You are on page 1of 17

PEMBUATAN KOMMPOS TANDANAN KOSONG KELAPA SAWIT(TKKS).

DENGAN PEMANFAATAN EM(EFEKTIVE MICROORGANISME)


DI SUSUN OLEH
K ADI SUCIPTO WS 1003035471 DIMAS SANTOSO 1003035487

Tujuan Komposting :
1. Mengubah (TKKS) yang biodegradable menjadi bahan yang stabil 2. Membunuh mikroba pathogen, telur insect & organisme lain. 3. Menyediakan nutrient yang cukup untuk menunjang kesuburan tanah / tanaman.

Tahapan :
1. Pra processing : sortasi, perajangan 2. Dekomposisi TKKS

pengeraman, pembalikan 3. Packing, apabila ingin di pasarkan.

Tahapan pembuatan kompos (TKKS). 1. Pemilahan TKKS TKKS yang dikumpulkan di PMKS pada umumnya bercampur antara bahan-bahan organik maupun non organik sehingga pemilahan perlu dilakukan secara teliti untuk mendapatkan bahan organik yang dapat dikomposkan .

2. Pencacahan TKKS yang telah terkumpul dicacah dengan ukuran 3-4 cm. Pencacahan dilakukan untuk mempercepat proses penguraian karena pencampuran dengan bahan baku yang lain seperti kotoran ternak dan EM-4 menjadi rata sehingga mikroorganisme akan bekerja secara efektif dalam proses fermentasi.

3. Pencampuran Bahan Baku TKKS yang sudah dicacah dideder di tempat yang telah disediakan kemudian dicampur dengan kotoran ternak. Pencampuran/pengadukan dilakukan secara merata kemudian dicampurkan pula campuran EM-4, di atas campuran sampah dan kotoran ternak. Pencampuran dilakukan sekali lagi agar seluruh bahan bercampur secara merata. Komposisi bahan-bahan ini adalah TKKS cacahan (1,3 m3), EM-4 (375 ml), kotoran ternak kering (1/5 dari TKKS).

4. Penumpukan Bahan Baku Setelah dilakukan pencampuran secara merata kemudian dilakukan penumpukan dengan ketentuan tinggi 1,5 m, lebar 1,75 m dan panjang 2 m. Penumpukan dapat dilakukan dengan model trapesium, gunungan maupun pesegi panjang. Dalam tumpukan inilah terjadi proses fermentasi TKKS menjadi kompos.

5. Pemantauan Dalam masa penumpukan akan terjadi peningkatan suhu sebagai akibat proses fermentasi. Hari pertama sampai kelima suhu biasanya mencapai 65 C atau lebih. Hal ini berguna untuk membunuh bakteri yang tidak dibutuhkan dan melunakkan bahan. Pada hari keenam dan seterusnya suhu dijaga antara 40-50 C dengan kelembaban lebih kurang 50 %. Suhu dan kelembaban dapat dipertahankan dengan perlakuan antara lain pembalikan tumpukan.

6. Pematangan Pengkomposan berjalan dengan baik dengan suhu rata-rata dalam bahan menurun dan bahan telah lapuk dan berubah warna menjadi coklat kehitaman. Tujuan pematangan untuk menjamin kompos benar-benar aman bagi tanaman.

7. Pengeringan Setelah usia tumpukan mencapai usia 21 hari/3 minggu, maka TKKS sudah menjadi kompos. Selanjutnya dilakukan pembongkaran untuk dikeringkan/dijemur. Pengeringan dapat dilakukan selama lebih kurang 1 minggu sampai kadar air kira-kira mencapai 20-25%.

8. Penggilingan dan Pengayakan Proses selanjutnya adalah dilakukan penggilingan terhadap kompos yang sudah kering. Untuk mendapatkan butiran-butiran kompos yang siap untuk dikemas dilakukan pengayakan sesuai dengan kebutuhan.

Dari segi teknologi : Teknik pembuatan kompos sangat beragam, mulai dari proses yang mudah dengan menggunakan peralatan yang sederhana sampai dengan proses yang canggih dengan peralatan modern. Secara teknis, pembuatan kompos dapat dilakukan secara manual sehingga modal yang dibutuhkan relatif murah atau secara masinal (padat modal) untuk mengejar skala produksi yang tinggi.

Dari segi ekonomi Pengkomposan dapat mengurangi jumlah TKKS sehingga akan mengurangi biaya operasinal pemusnahan sampah. Kompos dapat memperbaiki kondisi tanah dan dibutuhkan oleh tanaman. Hal ini berarti kompos memiliki nilai kompetetif dan ekonomis yang berarti kompos dapat dijual. Penggunaan pupuk anorganik dapat ditekan sehingga dapat meningkatkan efisiensi penngunaannya.

Dari segi ekologi Pengkomposan merupakan metode daur ulang yang alamiah dan mengembalikan bahan organik ke dalam siklus biologis. Kebutuhan energi dan bahan makanan yang diambil tumbuhan dari dalam tanah dikembalikan lagi ke dalam tanah. Mengurangi pencemaran lingkungan, karena TKKS yang dibakar, yang dibuang ke sungai ataupun yang dikumpulkan di PMKS akan berkurang. Ini berarti mengurangi pencemaran udara maupun air tanah.

Dari segi sosial, manfaat sosial Dapat membuka lapangan kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran. Dapat dijadikan obyek pembelajaran lingkungan baik bagi masyarakat maupun dunia pendidikan

Dari segi kesehatan

Pengurangan tumpukan TKKS akan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Proses pengkomposan berjalan pada suhu yang tinggi sehingga dapat mematikan berbagai macam sumber bibit penyakit yang ada pada TKKS.

TERIMA KASIH

You might also like