You are on page 1of 30

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN POST LUKA BAKAR ERUPSI GUNUNG MERAPI TAHUN 2010 DI PROVINSI YOGYAKARTA

Proposal Penelitian

OLEH :

YOGYAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bencana adalah kejadian yang disebabkan oleh perbuatan manusia ataupun perubahan alam yang mengakibatkan kerusakan dan kehancuran sehingga perlu bantuan orang lain untuk memperbaikinya. Bencana akan selalu menimbulkan kerugian dan penderitaan serta mempengaruhi aspek-aspek kehidupan seseorang, keluarga, kelompok, maupun masyarakat secara umum sehingga diperlukan cara-cara khusus untuk mencegah dan mengelolanya (Kementrian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI, 2005). Salah satu bencana yang terjadi akhir-akhir ini adalah erupsi gunung Merapi pada bulan OktoberNovember 2010 di Yogyakarta, yang merupakan bencana alam mengakibatkab banyak kerugian materi dan jiwa. Kerugian materi berupa rusaknya areal pemukiman, sawah, ladang, hutan lindung dan sarana fisik. Adapun kerugian jiwa berupa korban luka bakar dan gangguan kesehatan akibat hujan abu vulkanik. Menurut Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNBP) jumlah luka bakar erupsi merapi di Yogyakarta pada tanggal 5 Maret 2011 sebanyak 66 orang dan 89 orang korban meninggal.Korban luka bakar erupsi merapi tersebut dirawat dibeberapa rumah sakit di Yogyakarta. Pasien post luka bakar akan mengalami penurunan kualitas hidup dalam aktivitas sehari-hari. Kualitas hidup bukan hanya dilihat dari kesejahteraan secara ekonomi tetapi juga dilihat dari kesejahteraan psikologi dan sosial. Spitzer (1980) mendefinisikan kualitas hidup meliputi fungsi fisik, sosial, emosi atau status mental, beban keluhan dan penerimaan tentang rasa nyaman atau sehat. Kualitas hidup ini dipandang dalam beberapa dimensi termasuk keinginan positif, orang-orang yang memberikan dukungan dan tidak adanya rasa stress karena fungsi fisik atau psikologis. Kualitas hidup merupakan indikator penting untuk menilai keberhasilan intervensi pelayanan kesehatan, baik dari segi pencegahan maupun pengobatan. Dimensi dari kualitas hidup tidak

hanya mencakup dimensi fisik saja, namun juga mencakup kinerja dalam memainkan peran sosial, keadaan emosional, fungsi-fungsi intelektual dan kognitif serta perasaan sehat dan kepuasan hidup (Croog & Levine,1988). Dengan demikian maka kondisi seseorang dapat dilihat secara komprehensif (Murti, 1997). Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang kualitas hidup pada pasien post luka bakar erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Bagaimana kualitas hidup pasien post luka bakar erupsi Gunung Merapi tahun 2010 di Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Mengetahui kualitas hidup pasien post luka bakar erupsi Gunung Merapi tahun 2010 di Yogyakarta D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Dinas Kesehatan Yogyakarta Memberi gambaran kualitas hidup pasien post luka bakar erupsi merapi supaya dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan kebijakan kesehatan dan perencanaan program penanganan korban fraktur pasca bencana. 2. Bagi Perawat Komunitas Puskesmas Cangkringan Memberi gambaran mengenai kualitas hidup pasien post luka bakar erupsi merapi yang merupakan wilayah kerjanya, sebagai pertimbangan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerjanya. 3. Bagi Profesi Perawat

Sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan dalam menentukan program penanganan pasien post luka bakar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kualitas Hidup 1. Pengertian Spitzer (1980) mendefinisikan kualitas hidup meliputi fungsi fisik, sosial, emosi atau status mental, beban keluhan dan penerimaan tentang rasa nyaman atau sehat. Kualitas hidup ini dipandang dalam beberapa dimensi termasuk keinginan positif, orang-orang yang memberikan dukungan dan tidak adanya rasa stress karena fungsi fisik atau psikologis. Dalam ilmu sosial yang dimaksud kualitas hidup meliputi tingkat keselamatan, ingkat kebebasan, kesempatan serta kesehatan. Semakin tinggi tingkat kesejahteraan seseorang akan menunjukkan semakin besar kualitas hidupnya (Mc Dowell & Newell, 1996). Park (2002) mendefinisikan kualitas hidup sebagai ukuran gabungan yang terdiri dari fungsi fisik, mental dan sosial yang ditunjukkan oleh masing-masing individu atau sekelompok individu yang menyatakan kegembiraan, kepuasan dan keberhasilan yang dialami dalam hidup dan menekankan pada kesehatan, perkawinan, pekerjaan, keluarga, kondisi keuangan, kesempatan pendidikan, harga diri, kreativitas, rasa memiliki dan kepercayaan terhadap orang lain. 2. Kerangka Konsep Kualitas Hidup a. Kerangka konseptual Dubos Kerangka konseptual yang dikemukakan oleh Dubos (Dubos cit Croog & Levine, 1988) berangkat dari konsep yang bersifat nisbi yaitu kesehatan, namun dengan memberikan perhatian besar terhadap peran kinerja. Ia menekankan bahwa pada kenyataannya orang jarang benar-benar bebas dari penyakit dan kecacatan, sehingga

kurang tepat jika mengkonseptualisasikan kesehatan dalam ukuran itu. Kesehatan dipahami sebagai kemampuan orang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan dan melakukan aktivitas-aktivitas yang diinginkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, komponen utama kualitas hidup seharusnya adalah kemampuan individu untuk menampilkan peran sosialnya yang utama dan yang diinginkannya, disamping sejauh mana individu mendapatkan kepuasan dari penampilan peran tersebut. Peranperan sosial tersebut mencakup peran sebagai pasangan, orangtua, teman, pekerja dan warga. b. Konsep lima dimensi Croog dan Levine Menurut Croog dan Levine (1988), untuk mengukur kualitas hidup ada empat dimensi inti yang ditambahkan pada dimensi kinerja peran Dubos. Lima dimensi tersebut hendaknya diukur baik dengan mengkombinasikan beberapa ataupun menggunakan semua. Kelima dimensi tersebut yaitu: kinerja dalam memainkan peran sosial, keadaan fisilogis individu, fungsi intelektual dan kognitif individu dan perasaan sehat serta kepuasan hidup. Seorang dapat dinilai memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi jika ia dapat berperan serta dalam kehidupan komunitasnya dan berpartisipasi dalam berbagai interaksi sosial (Croog & Levine, 1988). c. Konsep kualitas hidup Spitzer Dimensi kualitas hidup adalah keinginan yang positif, hubungan yang mendukung dan ketiadaan gangguan fisik ataupun psikologis (Spitzer,1980). Kualitas hidup mempunyai banyak dimensi dan perspektif, hal ini menimbulkan problem yang kompleks dalam hal konseptualisasi dan pengukuran. Namun demikian, riset tentang kualitas hidup setidaktidaknya mencakup dimensi penampilan peran sosial, fungsi fisik, emosional, fungsi intelektif, kepuasan hidup dan perasaan sehat. Operasionalisasi dimensi itu perlu memperhatikan faktor-faktor kontekstual seperti tingkat keparahan dan perjalanan penyakit, faktor-faktor sosio demografis individu dan konteks sosio kultural individu (Murti,1997).

d. Konsep Kualitas Hidup menurut WHO Secara tradisional, definisi kualitas hidup diambil dari definisi sehat WHO, yaitu A state of complete physical, mental, and social wellbeing and not merely the absence of disease or infirmity (WHO, 1958). Dalam bahasa indonesia berarti sehat adalah keadaan baik atau sejahtera yang lengkap secara fisik, mental, dan sosial dan bukan sematamata terbebas dari penyakit dan kecatatan. Ada tiga dimensi yang diukur, yaitu fisik, mental dan sosial. 3. Pengukuran kualitas hidup dengan Short Form 36 Short Form 36 atau SF-36 merupakan kuesioner dari the Medical Outcomes Study berisi 36 item yang didesain sebagai alat ukur kualitas hidup secara generik yang digunakan untuk survei populasi dan studi evaluasi kebijakan kesehatan. Short Form-36 dapat pula sebagai alat ukur kualitas hidup yang ditambahkan pada pengukuran spesifik penyakit sebagai hasil praktek klinis dan penelitian. Sebagai alat ukur generik, Short Form-36 didesain untuk dapat diterapkan secara luas menurut jenis dan beratnya suatu kondisi penyakit. Instrumen gererik ini dipakai untuk memonitor pasien dengan kondisi yang beragam, untuk membandingkan status kesehatan pasien dengan kondisi berbeda, dan untuk membandingkan kondisi pasien dengan populasi umum. Ware (1990) menyatakan bahwa pengukuran generik harus menjangkau konsep fisik dan mental dan mengukur tiap konsep dengan jalan yang berbeda. Short Form-36 terdiri dari delapan dimensi dengan 36 item, yaitu : 1). Physical Functioning (PF) / fungsi fisik, 10 item, pertanyaan nomer 3a-j (lihat lampiran). Hal ini untuk mengukur kemampuan dalam melakukan aktivitas seharihari, meliputi: a) Kemampuan melakukan aktivitas berat seperti mengangkat beban berat, melakukan olah raga berat (main sepakbola, bola volley, lari-lari pagi) b) Kemampuan melakukan aktivitas sedang seperti memindahkan meja, memasak, menyeterika, mencuci, menyapu.

c) Kemampuan mengangkat/membawa belanjaan harian. d) Kemampuan menaiki beberapa anak tangga e) Kemampuan menaiki satu anak tangga. f) Kemampuan menekuk tubuh, membungkuk atau bersujud. g) Kemampuan berjalan lebih dari 1,5 km. h) Kemampuan berjalan jarak 50 rumah (500 meter). i) Kemampuan berjalan jarak 10 rumah (100 meter). j) Kemampuan melakukan mandi atau berpakaian sendiri. 2). Role Limitation due to Physical Health Problems (RP) / keterbatasan peran disebabkan oleh masalah kesehatan fisik, 4 item, pertanyaan nomer 4a-d (lihat lampiran 4), meliputi: a) Pengurangan waktu yang digunakan untuk bekerja atau aktivitas lain sebagai akibat dari kondisi post faktur. b) Hanya dapat mengerjakan pekerjaan lebih sedikit dari yang seharusnya dilakukan. c) Keterbatasan jenis pekerjaan atau aktivitas yang dapat dilakukan. d) Kesulitan dalam melakukan pekerjaan atau aktivitas lain (contohnya: memerlukan usaha yang sangat besar dalam melakukan pekerjaan). 3). Bodily pain (BP) /nyeri tubuh, 2 item, pertanyaan nomer 7-8 (lihat lampiran). Meliputi pertanyaan tentang: a) Frekuensi nyeri. b) Seberapa besar nyeri mempengaruhi atau mengganggu pekerjaan sehari-hari. 4). Social Functioning (SF) / fungsi sosial, 2 item, pertanyaan nomer 6 dan 10 (lihat lampiran ). Menanyakan tentang: a) Pengaruh kondisi fisik terhadap aktivitas sosial. b) Pengaruh masalah emosi terhadap aktivitas sosial. 5). General Mental Health (MH) / kesehatan mental umum, 5 item, pertanyaan nomer 9b, c, d, f, h (lihat lampiran ). Menanyakan tentang perasaan responden akhir-akhir ini terkait dengan kondisi kesehatannya, yaitu: a) Apakah responden merasa sangat gugup? b) Apakah responden merasa sangat sedih?

c) Apakah responden merasa tenang dan damai? d) Apakah responden merasa bimbang? e) Apakah responden merasa bahagia? 6). Role Limitations due to Emotional Problems (RE) / keterbatasan peran disebabkan oleh masalah emosi, 3 item, pertanyaan nomer 5 a, b, c (lihat lampiran 4). Menanyakan apakah responden mengalami masalah dengan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari sebagai akibat dari perasaan tertekan atau cemas, meliputi: a) Apakah waktu yang digunakan untuk bekerja menjadi lebih sedikit. b) Apakah pekerjaan yang dikerjakan lebih sedikit dari yang seharusnya dikerjakan. c) Apakah dapat melakukan pekerjaan sebaik biasanya. 7). Vitality (VT) / vitalitas, 4 item, pertanyaan nomer 9a, e, g, i (lihat lampiran 4). Menanyakan tentang bagaimana perasaan responden dan bagaimana hal itu dirasakan oleh responden akhir-akhir ini. Pertanyaannya terdiri dari: a) Apakah responden merasa sangat bersemangat. b) Apakah responden merasa penuh energi. c) Apakah responden merasa jenuh dan bosan d) Apakah responden merasa lelah. 8). General Health Perception (GH) / persepsi sehat umum, 5 item, nomer 1 dan 11a-d (lihat lampiran ). Responden diminta mengisi hal yang paling sesuai dengan kondisinya saat ini mengenai: a) Responden merasa lebih mudah sakit dibanding orang lain. b) Responden merasa sehat seperti orang lain. c) Responden mengira kesehatannya akan memburuk. d) Responden merasa kesehatannya baik sekali. Keuntungan memakai alat ukur generik SF 36 adalah dapat digunakan pada berbagai kondisi penyakit secara luas, dapat untuk memebandingkan status kesehatan pada kondisi yang berbeda (penyakit yang berbeda), dapat membandingkan penderita dengan populasi normal. Kerugiannya adalah tidak dapat mengukur status fungsional atau aspek yang berhubungan dengan penyakit secara mendalam. B. Luka Bakar

1. Pengertian Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan oleh kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi (Marzoeki, 1991) Luka bakar disebabkan karena pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi dan kimia. Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein dan ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran napas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam, termasuk organ visera, dapat mengalami kerusakan karena karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan agen penyebab (burning agen). Nekrosis atau kegagalan organ dapat terjadi. Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya kontak dengan agen penyebab luka bakar tersebut. Suhu yang kurang dari 400C dapat ditoleransi dalam periode waktu yang lama tanpa menyebabkan luka bakar. 2. Fase Luka Bakar a) Fase Akut. Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gnagguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderiat pada fase akut. Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik (Perdanakusuma, 2006).

b) Fase Sub Akut.

Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan: 1.
2.

Proses inflamasi dan infeksi. Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ organ fungsional. Keadaan hipermetabolisme.

3.

c) Fase lanjut. Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur (Perdanakusuma, 2006). 3. Derjat Luka Bakar Derajat luka bakar dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu (Noer, 2006 ; Brunner & Suddart, 2002) a) Luka bakar derajat I
Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (surperficial), kulit hipermik berupa eritem, tidak dijumpai bullae, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Penyembuhan terjadi secara spontan tanpa pengobatan khusus. b) Luka bakar derajat II Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi. Terdapat bullae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Dibedakan atas 2 (dua) bagian : 1) Derajat II dangkal/superficial (IIA) Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari corium/dermis. Organ organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebecea masih banyak. Semua ini merupakan benih-benih epitel. Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari tanpa terbentuk cicatrik.

2)Derajat II dalam / deep (IIB) Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa sisa jaringan epitel tinggal sedikit. Organ organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebacea tinggal sedikit. Penyembuhan terjadi lebih lama dan disertai parut hipertrofi. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan. c) Luka bakar derajat III Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih dalam sampai mencapai jaringan subkutan, otot dan tulang. Organ kulit mengalami kerusakan, tidak ada lagi sisa elemen epitel. Tidak dijumpai bullae, kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna hitam kering. Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai esker. Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung ujung sensorik rusak. Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi epitelisasi spontan.

C. Kerangka Teori Pasien Post Luka Bakar

Masalah Fisik : Nyeri Kehilangan fungsi

Masalah Psikologi: Stres Perubahan gaya hidup Perubahan harga diri Perubahan gambaran diri Perubahan Peran diri Perubahan interaksi sosial

Kualitas Hidup: Faktor-Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup: Umur Jenis Kelamin Status nutrisi Dukungan sosial Fungsi Fisik Keterbatasan peran (masalah fisik) Nyeri tubuh Fungsi Sosial Kesehatan Mental Keterbatasan peran (masalah emosi)

Keterangan : Lingkup Penelitian

Pasien dengan rerata nilai domain kualitas hidup di bawah rata-rata atau di atas rata-rata

Gambar 1. Kerangka Teori

D. Kerangka Penelitian

Pasien Post Luka Bakar Erupsi Merapi 2010

Kualitas Hidup Pengukuran Kualitas Hidup Short Form 36 Helath Survey

Pasien dengan rerata nilai domain kualitas hidup di bawah rata-rata atau di atas rata-rata Gambar 2. Kerangka Penelitian E. Pertanyaan Penelitian Bagaimana kualitas hidup pasien post luka bakar erupsi merapi tahun 2010 di Yogyakarta?

BAB III METODE DAN CARA PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini akan menggunakan rancangan penelitian cross sectional dengan metode deskriptif dan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui kualitas hidup pasien post luka bakar erupsi gunung merapi tahun 2010 di Yogyakarta. B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien post luka bakar yang berdomisili di kecamatan Cangkringan kab. Sleman Yogyakarta. Beradasarkan data dari..total populasi sebanyak.. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah responden yang masih bertempat tinggal di wilayah kecamatan Cangkringan pada saat dilakuaknnya penelitian. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah a. Responden mengalami luka bakar post erupsi gunung Merapi tahun 2010 1b. Responden bersedia menjadi objek penelitian C. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dilakukan di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Privinsi Yogyakarta. Penelitian ini akan dilakukan selama bulan April 2011. D. Variabel Penelitian Penelitian ini memiliki satu variabel tunggal, yaitu kualitas hidup pada korban luka bakar post erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta. E. Definisi Operasional 1. Kualitas hidup

Kualitas hidup adalah perasaan subjektif responden terhadap kondisinya yang dinilai dari fungsi fisik, keterbatasan peran akibat masalah fisik, nyeri tubuh, fungsi sosial, kesehatan mental umum, keterbatasan peran akibat masalah emosi, vitalitas, dan persepsi sehat secara umum. Kualitas hidup diukur dengan kuesioner Short Form-36. a) Fungsi fisik adalah derajat dalam hal keterbatasan kesehatan untuk aktivitas fisik, termasuk rawat diri, berjalan, naik tangga, membungkuk, mengangkat beban, dan pekerjaan sedang atau berat. b) Keterbatasan peran akibat masalah fisik adalah derajat dalam hal keterbatasan kesehatan yang mengganggu kerja atau aktivitas keseharian termasuk menyelasaikan pekerjaan lebih sedikit dari yang dikehendaki, keterbatasan dalam berbagai macam aktivitas, atau kesulitan dalam melakukan aktivitas. c) Fungsi sosial adalah derajat dalam hal keterbatasan kesehatan atau masalah emosi yang mengganggu aktivitas sosial normal. d) Nyeri tubuh adalah intensitas nyeri dan pengaruh nyeri terhadap kerja normal, di dalam atau di luar rumah. e) Persepsi kesehatan umum adalah evaluasi pribadi terhadap kesehatan sekarang, pandangan kesehatan, dan ketahanan terhadap sakit. f) Keterbatasan peran akibat masalah emosi adalah derajat dalam hal masalah emosi yang mengganggu kerja atau aktivitas harian, termasuk mengurangi waktu untuk beraktivitas menyelesaikan pekerjaan lebih sedikit dari biasanya, dan tidak bekerja secara teliti seperti biasanya. g) Vitality adalah perasaan berenergi dan penuh gairah melawan perasaan lelah dan tidak bertenaga. h) Kesehatan mental umum adalah kesehatan mental termasuk depresi, kecemasan, kontrol emosi, tingkah laku, afek positif secara umum. 2. Pasien post luka bakar Adalah pasien yang mengalami luka bakar korban post erupsi Gunung Merapi Tahun 2010 di Yogyakarta. F. Instrumen Penelitian

Pengukuran kualitas hidup dengan menggunakan Short Form-36 dari Ware (1990) yang ditejemahkan oleh Rahmawan (2004). Short Form 36 merupakan kuesioner dari The Medical Outcomes Study berisi 36 item yang didesain sebagai alat ukur kualitas hidup secara generik yang digunakan untuk survei populasi dan studi evaluasi kebijakan kesehatan. Short Form-36 terdiri dari dimensi dengan 36 pertanyaan untuk mengkaji kualitas hidup. Variabel ini berupa skor kualitas hidup dengan skala Likert. Skor distandarisasikan dari nilai terendah yaitu 0 dan nilai tertinggi 100. Untuk lebih lengkap, bisa dilihat pada lampiran. Tabel 1. Kisi-kisi instrumen untuk mengukur kualitas hidup Variabel Domain Nomor pertanyaan penelitian Kualitas Fungsi Fisik (PF) 3a+3b+3c+3d+3e+ hidup Keterbatasan peran karena 3f+3g+3h+3i+3j Jumlah masalah fisik (RP) 4a+4b+4c+4d Nyeri tubuh (BP) 7+8 Kesehatan Umum (GH) 1+11a+11b+11c+11d Vitalitas (VT) 9a+9e+ 9g+9i Fungsi Sosial (SF) 6+10 Keterbatasan peran karena 5a+ 5b+ 5c masalah emosi (RE) 9b+9c+9d+9f+9h Kesehatan Mental (MH) Jumlah pertanyaan 10 4 2 5 4 2 3 5 35

Sumber: Ware, 1990 Pertanyaan nomor 2 tidak dimasukkan dalam 8 kategori domain kualitas hidup untuk pengukuran saat ini karena pertanyaan nomor 2 ini dikhususkan untuk mengukur perubahan kesehatan responden 1 tahun setelah kuesioner yang terdiri dari 8 domain ini diberikan pada responden yang sama. Jadi, pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini ada 35 nomor.

G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Pada penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas karena instrumen yang dipakai sudah teruji. Uji reliabilitas Short Form-36 telah dilakukan oleh Brazier et al. dari University of Sheffield Medical School, Inggris menghasilkan Cronbachs 0,85, koefisien reliabilitas > 0,75 untuk semua domain kecuali domain fungsi sosial. Di Indonesia telah dilakukan uji reliabilitas dan validitas Short Form-36 oleh Rahmawan (2004) dengan nilai Cronbachs untuk keseluruhan item adalah 0,9426 (>0,5) sehingga seluruh item mempunyai konsistensi internal yang baik. . H. Analisis Data Dari kuesioner yang sudah diisi dengan lengkap dilakukan skoring secara manual berdasarkan Medical Oucomes Trust (seperti yang tertulis pada lampiran ). Skoring tersebut khusus untuk survei kesehatan dengan kuesioner Short Form-36. Jumlah skor tiap domain untuk tiap responden ditransformasikan dengan rumus: Transformasi Skor = (Skor baris aktual skor baris terendah yang mungkin ) x 100 Selisih skor tertinggi dan terendah Hasil akhir yang diperoleh adalah berupa nilai skor yang telah ditransformasikan yaitu antara 0 sampai 100. Semakin tinggi ialah skor maka semakin tinggi kualitas hidup responden. Tabel 2. Konsep dan interpretasi kelompok dengan nilai dibawah rata-rata dan kelompok dengan nilai diatas rata-rata Konsep Interpretasi Kelompok dengan nilai dibawah Kelompok dengan nilai diatas rata-rata rata-rata Fungsi fisik (PF) Keterbatasan yang banyak dalam Dapat melakukan semua jenis melakukan keseluruhan aktivitas aktivitas fisik tanpa keterbatasan fisik yang disebabkan oleh kesehatan Keterbatasan peran akibat masalah fisik (RP) Bermasalah dalam bekerja atau Tidak ada masalah dalam bekerja aktivitas keseharian lainnya sebagai atau aktivitas keseharian lainnya aibat kesehatan fisik sebagai akibat kesehatan fisik

Fungsi sosial (SF)

Kendala yang ekstrim dan frekuen dalam aktivitas sosial normal yang disebabkan masalh emosi dan fisik

Dapat melakukan aktivitas sosial normal tanpa kendala yang disebabkan masalah fisik dan emosi Tidak ada keterbatasan akibat nyeri Merasa damai, bahagia, dan tenang Tidak ada masalah dalam bekerja atau aktivitas keseharian sebagai akibat masalah emosi Merasa penuh gairah dan energik Kepercayaan terhadap kesehatan pribadi amat baik

Nyeri tubuh (BP)

Keterbatasan akibat nyeri yang sangat berat dan ekstrim Merasa tegang dan depresi Bermasalah dalam bekerja atau aktivitas keseharian sebagai akibat masalah emosi Merasa lelah dan tidak bertenaga Kepercayaan terhadap kesehatan pribadi jelek dan akan memburuk

Kesehatan mental (MH) Keterbatasan peran akibat masalah emosi (RE) Vitalitas (VT) Persepsi sehat umum (GH)

Sumber: Ware, 1992 Hasil penelitian yang berupa skor dari kuesioner Short Form-36 tersebut dianalisis dengan statistik deskriptif, yaitu dengan menghitung rerata dari tiap domain kualitas hidup. Interpretasi skor menunjukkan kualitas hidup dibawah

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC. Croog, S. H, Levine, S. 1988. Quality of Life and Health Care Interventions, In: Handbook of Medical Sociology (Freeman, H. E, Levine, S., ed). 4th edition. pp 508-528. Prentice Hall: New Jersey.]
Marzoeki. 1991. Pegelolaan luka Luka Bakar. Surabaya: Airlangga University Press.

Mc Dowell, I., Newell C. 1996. Measuring Health: A Guide to Rating Scales and Questioneres. 2nd edition. Oxford University Press: New York. Murti, B. 1997. Kualitas Hidup, Isu Konseptual dan Pengukuran. Medika No. 6 th. XXIII: 473476.
Noer, Sjaifudin. 2006. Penanganan Luka Bakar. Surabaya: Airlangga University Press.

Park, K. 2002. Parks Textbook of Preventive and Social Medicine. 17th edition. Banarsidas Bhanot Publisher: Jabalpur.
Perdanakusuma, David S. 2006. Penanganan Luka bakar. Surabaya: Airlangga University Press.

Rahmawan, A. 2004. Kualitas Hidup Penderita Karsinoma Nasofaring Pasca Terapi: Perbandingan antara yang Mendapat Radioterapi dengan Kombinasi Radioterapi ditambah Kemoterapi.. Tesis, Bag. Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta. Tidak dipublikasikan Spitzer, W. O. 1980. The Quality of Life Index, In: Measuring Health: A Guide to Rating Scales and Questioneres (Mc Dowell I, Newell c). 2nd edition.pp 405-409. Oxford University Press: New York . Ware, J.E., Sherbourne, C.D., 1992. The MOS 36 Item Short Form Health Survey (SF-36).I Conceptual Framework & Item Selection. Med Care; 30: 473-83 World Health Organization. 1958. The First Ten Years of the World Health Organization. Genewa: WHO.

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN Petunjuk: Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini menanyakan tentang kesehatan Anda. Informasi yang diharapkan adalah bagaimana perasaan Anda dan bagaimana Anda melakukan kegiatan setiap harinya. Mohon setiap pertanyaan Anda jawab dengan melingkari nomor jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda. 11. Dapatkah Anda menerangkan tentang kondisi Anda saat ini ? 1. Amat sangat baik 2. Baik sekali 3. Baik 4. biasa-biasa saja 5. Buruk 3. Pernyataan di bawah ini tentang aktivitas yang biasa Anda lakukan sehari-hari. Apakah aktivitas Anda menjadi terbatas atau terganggu karena kondisi kesehatan Anda saat ini ? Ya, Sangat terbatas Ya, agak terbatas Tidak terbatas sama sekali 3

(a) Aktivitas berat seperti mengangkat beban berat, melakukan olah raga berat (main sepakbola, bola volley, lari-lari pagi) (b) Aktivitas sedang seperti memindahkan meja, memasak, menyeterika, mencuci, menyapu. (c) Mengangkat/ membawa belanjaan harian (d) Menaiki beberapa anak tangga (e) Menaiki satu anak tangga (f) Menekuk tubuh, membungkuk atau bersujud (g) Berjalan lebih dari 1,5 km (h) Berjalan jarak 50 rumah (500 meter) (i) Berjalan jarak 10 rumah (100 meter) (j) Mandi atau berpakaian sendiri

1 1 1 1 1 1 1 1

2 2 2 2 2 2 2 2

3 3 3 3 3 3 3 3

14. Dalam 4 minggu terakhir ini apakah Anda pernah mengalami beberapa masalah dengan pekerjaan Anda atau aktivitas sehari-hari lainnya sebagai akibat dari kesehatan Anda ? Ya (a) Mengurangi waktu yang Anda gunakan untuk bekerja atau aktivitas lain (b) Hanya dapat mengerjakan pekerjaan lebih sedikit dari yang seharusnya Anda lakukan (c) Mengalami keterbatasan jenis pekerjaan atau aktivitas yang dapat dilakukan (d) Mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan atau aktivitas lain (contohnya: memerlukan usaha yang sangat besar dalam melakukan pekerjaan) Ya Tidak 1 2 1 1 1 2 2 2

15. Dalam 4 minggu terakhir ini apakah Anda pernah mengalami beberapa masalah dengan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari lainnya sebagai akibat perasaan atau emosi ? (seperti perasaan tertekan atau cemas) Ya Tidak (a) Mengurangi waktu yang Anda gunakan untuk bekerja atau aktivitas lain 1 2 (b) Hanya dapat mengerjakan pekerjaan lebih sedikit dari yang seharusnya 1 2 Anda lakukan (c) Tidak dapat melakukan aktivitas sebaik/ seteliti biasanya 1 2 6. Dalam 4 minggu terakhir ini seberapa jauh kondisi kesehatan fisik dan masalah emosi /perasaan Anda mempengaruhi aktivitas sosial Anda dengan keluarga, tetangga atau kelompok ? (contohnya pergi rekreasi, arisan, pengajian, rapat, dll). 1. Tidak berpengaruh sama sekali 2. Sedikit berpengaruh 3. Sedang-sedang saja 4. Banyak berpengaruh 5. Benar-benar berpengaruh 7. Seberapa berat nyeri tubuh (seperti sakit kepala, sakit leher, kemeng, gringgingen, dll) yang Anda alami selama 4 minggu terakhir ini ? 1. Tidak pernah 2. Sangat ringan 3. Ringan 4. Sedang 5. Berat 6. Sangat berat

8. Selama 4 minggu terakhir ini, seberapa berat nyeri tubuh tersebut (seperti sakit kepala, sakit leher, kemeng, gringgingen, dll) mempengaruhi pekerjaan atau aktivitas Anda ? 1. Tidak berpengaruh sama sekali 2. Sedikit berpengaruh 3. Sedang-sedang saja 4. Banyak berpengaruh 5. Sangat banyak berpengaruh 19. Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini tentang bagaimana perasaan Anda dan bagaimana hal tersebut Anda rasakan selama 4 minggu terakhir ini. Untuk setiap pertanyaan, harap berikan satu jawaban yang paling mendekati dengan yang Anda rasakan dan seberapa sering hal itu terjadi dalam 4 minggu terakhir ini. Setiap waktu 1 1 1 sangat sering sering kadang-kadang jarang 2 2 2 3 3 3 4 4 4 5 5 5 Tidak pernah 6 6 6

(a)

Apakah Anda merasa sangat bersemangat ? (b) Apakah Anda merasa sangat gugup ? (c) Apakah Anda merasa sangat sedih sehingga tidak ada yang menghibur ? (d) Apakah Anda merasa tenang dan damai ? (e) Apakah Anda merasa penuh energi ? (f) Apakah Anda merasa bimbang ? (g) Apakah Anda merasa jenuh dan bosan ? (h) Apakah Anda merasa bahagia ? (i) Apakah Anda merasa lelah ?

1 1 1 1 1 1

2 2 2 2 2 2

3 3 3 3 3 3

4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 5 5

6 6 6 6 6 6

10. Dalam 4 minggu terakhir ini, seberapa sering masalah kesehatan fisik dan masalah emosi/ perasaan Anda mempengaruhi aktivitas sosial Anda (seperti mengunjungi teman, pergi arisan, pengajian, rapat, kondangan, dll). 1. Setiap waktu 2. Sering 3. Kadang-kadang 4. Jarang 5. Tidak 11. Apakah pernyataan-pernyataan ini BETUL atau SALAH.

Sangat Betul (a) Saya merasa lebih mudah sakit dibandingkan orang lain (b) Saya merasa sehat seperti orang lain (c) Saya mengira kesehatan saya akan memburuk (d) Kesehatan saya baik sekali 1 1 1 1

betul 2 2 2 2

Tidak salah tahu 3 4 3 3 3 4 4 4

Sangat Salah 5 5 5 5

Lampiran 2

SKORING KUESIONER PENELITIAN Tabel di bawah ini adalah sistem skoring Short Form-36 secara manual didasarkan pada Medical Outcomes Trust. How to Score the Short Form-36 Health Survey. Boston: Medical Outcomes Trust, 1993; Apendix 211-225. A. Fungsi Fisik (Physical Functioning atau PF) No 3a. 3b. 3c. 3d. 3e. 3f. 3g. 3h. 3i. 3j. Item Aktivitas berat Aktivitas sedang Mengangkat/membawa belanjaan harian Menaiki babarapa anak tangga Menaiki 1 anak tangga Menekuk tubuh, membungkuk, berlutut/sujud Berjalan lebih dari 1,5 km Berjalan jarak 50 rumah (500 meter) Berjalan jarak 10 rumah (100 meter) Mandi dan berpakaian sendiri Pilihan Respon Ya, sangat terbatas 1 Ya, sedikit terbatas 2 Tidak terbatas sama 3 sekali Kode Nilai 1 2 3 Nilai Akhir

B. Keterbatasan Peran karena Masalah Fisik ( Role Limitation due to Physical Problem atau RP) No Item Pilihan Kode Nilai Respon Nilai Akhir 4a. Mengurangi waktu yang Anda gunakan untuk Ya 1 1 4b. bekerja atau aktivitas lain Tidak 2 2 4c. Hanya dapat mengerjakan pekerjaan lebih sedikit 4d. dari yang seharusnya dapat Anda lakukan Mengalami keterbatasan jenis pekerjaan atau aktivitas yang dapat dilakukan Mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan atau aktivitas lain (contohnya: memerluka usaha yang sangat besar dalam melakukan pekerjaan)

C. Nyeri Tubuh ( Bodily Pain atau BP)

No 7.

Item Seberapa berat nyeri tubuh ( seperti pegal-pegal, keju-keju, sakit kepala, sakit boyok, kemeng, gringgingen, dll) yang Anda alami selama 4 minggu ini ?

Pilihan Respon Tidak pernah Sangat ringan Ringan Sedangsedang Berat Sangat berat

Kode Nilai 1 2 3 4 5 6

Nilai Akhir 6,0 5,4 4,2 3,1 2,2 1,0

No 8.

Item Selama 4 minggu terakhir ini, seberapa berat nyeri tubuh tersebut (seperti sakit kepala, sakit leher, kemeng, gringgingen, dll) mempengaruhi pekerjaan atau aktivitas Anda ?

Pilihan Respon Tidak berpengaruh Sedikit berpengaruh Sedang-sedang saja Banyak berpengaruh Sangat banyak berpengaruh

Kode Nilai 1 2 3 4 5

Nilai Akhir 6,0 4,75 3,5 2,25 1,0

D. Kesehatan Umum ( General Health atau GH) No 1. Item Pilihan Respon Kode Nilai Nilai Akhir 1 2 3 4 5 5,0 4,4 3,4 2,0 1,0

Dapatkah Anda menerangkan tentang kondisi Amat sangat Anda saat ini ? baik Baik sekali Baik Biasa-biasa saja Buruk Item Saya merasa lebih mudah dibandingkan orang lain Saya mengira kesehatan saya memburuk Pilihan Respon sakit Sangat betul Betul akan Tidak tahu Salah Sangat salah Pilihan Respon

No 11a. 11c.

Kode Nilai 1 2 3 4 5

Nilai Akhir 1 2 3 4 5 Nilai Akhir

88 No

Item

Kode Nilai

11b. 11d.

Saya merasa sehat seperti orang lain Kesehatan saya baik sekali

Sangat betul Betul Tidak tahu Salah Sangat salah

1 2 3 4 5

5 4 3 2 1

E. Vitalitas (Vitality atau VT) No Item 9a. 9e.

Pilihan Respon

Kode Nilai 1 2 3 4 5 6 Kode Nilai 1 2 3 4 5 6

Nilai Akhir 6 5 4 3 2 1 Nilai Akhir 1 2 3 4 5 6

Apakah Anda merasa sangat Setiap waktu bersemangat? Sangat sering Apakah Anda merasa penuh energi ? Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah Item Pilihan Respon

No 9g. 9i.

Apakah Anda merasa jenuh dan bosan ? Setiap waktu Apakah Anda merasa lelah ? Sangat sering Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

F. Fungsi Sosial ( Social Functioning atau SF) No 6. Item Dalam 4 minggu terakhir ini seberapa jauh kondisi kesehatan fisik dan masalah emosi/perasaan Anda mempengaruhi aktivitas sosial Anda dengan keluarga, tetangga atau kelompok ? Pilihan Respon Tidak berpengaruh sama sekali Sedikit berpengaruh Sedang-sedang saja Banyak berpengaruh Benar-benar berpengaruh Kode Nilai 1 2 3 4 5 Nilai Akhir 5 4 3 2 1

No

Item

Pilihan Respon

Kode Nilai

Nilai Akhir

10.

Dalam 4 minggu terakhir ini, seberapa sering Setiap waktu masalah kesehatan fisik dan masalah emosi/ Sangat sering perasaan Anda mempengaruhi aktivitas sosial Anda Kadangkadang Jarang Tidak pernah

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

G. Keterbatasan Peran karena Masalah Emosi ( Role Limitation due to Emotional Problem atau RE) No 5a. 5b. 5c. Item Mengurangi waktu yang Anda gunakan untuk bekerja atau aktivitas lain Hanya dapat mengerjakan pekerjaan lebih sedikit dari yang seharusnya Anda lakukan Tidak dapat melakukan aktivitas sebaik/ seteliti biasanya Pilihan Respon Ya Tidak Kode Nilai 1 2 Nilai Akhir 1 2

H. Kesehatan Mental secara Umum ( General Mental Health atau MH) No 9b. 9c. 9f. Item Pilihan Respon Kode Nilai 1 2 3 4 5 6 Nilai Akhir 6 5 4 3 2 1 Nilai Akhir 6 5 4 3 2 1

Apakah Anda merasa sangat gugup ? Setiap waktu Apakah Anda merasa sangat sedih sehingga Sangat sering tidak ada yang menghibur ? Sering Apakah Anda merasa bimbang ? Kadang-kadang Jarang Tidak pernah Item Pilihan Respon

No 9d. 9h.

Kode Nilai 1 2 3 4 5 6

Apakah Anda merasa tenang dan Setiap waktu damai ? Sangat sering Apakah Anda merasa bahagia ? Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

FORMULA UNTUK SKORING DAN SKALA TRANSFORMASI

Skala

Jumlah Nilai Item Akhir (menurut kode nilai item pada tabel)

Fungsi Fisik (PF) Keterbatasan peran karena masalah fisik (RP) Nyeri tubuh (BP) Kesehatan Umum (GH) Vitalitas (VT) Fungsi Sosial (SF) Keterbatasan peran karena masalah emosi (RE) Kesehatan Mental (MH)

3a+3b+3c+3d+3e+ 3f+3g+3h+3i+3j 4a+4b+4c+4d

Skor baris terendah dan tertinggi yang mungkin 10,30 4,8

Rentang skor baris yang mungkin 20 4

7+8 1+11a+11b+11c+11d 9a+9e+ 9g+9i 6+ 10 5a+ 5b+ 5c

2,12 5,25 4,24 2,10 3,6

10 20 20 8 3

9b+9c+9d+9f+9h

5,30

25

Transformasi skor = (skor baris aktual skor baris terendah yang mungkin) X 100 selisih skor tertinggi dan terendah

You might also like