You are on page 1of 39

Clinical Science Session

KATARAK TRAUMATIK
Putri Karlina Wulandari

Preseptor : dr. Djonny Djuarsa., Sp.M


SMF MATA- RSAU. DR. SALAMUN BANDUNG

Katarak Traumatik
Katarak akibat cedera pada mata dapat akibat trauma perforasi ataupun tumpul, terlihat sesudah beberapa hari ataupun tahun. Katarak : setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat keduanya.

Anatomi Mata

Lensa
Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam bola mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris dan terdiri dari zat tembus cahaya (transparan) berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi.

Lensa
Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus-menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk nukleus lensa. Di dalam lensa dapat dibedakan nukleus embrional, fetal dan dewasa. Di bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut sebagai korteks lensa.

Lensa
Korteks yang terletak di sebelah depan nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior, sedangkan dibelakangnya korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai konsistensi lebih keras dibanding korteks lensa yang lebih muda. Di bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula Zinn yang menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan siliar

Sifat Fisiologis Lensa


Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk menjadi cembung Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan Terletak ditempatnya, yaitu berada antara posterior chamber dan vitreous body dan berada di sumbu mata.

Keadaan Patologis Lensa


Tidak kenyal pada orang dewasa yang mengakibatkan presbiopia Keruh atau apa yang disebut katarak Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi

KATARAK

Definisi
Setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat keduanya.

Etiologi
Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut. Kelainan sejak lahir (kongenital) Glaukoma Ablasi Uveitis Retinitis pigmentosa Katarak dapat pula terjadi akibat adanya riwayat trauma (benturan) pada daerah mata.

Faktor Resiko
Usia lanjut Diabetes mellitus Riwayat katarak pada keluarga Riwayat peradangan atau trauma mata Riwayat pembedahan mata Penggunaan kortikosteroid yang lama Pajanan sinar matahari Pajanan radiasi

Klasifikasi Katarak
Berdasarkan Perkembangan :
Katarak Kongenital : Usia < 1 tahun Katarak Juvenil : Lebih dari 1 tahun Katarak Senil : > 50 tahun

Berdasarkan lokasinya : Katarak kortikal merusak lapisan lensa terluar. Kekeruhan yang tampak seperti gelombang reguler dari perifer ke sentral lensa. Kekeruhan terus berkembang hingga mengganggu penglihatan jauh dan dekat. Katarak subkapsular poterior dikarakteristikan oleh gumpalan sel-sel epitel yang abnormal pada kutub posterior lensa tepat didalam kapsul. Sel-sel tersebut secara cepat membentuk plak yang keruh di pusat aksis visual. Ketajaman penglihatan seringkali memburuk pada cahaya yang terang ketika pupil mengecil.

Katarak tipe lainnya :


Katarak komplikata merupakan katarak akibat penyakit mata lain. Katarak traumatik dapat terjadi akibat trauma mekanik, agen-agen fisik (radiasi, aruslistrik, panas dan dingin) serta pengaruh osmotik. Katarak toksik jarang terjadi. Banyak kasus terjadi pada tahun 1930an sebagai akibat penelanan dinitrifenol (suatu obat yang dipakai untuk menekan nafsu makan).

Stadium Katarak
Stadium insipient Stadium imatur Stadium matur Stadium hipermatur

Matur VS Hipermatur

KATARAK TRAUMATIK

Definisi
Katarak akibat cedera pada mata dapat akibat trauma perforasi ataupun tumpul, terlihat sesudah beberapa hari ataupun tahun.

Epidemiologi
Di Amerika Serikat diperkirakan terjadi 2,5 juta trauma mata setiap tahunnya. Kurang lebih 4-5% dari pasienpasien mata yang membutuhkan perawatan komprehensif merupakan keadaan sekunder akibat trauma mata. Dilihat dari jenis kelamin, perbandingan terjadinya katarak traumatik laki-laki dan perempuan adalah 4:1. Prevalensi kebutaan di Indonesia tahun 1998 sebesar 1,62% dengan kebutaan karena katarak sebesar 1,88%.

Luka memar/tumpul
Jika terjadi trauma akibat benda keras yang cukup kuat mengenai mata dapat menyebabkan lensa menjadi opak. Kadang munculnya katarak dapat tertunda sampai kurun waktu beberapa tahun. Bila ditemukan katarak unilateral, maka harus dicurigai kemungkinan adanya riwayat trauma sebelumnya. Pada trauma tumpul akan terlihat katarak subkapsular anterior maupun posterior. Kontusio lensa menimbulkan katarak seperti bintang, dan dapat pula dalam bentuk katarak tercetak (imprinting) yang disebut cincin Vossius.

Cincin Vossius

Luka tusuk/perforasi
Trauma tembus akan menimbulkan katarak yang lebih cepat, perforasi kecil akan menutup dengan cepat akibat priloferasi epitel sehingga bentuk kekeruhan terbatas kecil. Trauma tembus besar pada lensa akan mengakibatkan terbentuknya katarak dengan cepat disertai dengan terdapatnya masa lensa didalam bilik mata. . Lensa dengan kapsul anterior saja yang pecah akan menjerat korteks lensa sehingga akan mengakibatkan terbentuknya cincin Soemering atau bila epitel lensa berproliferasi aktif akan terlihat mutiara Elschnig.

Cincin Soemering

Mutiara Elschnig

Radiasi
Sinar gelombang pendek (tidak telihat) ini dapat menyebabkan luka bakar kornea superficial yang dramatis, yang biasanya sembuh dalam 48 jam. Cedera ini ditandai dengan snow blindness dan welder flash. Katarak traumatik disebabkan oleh radiasi ini dapat ditemukan pada pasien-pasien yang mendapat radioterapi (seluruh tubuh) leukemia, namun resiko terjadinya hanya apabila terapi menggunakan sinar X. Seringnya, manifestasi awal dari katarak traumatik ini adalah kekeruhan berbentuk roset (rossete cataract), biasanya pada daerah aksial yang melibatkan kapsul posterior lensa.

Kimia
Trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan katarak, selainmenyebabkan kerusakan kornea, konjungtiva, dan iris. Komponen basa yang masuk mengenai mata menyebabkan peningkatan pH cairan akuous dan menurunkan kadar glukosa dan askorbat. Hal ini dapat terjadi secara akut ataupun pelahan-lahan.

Diagnosis
Anamnesis
Riwayat dan mekanisme trauma, tajam atau tumpul Riwayat keadaan mata sebelumnya, apakah ada riwayat operasi, glaucoma, penyakit mata karena gangguan metabolic Riwayat penyakit lain, seperti diabetes mellitus Keluhan mengenai penglihatan, seperti penurunan tajam penglihatan, pandangan ganda pada satu mata atau kedua mata, nyeri mata

Pemeriksaan fisik
Visus, lapang pandang dan pupil Kerusakan ekstraokular-fraktur tulang orbita, gangguan saraf traumatic Tekanan intraocular Bilik anterior-hipema, iritis, robekan sudut Lensa-dislokasi, integritas kapsular, katarak (luas dan tipe) Vitreus-ada atau tidaknya perdarahan, pelepasan vitreus posterior Fundus-perdarahan retinal, kondisi saraf optic, rupture koroid

Pemeriksaan penunjang
CT-scan orbita : adanya fraktur, benda asing atau kelainan lainnya.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan katarak traumatik tergantung kepada saat terjadinya. Bila terjadi pada anak sebaiknya dipertimbangkan akan kemungkinan terjadinya ambliopia. Untuk mencegah ambliopia pada anak dapat dipasangkan lensa introkular primer atau sekunder. Apabila tidak terdapat penyulit, maka dapat ditunggu sampai mata menjadi tenang. Bila terjadi penyulit seperti glaucoma, uveitis dan lain sebagainya maka segera dilakukan ekstraksi lensa. Harus diberikan antibiotic sistemik dan topical serta kostikosteroidtopikal dalam beberapa hari untuk memperkecil kemungkinan infeksi dan uveitis.

Atropine sulfate 1%, 1 tetes 3 kali sehari dianjurkan untuk menjaga pupil tetap berdilatasi dan untuk mencegah pembentukan sinekia posterior. Katarak dapat dikeluarkan setelah peradangan mereda. Apabila terjadi glaukoma selama periode menunggu, bedah katarak jangan ditunda walaupun masih terdapat peradangan. Untuk mengeluarkan katarak traumatik biasanya digunakan teknik-teknik yng sama dengan yang digunakan untuk mengeluarkan katarak tipe lainnya.

Penatalaksanaan Bedah
Indikasi untuk penatalaksaan pembedahan pada kasus katarak traumatik adalah :
Penurunan visus yang berat Hambatan penglihatan karena proses patologis pada bagian posterior Inflamasi yang diinduksi lensa atau terjadinya glaukoma Rupture kapsul dengan edema lensa Keadaan patologis okular lainnya yang disebabkan trauma dan membutuhkan tindakan bedah

Fakoemulsifikasi standar dapat dilakukan bila kapsul lensa intak dan dukungan zonular yang cukup. Ekstraksi katarak intrakapsular diperlukan pada kasus-kasus dislokasi anterior atau instabilitas zonular yang ekstrim. Dislokasi anterior ke bilik posterior merupakan keadaan emergensi yang harus segera dilakukan tindakan, karena dapat mengakibatkan terjadinya pupillary block glaukoma. Lesentomi dan vitrektomi pars plana dapat menjadi pilihan terbaik pada kasus-kasus rupture kapsul posterior, dislokasi posterior atau instabilitas zonular yang ekstrim.

Komplikasi
Dislokasi lensa dan subluksasi sering ditemukan bersamaan dengan katarak traumatik. Blok pupil, glaukoma sudut tertutup, ruptur koroid, perdarahan retrobulbar dan neuropati optik traumatik.

Prognosis
Prognosis sangat bergantung kepada luasnya trauma yang terjadi pada saat terjadinya trauma dan kerusakan yang terjadi akibat trauma.

TERIMA KASIH

You might also like