You are on page 1of 23

KARSINOMA NASOFARING

Definisi
Karsinoma Nasofaring adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah nasofaring dengan predileksi di Fosa Rossenmuller dan atap nasofaring. Merupakan tumor daerah kepala dan leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia. Diagnosis dini cukup sulit karena letaknya yang tersembunyi.

EPIDEMIOLOGI
60 % dari tumor ganas kepala leher Ras Mongoloid Lebih banyak pada pria dibanding wanita (2-3: 1).

Soepardi, et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi keenam. Jakarta: FKUI.

ETIOLOGI
Virus Epstein-Barr Faktor lain : Geografis Rasial jenis kelamin Genetik Pekerjaan Lingkungan Kebiasaan hidup Kebudayaan Sosial ekonomi Infeksi

Soepardi, et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi keenam. Jakarta: FKUI.

GEJALA DAN TANDA


Gejala Nasofaring Gejala Telinga Gejala Mata dan Saraf Gejala Leher / Metastasis

Soepardi, et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi keenam. Jakarta: FKUI.

Manifestasi Klinis
Gejala telinga:
rasa penuh di telinga, rasa berdengung, rasa tidak nyaman di telinga rasa nyeri di telinga, otitis media serosa sampai perforasi membran timpani gangguan pendengaran tipe konduktif, yang biasanya unilateral

Manifestasi Klinis
Gejala Mata dan Saraf Gejala lanjut penjalaran ke rongga tengkorak Mengenai saraf III, IV, V, VI Penjalaran lebih lanjut mengenai saraf IX, X, XI dan XII

Manifestasi Klinis
Gejala Leher / Metastasis Penyebaran limfogen Benjolan di leher -> Konsistensi keras, tidak nyeri, tidak mudah digerakkan Soliter

Diagnosis
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Anamnesis / pemeriksaan fisik Pemeriksaan nasofaring Biopsi nasofaring Pemeriksaan Patologi Anatomi Pemeriksaan radiologi Pemeriksaan neuro-oftalmologi Pemeriksaan serologi (titer antibodi terhadap virus Epsten-Barr ( EBV ) yaitu lgA anti VCA dan lgA anti EA)

HISTOPATOLOGI
3 Bentuk karsinoma ( epidermoid ) N.F 1. Karsinoma sel skuamosa (berkeratinisasi ) 2. Karsinoma tidak berkeratinisasi 3. Karsinoma tidak berdiferensiasi Limfoepitelioma, sel transisional, sel spindle, sel clear, anaplastik, dll dimasukan ke kelompok tidak berdiferensiasi.
Soepardi, et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi keenam. Jakarta: FKUI.

STADIUM
TNM menurut Union Internasional Centre le Cancer ( UICC ) T : Tumor primer N : Pembesaran kelenjar getah bening regional M : Metastasis jauh

Soepardi, et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi keenam. Jakarta: FKUI.

To T1 T2

T3 T4

= Tidak ada tumor = Tumor terbatas di nasofaring = Tumor meluas ke jaringan lunak T2a : ke orofaring dan/ hidung T2b : meluas ke parafaring = Tumor invasi struktur tulang dan / sinus paranasal = Tumor meluas ke intra cranial dan / keterlibatan n. cranial, fossa infratemporal, hipofaring, orbita atau ruang mastikator

Soepardi, et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi keenam. Jakarta: FKUI.

Nx = Pembesaran KGB tidak bisa dinilai No = Tidak ada pembesaran KGB N1 = Metastasis KGB unilateral < atau sama dengan 6 cm di atas fossa supraklav. N2 = Metastasis KGB bilateral < atau sama dengan 6 cm di atas fossa supraklavikula N3 = Metastasis KGB bilateral > 6 cm, atau terletak di dalam fossa supraklavikula N3a : ukuran > 6cm N3b : di dalam fossa supraklavikula

Soepardi, et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi keenam. Jakarta: FKUI.

M = Metastasis jauh Mx = Metastasis jauh tidak bisa dinilai Mo = Tidak ada metastasis jauh M1 = Terdapat metastasis jauh

Soepardi, et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi keenam. Jakarta: FKUI.

Stadium 0 Stadium 1 Stadium IIA Stadium IIB

= = = =

Stadium III

Stadium IV Stadium IVb Stadium Ivc

= = =

T1s T1 T2a T1 T2a T2b T1 T2a,T2b T3 T4 Semua T Semua T

N0 N0 N0 N1 N1 No,N1 M0 N2 N2 N2 N0,N1,N2 N3 semua N

M0 M0 MO M0 M0 M0 M0 M0 M0 M0 M1

Soepardi, et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi keenam. Jakarta: FKUI.

PENGOBATAN
Radioterapi Stadium dini Stadium lanjut tumor primer tumor primer KGB membesar

Kemoterapi Stadium lanjut / kekambuhan Operasi


sisa KGB diseksi leher radikal Tumor ke ruang paranasofaringeal/ terlalu besar nasofaringektomi

FOLLOW UP
Pemeriksaan klinis, CT Scan ulang 2-3 bulan setelah radioterapi Tiap 3 bulan(2 tahun pertama) tiap 6 bulan(2 tahun berikutnya) setiap tahun (10 tahun pascaterapi)

PERAWATAN PALIATIF
Penanganan efek radiasi Memperpanjang hidup Menomorsatukan kualitas hidup

PROGNOSIS
5-years survival rate dengan hanya diradioterapi:
stadium I (85-95%) stadium II (70-80%) stadium III & stadium IV (24-80%)

Tipe WHO: tipe 1 (kurang radiosensitif), tipe 2 & 3 (radiosensitif)

PROGNOSIS
Faktor yang memperburuk:
stadium lanjut > 40 tahun laki-laki ras Cina ada pembesaran kelenjar leher lumpuh saraf otak tulang tengkorak yang rusak metastasis jauh

THANK YOU

You might also like