You are on page 1of 4

MASTITIS I . Pe n d a h u l u a n Mastitis adalah peradangan payudara, yang dapat disertai atau tidak d i s e r t a i infeksi.

Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga mastitis laktasionalatau mastitis puerperalis. Mastitis infeksi dapat terjadi ketika bakteri memasuki payudarasementara menyusui. Puting susu dapat menjadi retak atau sakit akibat menyusui. Hal inid a p a t t e r j a d i b i l a posisi bayi pada saat menyusui tidak sesuai. Mastitis d a p a t mempengaruhi satu atau kedua payudara. Kadang-kadang keadaan ini dapat menjadi fatal bila tidak diberi tindakan yang adekuat. Abses payudara, pengumpulan nanah lokal didalam payudara, merupakan komplikasi berat dari mastitis. Keadaan ini menyebabkan beban penyakit yang berat dan memerlukan biaya yang sangat besar. Penelitian terbaru menyatakan bahwa mastitis dapat meningkatkan resiko penularan HIV melalui menyusui.S e m a k i n d i s a d a r i bahwa pengeluaran ASI yang tidak efisien akibat teknik menyusui yang buruk m e r u p a k a n p e n y e b a b y a n g p e n t i n g . P e r a w a t d a n k o n s u l t a n menyusui yang praktek di klinik mungkin menjadi orang pertama yang berbicara dengani b u m e n g e n a i g e j a l a - g e j a l a y a n g m e n u n j u k k a n i n d i k a s i a w a l m a s t i t i s . N a s i h a t y a n g diberikan pada awal pertemuan dapat mencegah suatu kondisi yang berkembang menjadiabses, terutama jika si ibu berpikir salah bahwa ia harus berhenti menyusui atau ia sudahm e l a k u k a n n y a . M a s t i t i s b i a s a n y a m e r u p a k a n i n f e k s i , j i n a k , s e m b u h s e n d i r i , d e n g a n beberapa konsekuensi untuk menyusui bayi. II. Epidemiologi a. Insiden Penelitian di seluruh dunia dalam 10 tahun terakhir menunjukkan kejadianmastitis laktasi berkisar 4 -27% wanita menyusui tergantung pada m e t o d e , t e r u t a m a subjek seleksi, yang digunakan dalam studi ini. Mastitis terjadi pada semua populasi,dengan atau tanpa kebia saan menyusui. Insiden yang dilaporkan bervariasi dari sedikitsampai 33% wanita menyusui, tetapi biasanya di bawah 10%. b. Mula Timbul Mastitis laktasi dapat berkembang pada minggu -minggu awal pasca melahirkansetelah ibu meninggalkan rumah sakit. Mastitis paling sering terjadi pada minggu kedua4 dan ketiga pasca kelahiran, dengan sebagian besar laporan menunjukkan bahwa 74% sampai 95% kasus terjadi dalam 12 minggu pertama. Namun, sekitar sepertiga dari kasus-kasus ibu menyusui jangka panjang terjadi setelah bayi berusia 6 bulan. III. Etiologi Dua penyebab utama mastitis adalah stasis ASI dan infeksi. Stasis ASI biasanyam e r u p a k a n p e n y e b a b p r i m e r , y a n g d a p a t d i s e r t a i a t a u b e r k e m b a n g menuju infeksi. G u n t h e r p a d a t a h u n 1 9 5 8 m e n y i m p u l k a n d a r i p e n g a m a t a n k l i n i s b a h w a m a s t i t i s diakibatkan oleh stagnasi ASI di dalam payudara, dan b a h w a p e n g e l u a r a n A S I y a n g efisien dapat mencegah keadaan tersebut. Ia menyatakan bahwa infeksi, bila terjadi, bukan primer, tetapi diakibatkan oleh stagnasi ASI sebagai media pertumbuhan bakteri.T h o m s e n d a n k a w a n - k a w a n p a d a t a h u n 1 9 8 4 m e n g h a s i l k a n b u k t i t a m b a h a n t e n t a n g pentingnya stasis ASI. Mereka menghitung leukosit dan bakteri dalam ASI dari payudaradengan tanda klinis mastitis dan mengajukan klasifikasi berikut ini :stasis ASI- inflamasi noninfeksiosa (atau mastitis noninfeksiosa)- mastitis infeksiosa.Pada studi acak, mereka menemukan bahwa stasis ASI (1eukosit <10 6 dan bakteri<10 3

) membaik hanya dengan terus menyusui. Mastitis noninfeksiosa (leukosit >10 6 dan bakteri <10 3 ) membutuhkan tindakan pemerasan ASI setelah menyusui, tanpa diobati,gejala inflamasi berlangsung 7 hari, 50% berkembang menjadi mastitis lanjutan, danhanya 21% kembali ke laktasi normal. Bila payudara sering dikosongkan oleh laktasi l a n j u t a n , g e j a l a b e r l a n g s u n g 3 h a r i , d a n 9 6 % k e m b a l i k e l a k t a s i n o r m a l . M a s t i t i s infeksiosa (leukosit >106 dan bakteri >103) hanya dapat diobati dengan efektif dengan pemerasan ASI dan antibiotik sistemik. Keterlambatan terapi menyebabkan pembentukanabses pada 11% kasus, dan hanya 15% kembali ke laktasi normal. Sering mengosongkan payudara yang terinfeksi dengan perawatan lanjut mengurangi resiko pembentukan abses,namun hanya 51% kembali ke laktasi normal. Terapi antibiotik tambahan meningkatkank e m b a l i l a k t a s i n o r m a l p a d a 9 7 % d e n g a n r e s o l u s i g e j a l a d a l a m 2 1 h a r i . T a n p a pengeluaran ASI yang efektif, mastitis noninfeksiosa sering berkembang menjadi mastitisinfeksiosa, dan mastitis infeksiosa menjadi pembentukan abses.5 Berikut ini keterangan mengenai 2 penyebab utama mastitis :a. Stasis ASIStasis ASI terjadi jika ASI tidak dikeluarkan dengan efisien dari payudara. Hal inidapat terjadi bila payudara terbendung segera setelah melahirkan atau saat bayi tidak m e n g i s a p A S I , y a n g d i h a s i l k a n o l e h s e b a g i a n a t a u s e l u r u h p a y u d a r a . P e n y e b a b n y a termasuk pengisapan bayi yang buruk pada payudara, pengisapan yang tidak efektif, pembatasan frekuensi atau durasi menyusui dan sumbatan pada saluran ASI. Situasi lainyang mempengaruhi predisposisi terhadap stasis ASI, termasuk suplai ASI yang sangat berlebihan, atau menyusui untuk kembar dua atau lebih. Berikut faktor-faktor penyebabstasis asi : 1. Bendungan payudara Kondisi ini tidak terjadi bila bayi disusui segera setelah lahir, sehingga stasis ASIterhindarkan. Pentingnya pengeluaran ASI yang segera pada tahap awal mastitis,atau kongesti, untuk mencegah perkembangan penyakit dan pernbentukan abses. Isapan bayi adalah sarana pengeluaran ASI yang efektif. 2. Frekuensi menyusui Tahun 1952, Illingworth dan Stone secara formal menunjukkan dalam uji coba dengan kontro1, bahwa insiden stasis asi dapat dikurangi hingga setengahnya bila b a y i d i s u s u i t a n p a batas. Hubungan antara pembatasan frekuensi dan durasimenyusui dan mastitis t e l a h d i u r a i k a n o l e h b e b e r a p a p e n u l i s . B a n y a k w a n i t a menderita mastitis bila mereka tidak menyusui atau bila bayi mereka, tidak seperti biasanya, tertidur semalaman dan waktu antar menyusui semakin lama. 3. Pengisapan pada payudara Pengisapan yang buruk sebagai penyebab pengeluaran ASI yang tidak efisien,saat ini dianggap sebagai faktor predisposisi utama mastitis. Nyeri puting dan puting pecah-pecah sering ditemukan bersama dengan mastitis. Penyebab nyeridan trauma puting yang tersering adalah pengisapan yang buruk pada payudara, k e d u a k o n d i s i i n i d a p a t t e r j a d i bersama-sama. Selain itu, nyeri puting akanmenyebabkan ibu menghindar untuk m e n y u s u i p a d a p a y u d a r a y a n g s a k i t d a n karena itu mencetuskan stasis ASI dan bendungan.6

Leave a Comment You must be logged in to leave a comment.

Submit Characters: 400 6. Mastitis Download or Print 1,871 Reads

Uploaded by shirukukuroneko Follow TIP Press Ctrl-F to quickly search anywhere in the document.

25 p. 6. Mastitis
laporan pen

Follow Us! scribd.com/scribd twitter.com/scribd facebook.com/scribd About Press Blog Partners Scribd 101 Web Stuff Support FAQ Developers / API Jobs Terms Copyright AdChoices Advertise Privacy

Copyright 2012 Scribd Inc. Language:

English

You might also like