You are on page 1of 4

Tugas : Dr. Dwi Cahyo, Sp.

BU Dibuat : Sonjaya Renny DM

BATU BULI - BULI.


Batu buli-buli atau vesicolitiasis sering terjadi pada pasien yang menderita gangguan miksi atau terdapat benda asing dalam buli-buli. Gangguan miksi terjadi pada pasien-pasien hyperplasia prostate, striktura uretra, divertikel buli-buli, atau buli-buli neurogenik. Kateter yang terpasang pada buli-buli dalam waktu yang lama, adanya benda asing yang lain yang secara tidak sengaja dimasukkan kedalam buli-buli seringkali menjadi inti terbentuknya batu buli-buli. Selain itu batu buli-buli dapat berasal dari batu ginjal atau batu ureter yang turun ke buli-buli. Dinegara berkembang masih sering dijumpai batu endemic pada buli-buli yang banyak dijumpai pada anak-anak yang menderita kurang gizi atau yang sering menderita dehidrasi atau diare. Gejala khas batu buli-buli adalah berupa iritasi antara lain : nyeri kencing/disuria hingga strangulasi, perasaan tidak enak sewaktu kencing, dan kencing tiba-tiba terhenti kemudian menjadi lancar kembali dengan perubahan posisi tubuh. Nyeri pada saat miksi seringkali dirasakan (refered pain) pada ujung penis, skrotum, perineum, pinggang, sampai kaki. Pada anak seringkali megeluh adanya enuresis nokturna, disamping menarik-narik penisnya (pada anak laki-laki) atau menggosok-gosok vulva (pada anak perempuan). Seringkali komposisi batu buli-buli terdiri atas asam urat atau struvit (jika penyebabnya adalah infeksi), sehingga tidak jarang pada pemeriksaan foto polos abdomen tidak tampak sebagai bayangan opak pada kavum pelvis.

Etiologi
Idiopatik Gangguan aliran air kemih fimosis striktur meatus hipertrofi prostate

Gangguan metabolisme hiperparatiroidisme hiperuresemia hiperkalsiuria Infeksi saluran kemih Dehidrasi Benda asing fragmen kateter Jaringan mati (nekrosis papil) Multifaktor anak di negara berkembang penderita multitrauma

Faktor risiko
Faktor intrinsik Herediter Umur (sering pada umur 30-50 thn) Jenis kelamin (pria:wanita = 3:1) Faktor ekstrinsik Geografi (beberapa daerah menunjukkan angka lbh tinggi) Iklim dan temperatur Asupan air (kurangnya asupan air/tingginya kadar mineral) Diet (diet byk purin, oksalat, dan kalsium) Pekerjaan (sering pada byk duduk atau kurang aktifitas

Teori pembentukan batu


Teori inti (nukleus): Kristal dan benda asing merupakan tempat pengendapan kristal pada urin yang sudah mengalami supersaturasi. Teori matriks:

Matriks organik yang berasal dari serum atau protein-protein urin memberikan kemungkinan pengendapan kristal. Teori inhibitor kristalisasi: Beberapa substansi dalam urin menghambat terjadinya kristalisasi, konsentrasi yang rendah atau absennya substansi ini memungkinkan terjadinya kristalisasi.

Gejala klinis
Nyeri kencing/disuria Perasaan tidak enak saat BAK Kencing tiba-tiba berhenti kemudian kembali lancar dengan perubahan posisi tubuh Refered pain saat miksi dirasakn pd ujung penis, skrotum, perineum, pinggang, sampai kaki Pd anak laki-laki sering menarik-narik penisnya, pd anak perempuan menggosok-gosok vulva

Penetapan diagnosis
Riwayat penyakit batu Ultrasonografi: menunjukkan ukuran, bentuk dan posisi pada wanita hamil dan pasien alergi kontras dapat diketahui batu radiolusen kesulitan menunjukkan batu ureter tdk dapat membedakan batu kalsifikasi dan batu radiolusen Radiografi (foto abdomen) Dapat menunjukan ukuran, bentuk dan posisi Dapat membedakan batu kalsifikasi Densitas tinggi: kalsium oksalat dan kalsium fosfat Densitas rendah: struvit, sistin, dan campuran Tdk dapat menentukan batu radiolusen, batu kecil, dan batu yg tertutup struktur tulang Tdk dapat membedakan batu dalam dan luar ginjal Urogram Deteksi batu radiolusen sbg defek pengisian Menunjukkan lokasi batu dlm sistem kolektikus

Menunjukkan kelainan anatomis Investigasi biokimia Pemeriksaan lab rutin, sampel dan air kemih Pemeriksaan kultur kuman

You might also like