You are on page 1of 5

ETIOLOGI DISENTRI YANG DISEBABKAN OLEH BAKTERI

Oleh Swastya Dwi Putra, 0906487966

1. PENDAHULUAN Disentri merupakan suatu penyakit diare yang disertai dengan lendir/pus dan darah. Hal ini terjadi akibat agen infeksius bersifat invasive ke dalam sel enterik. Etiologi dari disentri cukup banyak, yang diantaranya adalah virus, bakteri, parasit maupun protozoa. Di dalam LTM ini penulis akan menjelaskan mengenai etiologi disentri yang disebabkan oleh bakteri terutama Shigella sp. dan Salmonella sp. 2. PEMBAHASAN A. Shigella sp.1,2 Shigella adalah suatu bakteri yang berbentuk batang dan merupakan bakteri gram negative. Habitatnya adalah pada saluran pencernan manusia maupun beberapa primate sehingga bakteri ini dapat menyebabkan diare/disentri yang sering disebut sebagai disentri basilaris. Terdapat 4 macam Shigella yang dapat menimbulkan suatu penyakit yang diantaranya: S. dysenteriae (serogroup A), S. flexneri (serogroup B), S. boydii (serogroup C), dan S, sonnei (serogroup D). Infeksi Shigella sering terjadi pada tahun ke-2 dan ke-3. Infeksi pada 6 bulan pertama jarang terjadi dengan alasan bayi masih mendapatkan sistem imun yang kuat berasal dari ASI. Klasifikasi Shigella Kingdom : Bacteria Phylum : Proteobacteria Class : Gamma Proteobacteria Order : Enterobacteriales Family : Enterobacteriaceae Genus : Shigella Pathogenesis dan patofisiologi12,3 Setiap mikroba pathogen memiliki faktor virulensi untuk menyebabkan suatu penyakit. Shigella memiliki kemampuan untuk memasuki sel epitel intestinal. Karakteristik ini dihasilkan dari pengkodean plasmid yang berukuran besar (220kb) dan bertanggung jawab dalam pembentukan sekelompok polipeptida yang
1

berfungsi sebagai alat untuk menginvasi dan membunuh sel. Dari protein-protein yang dihasilkan ini antigen plasmid yang penting untuk invasi adalah Ipa A, B, C dan D. Protein lainnya yang memainkan peranan dalam memberikan kemampuan Shigella untuk berpindah dari satu sel ke sel lainnya dikode oleh gen icsA dan sopA. Protein ini memberikan kemampuan bakteri untuk menyebar ke sel lainnya dengan cepat. Beberapa Shigella mengeluarkan toksin yaitu shiga toksin atau enterotoksin ShET-1 dan ShET-2. Toksin ini menyebabkan kerusakan pada sel saluran pencernaan bahkan dapat menyebabkan komplikasi hemolytic-uremic syndrome. Shigella pertama kali biasanya menyerang kolon. Kerusakan yang terjadi sering terlihat pada bagian kolon distal. Shigella akan menembus epitel kolon mencapai sel M dengan Peyer Patches. Bakteri ini dapat menghindari fagositosis dari sel imun inang dengan cara sembunyi di dalam sitoplasma enterosit, dan disini pula bakteri ini melakukan multiplikasi. Secara makroskopik, terlihat adanya edema dari mukosa, ulkus, perdarahan dan dapat terlihat adanya eksudat radang yang telah mati.secara mikroskopik, sel-sel epitel mati, adanya infiltrasi dari sel-sel radang serta terlihat edema pada lapisan submukosa. Secara singkat perjalanan Shigella di dalam tubuh kita sebagai berikut: bakteri masuk ke dalam saluran cerna. Setelah melewati lambung dan usus halus bakteri ini menginvasi sel epitel mukosa kolon dan berkembang biak di dalamnya. Perluasan invasi kuman ke sel di sekitarnya melalui mekanisme cell to cell transfer. Walaupun lesi awal terjadi pada lapisan epitel respon infhlamasi local cukup berat melibatkan PMN dan makrofag. Hal tersebut dapat menyebabkan edema, mikroabses, hilangnya sel goblet, kerusakan arsitektur jaringan, dan ulserasi mukosa. Bila penyakit berlanjut, akan terjadi penumpukan sel inflamasi pada lamina propria dengan abses pada kripta merupakan gambaran yang utama. Shigella jarang melakukan penetrasi ke jaringan di bawah mukosa sehingga jarang menyebabkan bakteremia. Walaupun demikian, pada keadaan malnutrisi dan immune-compromized dapat terjadi bakteremia. Tanda dan Gejala2 Setelah masa inkubasi yang pendek (1-3 hari) secara mendadak timbul nyeri perut, demam, dan tinja encer. Tinja yang encer tersebut berhubungan dengan kerja eksotoksin dalam usus halus. Sehari atau beberapa hari kemudian, karena infeksi meliputi ileum dan kolon, maka jumlah tinja meningkat, tinja kurang encer tapi sering mengandung lendir dan darah. Tiap gerakan usus disertai dengan mengedan dan tenesmus (spasmus rektum), yang menyebabkan nyeri perut bagian bawah. Demam dan diare sembuh secara spontan dalam 2-5 hari pada lebih dari setengah kasus dewasa. Namun, pada anak-anak dan orang tua, kehilangan air dan elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis, dan bahkan kematian. Komplikasi3 Komplikasi yang terjadi dapat berupa komplikasi intestinal dan ekstraintestinal. Komplikasi intestinal biasanya berupa megakolon toksik, perforasi
2

intestinal, dehidrasi yang berujung pada syok hipovolemik. Sedangkan komplikasi ekstraintestinalnya adalah batuk, pilek, pneumonia, meningismus, kejang, hemolitik uremik, trombositopenia, dan arthritis. B. Salmonella1,2 Salmonella adalah bakteri pathogen yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan di dapat melalui rute oral. Bakteri ini dapat menyebabkan enteritis, infeksi sistemik dan demam. Salmonella memiliki variasi dalam panjangnya dan merupakan bakteri yang motil dengan menggunakan flagel peritriknya. Salmonella dapat tumbuh dengan media yang sederhana tetapi mereka tidak dapat difermentasikan pada laktosa atau sukrosa. Mereka membentuk asam dan kadang-kadang gas dari glukosa dan manosa. Salmonella selalu memproduksi H2S. bakteri ini dapat tahan terhadap beberapa bahan kimia seperti sodium tetrahionate dan sodium deoksikolat. Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang yang mengalami salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah. Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S. typhimurium, dan S. enteritidis. S. typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi. Klasifikasi Salmonella Kingdom: Bakteria Phylum: Proteobakteria Class: Gamma Proteobakteria Order: Enterobakteriales Family: Enterobakteriakceae Genus: Salmonella

Berikut ini adalah 7 penyebab paling sering dari Salmonella yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia menurut US Centers for Disease Control and Prevention pada tahun 2007: S enteritidis (16.9%) S typhimurium (16%) S enteritidis heidelberg (3.9%) S enteritidis newport (10.4%) S enterica serotype Javiana (5.5%) S enterica serotype I 4,5,12:i: (5.7%) S enteritidis montevideo (3.4%) Patogenesis dan Patofisiologi1,2 Perkiraan jumlah dari bakteri yang harus masuk ke dalam tubuh untuk menyebabkan suatu tanda dan gejala pada orang yang sehat sekitar 106-108 organisme. Asam lambung menghambat multiplikasi dari Salmonella dan banyak organism bakteri ini yang terbunuh pada pH asam lambung kurang atau sama dengan 2. Aklorhidria, obat-obatan penetral asam, cepatnya pengosongan lambung akibat gastrektomi atau gastroenterostomy dapat menyebabkan mudahnya bakteri ini untuk masuk mencapai usus halus. Anak yang baru lahir biasanya memiliki hipoklorhidria dan pengosongan lambung yang cepat sehingga dapat mempermudah untuk infeksi bakteri ini. Ketika mereka mencapai usus halus dan usus besar, kemampuan untuk multiplikasi dan menyebabkan infeksi bergantung pda dosis infeksinya karena harus melawan normal flora pada usus. Setelah berhasil melawan normal flora usus, maka bakteri ini dapat masuk ke dalam sel epitel usus. Interaksi antara bakteri ini dan epitel menyebabkan terjadinya inflamasi yang menyebabkan terjadinya pengeluaran sel-sel radang termasuk sitokin, kemokin, neutrofil, makofag, sel T dan sel B. setelah masuk ke dalam lapisan epitel, bakteri melakukan replikasi di dalam peyer patches, nodus limfa mesenterikus dan juga limpa. Sesaat setelah melakukan kolonisasi bakteri memiliki kemampuan untuk menyebar ke dalam paru-paru, kantung empedu, ginjal atau sistem saraf pusat melalui darah.. Spesies yang menyebabkan non thypoid akan cenderung menghasilkan respon local karena mereka kurang memiliki faktor virulensi terhadap manusia. Namun Salmonella yang dapat menyebabkan Thypus berkembang lebih invasive dan menghasilkan bakteremia. Dari sinilah muncul adanya demam. Derajat keparahan dari penyakit yang muncul bergantung kepada jenis Salmonella penginfeksinya, jumlah organismenya dan faktor dari host itu sendiri. Telur, ayam dan sea food adalah penyebab umum dari infeksi ini. Secara singkat perjalanan dari Salmonella di dalam tubuh manusia seperti berikut: pertama mikroorganisme melakukan kolonisasi di dalam usus halus maupun besar setelah berhasil melewati asam lambung. Setelah itu mereka akan melakukan invasi masuk ke dalam sel epitel mukosa usus dan akan melalukan invasi ke dalam lamina propria. Disinilah mereka menyebabkan suatu proses peradangan sehingga akan masuklah infiltrate sel-sel radang. Setelah itu, bakteri ini dapat menghasilkan toksin juga yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mukosa. Lalu, bakteri ini
4

akan melakukan invasi ke dalam plak peyeri (thypi type), sehingga dapat melakukan penyebaran melalui KGB mesenterium. Nekrosis dapat muncul sebagai akibat toksin yang dihasilkan oleh bakteri ini dan juga dapat menyebabkan terjadinya ulkus. Eristrosit dan plasma pun keluar ke dalam lumen dan menyebabkan tinja bercampur darah. Tanda dan Gejala2 Secara umum Salmonellosis menyebabkan dua penyakit pada manusia yaitu gastroenteritis dan tifus/demam enteric Gastroenteritis Diare cair Keram perut Mual Muntah Typhoid Fever Demam hingga 39-40 derajat Celsius Bradikardia Hepatosplenomegaly Munculnya rose spot setelah minggu kedua penyakit ini muncul Sering diawali dengan konstipasi namun dilanjutkan oleh diare berdarah Komplikasi2 Komplikasi pertama yang sering muncul adalah dehidrasi yang dapat berujung pada shock. Hal ini paling sering disebabkan karena diare. Selain itu perforasi usus pun dapat terjadi pada keadaan infeksi yang berat dari bakteri ini. 3. KESIMPULAN Bila dilihat dari gejala yang dialami Budi di dalam pemicu dapat dicuigai anak tersebut terkena infeksi bakteri terutama Shigella. Hal ini diperkuat dengan tanda dan gejala yang muncul seperti disentri yang diawali dengan diare, terdapatnya demam dan tenesmus. Namun diagnosis dapat ditegakkan dengan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk menemukan agen infeksiusnya.

DAFTAR PUSTAKA 1. Jawetz, Melnick, Adelbergs. Medical Microbiology. 24th Ed. 2007; The Mc GrawHill: USA. 2. Kliegman RM, Marcdante KJ, Jenson HB, Behrman RE. Nelson Essential of Pedaitric. 5th ed. Elsevier. Pg. 1182-1193. 3. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simandibrata M, Setiati S. Buku Ajar IPD. 2009: Interna Publishing; Jakarta. Pg. 562-563.

You might also like