You are on page 1of 4

Pengertian Gerak Dalam Olahraga

ALAT PERMAINAN EDUKATIF ANAK USIA DINI PERTIMBANGAN DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF APE didesain untuk kepntingan pendidikan, yaitu upaya mengoptimalkan potensi kemanusiaan serta peserta didik. karena itu, kita tidak bisa memilih APE secara sembarangan dan asal sebab pada akhirnya hal ini justru dapat kontraproduktif dengan tujuan pendidikan itu sendiri. terkait dengahal ini, ada beberpa hal yang perlu diperahatikan dalam memilih bahan dan peralatan belajar dan bermain anak, antara lain : ditunjukan untuk AUD, dapat berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan anak. alat permainan edukatif harus dirancang sesuai dengan rentang usia AUD. contoh puzzle yang dibuat dengan sesuai usia anak. aspek-aspek perkembangan yang dapat dikembangkan adalah aspek fisik motorik (halus dan kasar) emosi,sosial,bahasa,kognitif dan moral dapat digunakan dengan berbagai cara, bentuk (multiguna. meski APE memiliki kekhususan untuk mengembangkan aspek perkembangan tertentu, akan tetapu APE tersebut juga dapat meningkatkan lebih dari satu aspek perkembangan. contohnya : balok bangunan dengan berbagai warna,macam bentuk dapat disusun sesuai dengan kehendak anak. aman bagi anak. APE dirancang dengan memperhatikan tingkat keamanan dan keselamatan anak, mislanya dalam penggunaan cat. yang dimana cat yang digunakan tidak mengandung racun dan tidak mudah mengelupas. jika menggunakan sudut mainan tidak runcing melainkan tumpul agar tidak membahayakan anak. dirancang untuk ... Read More pengertian dan karateristik anak usia dini Pengertian dan Karakteristik Anak Usia Dini Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14). Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut. Ada berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK diantaranya oleh Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough (dalam Masitoh dkk., 2005: 1.12 1.13) sebagai berikut. Anak bersifat unik. Anak mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan. Anak bersifat aktif dan enerjik. Anak itu egosentris. ... Read More Pintar dan Cerdas Tidak Selalu Angka Pintar dan cerdas tidak selalu angka. Sulit untuk para penddik menjelaskan dan membuat para orang tua yang ingin anaknya pandai atau berprestasi dalam hal kognitif atau pelajaran exact saja. Namun, sayangnya ada pula pendidik yang masih menilai kepintaran muridnya hanya melihat dari angka yang didapatnya ketika mengerjakan latihan soal atau ulangan, khusus untuk anak usia dini mungkin dilihat dari kecepatan muridnya dapat menulis. Banyaknya para pendidik dna orang tua yang masih menginiginkan anaknya sudah dapat menulis, membaca dan berhitung di waktu TK atau waktu yang masih terlalu kecil seperti dibawah usia 6 tahun. Apalagi orang tua selalu lebih bangga jika anknya pandai dalam hal matematika, parahnya orang tua terkadang tidak dapat melihat bakat dari anaknya. Pada saat lahir anak memiliki potensi yang diwariskan oleh orang tuanya (apitude) baik fisik maupun psikis. Namun faktor bawaan ini hanya dapat berkembang ketika mendapat rangsangan dari lingkungannya. Namun sampai sekarang belum diketahui seberapa besar pembawaan ikut andil dalam perkembangan individu, kedua faktor tersebut lingungan dan pembawaan berpengaruh secara signifikan (developmentally interface). Pada dasarnya setiap individu berbeda satu dengan yang lain, tidak ada satu manusiapun yang memiliki ciri dan gaya belajar yang sama. Setiap individu memiliki laju kecepatan belajar yang

1/4

berbeda, untuk itulah ... Read More mengoptimalkan kecerdasan pada masa golden years MENGOPTIMALKAN KECERDASAN PADA MASA GOLDEN YEARS Pada masa golden years pembenntukan system saraf secara mendasar sudah terjadi. Pada masa ini , terjadi hubungan antara sel-sel saraf. Pada masa ini , perkembangan otak terjadi secara keseluruhan pada keempat bagian otak termask pada masing-masig belahan otak. Belahan inilah yang akan enyipan kemampua-kemampuan anak yang berbeda yakni pada otak kanan dan otak kiri.Otak kiri berhubungan dengan tangan, kaki, dan tubuh bagian kanan. Otak kiri mengendalikan aktivitas yang bersifat teraatur, berurutan, rinci, sistematis , misalnya membaca,menulis dan menghitung. Otak kanan berhubungan dengan tangan , kaki, dan tubuh sebelah kiri. Otak kanan mengendalian aktivitas yang bersifat berfikir divergen (meluas) , imajinasi, ide-ide, kreativitas, emosi, musik, intuisi, abstrak,bebas, dan simultan. Oleh karena itu jika menginginkan anak dengan kecerdasan multiple, latihlah kedua tangan, kaki, mata , telinga kanan dan kiri sama seringnya setiap hari, terutama sampai umur 3 tahun , aga otak kanan dan kiri berkembang optimal. Kemampuan ini harus diopimalkan dengan cara stimulasi , kebutuhan stimulasi bermain meliputi berbagai permainan yang merangsang semua indera ( pendengaran, penglihatan, sentuhan, membau, mengecap) merangsang gerakan halus dan kasar, berkomunikasi, emosi-sosial, kemandirian, berpikir dan berkreasi. Selain stimulasi, nutrisi juga merupakan factor penting, salah satu nutrisi yang pentingbagi perkembangan otak adalah asam amino. Tirosin ... Read More Makalah pembelajaran dengan pendekatan teori Konstruktivistik BAB IPENDAHULUAN1.LATAR BELAKANG Pembentukan pengetahuan menurut konstruktivistik memandang subyek aktif menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan lingkungan. Dengan bantuan struktur kognitifnya ini, subyek menyusun pengertian realitasnya. Interaksi kognitif akan terjadi sejauh realitas tersebut disusun melalui struktur kognitif yang diciptakan oleh subyek itu sendiri. Struktur kognitif senantiasa harus diubah dan disesuaikan berdasarkan tuntutan lingkungan dan organisme yang sedang berubah. Proses penyesuaian diri terjadi secara terus menerus melalui proses rekonstruksi.Yang terpenting dalam teori konstruktivisme adalah bahwa dalam proses pembelajaran, si belajarlah yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pembelajar atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa.Belajar lebih diarahkan pada experimental learning yaitu merupakan adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkrit di laboratorium, diskusi dengan teman sekelas, yang kemudian dikontemplasikan dan dijadikan ide dan pengembangan konsep baru. Karenanya aksentuasi dari mendidik dan mengajar tidak terfokus pada si pendidik melainkan pada pebelajar. Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajaran konstruktivistik, yaitu: (1) mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam kontek yang relevan, (2) mengutamakan proses, (3) menanamkan pembelajran dalam konteks pengalaman social, (4) pembelajaran dilakukan dalam ... Read More Pengertian Peserta Didik dan Kebutuhan Peserta Didik BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Peserta DidikDalam perspektif pedagogis, manusia diartikan sebagai sejenis makhluk (homo educantum) makhluk yang harus dididik ( Madyo Ekosusilo, 1993: 20 ). Menurut aspek ini manusia di kategorikan sebagai animal educabile . peserta didik dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi yang bersifat laten, sehingga dibutuhkan binaan dan bimbingan untuk mengatualisasikannya agar ia dapat menjadi manusia susila yang cakap. Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing( Madyo Ekosusilo, 1993: 20 ).. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titk optimal kemampuan fitrahnya. Dalam perspektif Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4, peserta didik

2/4

diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.Berdasarkan beberapa definisi tentang peserta didik yang disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik individu yang memiliki sejumlah karakteristik, diantaranya:1) Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga ia meruoakan insan yang unik.2) Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang. Artinya peserta didik tengah mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya secara wajar, ... Read More BERMAIN PADA ANAK USIA DINI 1. Pengertian Bermain Dunia anak adalah dunia bermain, dalam kehidupan anak-anak, sebagian besar waktunya dihabiskan dengan aktivitas bermain. Filsuf Yunani, Plato, merupakan orang pertama yang menyadari dan melihat pentingnya nilai praktis dari bermain. Anak-anak akan lebih mudah mempelajari aritmatika melalui situasi bermain. Bermain dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak. Istilah bermain diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan mempergunakan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian, memberikan informasi, memberikan kesenangan, dan dapat mengembangkan imajinasi anak Menurut Singer (dalam Kusantanti, 2004) mengemukakan bahwa bermain dapat digunakan anak-anak untuk menjelajahi dunianya, mengembangkan kompetensi dalam usaha mengatasi dunianya dan mengembangkan kreativitas anak. Dengan bermain anak memiliki kemampuan untuk memahami konsep secara ilmiah, tanpa paksaan. Bermain menurut Mulyadi (2004), secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan. Terdapat lima pengertian bermain : Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak Melibatkan peran aktif keikutsertaan anak Memilikii hubungan ... Read More MENGENAL KECERDASAN EMOSIONAL PADA ANAK USIA DINI Mengenal Kecerdasan Emosional pada anak usia dini Anak adalah aset yang amat berharga bagi orangtua sekaligus sebagai investasi nyata di masa mendatang. Setiap anak yang dilahirkan, telah membawa karakter dan sifatnya sendiri. Termasuk juga telah membawa kecerdasan intelektual yang dikenal sebagai Inteligent Question dan kecerdasan emosional yang dikenal sebagai Emotional Question. Keduanya akan sanagat mempengaruhi kepribadian, bahkan dapat juga mempengaruhi keberhasilan atau kegagalannya. Orangtua bersama para pendidik dan lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam membantu anak mengembangkan potensi kecerdasan yang dimilikinya tersebut. Kapasitas kecerdasan anak dimulai sejak usia dini. Jauh di bawah usia sekolah. Hasil penelitian Depdiknas menyebutkan pada usia 4 tahun, kecerdasan anak mencapai 50 persen. Sedangkan pada usia 8 tahun kapasitas kecerdasan anak yang sudah terbangun mencapai 80 persen. Kecerdasan baru mencapai 100 persen setelah anak berusia 18. Karena itu, pendidikan pada usia dini sangat penting untuk membantu anak mengembangkan kecerdasannya. Sayangnya, pendidikan usia dini justru belum banyak mendapat perhatian banyak pihak. Hasil pendataan Depdiknas tahun 2004, baru 31,4 persen dari 11,5 juta anak usia 06 tahun yang mendapat pendidikan. Padahal, pendidikan anak dini usia merupakan investasi untuk menyiapkan generasi penerus yang sehat, cerdas, dan ceria. Ada persamaan persepsi di kalangan ahli pendidikan di seluruh dunia ... Read More MENGOPTIMALKAN PERKEMBANGAN KECERDASAN PADA ANAK SEJAK USIA DINI MENGOPTIMALKAN PERKEMBANGAN KECERDASAN PADA ANAK SEJAK USIA DINI Tokoh-tokoh seperti: Sternberg dan Salovey, sebagaimana diungkapkan oleh Goleman, disebutkan adanya lima wilayah kecerdasan pribadi dalam bentuk kecerdasan emosional.Lima wilayah tersebut adalah: Kemampuan mengenali emosi diri Kemampuan mengelola emosi Kemampuan memotivasi diri Kemampuan mengenali emosi orang lain Kemampuan membina hubungan Berikut ini adalah uraian dari ke lima wilayah di atas. Kemampuan Mengenali Emosi Diri adalah kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul. Ini sering dikatakan sebagai dasar dari kecerdasan emosional. Seseorang yang mampu

3/4

mengenali emosinya sendiri adalah bila ia memiliki kepekaan yang tajam atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian mengambil keputusan-keputusan secara mantap. Dalam hal ini misalnya sikap yang diambil dalam menentukan berbagai pilihan, seperti memilih: sekolah, sahabat, pekerjaan, sampai kepada pemilihan pasangan hidup. Kemampuan Mengelola Emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara salah. Mungkin dapat diibaratkan sebagai seorang pilot pesawat yang dapat membawa pesawatnya ke suatu kota tujuan dan kemudian mendaratkannya secara mulus. Misalnya seseorang yang sedang marah, maka kemarahan itu tetap dapat dikendalikan secara baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesalinya di kemudian hari. Kemampuan Memotivasi Diri adalah kemampuan untuk memberikan semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. ... Read More

4/4

You might also like