You are on page 1of 38

1

KAJIAN TEORI EKSPOSITORI DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG A. Asal Usul Metode Ekspositori Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung. Penggunaan metode ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran. Metode ekspositori sering dianalogikan dengan metode ceramah, karena sifatnya sama-sama memberikan informasi. Pada umumnya guru lebih suka menggunakan metode ceramah dikombinasikan dengan metode tanya jawab. Metode ceramah banyak dipilih karena mudah dilaksanakan dengan persiapan yang sederhana, hemat waktu dan tenaga, dengan satu langkah langsung bisa menjangkau semua siswa dan dapat dilakukan cukup di dalam kelas. Menurut Popham & Baker (1992 : 79) menjelaskan bahwa setiap penyajian informasi secara lisan dapat disebut ceramah. Penyajian ceramah yang bersifat formal dan biasanya berlangsung selama 45 menit maupun yang informal yang hanya berlangsung selama 5 menit. Ceramah tidak dapat dikatakan baik atau buruk, tetapi penyampaian ceramah harus dinilai menurut tujuan penggunaannya. Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2000 : 13) metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajara dengan komunikasi lisan. Metode ceramah

lebih efektif dan efisien untuk menyampaikan informasi dan pengertian. Menurut Margono (1989 : 30) mengemukakan bahwa metode ceramah adalah metode mengajar yang menggunakan penjelasan verbal. Komunikasi bersifat satu arah dan sering dilengkapi dengan alat bantu audio visual, demonstrasi, tanya jawab, diskusi singkat dan sebagainya. Lebih lanjut. Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2000 : 13) mengemukakan bahwa agar metode ceramah efektif perlu dipersiapkan langkah-langkah sebagai berikut: a) merumuskan tujuan instruksional khusus yang luas, b) mengidentifikasi dan memahami karakteristik siswa, c) menyusun bahan ceramah dengan menggunakan bahan pengait (advance organizer), d) menyampaikan bahan dengan memberi keterangan singkat dengan menggunakan papan tulis, memberikan contohcontoh yang kongkrit dan memberikan umpan balik (feed back), memberikan rangkuman setiap akhir pembahasan materi, e) merencanakan evaluasi secara terprogram. Metode retitasi adalah metode pembelajaran yang lebih dikenal dengan istilah pekerjaan rumah. Meskipun sebutan ini tidak seluruhnya benar. Metode tanya jawab digunakan bersama dengan metode ceramah, untuk merangsang kegiatan berfikir siswa, dan untuk mengetahui keefektifan pengajarannya, sebagai mana diutarakan. Menurut Popham & Baker (1992 : 89). Penerapan metode tanya jawab guru dapat mengatur bagian-bagian penting yang perlu mendapat perhatian khusus. Dalam proses pembelajaran dengan metode ceramah harus peka terhadap respon siswa. Menurut Skiner dalam Driscoll (1994 : 30) menjelaskan bahwa diskripsi hubungan antara stimulan dan respon tidaklah sesederhana yang diperkirakan, melainkan stimulan yang diberikan berinteraksi satu dengan lainnya, dan interaksi ini artinya mempengaruhi respon yang diberikan juga menghasilkan berbagai konsekwensi yang akan mempengaruhi tingkah laku siswa. Untuk menciptakan terjadinyan interaksi, menarik perhatian siswa dan melatih keterampilan siswa, metode ceramah biasanya dikombinasikan dengan metode tanya jawab dan pemberian tugas. Resitasi atau tugas dapat pula dikerjakan di luar rumah ataupun di dalam laboratorium. Menurut Pasaribu mengemukanan bahwa metode resitasi

mempunyai tiga fase, yaitu : a) guru memberi tugas, b) siswa melaksakan tugas, dan c) siswa mempertanggung-jawabkan pada guru apa yang telah dipelajari (Sutomo, 2003: 45). Menurut Sujadi (1983 : 3), di dalam pembelajaran matematika penggunaan metode ceramah dan tanya jawab tersebut masih ditambah dengan pemberian contoh-contoh berupa gambar-gambar, model bangunan, dan contoh rumus-rumus beserta penggunaannya. Guru menjelaskan materi dengan bantuan gambar atau model, untuk mempermudah penanaman konsep bangun datar dan ruang. Menurut Percival dan Elington dalam Yeni Indrastoeti S.P (1999 : 43) menamakan model konvensional ini dengan model pembelajaran yang berpusat pada guru (the Teacher Centered Opproach). Dalam model pembelajaran yang berpusat pada guru hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan penuh oleh guru. Seluruh sistem diarahkan kepada rangkaian kejadian yang rapi dalam lembaga pendidikan, tanpa ada usaha untuk mencari dan menerapkan strategi belajar yang berbeda sesuai dengan tema dan kesulitan belajar setiap individu. Menurut Somantri (2001 : 45) membedakan metode ekspositori dan metode ceramah. Dominasi guru dalam metode ekspositori banyak dikurangi. Guru tidak terus bicara, informasi diberikan pada saat-saat atau bagianbagian yang diperlukan, seperti di awal pemebelajaran, menjelaskan konsepkonsep dan prinsip baru, pada saat memberikan contoh kasus di lapangan dan sebaginya. Metode ekspositori adalah suatu cara menyampaikan gagasan atau ide dalam memberikan informasi dengan lisan atau tulisan. Menurut Herman Hudoyo(1998 : 133) metode ekspositori dapat meliputi gabungan metode ceramah, metode drill, metode tanya jawab, metode penemuan dan metode peragaan. Menurut Pentatito Gunawibowo (1998 : 6.7) dalam pembelajaran menggunakan metode ekspositori, pusat kegiatan masih terletak pada guru. Dibanding metode ceramah, dalam metode ini dominasi guru sudah banyak

berkurang. Tetapi jika dibanding dengan metode demonstrasi, metode ini masih nampak lebih banyak. Kegiatan guru berbicara pada metode ekspositori hanya dilakukan pada saat-saat tertentu saja, seperti pada awal pembelajaran, menerangkan materi, memberikan contoh soal. Kegiatan siswa tidak hanya mendengarkan, membuat catatan, atau memperhatikan saja, tetapi mengerjakan soal-soal latihan, mungkin dalam kegiatan ini siswa saling bertanya. Mengerjakan soal latihan bersama dengan temannya, dan seorang siswa diminta mengerjakan di papan tulis. Saat kegiatan siswa mengerjakan latihan, kegiatan guru memeriksa pekerjaan siswa secara individual dan menjelaskan kembali secara individual. Apabila dipandang masih banyak pekerjaan siswa belum sempurna, kegiatan tersebut diikuti penjelasan secara klasikal. Menurut David P. Ausebul dalam Pentatito Gunowibowo (1998:6.7) menyebutkan bahwa metode ekspositori merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien dalam menanamkan belajar bermakna. Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono (1999:172) mengatakan metode ekspositori adalah memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Peranan guru yang penting adalah 1) menyusun program pembelajaran, 2) memberi informasi yang benar, 3) pemberi fasilitas yang baik, 4) pembimbing siswa dalam perolehan informasi yang benar, dan 5) penilai prolehan informasi. Sedangkan peranan siswa adalah 1) pencari informasi yang benar, 2) pemakai media dan sumber yang benar, 3) menyelesaikan tugas dengan penilaian guru. Dari beberapa pendapat di atas, bahwa metode ekspositori yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengombinasikan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Pemberian tugas diberikan guru berupa soal-soal (pekerjaan rumah) yang dikerjakan secara individual atau kelompok. Adapun hasil belajar yang dievaluasi adalah luas dan jumlah pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang dikuasai siswa. Pada umumnya alat evaluasi hasil belajar yang digunakan adalah tes yang telah dibakukan atau tes buatan guru.

B.

Asal Usul Model Pembelajaran Langsung Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction ) merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut guru sebagai model yang menarik bagi siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa secara langkah demi langkah ( Anonim, 2005 ) Model pembelajaran langsung bertumpu pada prinsip prinsip psikologi perilaku dan teori belajar sosial Bandura khususnya tentang permodelan ( modelling ). Menurut Bandura ( Indana, 2002 ) ; belajar yang dialami manusia sebagian besar diperoleh dari suatu permodelan, meniru perilaku dan pengalaman Vicarious ( keberhasilan dan kegagalan ) orang lain. Pada penerapan model pembelajaran langsung, sebagian besar tugas guru adalah membentu siswa memperoleh pengetahuan prosedural, yakni, bagaimana melakukan sesuatu dan membantu siswa untuk memahami pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu ( dapat diungkapkan dengan kata kata ). Model pembelajaran langsung, selain efektif untuk digunakan oleh siswa menguasai suatu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural maka juga efektif digunakan untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa ( Indana, 2003 ). Starling ( dalam Kardi & Nur, 2000 ) melaporkan bahwa penampilan guru pada 166 kelas yang diamati kemudian siswanya diuji, maka terjadi peningkatan hasil belajar matematika setelah diajar pengajaran langsung.

C.

Kajian Teori Metode Ekspositori Ekspositori merupakan suatu metode/teknik pembelajaran matematika. Dalam kegiatan belajar mengajar dengan metode ekspositori, pembelajaran terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (direct method) dan siswa dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan guru. Biasanya guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan yang dikenal dengan istilah ceramah. Dalam metode ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat

informasi yang telah diberikan guru, serta mengungkapkan kembali apa yang dimiliki melalui respon yang ia berikan pada saat diberikan pertanyaan oleh guru. Komunikasi yang digunakan dalam interaksinya dengan siswa mengunakan komunikasi satu arah. Oleh sebab itu kegiatan belajar siswa kurang optimal, sebab terbatas kepada mendengarkan uraian guru, mencatat dan sekali-sekali bertanya kepada guru. Guru yang kreatif biasanya dalam memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa mengunakan alat bantu seperti gambar, bagan, grafik, dan lain-lain. Dalam metode ini menunjukan bahwa guru berperan lebih aktif, lebih banyak melakukan aktivitas dibandingkan siswanya, karena guru telah mengelolah dan mempersiapkan bahan ajar secara tuntas, sedangkan siswa berperan pasif tanpa banyak melakukan pengolahan bahan. Pada metode ekspositori dominasi guru banyak berkurang, karena tidak terus menerus bicara. Guru berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal, menjawab pertanyaan siswa, dan sebagainya. Siswa tidak hanya mendengar dan mencatat. Tetapi juga membuat soal latihan dan bertanya jika tidak mengerti. Guru dapat memeriksa pekerjaan siswa secara individual, menjelaskan lagi kepada siswa secara individual atau klasikal. Metode ekspositori membawa siswa belajar lebih aktif dan bermakna sehingga dapat menjadi metode yang efektif dan efisien daripada metode ceramah. Melihat perbedaan perbedaan diatas, cara pembelajaran matematika yang pada umumnya digunakan para guru matematika adalah lebih tepatnya mengunakan metode ekspositori daripada metode ceramah. Beberapa penelitian diamerika menyatakan metode ekspositori

merupaka cara mengajar yang paling efektif dan efisien. Demikian pula keyakinan sementara ahli teori belajar-mengajar David P. Ausubel

berpendapat bahwa metode ekspositori yang baik merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efesien dalam menanamkan belajar bermakana: Ausubel membedakan belajar menjadi: a. Belajar dengan menerima (reception learning) b. Belajar melalui penemuan ( discovery learning). D. Kajian Teori Model Pembelajaran Langsung Direct Instruction atau directive instruction, dibahasaIndonesiakan menjadi pembelajaran langsung, digunakan oleh para peneliti untuk merujuk pada pola-pola pembelajaran di mana guru banyak menjelaskan konsep atau keterampilan kepada sejumlah kelompok siswa dan menguji keterampilan siswa melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan arahan guru. Dengan demikian, tujuan pembelajaran distrukturkan oleh guru. Sementara itu, menurut Roy Killen (1998:2), direct instruction merujuk pada berbagai teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas. Pendekatan dalam model pembelajaran ini berpusat pada guru di mana guru menyampaikan isi akademik dalam format yang sangat terstruktur, mengarahkan kegiatan para siswa, dan mempertahankan focus pencapaian akademik. Tujuan utama pembelajaran langsung (direktif) adalah untuk

memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa. Beberapa temuan dalam teori perilaku di antaranya adalah pencapaian siswa yang dihubungkan dengan waktu yang digunakan oleh siswa dalam belajar/tugas dan kecepatan siswa untuk berhasil dalam mengerjakan tugas sangat positif. Dengan demikian, model pembelajaran langsung dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar terstruktur dan berorientasi pada pencapaian akademik. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dalam melakukan tugasnya, guru dapat

menggunakan berbagai media, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan, dsb. Informasi yang dapat disampaikan dengan strategi direktif dapat berupa pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu atau pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Dengan demikian pembelajaran langsung dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru. Model ini sangat cocok jika guru menginginkan siswa menguasai informasi atau keterampilan tertentu. (Gerten, Taylor & Graves, 1999), akan tetapi jika guru menginginkan siswa belajar menemukan konsep lebih jauh dan melatihkan keterampilan berpikir lainnya, maka model ini kurang cocok. E. Aplikasi Metode Ekspositori Metode pembelajaran ekspositori dalam pengaplikasiannya ( penerapannya ) sama halnya dengan metode pembelajaran snow balling ( metode pembelajaran bola salju ), Dalam rangka mengaktifkan siswa dalam pembelajaran perlu diupayakan dengan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi. Salah satu metode pembelajaran yang bisa mengaktifkan siswa adalah metode snow balling. Dinamakan metode snow balling dikarenakan dalam pembelajaran siswa melakukan tugas individu kemudian berpasangan. Dari pasangan tersebut kemudian mencari pasangan yang lain sehingga semakin lama anggota kelompok semakin besar bagai bola salju yang menggelinding. Metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari siswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok yang lebih kecil berangsurangsur kepada kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara kelompok. Langkah langkah penerapan :

1. Sampaikan topik materi yang akan diajarkan. 2. Minta siswa untuk menjawab secara berpasangan. 3. Setelah siswa yang bekerja berpasangan tadi mandapatkan jawaban, pasangan tadi digabung dengan pasangan di sampingnya. Dengan demikian terbentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang. 4. Kelompok berempat ini bekerja mengerjakan tugas yang sama seperti dalam kelompok 2 orang. Tugas ini dapat dilakukan dengan membandingkan jawaban kelompok 2 orang dengan kelompok 2 orang lainnya. dalam kegiatan ini perlu dipertegas bahwa jawaban harus disepakati oleh semua anggota kelompok yang baru. 5. Setelah kelompok berempat ini selesai mengerjakan tugas, setiap kelompok digabung lagi dengan kelompok berempat lainnya. Dengan demikian sekarang setiap kelompok baru beranggotakan 8 orang. 6. Yang dikerjakan pada kelompok baru ini sama dengan tugas pada langkah ke 4 diatas. Langkah ini dapat dilanjutkan sesuai dengan jumlah siswa dan waktu yang tersedia. 7. Masing masing kelompok diminta menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. 8. Guru akan membandingkan hasil dari masing-masing kelompok kemudian memberikan ulasan ulasan yang dianggap perlu. F. Aplikasi Model Pembelajaran Langsung Anda jangan berharap akan sukses dalam pembelajaran yang Anda berikan jika tidak direncanakan dengan baik. Hal ini bukan berarti Anda selalu harus menuliskan secara rinci hal-hal yang akan diajarkan dalam format tertentu (walaupun ini gagasan yang baik). Namun, Anda sebagai guru tetap harus bekerja melalui langkah-langkah yang berurutan dan membuat catatan yang diperlukan untuk mengimplementasikan rencana Anda ke dalam tindakan. Berikut ini langkah-langkah perencanaan umum yang dapat digunakan :

10

1. Perjelas tujuan pembelajaran dalam topik pelajaran yang Anda pilih. Perumusan tujan adalah hal yang mendasar, karena pertama, rumusan tujuan akan mengarahkan persiapan mengajar Anda. Kedua, Anda dapat menginformasikan kepada siswa Anda mengapa setiap topik/konsep penting dipelajari. Untuk memperjelas tujuan pelajaran, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut: a. Apa yang akan siswa Anda ketahui atau yang dapat mereka kuasai di akhir pelajaran? b. Bagaimana pelajaran ini berhubungan dengan pelajaran sebelumnya atau dengan bagaimana pelajaran ini berhubungan dengan topik lain yang telah dipelajari siswa? c. Prasyarat pengetahuan apa yang diperlukan siswa untuk memahami pelajaran ini? d. Apa yang diharapkan dikerjakan siswa setelah mempelajari pelajaran (bacaan tambahan, PR, kerja praktikum)? e. Bagaimana Anda akan mengembangkan pelajaran ini pada pelajaran berikutnya? 2. Rumuskan/tetapkan hasil belajar yang Anda harapkan dari siswa Anda setelah mempelajari topik pelajaran. Hasil belajar adalah pernyataan mengenai kemampuan-kemampuan siswa Anda yang diharapkan dapat dikuasai atau diunjukkerjakan setelah akhir pelajaran. 3. Tentukan hambatan-hambatan (waktu dan sumber belajar) yang mungkin dihadapi. Beberapa hambatan mungkin dapat Anda hadapi ketika akan mengajar, misalnya keterbatasan sumber belajar, keragaman karakteristik siswa, konteks yang berhubungan dengan waktu pembelajaran (jadwal

11

pembelajaran pada siang hari). Semua hambatan hendaknya diantisipasi karena dapat mempengaruhi proses pembelajaran. 4. Pilih isi materi pelajaran yang akan Anda sampaikan. Materi pelajaran merupakan hal pokok yang harus Anda tentukan sebelum mengajar sejalan dengan perumusan hasil belajar yang Anda harapkan dapat dikuasai oleh siswa Anda. Seringkali Anda perlu memilih contoh-contoh tambahan untuk mendukung informasi yang akan disampaikan kepada siswa. Anda sebaiknya tidak selalu berasumsi bahwa siswa Anda akan mengerti contoh-contoh yang diberikan. 5. Organisasikan isi materi pelajaran ke dalam urutan yang sistematis. Setelah Anda memilih materi pelajaran yang akan disampaikan, materi pelajaran tersebut disusun kedalam urutan yang sistematis untuk disampaikan kepada siswa. Siswa akan mengasimilasi materi pelajaran lebih mudah bila terstruktur dengan baik. Ketika Anda memutuskan bagaimana cara mempresentasikan bahan pelajaran, ikuti prinsip-prinsip umum pengorganisasian berikut. a. Yakinkan bahwa siswa Anda mengerti setiap tujuan pelajaran yang Anda rumuskan. b. Jelaskan ide ide Anda secara sederhana agar mudah dimengerti. c. Bantu siswa Anda agar membuat hubungan antara pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang akan mereka pelajari, dan dengan beberapa bagian informasi baru yang akan Anda jelaskan. d. Pilah pilah materi ke dalam bagian-bagian kecil, tetapi dapat digabungkan secara keseluruhan secara bermakna. e. Gunakan analogi dan contoh-contoh untuk membantu siswa mengerti.

12

f. Berikan rangkuman pada bagian-bagian yang penting dari pelajaran. g. Jika memungkinkan, gunakan gambar gambar grafik, diagram, model untuk mendukung penyajian pelajaran. 6. Tentukan metode yang cocok untuk menyajikan materi pelajaran atau untuk melibatkan siswa dalam belajar. Anda harus mengetahui betul tujuan atau hasil belajar yang diharapkan dapat dikuasai siswa setelah pelajaran selesai dan tentu materi utama yang akan Anda sampaikan sebelum Anda memutuskan strategi atau model pembelajaran atau metode pembelajaran yang akan dipilih. Strategi, model, dan metode yang akan Anda gunakan akan membantu siswa Anda mencapai tujuan pelajaran. 7. Tentukan bagaimana Anda akan mengases siswa Anda apakah mereka sudah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Cara Anda melaksanakan asesmen harus berhubungan dengan hasil belajar atau tujuan yang ingin dicapai oleh siswa Anda. Oleh karena itu metode dan instrumen asesmen harus bisa mengukur tujuan yang telah Anda rumuskan. 8. Rencanakan bagaimana Anda akan mengevaluasi keberhasilan proses siswaan Anda, sehingga Anda dapat memutuskan apakah harus melengkapi atau memodifikasi Evaluasi pembelajaran adalah proses membuat keputusan mengenai kualitas dan nilai dari pembelajaran yang telah Anda lakukan. Cara memperoleh data untuk membuat evaluasi dapat dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan kepada siswa atau secara informal dari perbincangan dengan siswa ketika meminta umpan balik. Evaluasi dapat Anda lakukan dari refleksi hasil pembelajaran. Hasi evaluasi pembelajaran dapat meningkatkan pembelajaran Anda ke arah yang lebih baik. G. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ekspositori
1.

Kelebihan Metode Ekspositori

13

Dapat menempung kelas besar Dengan strategi ekspositori, guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran. Guru dapat menentukan hal-hal yang dianggap penting Guru dapat memberikan penjelasan-penjelasan secara individual maupun klasikal.


2.

Selain siswa dapat mendengar melalui penuturan ,siswa juga bisa melihat atau mengobservasi. Dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa sangat luas,sementara waktu yang disediakan cukup terbatas.

Kelemahan Metode Ekspositori Metode ini tidak menekankan penonjolan aktivitas fisik seperti aktivitas mental siswa, sehingga siswa yang terlalu banyak mengikuti pembelajaran (kegiatan belajar mengajar) dengan metode ekspositori cenderung tidak aktif dan tidak kreatif. Kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran). Pengetahuan yang didapat dengan metode ekspositori cepat hilang, karena seringkali siswa kurang terlibat daam pembelajaran. Kepadatan konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat berakibat siswa tidak menguasai bahan pelajaran yang diberikan. Keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada persiapan guru,baik persiapan,pengetahuan,semangat,antusiasme,motivasi dan berbagai kemampuan yang lain. Karena lebih banyak disampaikan melalui ceramah,maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam sosialisasi,serta kemampuan berpikir kritis Karena lebih banyak satu arah,maja kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan terbatas pula.

14

H.

Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung


1. Kelebihan model pembelajaran langsung

Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil. Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.

Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.

Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur. Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran secara jelas. Waktu untuk berbagai kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat

2.Kelemahan model pembelajaran langsung Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa. karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan

15

terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.

PENUTUP
A. KESIMPULAN I. Asal Usul Metode Ekspositori Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan

16

konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung. Penggunaan metode ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran. Metode ekspositori sering dianalogikan dengan metode ceramah, karena sifatnya sama-sama memberikan informasi. II. Asal Usul Model Pembelajaran Langsung Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction ) merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut guru sebagai model yang menarik bagi siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa secara langkah demi langkah ( Anonim, 2005 ). Model pembelajaran langsung bertumpu pada prinsip prinsip psikologi perilaku dan teori belajar sosial Bandura khususnya tentang permodelan ( modelling ). Menurut Bandura ( Indana, 2002 ) ; belajar yang dialami manusia sebagian besar diperoleh dari suatu permodelan, meniru perilaku dan pengalaman Vicarious ( keberhasilan dan kegagalan ) orang lain. Pada penerapan model pembelajaran langsung, sebagian besar tugas guru adalah membentu siswa memperoleh pengetahuan prosedural, yakni, bagaimana melakukan sesuatu dan membantu siswa untuk memahami pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu ( dapat diungkapkan dengan kata kata ). III. Kajian Teori Metode Ekspositori

17

Ekspositori

merupakan

suatu

metode/teknik

pembelajaran

matematika. Dalam kegiatan belajar mengajar dengan metode ekspositori, pembelajaran terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (direct method) dan siswa dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan guru. Biasanya guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan yang dikenal dengan istilah ceramah. Dalam metode ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat informasi yang telah diberikan guru, serta mengungkapkan kembali apa yang dimiliki melalui respon yang ia berikan pada saat diberikan pertanyaan oleh guru. Beberapa penelitian diamerika menyatakan metode ekspositori merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien. Demikian pula keyakinan sementara ahli teori belajar-mengajar David P. Ausubel berpendapat bahwa metode ekspositori yang baik merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efesien dalam menanamkan belajar bermakana: Ausubel membedakan belajar menjadi: a. Belajar dengan menerima (reception learning) b. Belajar melalui penemuan ( discovery learning).

IV. Kajian Teori Model Pembelajaran Langsung Direct Instruction atau directive instruction, dibahasa Indonesiakan menjadi pembelajaran langsung, digunakan oleh para peneliti untuk merujuk pada pola-pola pembelajaran di mana guru banyak menjelaskan konsep atau keterampilan kepada sejumlah

18

kelompok

siswa

dan

menguji

keterampilan siswa melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan arahan guru. Dengan demikian, tujuan pembelajaran distrukturkan oleh guru. Sementara itu, menurut Roy Killen (1998:2), direct instruction merujuk pada berbagai teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas. Pendekatan dalam model pembelajaran ini berpusat pada guru di mana guru menyampaikan isi akademik dalam format yang sangat terstruktur, mengarahkan kegiatan para siswa, dan mempertahankan focus pencapaian akademik. V. Aplikasi Metode Ekspositori Metode pembelajaran ekspositori dalam pengaplikasiannya ( penerapannya ) sama halnya dengan metode pembelajaran snow balling ( metode pembelajaran bola salju ), Dalam rangka mengaktifkan siswa dalam pembelajaran perlu diupayakan dengan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi. Salah satu metode pembelajaran yang bisa mengaktifkan siswa adalah metode snow balling. Metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari siswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok yang lebih kecil berangsur-angsur kepada kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara kelompok. Langkah-langkah penerapan: 1. Sampaikan topik materi yang akan diajarkan. 2. Minta siswa untuk menjawab secara berpasangan.

19

3. Setelah siswa yang bekerja berpasangan tadi mandapatkan jawaban, pasangan tadi digabung dengan pasangan di sampingnya. Dengan demikian terbentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang. 4. Kelompok berempat ini bekerja mengerjakan tugas yang sama seperti dalam kelompok 2 orang. Tugas ini dapat dilakukan dengan membandingkan jawaban kelompok 2 orang dengan kelompok 2 orang lainnya. dalam kegiatan ini perlu dipertegas bahwa jawaban harus disepakati oleh semua anggota kelompok yang baru. 5. Setelah kelompok berempat ini selesai mengerjakan tugas, setiap kelompok digabung lagi dengan kelompok berempat lainnya. Dengan demikian sekarang setiap kelompok baru beranggotakan 8 orang. 6. Yang dikerjakan pada kelompok baru ini sama dengan tugas pada langkah ke-4 di atas. Langkah ini dapat dilanjutkan sesuai dengan jumlah siswa dan waktu yang tersedia. 7. Masing-masing kelompok diminta menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. 8. Guru akan membandingkan hasil dari masing-masing kelompok kemudian memberikan ulasan-ulasan yang dianggap perlu. VI. Aplikasi Model Pembelajara Langsung Anda jangan berharap akan sukses dalam pembelajaran yang Anda berikan jika tidak direncanakan dengan baik. Hal ini bukan berarti Anda selalu harus menuliskan secara rinci hal-hal yang akan diajarkan dalam format tertentu (walaupun ini gagasan yang baik). Namun, Anda sebagai guru tetap harus bekerja melalui langkah-langkah yang berurutan dan membuat catatan yang diperlukan untuk mengimplementasikan rencana Anda ke dalam tindakan. Berikut ini langkah-langkah perencanaan umum yang dapat digunakan : 1. Perjelas tujuan pembelajaran dalam topik pelajaran yang Anda pilih.

20

2. Rumuskan/tetapkan hasil belajar yang Anda harapkan dari siswa Anda setelah mempelajari topik pelajaran. 3. Tentukan hambatan-hambatan (waktu dan sumber belajar) yang mungkin dihadapi. 4. Pilih isi materi pelajaran yang akan Anda sampaikan. 5. Organisasikan isi materi pelajaran ke dalam urutan yang sistematis. 6. Tentukan metode yang cocok untuk menyajikan materi pelajaran atau untuk melibatkan siswa dalam belajar. 7. Tentukan bagaimana Anda akan mengases siswa Anda apakah mereka sudah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 8. Rencanakan bagaimana Anda akan mengevaluasi keberhasilan proses siswaan Anda, sehingga Anda dapat memutuskan apakah harus melengkapi atau memodifikasi Evaluasi pembelajaran adalah proses membuat keputusan mengenai kualitas dan nilai dari pembelajaran yang telah Anda lakukan.

VII. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ekspositori Kelebihan Metode ekspositori Dapat menempung kelas besar Dengan strategi ekspositori,guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran.

21

Guru dapat menentukan hal-hal yang dianggap penting Guru dapat memberikan penjelasan-penjelasan secara individual maupun klasikal.

Selain siswa dapat mendengar melalui penuturan ,siswa juga bisa melihat atau mengobservasi. Dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa sangat luas,sementara waktu yang disediakan cukup terbatas.

Kelemahan Metode ekspositori Metode ini tidak menekankan penonjolan aktivitas fisik seperti aktivitas mental siswa, sehingga siswa yang terlalu banyak mengikuti pembelajaran (kegiatan belajar mengajar) dengan metode ekspositori cenderung tidak aktif dan tidak kreatif. Kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran). Pengetahuan yang didapat dengan metode ekspositori cepat hilang, karena seringkali siswa kurang terlibat daam pembelajaran. Kepadatan konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat berakibat siswa tidak menguasai bahan pelajaran yang diberikan. Keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada persiapan guru,baik persiapan,pengetahuan,semangat,antusiasme,motivasi dan berbagai kemampuan yang lain. Karena lebih banyak disampaikan melalui ceramah,maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam sosialisasi,serta kemampuan berpikir kritis Karena lebih banyak satu arah,maja kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan terbatas pula. VIII. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung Kelebihan model pembelajaran langsung

22

Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil. Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.

Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.

Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur. Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran secara jelas. Waktu untuk berbagai kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat

Kelemahan model pembelajaran langsung Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa. karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.

23

DAFTAR PUSTAKA Silberman, Melvin.2009.Active Learning. Bandung : Nusamedia. Parratore,Phil.2005.Terampil Sains untuk Kelas Belajar Siswa Aktif. Jakarta : Nuansa. Silberman, Mel.2007.Active Learning.Yogyakarta : Pustaka Insan. Syaiful, Sagala.2004.Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung : Alfabeta. Wina, Sanjaya.2009.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta : Kencana Prenada Media Group. http://www.Metode Ekspositori.com.

24

http://www.Model Pembelajaran Langsung.com.

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

You might also like