Professional Documents
Culture Documents
ArhambinAhmadYasin,Lc.,MH.
Praktek Surat Al Qoriah, Al Zalzalah, & Nuh
4. Bibir ( )
15. Bibir bawah bagian dalam bertemu dengan ujung gigi seri atas, keluar huruf
`> _>l.l . ... _ _ . :| _. _ .l .
. _.> `>.. ,l> . .l`. . _..
16. Dua bibir
- tertutup , keluar huruf , jika huruf ba mati maka harus dibaca
mantul (qolqolah). Jika huruf mim bertasydid () maka dengung
(ghunnah)nya harus ditahan sekitar dua harokat. Kesalahan umum yang
terjadi saat pengucapan mim yang bertasydid () adalah ghunnah (dengung)
tidak ditahan, atau menahan ghunnah terlalu lama (berlebihan) dan
menggelombang-gelombangkannya yang disebut oleh ulama tajwid sebagai
(tathniinul ghunnaat).
- membulatkan bibir, keluar huruf
23
Boleh dibaca Shod, boleh dibaca sin :
`L,..l (Ath Thur : 37) 1.,, (Al Baqarah : 245)
L., ( Al Arof: 69)
Jika huruf sin diatas huruf shod maka lebih utama (masyhur) dibaca sin. Dan jika huruf sin dibawah huruf shod,
maka lebih utama (masyhur) dibaca shod.
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 28
..l . _. ,l, . ,l . _, . ,t-,.. . >..,
_,> . ,. ., _ l . . _,,! ,
_,1`..ll . `..`, ,-l!, . !. .. . !.! . s . .
. ',. `,l. ..., l >... `..`, .
1l . :.> . . l _1. !.,ls _-, _,!
.
.. _,.l . _`.l
Praktek Surat Yusuf ayat 43 49, At Takatsur
5. Rongga Hidung ( )
17. Yang keluar dari Rongga hidung adalah ghunnah ( dengung) yang ada pada huruf mim
dan nun. Seluruh huruf selain dari huruf mim dan nun, tidak boleh ada suara hidung,
termasuk pada mad. Ada tidaknya suara hidung dapat dicek dengan memencet atau
menutup kedua lubang hidung saat pengucapan huruf.
24
Kesalahan umum saat membaca huruf wawu yang bertasydid adalah menahan lama tasydid atau dibaca seperti
idghom bighunnah. (lihat catatan kaki nomor 11)
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 29
SIFAT-SIFAT HURUF
Huruf-huruf hijaiyyah memiliki sifat-sifat yang khusus yang harus diberikan. Dengan sifat-
sifat tersebut kita dapat :
1. Membedakan antara satu huruf dengan huruf yang lain, terutama yang sama makhrojnya.
2. Memperbagus pengucapan huruf secara tepat.
3. Mengetahui huruf yang mempunyai sifat yang kuat dan sifat yang lemah, yang hal ini
berpengaruh dalam masalah Idghom.
4. Membedakan antara huruf-huruf arab (hijaiyyah) dengan selain huruf hijaiyyah.
Misalnya antara huruf t dalam bahasa indonesia berbeda dengan sifat huruf
dalam bahasa arab, antara huruf K berbeda dengan sifat huruf , huruf s berbeda
dengan sifat huruf dsb. Lebih-lebih huruf yang tidak memiliki padanan
dalam bahasa kita seperti huruf . Sehingga kita tidak membaca Al Quran
dengan logat kita masing-masing, akan tetapi membaca Al Quran dengan logat arab
sebagaimana sabda Rasulullah saw:
, ,
Bacalah Al quran sesuai dengan logat dan suara orang Arab. (HR. Al Baihaqi &
Ath Thabrani)
Dari segi keterikatan dengah huruf, sifat huruf dibagi dua :
1. Sifat Ashliyyah atau sifat lazimah, yaitu sifat asli yang dimiliki oleh suatu huruf yang
tidak dapat terpisahkan dari huruf tersebut dalam kondisi apapun (berharokat fathah,
kasroh, dlommah, maupun sukun).
2. Sifat Arodliyyah atau sifat aridloh, yaitu sifat yang ada pada suatu huruf dalam satu
kondisi, dan tidak ada dalam kondisi yang lain, seperti sifat tafkhim (tebal) ataau tarqiq
(tipis) pada huruf ro, idhar atau ikhfa pada huruf nun mati, dsb.
Sifat Ashliyyah atau Sifat Lazimah sebagaimana disebut di atas, adalah suatu hak huruf yang
harus selalu diberikan dalam pengucapan suatu huruf. Sifat Ashliyyah atau Sifat Lazimah secara
keseluruhan ada tujuh belas. Dan dari tujuh belas sifat tersebut, setiap huruf minimal memiliki
lima sifat dan maksimal tujuh sifat. Secara global tujuh belas sifat tersebut dibagai menjadi dua
kategori : 1. Sifat yang memiliki lawan., dan 2. Sifat yang tidak memiliki lawan.
1. Sifat yang memiliki lawan :
1. : Keluar nafas : hurufnya adalah `
: Tidak keluar nafas : hurufnya adalah selain dari huruf Al Hams
2. : Suara tertahan : hurufnya adalah .
,antara sifat syiddah dan sifat Ar Rikhowah ada huruf yang memiiki
sifat pertengahan ( ) hurufnya adalah ;
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 30
: Suara terlepas : hurufnya adalah selain huruf Asy Syiddah dan At
tawassuth
25
3. : Lidah naik ke langit-langit
26
: hurufnya adalah :
: Lidah turun
27
: hurufnya adalah selain huruf istila
4. : Lidah lengket dengan langit langit: hurufnya adalah:
: Lidah terpisah dari langit-langit: hurufnya adalah selaih huruf al ithbaq
5. : Mengeluarkan huruf dengan cepat dan mudah: hurufnya adalah
`
: Mengeluarkan huruf dengan tertahan /berat : hurufnya adalah selain
dari huruf al idzlaq.
28
2. Sifat yang tidak memiliki lawan :
1. : Keluar suara tambahan menyerupai desis burung; hurufnya adalah
2. : Suara memantul ketika mati
29
: hurufnya `
. : Mengeluarkan suara dengan lembut : hurufnya adalah huruf
(wawu dan ya sukun sebelumnya huruf berharokat fathah)
4. : Miring dari makrojnya
30
.: hurufnya adalah
25
Sifat Syiddah, Tawassuth, dan Rikhowah sangat berpengaruh pada tempo huruf.
26
Yang dimaksud naik ke langit-langit adalah lidah bagian belakang terangkat ke langit-langit. Konsekwensi dari
huruf yang memiliki sifat istila adalah harus selalu dibaca tafkhim (tebal) dalam segala kondisi (berharokat fathah,
kasroh, dlommah, maupun sukun), -keterangan tentang tafkhim lihat catatan kaki nomor 9-. Sifat istila tidak ada
hubungannnya dengan bibir, tetapi hubungannya dengan lidah. Sehingga tidak ada kaitan antara istila dengan
gerakan/bentuk bibir, misalnya dengan memonyongkan bibir. Memonyongkan bibir hanya pada huruf wawu dan
huruf yang berharokat dlommah.
27
Huruf yang memilki sifat istifal harus selalu dibaca tarqiq(tipis).
28
Kedua sifat ini (idzlaq dan ishmat) tidak ada hubungan atau pengaruh dalam pengucapan suatu huruf. Akan tetapi
hubungannya adalah dengan bahasa. Jika ada kata yang terdiri dari empat atau lima huruf yang tidak satupun dari
huruf-huruf tersebut merupakan huruf idzlaq, maka kata tersebut bukan dari bahasa arab. Misal kalimat : `
(emas)
29
Qolqolah dibagi dua: (1) qolqolah sughro (jika mati ditengah ayat), dan (2) qolqolah kubro (jika mati/dimatikan di
akhir ayat). Pengucapan qolqolah tidak seolah-olah berakhiran hamzah seperti ` (de). Akan tetapi dipantulkan
secara wajar : (de)
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 31
5. : Ujung lidah bergetar
31
. Hurufnya adalah
6. : Angin menyebar di mulut : hurufnya adalah
7. : Suara dan makhroj memanjang
32
: hurufnya adalah
Dari keterangan diatas, maka jika sifat-sifat masing-masing huruf diuraikan adalah sebagai
berikut:
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- -
30
Maksudnya adalah miringnya huruf setelah keluar dari makhrojnya hingga menyentuh makroj huruf lain. Huruf
lam miring hingga ke ujung lidah, sedangkan huruf ro miring ke bagian permukaan lidah.
31
Harus dihindari bergetarnya ujung lidah berlebihan sehingga seolah menimbulkan lebih dari satu huruf ro
32
Memanjang diseluruh sisi lidah dengan gigi geraham(5 gigi belakang). Pengaruh dari sifat ititholah pada huruf
adalah pada tempo suara huruf yang lebih, terutama saat sukun atau bertasydid.
33
Hanya huruf ro saja yang memiliki 7 sifat.
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 32
-
-
- -
-
-
-
-
-
-
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 33
HUKUM NUN MATI ATAU TANWIN
, / - - - ,
1. ` : Jelas/ terang. Nun mati atau tanwin dibaca jelas tanpa menahan
ghunnah ketika bertemu dengan huruf
misal :
_ ,`_: l, _> _. `lL !,. ,. _:., _. _.,
.s .. | ..> > . , .s !. .l _. :!>
,`_: _- _. ,> .>.. _. ..> -.: ..> _ls _ ,`_: !,,.>
_. _>s :..: .:..s _.-, !.s '.l . `>,l. .s ,ls
,. ,s ,!,> .-.`. _. ,s _. _s , "s
_. _l> _ 1. - 1.>..l : :.l> _. .l>
2. ` : Masuk disertai ghunnah (dengung). Nun mati atau tanwin dimasukkan
(melebur) kedalam huruf berikutnya disertai menahan ghunnah sekitar
dua harokat
34
ketika bertemu huruf
35
misal :
.l| .> _s `>`>` ,!,. : !1> _>.l _. _| ,..
",_, !. !1. !L>: _.`, _. .l, >. _. _`..
_. _..`. :1, | , | >l`, _ ,l >,`. _. l>,
,`_: _> _. _... _1. !..Ls
:>
34
Lihat catatan kaki nomor 15
35
Kesalahan umum yang terjadi saat pengucapan idghom bighunnah adalah ghunnah tidak ditahan, atau menahan
suara atau tanpa ada ghunnah, atau menahan ghunnah terlalu lama (berlebihan) dan menggelombang-
gelombangkannya yang disebut oleh ulama tajwid sebagai .
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 34
Praktek surat Al Insan 19 - 31
3. ` : Masuk tanpa ghunnah. Nun mati atau tanwin dimasukkan /melebur ke
huruf berikutnya tanpa adanya ghunnah ketika bertemu huruf ,
misal :
_ ,, `..`, !, ,. l-l : _,1`.`,ll .l`.. ,l _:. _.>ll
"s ',> _. , :.. ! _l !.-> :,s ,.
4. ` : Membalik/merubah. Nun mati atau tanwin dirubah seperti mim disertai
menahan ghunnah sekitar dua harokat ketika bertemu dengan huruf
37
_. _ l , ,l. !., _. .-, ..L,..`. ,l. , ., ..l __.:, _>
. ,.`,l _ .L>' !. _. _> _.-.`. :| -,. !.1: !-`.. l ,.!.l!,
Praktek Surat Al Humazah dan Ali Imran : 18-22
5. : Menyamarkan. Nun mati atau tanwin dibaca samar (antara idzhar dan
idghom)
38
disertai menahan ghunnah sekitar dua harokat ketika bertemu
selain huruf-huruf yang diatas. Yaitu :
36
Pengecualian dari Idghom bighunnah dalam kalimat : "_. ,., .. . ,
nun mati harus dibaca Idzhar, tidak dibaca idghom bighunnah.
37
Cara pengucapannya adalah menempelkan/menutup kedua bibir dengan lembut, tidak ditekan sebagaimana
pengucapan pada mim yang bertasydid. Sehingga suara mim terdengar agak samar. Ada pula yang menyatakan
pengucapannya adalah dengan sedikit merenggangkan kedua bibir (bibir tidak menempel) atau menyentuhkan gigi
seri atas dengan bibir bawah. Akan tetapi wallohu alam - yang lebih kuat menurut para ulama adalah kedua bibir
tetap menempel/tertutup akan tetapi menempel dengan lembut (tidak ditekan). Kesalahan umum yang terjadi adalah
ghunnah tidak ditahan.
38
Cara pengucapannya adalah nun mati atau tanwin disamarkan, namun posisi bibir atau lidah sudah siap masuk ke
huruf berikutnya dengan menahan ghunnahnya. Sehingga cara pengucapan ikhfa berbeda-berbeda tergantung
makroj huruf berikutnya. Jika sesudahnya adalah huruf istila ( ) maka ikhfa juga harus dibaca tafkhim
(tebal), dan jika sesudahnya adalah huruf istifal ( ) maka ikhfa juga harus dibaca tarqiq (tipis).
Kesalahan umum yang terjadi adalah ghunnah tidak ditahan.
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 35
.,.. .. . .. ,..., _. ! .> ..1.`..
,l . _. :.. !-,.> . _. _.l. _,l ,!. l>!> .. , ,.. .
. .,>. ! _. ,l> | `,l> _. .. > . _,.- _,s ,l>
_. ..: ..s , _. >.,: _. : :.. !.l !!>:
.. _ _. 1: ,.l _s : , _'..`, _. !..`,:
. .l. _. _., `>' ,.>' _. . _l _. !.
l>! > ,. _l> _... _] .l! . _. .,. -.: .,. `>,.
_. !:,: !, .s .,.: !,. >: _. . !-,. :.:
_..`, . . `..! ! ...! .s !>l. .
_s ,. _. _. :... !.l>. !1,. _,l > !-L | _. _,.
:., ,, L .,-. !,,L _. _-L | !.!L l _. . ,,L
L. _s `>L `L.`, `L., _ :.L _. ,L
.. `l _>. '... !1. !.. .1. _ _ s!L :| _., _ ,...l
l! _. `_, !.1.. . . l > _. .. _. .. _,l
| `.. | _l `>.`. _. _.. . !.l.> ,.
Praktek Surat Al Muzzammil
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 36
HUKUM MIM MATI
1. ( ) : Mim mati bertemu dengan huruf . Mim mati
langsung dimasukkan kedalam huruf mim berikutnya
disertai manahan ghunnah sekitar dua harokat (sama
persis dengan cara pengucapan huruf mim yang
bertasydid), misal :
.s !. .l .. _. ,> !. .l _s : , _.-.
2. : Mim mati bertemu dengan huruf . Cara
pengucapannya sama persis dengan pengucapan iqlab
(lihat catatan kaki nomor 3).
39
.. ., l,. :l!, ,>' > ., _. .-l _. l> , _,l!,
,.. :!>> | , , .. , ,, >l ... `, l. , ,. ., !..
3. ` : Mim mati bertemu dengan seluruh huruf selain
dan . Mim mati dibaca jelas tanpa menahan ghunnah.
40
.. ` >:> !-,.- `l _>. _ls ,l . > !, .. >
_ , ,.!. .-, .,. _`-,L.`. !>: > `L.`,
Praktek Surat Al Fiil , Al Isro : 68- 71 , Al Muminun : 51 -76
39
Kesalahan umum saat membaca ikhfa syafawi adalah tidak menahan ghunnahnya.
40
. Kesalahan yang umum terjadi adalah ketika huruf mim mati bertemu dengan huruf sering dibaca samar atau
dengan menahan ghunnah.
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 37
HUKUM MAD (BACAAN PANJANG)
Secara global hukum mad dibagi menjadi dua : (1) Mad Asli, dan (2) Mad Fari (cabang).
1. Mad Asli. Panjangnya dua harokat(tidak boleh lebih atau kurang), yang termasuk mad asli
adalah
41
:
1. Mad Thobii : Apabila ada alif setelah huruf berfathah, ya sukun setelah huruf
berkasroh, atau wawu sukun setelah huruf berdlommah
42
: - - - . misal :
2. Mad Badal : Yaitu hamzah yang dibaca mad : misal :, , !...,|
3. Mad Iwadl : Berhenti pada huruf berharokat fathah tanwin selain huruf . cara
membacanya adalah dengan menghilangkan tanwin, dan membaca huruf tersebut dua
harokat
43
. Misal : !.,>> !.,ls
4. Mad Tamkin : Yaitu jika ada ya yang bertasydid bertemu dengan ya sukun. Panjangnya
2 harokat : misal : _.,,.l _.
5. Mad Shilah Qoshiroh (sughro) : Adalah huruf ha ( ) dlomir (kata ganti ketiga
tunggal)
44
, yang sebelumnya dalah huruf hidup. Misal ..| , ., .
45
41
Banyak pula ulama yang menggolongkan mad asli hanya mad thobii, dan menggolongkan mad badal, mad
iwadl, mad tamkin, dan mad shilah qoshiroh dalam mad fari (cabang), tidak dalam mad asli. Namun intinya tetap
dibaca 2 harokat.
42
Di dalam mushaf timur tengah tidak ada fathah/kasroh/dlommah yang berdiri.
43
Kesalahan umum yang terjadi ketika membaca mad iwadl adalah membacanya lebih dari dua harokat dengan
anggapan setiap akhir ayat dapat dipanjangkan lebih dari dua harokat, terutama jika di akhir surat, atau seorang
imam sholat yang mengakhiri bacaannya pada mad iwadl ketika mau ruku.
44
Ha dlomir (kata ganti ketiga tunggal) selalu dibaca panjang jika sebelumnya adalah huruf hidup, dan selalu
dibaca pendek jika sebelumnya huruf sukun atau huruf mad. Pengecualian pada kalimat kalimat :
!.!`. ., .> (QS. Al Furqon : 69) : ha dlomir ( ) dibaca panjang.
>l ., ( QS. Az Zumar : 7). : ha dlomir ( ) dibaca pendek.
> (QS. Al Arof : 111), dan 1l! (QS. An Naml : 28) : ha dlomir ( ) dibaca sukun.
45
Dalam mushaf cetakan Indonesia, mad shilah biasanya ditandai dengan dlommah atau kasroh yang berdiri.
Namun dalam mushaf timur tengah, dlommah dan kasroh tetap seperti biasa, tapi setelah dlommah terdapat huruf
wawu kecil, dan setelah kasroh terdapat huruf ya yang berbentuk seperti sudut ( .)
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 38
Praktek Surat Al Furqon 1- 11
2. Mad Fari (cabang). Suluruh mad, panjang aslinya adalah dua harokat. Panjang mad
menjadi lebih dari dua harokat jika ada sebab. Dan jika sebab tersebut tidak ada, maka tidak
boleh sama sekali memanjangkan mad lebih dari dua harokat. Sebab tersebut secara global
dibagi dua yaitu :
1. Sebab Hamzah :
1. Mad Wajib muttasil: Yaitu jika setelah mad asli ada hamzah dalam satu
kalimat(kata). Panjangnya 4 atau 5 harokat. misal : ,!,.l , ,! > , ,!. ,
l,!.. , ,_l> , `..l Praktek Surat Al Baqarah ayat 13 - 24
2. Mad Jaiz Munfashil : Yaitu jika setelah mad asli ada hamzah di lain kalimat.
Panjangnya 2, 4, atau 5 harokat. Misal : . .l. !.| ,.: !. . Praktek
Surat Al Kafirun.
3. Mad Shilah Thowilah (kubro) : Yaitu jika setelah mad shilah qoshiroh (sughro)
ada huruf hamzah. Panjangnya 2, 4, atau 5 harokat.
46
misal :
.:.> .`]!. , .:`> .` , Praktek Ayat Kursi ( QS. Al Baqarah : 255)
2. Sebab Sukun
1. Mad Aridl lissukun : Yaitu jika setelah mad asli ada huruf yang
diwaqofkan(dimatikan). Panjangnya adalah 2, 4, 6 harokat
47
. Misal.
..>l < _,. l.-l _ _..-l ,>l _ ,l.. ,, _.] _
46
Bacaan yang umum kita gunakan adalah bacaan dengan riwayat Hafsh dari Ashim dengan Jalur (thoriqoh)
Syathibiyyah. Dalam jalur syathibiyyah, mad jaiz munfashil dan mad shilah thowilah hanya boleh dibaca 4 atau 5
harokat (tidak boleh 2 harokat). Sedangkan mad jaiz munfasil dan mad shilah thowilah yang boleh dibaca 2 harokat,
adalah jalur (thoriqoh) Thoyyibatun Nasyr, yang jika kita menggunakannya (membaca mad jaiz munfasil dan mad
shilah thowilah 2 harokat) terdapat konsekwensi-konsekwensi perubahan dalam beberapa hukum tajwid yang lain.
Jika kita tidak memahami konsekwensi-konsekwensi tersebut, maka lebih baik tetap membaca mad jaiz munfasil
dan mad shilah thowilah 4 atau 5 harokat.( Abdul Fattah As Sayyid Ajmi, Hidayatul Qori ila Tajwidi Kalamil
Bari, Madinah: Darul Fajr Al Islamiyyah, 2001, 1/ 296-298)
47
Banyak orang yang beranggapan setiap akhir ayat dapat dipanjangkan lebih dari dua harokat, terutama jika di
akhir surat, atau seorang imam sholat yang mengakhiri bacaannya ketika mau ruku. Sedangkan yang dapat
dipanjangkan hingga 6 harokat hanyalah jika setelah mad asli ada huruf yang diwaqofkan(dimatikan). Jika tidak
maka tetap harus dibaca mad asli . misal mad thobii __.`. ,>,| :> , atau mad iwadl, misal :
_ !,. l..| .
48
Jika yang dimatikan adalah mad wajib muttashil, maka dibaca 5 atau 6 harokat misal : . ,!,.l
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 39
Praktek Surat At Tiin.
2. Mad Lin : Yaitu jika wawu atau ya sukun setelah huruf yang berharokat fathah, dan
sesudahnya ada huruf yang diwaqofkan(dimatikan). Panjangnya 2, 4, atau 6 harokat.
Misal : ,l ..> . _. > _. . Praktek Surat Quraisy.
3. Mad Farq : Yaitu mad badal bertemu dengan huruf yang bertasydid. Panjangnya 6
harokat. Di dalam Al quran hanya ada empat pada empat tempat, yaitu kalimat
_.], (QS. Al Anam ayat 143, dan 144), dan kalimat <, (QS. Yunus ayat
59 dan An Naml ayat 59)
4. Mad lazim : Mad lazim dibagi empat macam , seluruhnya wajib dibaca 6 harokat.
Mad lazim Mutsaqqol Kalimi ;Yaitu mad asli bertemu huruf yang bertasydid
49
.
Misal
_,l!.l :| ,,l> .!Ll _>l
:| ,,l> >!.l _l > !>l _. _!. _. !.
Praktek surat Al Anam : 76-80
Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi : Yaitu mad badal bertemu huruf sukun. Di dalam
Al Quran hanya ada pada 2 tempat (QS. Yunus ayat
51 dan 91 dengan kalimat yang sama yaitu : _.:l ,
Mad Lazim Mutsaqqol Harfi :Yaitu huruf di awal-awal surat yang
diidghomkan. Cara bacanya adalah dengan
membaca abjadnya dan dipanjangkan 6 harokat
kemudian diidghomkan pada huruf berikutnya.
Misal: l
Mad Lazim Mukhoffaf Harfi : yaitu huruf di awal-awal surat yang
tidak diidghomkan. Misal _ , _ , _
Secara keseluruhan huruf-huruf yang dipakai sebagai pembuka surat ada 14 huruf,
yang dapat dirangkai menjadi atau ` `
49
Kesalahan umum saat membaca Mad lazim mutsaqqol kalimi adalah huruf yang bertasydid setelah bacaan mad
tersebut dibaca lemah seolah tanpa tasydid. Atau langsung masuk ke tasydid dan tidak memanjangkan mad 6
harokat.
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 40
Huruf-huruf tersebut kemudian dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
1- Huruf-huruf yang dibaca abjad hijaiyyahnya dan dipanjangkan 6 harokat, ada
8 huruf dirangkai menjadi
2- Huruf-huruf yang dibaca mad thobii (2 harokat) dan tidak dibaca abjad
hijaiyyahnya, ada 5 huruf dirangkai menjadi :
50
,
Misal :L dibaca :
3- Huruf yang dibaca abjad hijaiyyahnya dan tidak dipanjangkan sama sekali,
yaitu huruf alif ( )
Secara praktek, ketika menyambung huruf-huruf tersebut dalam satu
rangkaian bacaan, berlaku hukum nun mati dan mim mati. Misalnya huruf (` )
bertemu dengan huruf (` ), maka berlaku hukum Idghom Miimi. Dan Jika huruf
(` ) bertemu dengan huruf , maka berlaku hukum Idhar Syafawi (lihat
bahasan Mim Mati). Demikian juga jika huruf (`) bertemu dengan huruf
(`), maka berlaku hukum Ikhfa. Dan jika huruf (` ) bertemu dengan huruf
(` ), maka berlaku hukum Idghom Bighunnah (lihat bahasan nun mati ). Dst.
l _.l l .l _-, L _L Praktek
.L _, _ > _.s _
Catatan :
Tanda ( ~ ) bukanlah tanda baca, bukan pula sebab mad menjadi panjang. Akan tetapi
sebabnya adalah yang telah disebutkan diatas. Misal dalam kalimat :
s , _ . | _ > l , : s . _ _
Dalam kalimat _|. ada tanda ( ~ ) karena ada hamzah () pada ayat berikutnya. Jadi jika
berhenti pada kalimat _|. , tetap harus dibaca mad asli (2 harokat), karena sebabnya ada pada
ayat berikutnya . Namun jika disambung (washol) dengan ayat berikutnya, maka dibaca mad jaiz
munfasil karena ada sebab hamzah. Tanda ( ~ ) sifatnya hanya membantu, bukan patokan.
Demikian pula misalnya pada kalimat :
50
Para ulama juga menggolongkannya pada mad asli. Kesalahan umum saat membaca huruf-huruf ini (` )
adalah dibaca abjad hijaiyyahnya, atau dibaca lebih panjang dari dua harokat.
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 41
l > . . < l - . l . , _ _ l - . . _ l > , _
Jika berhenti (waqof) pada kalimat _,.l.-l , maka dibaca mad aridl lissukun (2- 6 harokat),
karena ada sebab setelah mad ada huruf yang dimatikan. Namun jika _,.l.-l disambung
(washol) dengan ayat berikutnya , maka harus dibaca mad asli (2 harokat), karena sebab mad
dapat lebih panjang dari dua harokat tidak ada.
Jadi untuk memastikan suatu mad dapat lebih panjang dari dua harokat atau tidak,
adalah dengan memastikan ada tidaknya sebab-sebab yang telah diuraikan diatas.
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 42
MACAM-MACAM IDGHOM
1. Idghom Mutamatsilain ( ) Yaitu mengidghomkan huruf kedalam huruf
yang sama makroj dan sifatnya (huruf yang sama), yang sebelumnya sukun , dan yang
berikutnya berharokat(hidup) sehingga seolah-olah menjadi satu huruf bertasydid .
Misal :
!. > ..> `>.`, ,.l _ , _!>
,. .!.-, . l>:
Huruf dal dan ba tidak boleh dibaca qolqolah, tetapi langsung masuk pada huruf
berikutnya
l. l > . 1. `.., . 1. `..> . s .l
Huruf wawu tidak boleh ditahan seperti idhgom bighunnah, akan tetapi cukup ditekan
secara wajar.
Jika huruf wawu atau ya merupakan huruf mad, maka tidak dapat diidghomkan pada huruf
berikutnya.
Misal :
. `,! . L, 1. < >l-l _>l. l! l ,
_.] '_`.`, _ ,, _>
2. Idghom Mutajanisain ( ) Yaitu mengidghomkan huruf kedalam huruf
yang sama makrojnya namun berlainan sifatnya.
Misal :
--- :| `..lL :| .lL
--- . _,,. . _.l-. ,...> !. ,., s | `.:
--- !.l l1. s: < !.`, _! . ,,> !..s:
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 43
-- ..! : !L _. _., _,, `.| , !L
-- l, ,l:
!.-.
Huruf yang pertama langsung dimasukkan pada huruf berikutnya, atau huruf pertama
seolah-olah dihilangkan dan huruf berikutnya ditasydid sehingga dinamakan idghom
taam/sempurna.
L > _ l L., `.L
Huruf tho tidak gugur seratus persen. Qolqolah pada huruf tho tidak dibaca, namun sifat
Ithbaq atau sifat tebal(tafkhim) tho masih ada, sehingga dinamakan Idhgom Naqish /tidak
sempurna.
3. Idghom Mutaqoribain ( ) Yaitu mengidghomkan huruf kedalam huruf
yang berdekatan makroj dan sifatnya.
Misal :
beliau menjawab : (membaca huruf dengan tajwid dan
mengetahui waqof.)
55
Sehingga berdasarkan pernyataan Ali bin Abi Tholib ra. tersebut, seseorang belum dapat
dikatakan membaca Al Quran dengan tartil jika tidak menguasai masalah waqof.
Dari segi makna ayat, waqof dibagi 4 macam, yaitu :
1. : Yaitu berhenti pada ayat yang telah sempurna mananya dan tidak
terkait dengan ayat berikutnya baik lafadz maupun maknanya. Misal :
` l . , s l _ > . _ . _ , ` l . , > ` l . l > _ _ | ] . _ ` . ,' . l , `
..., l >... `..`, _
2. : Yaitu berhenti pada ayat yang telah sempurnya maknanya namun
secara lafadz ayat tersebut berkaitan dengan ayat berikutnya. Misal :
| ] . _ ` . ,' . l , ` , . . . l . . . > ,` . .` _ > . < s l _
,l _ls -..
3. : yaitu berhenti pada ayat yang telah sempurna mananya namun
mana dan lafadz ayat tersebut berkaitan dengan ayat berikutnya. Oleh karena itu
dianjurkan untuk memulai dari kalimat sebelumnya. Kecuali jika di akhir ayat. Misal :
_.] `..`, ,-l!, `,,1`, :l.l !. .. 1.`, _
54
QS. Al Muzzammil ayat 4
55
Ibnul Jazariy , An Nasyr fil qiroatil asyr, Beirut, Darul kutub; Juz 1 hal 254
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 46
4. : Yaitu berhenti pada ayat yang belum sempurna maknanya, yang jika
dilakukan akan memberikan makna yang tidak bagus atau bahkan merubah arti. Misal ::
.. ,l.. ,, _.] _
Waqof ini jika dilakukan dengan sengaja maka hukumnya tercela, kecuali jika berhenti
karena darurat, seperti nafas habis, batuk, bersin, atau menguap, maka wajib mengulang.
Untuk mengetahui kaidah waqof-waqof diatas, tentu saja sangat diperlukan pemahaman
terhadap makna ayat-ayat Al Quran dan tata bahasa arab. Namun agar waqof tilawah kita
tepat dan terhindar dari kesalahan arti (terutama bagi yang tidak menguasai tata bahasa arab),
maka dalam mushaf Al Quran diberikan tanda-tanda waqof yang disesuaikan dengan makna
ayat. Dan bagi yang memiliki kemampuan pemahaman terhadap ayat-ayat Al Quran dan tata
bahasa arab, maka ia tidak terikat dengan tanda-tanda tersebut. Karena tanda-tanda tersebut
sifatnya tidak mutlak. Sebagaimana diungkapkan oleh Imam Al Jazari :
... `
Di dalam Al Quran tidak ada waqof yang sifatnya wajib atau haram kecuali karena suatu
sebab.
56
Bahkan boleh jadi kita dapati satu cetakan mushaf yang satu dengan yang lainnya, dalam satu
ayat yang sama memiliki tanda waqof yang berbeda.
Tanda-tanda waqof tersebut adalah :
1. : harus waqof
2. : lebih utama waqof
3. : lebih utama waqof
4. : boleh waqof boleh wasol
5. : lebih utama washol
6. : berhenti pada salah satu tanda
7. : tidak boleh waqof
57
56
Imam Ibnu Al Jazari., Al Muqoddimah Fiimaa Ala Qor il Qurani An Yalamah
57
Berhenti diakhir ayat tetap boleh walaupun terdapat tanda () di akhir ayat, namun harus melanjutkan ayat
berikutnya (tidak berhenti tilawah). Misalnya :
_, _..ll _ _.] > _s :. >!. _
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 47
Catatan :
Ketika waqof, huruf terakhir harus mati atau dimatikan. Tidak boleh waqof dalam kondisi
huruf hidup, baik waqof ditengah ayat maupun di akhir ayat. Imam Al Jazari menyatakan :
Hindari waqof dengan harokat (huruf hidup)
58
Jika huruf terakhir adalah huruf mati, maka dibaca apa adanya : misal
_,:l !.> (huruf yang terakhir adalah alif)
_ < .,s !.l>: .`] _.,: _
_.] ` .. _s _,, . < _. l..-
| `.., _:., !. ,..., ., .1 ..>
Jika huruf terakhir adalah huruf hidup, maka harus dimatikan
59
(termasuk jika huruf
sebelum akhir juga huruf mati), misal :
`., < _. .-l ,>l
`.., !., l. !. .`. !.l >-. .>. _ _l .,
_.. -.:l .:..s | _.l _: .l
58
, Imam Ibnu Al Jazari. Loc. Cit.
59
Pengecualian jika berhenti (waqof) pada lafadz ._.., !. (QS. An Naml ; 36), maka boleh mematikan pada
huruf ya, sehingga dibaca famaa aataanii. Atau boleh juga mematikan pada huruf nun dan huruf ya tidak dibaca,
sehingga dibaca famaa aataan.
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 48
l! _: !.l ,`, _,,`, !.l !. _>
:| -l , _ .l __
!.l `: .> >l _! , l :: .>l> _. `_, _.`,|
!. `l-, :`.`> ,, | >
| l. _1 _,`.> < .l| | >
:| ,!> ``.. < _.l
_,. ..> ,, :-.`.
| ..> !. .,.`. _. _.>
!.| . .l. _ ,l .1l !. ,.: !. ,l .1l _
`.-l | _.. _.l .> _ | _.] `.., l.s .>l..l ..
_>l!, .. .l!, _
60
Jika mati pada mad shilah, huruf (ha dlomir) tetap harus dimatikan.
61
Kesalahan umum saat waqof pada kondisi huruf sebelum akhir berharokat sukun(mati), adalah berhenti pada
huruf sebelum akhir tersebut dan menghilangkan (tidak membaca) huruf yang terakhir sesudahnya. Atau kesalahan
yang lain adalah dengan menghidupkan huruf yang terakhir. Yang tepat adalah huruf yang terakhir tetap dibaca
(tidak hilang), namun hurus dimatikan. Sehingga huruf terakhir dan sebelum akhir sama-sama mati.
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 49
Jika huruf terakhir adalah ta marbuthoh ( ), maka ketika mati menjadi huruf ,
misal :
_> ,.. ,. > ,:.-l :`>` .., -:. > _ .l. ,.!. _ _l`.. !.
,.l> _ _.`. _. _,s ,., _
,l> `s _. .`, .>..l :L!>'!, _ .- _. , >.> !
:.> ,, !.| !.l !-L ',!.l _>..l .- _ ,!>' ! l->.l _>l :.. !,-.
: ,s _ :| _. _ .l >. :.> _ l.- `_ `_!,>' !..
: :.> _ . ., - -l _ 1:. ',!..l _a .., ,> _
Jika huruf terakhir berharokat fathatain ( ), maka ketika mati dibaca mad iwadl (lihat
bab mad)
62
, kecuali pada huruf tetap dibaca seperti kaidah mati pada diatas. Misal:
. ,..-l !>,. . ,.l! l>. _ ,,-.! !>,. _ .! ., !-1. _
_L. ., !-.- _
! !. , '_!.l 1. `>`, _.] _>1l> _. _. :.> _l > !.. !> , !,..
l> ,. ,!. 1. < _.] l,!.. ., l> | < l >,l. !,,
62
Termasuk pada hamzah yang berharokat fathatain ( ) walaupun sesudahnya tidak ada huruf alif.
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 50
`_:. _.] ` _:. _.] _-., !. _.`., | ,!s: , ..
!.| _..!: ,!:| __
Jika huruf terakhir yang dimatikan bertasydid, ada beberapa kondisi :
- Jika mematikan huruf mim dan nun yang bertasydid, maka huruf mim atau nun
dimatikan dengan menahan ghunnahnya sekitar dua harokat , misal :
- _> _! ,l >l .. _!,l _l
- ! !. , _.] `.., :| `,l> . ...l ,>.`. _>`.>..! < `l. _...,|,
- .., `_:`. _s .,.: _.| !> __
- !.,>.`.! .l . .,> _. -l .l. _>.. _,...l __
- Jika mematikan huruf qolqolah ( ) yang bertasydid, maka huruf tersebut tidak
langsung diqolqolahkan, tetapi ditahan sejenak baru diqolqolahkan (dipantulkan)
63
. Misal
:
- ..l:`. _s > _ _> ,. _!.ll _>l
- l.1. _.l _.l > < | _>l!,
- ,l: `,l _>'
- ,. . , _ l .
- 1. _. !. >. . _. _, _.!, `.> ,.l _1, ,
- Jika mematikan huruf bertasydid selain pada dua kondisi diatas, maka dibaca mati
dengan sidikit ditekan. Misal :
63
Kesalahan umum dalam masalah ini adalah misalnya dalam kalimat _>l!, , adalah dengan sedikit
memanjangkan huruf (). Yang tepat adalah menahan sejenak qolqolahnya baru dikeluarkan, bukan
memanjangkan huruf sebelumnya, huruf sebelumnya tetap harus dibaca 1 harokat.
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 51
- | , ,, .-`, l1, "`>. ..`.. _
- `_1, _... .., _ .
- l1, _ l ! .-> _|| .,..l _>>`,l s !.. _:
- | l !,.`, _, _L
- | < ...l . l.`, _ls _,.l
- _.,l !. .l-> _>l _. .-: < _>l !, ,> `:! `. < !,l. . .
- _.] l! , ,l `.1, | !. `1, _.] L,>. , _.L,:l _.
_.l
- | _.L,:l _>l .s .
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 52
ISTILAH-ISTILAH DALAM AL QURAN
1. : berhenti sejenak tanpa bernafas pada ayat :
l>s !.,
!... ..>
_, _. _
_ ,
2. : Memonyongkan (membulatkan) bibir ketika menahan ghunnah nun
tasydid sebagai isyarat dlommah yang terbuang pada ayat
69
: !..!.
3. : fathah dibaca miring ke kasroh(re) pada ayat
70
:
!. .`. ! .>: < `.,
4. : yaitu hamzah kedua dibaca pertengahan antara hamzah dan alif pada ayat
:
71
_.>,
72
64
QS. Al Kahfi : 1-2
65
QS. Yasin : 52
66
QS. Al Qiyamah : 27
67
QS. Al Muthoffifin : 14
68
Selain empat ayat tersebut, pada QS. Al Haqqoh : 28-29
!. _.s _.s ,l!. __ ,l> _.s ,..Ll. __
ketika washol dapat dibaca atau idghom.
69
QS. Yusuf : 11
70
QS. Hud : 41
71
QS. Fushilat :44
72
Selain ayat tersebut, juga dapat diterapkan pada Mad Farq yaitu kalimat : <, dan _ .],
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 53
5. : yaitu mengganti hamzah yang berharokat sukun dengan huruf ya sukun
pada ayat
73
: _... sehingga membacanya adalah iituunii,
74
bukan
Ituunii, juga bukan utuunii.
75
6. : yaitu dengan memindahkan harokat hamzah washol ke huruf lam pada
ayat
76
: `,- _.,
77
5. : Wiqoyah artinya menjaga. Nun Wiqoyah yaitu nun yang dibaca kasroh
yang dimunculkan untuk menjaga agar tanwin tidak hilang, dibaca ketika ada
tanwin bertemu dengan hamzah washol
78
, cara bacanya adalah tanwin
dihilangkan, dan diganti dengan huruf nun kasroh (ni) misal
79
:
73
QS. Al Ahqof : 4
74
Hamzah washolnya dibaca kasroh (i) karena harokat asli huruf ketiganya () adalah kasroh, huruf () tersebut
menjadi dlommah karena menyesuaikan dengan huruf () jama sesudahnya. (Keterangan tentang hamzah washol
lihat catatan kaki nomor 16.)
75
Sebenarnya tabdil adalah kaidah umum yang berlaku untuk setiap hamzah washol yang bertemu dengan hamzah
asli yang sukun. Cara bacanya yaitu dengan mengganti hamzah asli yang sukun dengan huruf mad yang sesuai
dengan harokat hamzah washol. Misal dalam surat Al Baqarah 283 jika kita memulai pada bacaan _.. maka
harus kita baca uutumina, bukan utumina.
76
QS. Al Hujurat : 11
77
Aslinya adalah bisal ismu, dipindah harokatnya menjadi bisalismu
78
Keterangan tentang hamzah washol lihat catatan kaki nomor 16.
79
Pada mushaf cetakan Indonesia biasanya sudah ditandai dengan huruf nun kecil dibawah, dan tanwinnya sudah
dihilangkan. Pada mushaf timur tengah tidak ada nun kecil tersebut, namun tanwin tetap ditulis, dan hamzah washol
ditandai dengan huruf alif diatasnya ada huruf shod kecil ( ),. Walaupun nun wiqoyah tidak tertulis, ketika ada
tanwin bertemu dengan hamzah washol (), nun wiqoyah tetap harus dibaca. Kesalahan umum yang terjadi adalah
tanwin dihilangkan begitu saja tanpa membaca nun wiqoyah, dan langsung masuk ke huruf berikutnya.
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 54
.. > . ., _. _.] !-,.- <!.
,. >.-l , :!,l _ > < .> < ...l _
_, _l :.> :.l _.] _.- ! . .::.s _
`_:. .l ., > :>: :, > :.> _. _ _ !. !l _. __
6. : Yaitu ayat-ayat yang jika kita membacanya disyariatkan untuk
melakukan sujud tilawah
80
. Jumhur Ulama menyatakan hukum sujud
tilawah adalah Sunnah Muakkadah.
- -
:
.
dari Abi Hurairah ra berkata: Rasulullah saw. Bersabda: Apabila anak adam membaca ayat
sajdah kemudian sujud, maka menyingkirlah syetan dan menangis seraya berkata : celakalah
diriku, anak adam disuruh sujud dan ia pun ber sujud, maka baginya surga. Dan aku disuruh
sujud namun aku enggan, maka bagiku neraka. (HR. Muslim dan Ibnu Majah).
Sujud tilawah disunnahkah bagi yang membaca maupun yang menyimak, baik diluar
sholat maupun didalam sholat. Disyaratkan untuk sahnya sujud tilawah seperti syarat sahnya
sholat yaitu : dalam kondisi suci dari hadats kecil dan besar, suci dari najis, menutup aurat, dan
menghadap kiblat
81
. Caranya: diawali takbir, kemudian sujud, lalu bangkit lagi dengan
mengucapkan takbir. Bacaan sujud tilawah
82
, bisa sebagaimana bacaan sujud sholat,
` tiga kali
atau membaca :
80
Ayat-ayatnya ada lima belas tempat yaitu : QS. Al Arof : 206, Ar Rad:15, An Nahl : 50, Al Isro : 109, Maryam:
58, Al Hajj : 18 dan 77, Al Furqon: 60, An Naml :26, As Sajdah : 15, Shod : 24, Fushilat : 37, An Najm : 62, Al
Insyiqoq : 21, dan Al Alaq: 19.
81
DR. Wahbah Zuhaili , Al Fiqhul Islami Wa Adillatuhu ,Suriyah: Darul Fikr, 1985. 2/114, Imam Nawawi At
Tibyan Fii Adab Hamalatil Quran hal. 111
82
DR. Wahbah Zuhaili , Ibid 2/118, Imam Nawawi, Ibid hal 118, Dr. Sholih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan,
Al Mulakhosul Fiqhi, Riyadl : Darul Ashimah, 2002, 1/182, dari Hadits Riwayat Al Bukhori, Muslim, Al Baihaqi,
At Turmudzi, Abu Dawud, An Nasai, dan Ahmad.
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 55
Ya Allah untukMu aku sujud, kepadaMu aku beriman, dan kepadaMu aku berserah diri. Telah
sujud wajahku kepada Yang Menciptakannya, membentuknya, dan membelah pendengarannya
dan penglihatannya, Maha Suci Allah sebaik-baik pencipta.
Atau membaca ;
.
Telah sujud wajahku kepada Yang Menciptakannya, membentuknya, dan membelah
pendengarannya dan penglihatannya dengan daya dan kekuatanNya
Atau bisa ditambah dengan membaca doa:
.
Ya Allah tuliskanlan untukku di sisiMu dengan tilawah ini suatu pahala, dan ampunilah
dosaku dengan tilawah ini, dan jadikanlah untukku di sisiMu suatu simpanan, dan terimalah
dariku sebagaimana Engkau menerima dari hambaMu Dawud
7. : yaitu bulatan sempurna ( ) diatas suatu huruf. Tanda ini biasanya
terdapat di mushaf timur tengah. Tanda tersebut diletakkan diatas suatu huruf yang
menunjukkan bahwa huruf tersebut tidak dibaca (dianggap tidak ada) baik ketika waqof
maupun washol.
| . ! s . . . ! l l > . _ . l . . s l . . - ,
, . _ . . ' > ! . 1 . ,
| . . : ` ,
` l . , s l _ > . _ . _ , ` l . , > ` l . l > _
. l , . l . . , _ . . > l . _ , l ! . " l . . l s l , ` ] . _ > , . ! | l , , >
`>, _. .-l!,
, L . ! s l _ l , ` | : ! .` 1 ! l , . ! , l . . . , _ l _ . . s` . _ : . . | l . !
.1l !.l :| !LL:
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 56
| | _ s _ . ,` . ! . , -` . s . ! . ' s _ , : , . _ _
8. : yaitu bulatan lonjong diatas suatu huruf. Tanda tersebut diletakkan
diatas suatu huruf yang menunjukkan bahwa huruf tersebut tidak dibaca (dianggap tidak ada)
ketika washol, dan dibaca (dianggap ada) ketika waqof
83
.
. ! . l , . . ! s , . ,
| . . _ . ! < | l . | . ! ! s , . . _ l . l : ] . _
l . > . ! > < _ . , _ > .
:| ',!> _. > _. _`. >.. :| s `.., -l , l1l >!. >l
. L . , ! < l L .` . !
, . 1 l ` >` > _ l . ! , 1 l , . l , . . ! L - . ! < L - . ! l . _ _ ! l , ` . ! | . !
L - . ! . ! : . . ! , . ! ! . l . ! l . , , _ _
, ` L ! . s l , , : ! . , . _ . , l . , _
83
Misalnya pada lafadz !. jika washol (terus), maka harus dibaca pendek. Dan jika waqof pada lafadz
tersebut, maka harus dibaca panjang (2 harokat).
84
Sering muncul pertanyaan : kalau tidak dibaca kenapa ditulis? Padahal ini adalah hal yang biasa dalam bahasa
apapun, seperti pada kata student dalam bahasa Inggris, kenapa huruf t harus ditulis, walaupun tidak dibaca?
Jawabnya karena itu sudah merupakan kaidah penulisannya. Ada huruf yang harus ditulis walaupun tidak dibaca.
Demikian juga dalam bahasa Arab. Lebih-lebih dalam Al Quran yang setiap hurufnya bernilai sepuluh kebaikan
(lihat bahasan keutamaan membaca Al Quran, halaman 10).
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 57
20 KIAT PRAKTIS MENGHAFAL AL QURAN
1- Niat Ikhlash (QS. 98;5), dan memahami keutamaan menghafal Al Quran.. Keikhlasan
akan memunculkan semangat dan ketahanan seorang muslim dalam menjalankan setiap
perintah Allah dengan maksimal.
2- Sungguh-sungguh/mujahadah & memiliki tekad (kemauan) yang kuat
(QS.29;6&69)
3- Sabar dan istiqomah (QS.47:31, 3;142, 46;13)
4- Yakin bahwa menghafal Al Quran adalah mudah ( QS. 54;15/22/32/40),
5- Memperhatikan ada-adab membaca Al Quran (Membaca dengan tadabbur (berusaha
memahami isinya) dan khusu, Membaguskan bacaan (bacaan yang ideal dan sesuai
tajwid), Menjaga kesucian dan kebersihan, dll)
6- Setiap hari harus ada waktu wajib khusus Al Quran. Dan konsisten terhadap waktu yang
sudah kita tetapkan. Jika terpaksa dilanggar, maka maktu yang dilanggar harus dihitung
hutang.
7- Menetapkan target secara eksak sesuai kampuan maksimal masing-masing yang
memungkinkan untuk dicapai, baik dari segi jumlah yang mau dihafal maupun batas
waktunya (harian, mingguan, bulanan, atau tahunan).misal : dalam waktu sekian harus
dapat sekian (kalau perlu ditulis). Target tidak boleh abstrak ( misal : secukupnya,
sedapatnya, seselesai-selesainya, sebanyak-banyaknya, sekena-kenanya, sesempatnya,
dsb)
8- Menghafal persurat atau perhalaman. Jika langsung per-ayat, umumnya akan mengalami
kesulitan saat menyambung antar ayat.
9- Halaman/surat yang hendak dihafal, dibaca berulang-ulang sampai akrab dan memiliki
gambaran utuh dengan halaman/surat tersebut, dengan konsentrasi penuh dan pandangan
fokus. Jangan sampai teralihkan pada pikiran dan pandangan yang lain.
10- Membaca dengan tartil & Tidak tergesa-gesa (QS.73;4, 75;16, 20;114). Membaca dengan
cepat (tergesa-gesa) akan menjadikan hafalan mudah kacau.
11- Dengan suara yang lantang dan berusaha membaca dengan suara yang terbaik, karena
akan lebih berkesan dan membekas di pikiran. Menghafal dengan suara yang pelan akan
sulit memastikan benarnya bacaan, dan akan muncul keraguan saat dibaca dengan
keras.
12- Setelah melakukan proses pada poin ke-9, 10, dan 11, baru kemudian menghafal satu
ayat sampai lancar, kemudian lanjut ke ayat berikutnya. Kemudian diulang dari awal,
lanjut lagi ke ayat berikutnya, dan seterusnya hingga selesai satu surat atau satu halaman
yang menjadi target. (Tetap dengan tartil dan suara lantang. Walaupun sudah hafal, tidak
boleh semakin cepat )
13- Mengulang surat atau hafalan yang baru dihafal minimal sepuluh kali dihari tersebut.
Pastikan yang baru dihafal dipagi hari, sore masih hafal, atau sebaliknya.
14- Talaqqi dan memperdengarkan hafalannya kepada orang yang menguasai ilmu tajwid
(QS.75;18), lebih utama jika orang tersebut juga hafal.
15- Banyak mengulang (murojaah) hafalan, dan tidak menambah hafalan baru sampai
hafalan yang lama kuat. Rasulullah saw bersbada :Jagalah Al Quran ini, demi Dzat
yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, sengguh ia(hafalan Quran) lebih cepat
lepasnya dari unta yang ditambatkan (Muttafaqun Alaih)
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 58
16- Menggunakan satu mushaf yang standart (mushhaf Utsmani), karena saat menghafal,
secara otomatis mata dan pikiran akan merekam letak ayat. Dan mengingat letak ayat,
sangat membantu mengingat ayat.
17- Disiplin dalam memanfaatkan setiap waktu luang. Bagi penghafal Al Quran,
menunggu adalah waktu yang sangat menyenangkan , dan kalahkan rasa bosan
dan jenuh dengan mencari suasana yang baru dan berbeda untuk menambah atau
mengulang hafalan.
18- Menjauhi segala hal-hal yang sia-sia ( banyak ngobrol, banyak melamun, mendengar atau
melihat hal yang sia-sia, dsb), lebih-lebih yang haram.(QS. 23:3, 25;72, 28;55).
Rasulullah saw bersabda: janganlah kalian banyak bicara tanpa dzikrullah, karena
sensungguhnya banyak bicara tanpa dzikrullah ada dapat menjadikan kerasnya hati.
Dan sejauh-jauh hamba dari Allah adalah yang hatinya keras. (HR. At Turmudzi, dan
Al Baihaqi)
19- Senantiasa berdoa agar dimudahkan dalam menghafal AL Quran (QS.20;114). Setiap
selesai sholat fardhu, sholat sunnah, sebelum dan sesudah membaca Al Quran, dan
sesering mungkin. Karena tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (seizin) Allah
Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.(QS. 75;17)
20- Berazam :sekali hafal tidak boleh lupa selamanya (seumur hidup). Jangan sampai
dikemudian hari kita menjadi mantan hafidz quran, atau kita mengatakan : dulu saya
hafal surat ini dan itu, dulu saya hafal sekian juz, dulu saya rajin murojaah, atau dulu
hafalan Quran saya banyak, dsb. naudzubillah.
..>l < _,.l.-l
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 59
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Abdur Rouf, Pedoman Dauroh Al Quran,
Abdul Fattah As Sayyid Ajmi, Hidayatul Qori ila Tajwidi Kalamil Bari, Madinah: Darul Fajr
Al Islamiyyah, 2001
Aiman Rusydi Suwaid, Durus Tajwid, /www.youtube.com/
Anas Karzum, Warottilil Qurana Tartila, Al Haiatul Alamiyyah Litahfidzil Quranil Karim (
Badan Tahfidz Al Quran Internasional), 2007
Efendi Anwar, Bmbingan Tahsin dan Tajwid Al Quran Utsmani 2 & 3, Jakarta: Pustaka Al
Utsmani.
Hisamuddin Salim Al Kilani, Al Bayan Fii Ahkami Tajwidil Quran, Saudi Arabia, 1999
Imam An Nawawi , At Tibyan Fii Adab Hamalatil Quran
Imam Ibnu Al Jazari, Al Muqoddimah Fiimaa Ala Qor il Qurani An Yalamah(Matan Al
Jazari), Tahqiq DR. Aiman Rusydi Suwaid.
________________ , An Nasyr fil qiroatil asyr, Beirut, Darul kutub
Muhammad Ahmad M, Al Mulakhoshul Mufid Fii Ilmit Tajwid, Madinah: Darus Salam.
Muhammad Ali Ash Shobuni, At Tibyan fi Ulumil Quran, Beirut : Alamul Kutub, 1985
Muhammad Ash Shodiq Qomhawi, Al Burhan fii Tajwidil Quran, Beirut: Al Maktabah Ats
Tsaqofah.
Muhammad Ishom Muflihul Qudloh, Al Wadlih Fii Ahkamit Tajwid, Yordania: Darun Nafais.
Rihab Muhammad Mufid Syaqoqi, Hilyatut Tilawah Fii Tajwidil Quran, Al Haiatul
Alamiyyah Litahfidzil Quranil Karim ( Badan Tahfidz Al Quran
Internasional), 2008.
Shofwat Mahmud Salim , Fathu Robbil Bariyyah Syarhul Muqoddimatul Jazariyyah, Jeddah:
Daru Nuril Maktabat, 1424 H
Sholih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan, Al Mulakhosul Fiqhi, Riyadl : Darul Ashimah,
2002
Wahbah Az Zuhaili , Al Fiqhul Islami Wa Adillatuhu ,Suriyah: Darul Fikr, 1985.
Yahya Abdur Rozzaq Ghoutsani, Ilmut Tajwid: Ahkam Nadhoriyyah Wa Mulahadhot
Amaliyyah thathbiqiyyah, Beirut : Alamul Kutub, 1996.
Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 60
SANAD MATAN AL JAZARI PENULIS
(Sanad Ilmu Tajwid Penulis Dari Syaikh Abdul Qowiy Bin Abdul Karim Al Arjali dari
Yaman)