You are on page 1of 4

\\LAPORAN HASIL PEMICU 2 BERPIKIR FILSAFAT 2 A.

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG DESKRIPSI TOPIK

B. ISI LEARNING ISSUES Pengertian filsafat Ciri-ciri berpikir filsafat Kebenaran Logika Hakikat penalaran

PEMBAHASAN Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata Philos yang artinya cinta atau ingin

dan kata Sophos atau Sophia yang artinya pengetahuan atau kebijaksanaan. Filsafat secara etimologis berarti mencintai atau ingin akan pengetahuan atau kebijaksanaan. Filsafat merupakan induk seluruh ilmu. Karena ilmu lahir dari filsafat. Ilmu hanya menjelaskan secara spesifik sampai selesai. Filsafat menjelaskan hal sampai menimbulkan masalah yang baru hingga timbul ilmu mengenai hal tersebut. Orang yang berpikir filsafat paling tidak harus mengindahkan ciri-ciri berpikir seperti berikut :

1. Radikal 2. Universal 3. Konseptual 4. Koheren dan Konsisten 5. Sistematis 6. Komprehensi 7. Bebas 8. Bertanggung jawab Berpikir filasafat bersifat komprehensif, artinya : dalam berpikir kefilsafatan hal, bagian, atau detail-detail yang dibicarakan harus mencakup secara menyeluruh sehingga tidak ada lagi bagian-bagian yang tersisa ataupun yang berada di luarnya. Dalam kasus ini, dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan tersebut harus tahu secara detail tentang anatomi tubuh baik wanita maupun pria. Selain anatomi, dokter juga harus tahu morfologi, kesehatan tubuh pasien, dan cabang ilmu kedokteran lainnya secara spesifik, khususnya bidang kebidanan dan penyakit kandungan. Seperti : perkembangan embrio, asupan gizi, psikologi pasien, obat-obatan, perubahan yang terjadi pada wanita hamil, menstruasi, bahkan segala sesuatu penyakit yang bukan di bidang kandungan. Berpikir filsafat bersifat bebas, artinya : dalam berpikir kefilsafatan tidak ditentukan, dipengaruhi, atau interfensi oleh pengalaman sejarah ataupun pemikiran-pemikiran yang sebelumnya, nilai-nilai kehidupan sosial budaya, adat-istiadat maupun religius. Dalam kasus ini, dokter pria bebas melihat anatomi tubuh wanita dan menanganinya, tetapi harus sesuai kaidah kedokteran. Dokter bebas melakukan apapun untuk mengobati pasiennya, bukan berarti harus melihat anatomi tubuh pasien tersebut setiap kali konsultasi melainkan sesuai kebutuhan pengobatan saja. Dalam kasus abrosi, dokter juga berhak

menyarankan pasien untuk menggugurkan kandungan tetapi dalam batas tertentu dan harus meminta izin kepada keluarga pasien sesuai undang-undang aborsi yang berlaku. Dengan syarat bayi yang dikandung memang harus dikeluarkan agar tidak membahayakan nyawa si ibu. Berpikir filsafat bersifat bertanggung jawab, artinya : dalam berpikir kefilsafatan harus bertanggung jawab terutama terhadap hati nurani sendiri lalu kehidupan sosial. Dalam kasus ini, dokter bertanggung jawab terhadap hati nuraninya sendiri sesuai dengan sumpah dokter. Tanggung jawab terhadap lingkungan sosial dapat dilihat dari kasus ini, dimana dokter sepenuhnya bertanggung jawab terhadap pasien sepenuhnya dari awal konsultasi hingga selesai pengobatan ataupun operasi. Semua tindakannya dibatasi dengan peraturan kedokteran serta hukum. Filsafat pada hakekatnya yang dituntut atau ingin dicapai tujuannya adalah mencapai kebenaran. Dengan mengetahui yang benar kita dapat mengetahui yang salah. Tidak mungkin kita lebih dulu mengetahui yang salah tanpa terlebih dahulu mengetahui yang benar. Kebenaran adalah pengetahuan mempunyai nilai benar apabila pengetahuan itu mempunyai saling kesuaian dengan objek atau kenyataan yang diketahui (teori kebenaran korespondensi). Berpikir filsafat dilandasi oleh logika dan penalaran. Logika berasal dari kata Yunani Logos yang artinya perkataan ,pembicaraan,, uraian dan pengetahuan. Dalam pengertian ini kata logos digabungkan dengan berbagai jenis pengetahuan manusia sebagai uraian tentang sesuatu objek pembicaraan. Berdasarkan hal ini logika adalah suatu studi yang berhubungan erat dengan proses berpikir yang benar, tepat agar uraian atau pengetahuannya yang akan diperoleh adalah berupa hasil pemikiran yang tepat dan sistematis dan tidak mengandung kesalahan. Proses berpikir disebut juga penalaran sehingga sesungguhnya belajar logika tidak lain dari belajar bagaimana bernalar atau berpikir secara tepat dan benar sekaligus menghindari penalaran yang salah atau sesat. C. KESIMPULAN Orang yang berpikir dengan menggunakan ciri-ciri berpikir tersebutlah dikatakan dia sedang berpikir kefilsafatan, yang membedakannya pula dengan berpikir biasa atau sehari-hari

pada umumnya. Berfilsafat menggunakan logika serta penalaran sehingga menimbulkan ilmu yang baru.

You might also like