You are on page 1of 5

Kerupuk Jagung Membuka Peluang Usaha Industri Rumah Tangga

Berdasarkan urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutan ke 3 setelah gandum dan padi. Di Indonesia sendiri, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Bahkan dibeberapa daerah seperti Madura dan Gorontalo, jagung merupakan makanan pokok. Jagung ditanam setiap musim sehingga selalu tersedia sepanjang tahun. Jika jagung telah ditanam atau diusahakan masyarakat setempat, ini berarti jagung mampu memberi peluang berusaha, dapat dilakukan dan diterima oleh masyarakat setempat sehingga berdampak pada penyerapan tenaga kerja serta pengembangan industri-industri kecil dan menengah. Jagung berperan penting dalam perekonomian nasional dengan berkembangnya industri pangan yang ditunjang oleh teknologi budi daya dan varietas unggul. Berdasarkan komposisi kimia dan kandungan nutrisi, jagung mempunyai prospek sebagai pangan dan bahan baku industri. Pemanfaatan jagung sebagai bahan baku industri akan memberi nilai tambah bagi usahatani komoditas tersebut. Penanganan dan pengolahan hasil pertanian memang penting untuk meningkatkan nilai tambah, terutama pada saat produksi melimpah dan harga produk rendah, juga untuk produk yang rusak atau bermutu rendah. Jagung dapat diolah menjadi berbagai produk olahan. Salah satu hasil olahan jagung yang cukup digemari adalah tortilla atau kerupuk jagung. Kecenderungan konsumen yang lebih menyukai produk makanan ringan yang praktis dan siap santap seperti kerupuk jagung ini nampaknya memberikan harapan baru bahwa diversifikasi jagung menjadi kerupuk jagung dapat diterima oleh masyarakat indonesia. Proses pengolahan produk ini cukup sederhana sehingga berpotensi membuka peluang usaha sebagai industri rumah tangga. Mutu produk olahan yang baik dapat meningkatkan nilai jual dan memperluas pasar. Pengolahan kerupuk jagung dilakukan dengan 3 tahap (pembuatan tepung jagung, pembuatan nasi jagung, dan pembuatan kerupuk jagung). Berikut disajikan nilai gizi dari kerupuk tortila. Tabel Nilai gizi kerupuk jagung.

Pembuatan Kerupuk Jagung: Bahan : Beras jagung 2 kg, minyak goreng 1 liter, larutan bumbu ( garam halus 10 gr, bawang putih 10 gr, air 100 ml). Pembuatan tepung jagung: 1. Tumbuk/giling jagung pipilan menjadi beras jagung. 2. Rendam beras jagung dengan air bersih selama satu malam. 3. Tiriskan kemudian giling sampai halus. Pembuatan nasi jagung: 1. Campur tepung jagung dengan laruta bumbu hingga merata 2. Kukus adonan tersebut selama kira-kira 30 menit. Pembuatan kerupuk jagung:

1. Masukkan nasi jagung yang telah masak dalam keadaan hangat ke dalam alat penggilingan mie. 2. Lakukan penggilingan 3. Potong-potong (3 cm x 3 cm). Tempatkan potongan kerupuk basah dalam tampah. 4. Keringkan kerupuk jagung di bawah sinar matahari langsung selama 2 hari 5. Setelah kering, goreng dengan minyak goreng yang berkualitas agar hasilnya baik. Umur simpan tortilla yang dikemas dengan plastik polipropilen ketebalan 0,08 mm yang disimpan pada suhu 25 0C adalah sekitar 4 bulan (aroma dan ketengikan sebagai sifat mutu kritis).

Mi adalah salah satu produk makanan yang di gemari oleh berbagai masyarakat mulai dari masyarakat perkotaan sampai masyarakat pedesaan. Hal ini disebabkan tidak hanya oleh karena rasanya yang cukup enak, tetapi juga cara penyajiannya yang praktis dalam waktu singkat. Makanan mi dapat disajikan dalam berbagai bentuk masakan yang di jual mulai dari pinggir jalan dalam bentuk jajanan sampai ke restauran mewah. Secara garis besar jenis-jenis mi dapat dibedakan menjadi mi mentah (fresh /raw noodle), mi basah (wet noodle), mi kering (dry noodle) dan mi instan (instant noodle). Pengolahan ke tiga jenis pertama (mi mentah, basah, dan kering) mudah dan dapat diproduksi dalam skala rumah tangga karena tidak memerlukan peralatan yang canggih. Mi mentah dan mi basah banyak digunakan untuk pencampur bakso atau untuk membuat masakan mi yang dijual di restauran. Kedua jenis mi ini mudah rusak karena kadar airnya tinggi dan hanya dapat disimpan sekitar 1-2 hari atau sekitar 3-4 hari kalau disimpan dalam kulkas. Mi kering diperoleh dengan cara menjemur mi mentah dan dapat disimpan lebih lama, tetapi mudah patah-patah (hancur) karena sifatnya rapuh. Oleh karena itu mi kering harus ditangani dengan hati-hati, terutama dalam pengemasan dan pemasarannya. Mi instan umumnya diproduksi industri besar karena memerlukan peralatan yang canggih untuk membentuk gelombang-gelombang tali mi, pemasakan dengan uap, penggorengan dan pengeringan dalam waktu yang singkat. Contoh mi instant antara lain : Indomi, Supermi, Popmi dan sebagainya. BAHAN

Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan semua jenis mi adalah tepung terigu, air, dan garam. Karena masih diimpor dan harganya mahal, tepung terigu dapat dicampur dengan tapioka, tepung sagu, tepung ubi jalar dan sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian, maka tepung terigu dapat diganti dengan tepung lain sampai 40%. Misalnya tepung yang dipakai 1 kg,, maka jumlah terigu yang digunakan 600 gram dan tepung lainnya 400 gram. Selain bahan baku utama, dalam pembuatan mi dapat digunakan bahan tambahan lain seperti telur untuk meningkatkan nilai gizi, air abu atau kansui untuk membuat tali-tali mi lebih kenyal dan bahan pengawet benzoat untuk memper-panjang waktu simpan mi. PERALATAN

Markatto (alat pencetak & pemotong mi) Baskom /wadah plastik Rol kayu Panci Kompor Ayakan

Kuas

Formula (Resep) Untuk memudahkan pengembangan resep sesuai jumlah mi yang akan diproduksi, maka bahanbahan dalam formula dinyatakan dalam persen terhadap jumlah tepung. Formula dasar mi adalah :

Tepung100 % Air 30 % Garam1 % Telur1 % (pilihan) Air abu1-1,5 % (pilihan)/kansui : 0,5

Jadi kalau jumlah tepung yang digunakan dalam pembuatan mi sebanyak 1 kg (1000 gr), maka resepnya dapat disusun sebagai berikut :

- Tepung terigu700 gr - Tepung sagu300 gr - Air250 ml - Garam10 gr - Telur (pilihan)100 gr - Kansui10 gr

Teknik Pengolahan

Bahan-bahan disiapkan dan ditimbang sesuai kebutuhan dalam formulasi (resep) untuk memudahkan penanganan formula didasarkan pada total tepung 500 gram Semua bahan kering (terigu dan tepung sagu) dicampur rata dalam wadah /baskom) sedangkan garam dan kansui dilarutkan dalam air. Buat lekukan (sumur) ditengah-tengah tepung dalam wadah dan isi dengan telur, air dan bahan cair lainnya. Campur semua bahan secara perlahan-lahan dengan tangan atau sendok sampai semua bahan tercampur sempurna dan terbentuk adonan. Adonan dikeluarkan dari baskom /wadah lalu diadoni atau diuleni dengan tangan sampai terbentuk adonan yang kalis /sempurna. Pengadonan dapat dilakukan dengan menekan-nekan adonan di atas meja menggunakan kayu. Adonan kalis dibulatkan, ditutup plastik dan didiamkan 30 menit, lalu diadoni lagi 5 menit.

Adonan dipotong-potong atau dibagi bagi menjadi 100 gram, dibentuk bulat dan dipipihkan dengan roll kayu sampai ketebalan 1,5 cm. Lembaran adonan ditipiskan dengan markatto (alat pembuat mi) di mulai dari ketebalan No. 1 sampai No. 4. Lembaran adonan dipotong dengan markatto atau alat lainnya membentuk tali-tali mi. Sampai tahap ini, mi yang dihasilkan adalah mi mentah (raw/fresh noodle) yang siap diolah menjadi bermacam-macam masakan yang diinginkan. Untuk mendapatkan mi basah (boilled/wet noodle), mi mentah direbus dalam air mendidih sambil diaduk perlahan-lahan selama sekitar 3 menit. Mi diangkat dan didinginkan dengan cara mencuci di bawah air mengalir sampai air cucian jernih, lalu diolesi minyak goreng supaya tali-tali mi tidak lengket. Untuk mendapatkan mi kering, mi mentah dikeringkan dengan cara penjemuran atau dianginanginkan atau juga dikeringkan dalam oven pada suhu 50oC. Untuk mendapatkan mi instant, mi basah dikukus (diteam) lalu digoreng atau dikeringkan dengan penjemuran atau dengan cara dioven.

You might also like