You are on page 1of 2

Praktek Ghazwul Fikri Dalam Bidang Teknologi Dan Informasi - Kajian Ghazwul Fikr - Syuhada Palestina Oleh Abu

Hamasah Rabu, 01 Februari 2012 02:26

Praktek Ghazwul Fikri Dalam Bidang Teknologi Dan Informasi

Disebutkan sebelumnya, bahwa media informasi merupakan penyumbang nomor satu dalam menyebarkan perang pemikiran. Salah satu metode perang pemikiran yang dilakukan adalah dengan cara pengkaburan istilah. Pengkaburan istilah ini dinilai sangat efektif sehingga akan berakhir dengan anggapan yang benar ketika sebuah istilah diungkapkan secara terus menerus. Sebagai contoh misalnya, istilah pasukan Taliban akan memiliki makna yang positif dan perjuangannya akan mendapatkan dukungan yang besar dan kuat dari umat Islam jika istilah tersebut diungkapkan dengan Mujahidin Taliban. Tapi sebaliknya, umat Islam tidak akan simpatik bahkan akan cenderung memusuhi umat Islam yang lainnya jika istilah tersebut diungkapkan dengan Talibanisme atau rezim Taliban. Dan yang terjadi saat ini adalah, media mulai mengistilahkan Mujahidin Taliban dengan Talibanisme. Bahkan beberapa media di Indonesia ada yang menyebutkan rezim Taliban. Mengapa ini terjadi?

Kejadian tersebut di atas sesungguhnya dikarenakan penguasaan musuh-musuh Islam akan

1/2

Praktek Ghazwul Fikri Dalam Bidang Teknologi Dan Informasi - Kajian Ghazwul Fikr - Syuhada Palestina Oleh Abu Hamasah Rabu, 01 Februari 2012 02:26

teknologi informasi dan jaringannya. Ada sebuah kasus yang menarik. Beberapa saat setelah gedung WTC hancur, CNN yang mempunyai jaringan hampir di seluruh dunia dan memiliki kemampuan teknologi canggih dengan kecepatan akses yang tinggi, langsung mengekspos gambar masyarakat Arab yang bersorak sorai baik di televisi maupun di internet. Mereka hendak mengarahkan opini publik bahwa masyarakat Muslim ternyata sangat gembira atas peristiwa tersebut. Maksud dari semua itu tidak lain karena mereka ingin memperlihatkan bahwa kaum Muslimin adalah terorisnya. Selanjutnya apa yang akan terjadi? Bisa saja umat Islam tidak lagi memberikan dukungan terhadap perjuangan Umat Islam dan Islam, bahkan yang lebih buruk lagi mereka malah memusuhi Islam.

Inilah yang mereka inginkan dari umat Islam. Walaupun akhirnya maksud jahat mereka terbongkar dengan terbuktinya bahwa gambar yang ditayangkan tersebut, sebenarnya rekaman kejadian yang sudah terjadi jauh sebelum peristiwa hancurnya gedung WTC. CNN sangat malu hingga sempat minta maaf atas penayangannya itu. Ada kasus yang lebih menarik berkenaan dengan kasus hancurnya gedung WTC. Tidak lama setelah hancurnya gedung pencakar langit tersebut, media mereka langsung mengekspos tersangka pelaku. Pertama kali yang mereka curigai adalah seorang laki-laki keturunan Arab. Lagi-lagi mereka ingin mengarahkan bahwa pelakunya adalah Muslim. Tapi usaha mereka ternyata gagal, karena akhirnya terbukti bahwa tersangka yang mereka maksud telah meninggal dunia sebelum hancurnya gedung itu. Sebaliknya ada fakta-fakta aktual yang mereka ketahui namun kemudian mereka tutup-tutupi. Misalnya fakta tentang cuti massalnya sejumlah 4000 karyawan berkebangsaan Yahudi yang bekerja di gedung nomor empat tertinggi di dunia itu, ketika gedung tersebut hancur. Fakta ini sama sekali tidak mereka angkat, karena mereka takut rencana jahat mereka terbongkar. Penghilangan fakta ini menyebabkan banyak sekali umat Islam yang tidak tahu fakta aktual yang sesungguhnya terjadi tersebut. Jadi kalau umat Islam tidak jeli dan tidak berusaha mencari informasi pembanding, maka yang terjadi adalah seperti yang mereka harapkan, status Muslim namun berperilaku memusuhi umat Islam dan Islam.

Di sepanjang sejarah, media mereka memang terbukti tidak pernah obyektif dalam menginformasikan apapun. Dan hal itu mereka lakukan secara sengaja. Banyak lagi hal yang telah mereka lakukan untuk meragukan umat Islam terhadap umat Islam yang lain dan Islam. Hasilnya adalah, banyak sekali kesalahan yang kemudian dilakukan oleh umat Islam kepada umat Islam yang lain dan Islam sendiri. Hal ini dapat dilihat dari umat Islam dalam mensikapi hal-hal yang sidah jelas kedudukannya. Kasus Palestina misalnya, ternyata masih banyak umat Islam yang menganggap bangsa Palestina sebagai agresor, atau usaha rakyat Bosnia dan Cechnya yang dicap sebagai usaha separatis. Dan masih banyak lagi sesungguhnya kasus yang serupa. Semua ini tidak lain adalah hasilk ghazwul fikri yang mereka mainkan. (Asy-Abu Syauqi) Joomla SEO by AceSEF

2/2

You might also like