan KIA: a. Ibu hamil b. Imunisasi dan penimbangan bayi c. Pelayanan KB d. Imunisasi TT/TT Caten (Calon Penganten) Jadwal Pelayanan Imunisasi a. BCG b. HB Unijet c. Anti Polio d. DPT/HB Colombo e. Camapk f. TT/TT Caten : Rabu II dan Rabu terakhir : Setiap Rabu : Rabu II dan Rabu IV : Setiap Rabuv : Rabu II dan Rabu IV : Senin-Sabtu : Senin-Selasa : Rabu : Kamis : Senin-Sabtu 1 unit

Bidan bertugas memanggil pasien sesuai nomer antrian. Kemudian dilakukan anamnesa dan pemeriksaan. Untuk pasien imunisasi ditimbang berat badan dan

dilakukan pengisian kartu status. Setelah dianamnesa kemudian dilakukan penegakan diagnosa dan pemeriksaan penunjang jika diperlukan. Selanjutnya dilakukan perawatan yang sesuai yang dikeluhkan pasien. Untuk pelayanan kontrasepsi pasien diminta mengisi persetujuan tindakan (Informed Consent). Bidan memberikan peresepan obat jika diperlukan. Setelah perawatan selesai kemudian memasukan data pada buku dan komputer.
*) foto

V.

Kamar obat Pelayanan kamar obat yaitu menerima resep, menyiapkan obat, meracik obat dan memberikan obat pada pasien. Kamar obat juga memberikan obat untuk resep luar. Pelayanan obat dilayani oleh 4 petugas. Petugas kamar obat bertugas untuk menerima resep yang dibawa pasien dari poli yang dituju setelah mendapatkan cap lunas dari kassa dan diberi nomer antrian. Jika ada resep yang kurang jelas petugas menanyakan langsung ke dokter yang membuat resep. Setelah petugas menyiapkan obat kemudian menuliskan aturan minum obat pada kertas yang disediakan untuk masing-masing obat. Kemudian memanggil pasien sesuai nomer urutannya. Petugas memberikan penjelasan aturan minum obat sesuai dengan resep dan menyerahkan ke pasien. Petugas mencatat jumlah resep dari masing-masing poli dan mencatat jumlah pengeluaran obat.
*) foto

VI.

Unit Konsultasi Gizi Unit pelayanan konsultasi gizi melayani konsultasi gizi pasien balita yang tumbuh kembangnya kurang bagus. Selain itu untuk pasien DM, darah tinggi, gagal ginjal untuk konsultasi diet yang diperlukan dan ibu hamil yang mempunyai masalah malnutrisi. Pasien konsultasi gizi merupakan rujukan dari poli.

You might also like