You are on page 1of 12

TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL

TALCOTT PARSONS

Biografi Talcott Parsons

Lahir Tahun 1902 di Colorado Spring, Colorado. Ayahnya seorang pendeta dan profesor. Parsons mendapat gelar sarjana muda dari Universitas Amherst tahun 1924. Parsons mengajar di Harvard dari tahun 1927 sampai akhir hayatnya (1979). Gelar profesor diraih tahun 1939. Buku yang diterbitkan The Structure of Social Action (1937). Tahun 1949, Parsons terpilih menjadi presiden The American Sociological Association. Menjelang tahun 1960-an, Parson menerbitkan buku The Social System yang menjadikan dia sebagai tokoh dominan dalam sosiologi Amerika.

Pendekatan Struktural Fungsional

Masyarakat haruslah dilihat Sebagai suatu sistem daripada bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain. Dengan demikian hubungan pengaruh mempengaruhi di antara bagian-bagian tersebut adalah bersifat ganda dan timbal balik. Sekalipun integrasi sosial tidak pernah dapat dicapai dengan sempurna, namun secara fundamental sistem sosial cenderung bergerak ke arah equilibrium.

Pendekatan Struktural Fungsional

Sekalipun disfungsi, ketegangan-ketegangan dan penyimpangan-penyimpangan senantiasa terjadi juga akan tetapi dalam jangka panjang keadaan tersebut pada akhirnya akan teratasi dengan sendirinya melalui penyesuaianpenyesuaian dan proses institusionalisasi. Perubahan-perubahan di dalam sistem sosial pada umumnya terjadi secara gradual melalui penyesuaian-penyesuaian dan tidak secara revolusioner. Perubahan sosial timbul atau terjadi melalui tiga macam kemungkinan : penyesuaian yang dilakukan oleh sistem sosial tersebut terhadap perubahan-perubahan yang datang dari luar, pertumbuhan melalui proses diferensiasi struktural dan fungsional serta penemuan-penemuan baru oleh anggotaanggota masyarakat.

Faktor paling penting yang memiliki daya mengintegrasikan suatu sistem sosial adalah konsensus di antara para anggota masyarakat mengenai nilai-nilai kemasyarakatan tertentu.

AGIL

Suatu sistem harus memiliki empat fungsi : Adaptation (sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat). Goal Attainment (Pencapaian tujuan) Integration (Integrasi) : sebuah sistem harus mengatur hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya). Latency (latensi atau pemeliharaan pola), sebuah sistem harus melengkapi, memelihara dan memperbaiki baik motivasi individual maupun pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi.

Struktur Sistem Tindakan Umum

Organisme perilaku fungsi adaptasi Sistem kepribadian fungsi mencapai tujuan Sistem Sosial fungsi integrasi Sistem kultural fungsi pemeliharaan

Anggapan Struktural Fungsional mengabaikan kenyataan sbb :

Setiap struktur sosial mengandung konflik-konflik dan kontradiksi-kontradiksi yang bersifat internal yang pada gilirannya menjadi sumber terjadinya perubahan sosial. Reaksi dari suatu sistem sosial terhadap perubahan-perubahan yang datang dari luar tidak selalu bersifat adjustive. Suatu sistem sosial di dalam waktu yang panjang dapat juga mengalami konflik sosial yang bersifat vicious circle (lingkaran setan). Perubahan-perubahan sosial tidak selalu terjadi secara gradual melalui penyesuaian-penyesuaian yang lunak akan tetapi dapat juga terjadi secara revolusioner.

Pendekatan Konflik berpangkal pada :

Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan yang tidak pernah berakhir atau dengan perkataan lain, perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di dalam setiap masyarakat. Setiap masyarakat mengandung konflik-konflik di dalam dirinya atau dengan perkataan lain, konflik adalah merupakan gejala yang melekat di dalam setiap masyarakat.

Pendekatan Konflik berpangkal pada :

Setiap unsur di dalam suatu masyarakat memberikan sumbangan bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan-perubahan sosial. Setiap masyarakat terintegrasi di atas penguasaan atau dominasi oleh sejumlah orang atau sejumlah orang-orang yang lain.

Bentuk Pengendalian Konflik Sosial

Konsiliasi, melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan keputusan di antara fihak-fihak yang berlawanan mengenai persoalan-persoalan yang mereka pertentangkan. Lembaga tersebut harus memenuhi empat hal : bersifat otonom, monopolistis, lembaga tersebut harus mampu mengikat kelompok-kelompok yang ada, dan lembaga tersebut harus bersifat demokratis.

Mediasi, kedua belah pihak bersepakat menunjuk pihak ketiga untuk memberikan nasihat-nasihatnya tentang bagaimana mereka sebaiknya menyelasaikan pertentangan mereka. Perwasitan (Arbitration), kedua belah pihak yang bertikai bersepakat menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di antara mereka.

You might also like