Professional Documents
Culture Documents
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu (Maramis,2005) Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa adanya rangsangan. Klien merasa melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap meskipun tidak ada sesuatu rangsang yang tertuju pada kelima indera tersebut (Izzudin,2005).
Halusinasi Pendengaran Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang Halusinasi Penglihatan Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar kartun, bayangan yang rumit atau kompleks Halusinasi Penghidu Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan Halusinasi Pengecapan Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses Halusinasi Perabaan Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas Halusinasi Cenestetik Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan Halusinasi Kinistetik Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
FASE HALUSINASI
FASE I : HALUSINASI BERSIFAT MENYENANGKAN
KARAKTERISTIK
Klien mengalami perasaan mendalam spt Ansietas, kesepian, rasa bersalah dan takut Berfokus pada pikiran yg menyenangkan utk meredakan ansietas Klien mulai lepas kendali Mencoba mengambil jarak dirinya dengan sumber yg dipersepsikan
PRILAKU PASIEN
Tersenyum/tertawa tidak sesuai Menggerakan bibir tanpa suara Pergerakan mata yg cepat Diam & asyik sendiri
Peningkatan tanda2 saraf otonom (ditandai TTV) Asyik dgn pengalaman sensori Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dgn realita Klien sukar berhubungan dgn org lain Berkeringat Tremor Tidak mampu mengkikuti perintah dari org lain dlm kondisi menegangkan Prilaku kekerasan Agitasi Menarik diri Tdk mampu berespon thdp perintah yg komplek Kondisi klien sangatmembahayakan
Klien berhenti menghentikan perlawanan thd halusinasi Isi halusinasi menjadi menarik Klien mungkin mengalami kesepian jika sensori halusinasi berhenti Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien mengikuti perintah halusinasi Halusinasi berakhir dari beberapa jam/hari jika tdk ada intervensi terapetik Psikotik Berat
PENGKAJIAN :
ISI ? WAKTU ? FREKUENSI ? SITUASI ? RESPON ?
1. Faktor Predisposisi: Perkembangan terlambat Komunikasi dalam keluarga Sosial budaya Psikologis Biologis Genetik 2. Faktor Presipitasi : Proses informasi syaraf berlebihan Mekanisme getting abnormal Pemicu : Kesehatan, lingkungan , Sikap 3. Mekanisme Koping : Regresi Proyeksi Menarik Diri Keluarga mengingkari masalah yg dialami klien 4. Prilaku : Tertawa sendiri Curiga/Ketakutan tanpa sebab yg jelas Asyik sendiri
EFEK
CORE PROBLEM
ETIOLOGI :
Isolasi Sosial
1. 2.
3.
4.
5.
Bina
Diskusikan
tentang isi halusinasi, waktu terjadinya, frekuensi, situasi, respon klien jika halusinasi muncul klien mengendalikan halusinasi klien menggunakan obat
Latih
Fasilitasi
1.
Komunikasi Terapetik :
Sapa klien dengan ramah (verbal/non verbal) Perkenalkan nama perawat Tanyakan nama lengkap klien dan panggilan yang disukai Jelaskan tujuan pertemuan Jujur dan menepati janji Empati dan menerima klien apa adanya.
2. 3.
Dorong klien mengungkapkan perasaannya Dengarkan klien dengan penuh perhatian dan empati
1. 2.
Adakan kontak sering dan singkat Observasi segala perilaku klien verbal dan non verbal yang berhubungan dengan halusinasi
3.
Terima halusinasi klien sebagai hal yang nyata bagi klien, tapi tidak nyata bagi perawat
Diskusikan dengan klien: isi halusinasi, waktu, frekuensi halusinasi, situasi yang menimbulkan dan tidak menimbulkan halusinasi, dan respon saat halusinasi muncul
4.
1. Diskusikan dengan klien tentang tindakan yang dilakukan bila halusinasinya timbul :
Menghardik Halusinasi Berbincang dengan orang lain Mengatur jadwal aktivitas Menggunakan obat secara teratur
2. Dorong klien menyebutkan kembali cara memutuskan halusinasi 3. Berikan reinforcement positif atas keberhasilan klien menyebutkan kembali cara memutuskan halusinasinya
Menghardik Halusinasi :
Dilakukan saat sedang mengalami
halusinasi Katakan pada diri Saya tak mau dengar/ lihat kamu Untuk meningkatkan kendali diri; tidak mengikuti isi halusinasi
waktu luang Mengatur jadwal aktivitas; meminimalisasi waktu luang Membuat jadwal harian, menepati jadwal
muncul (tanda-tanda awal halusinasi) Berbicara dg org lain memaparkan pada stimulus eksternal Menurunkan fokus perhatian pada stimulus internal (halusinasi)
1.
Diskusikan dengan klien tentang obat untuk mengontrol halusinasinya Jelaskan jenis obat, warna, dosis, cara minum, efek terapi, efek samping Pantau saat menggunakan obat Diskusikan dampak putus obat Anjurkan klien untuk berkonsultasi dgn tenaga kesehatan
2.
3. 4. 5.
1.
Kaji kemampuan keluarga tentang tindakan yg dilakukan dalam merawat klien bila halusinasinya timbul
2.
Jangan biarkan klien menyendiri Selalu berinteraksi dengan klien Anjurkan kepada klien untuk rajin minum obat Setelah pulang dari RS kontrol sesuai jadual/ anjuran tenaga kesehatan
1. 2.
TAK
Orientasi Realita :
Mengenal orang
Mengenal tempat Mengenal waktu
TAK
Jadwal aktivitas
Menggunakan obat