You are on page 1of 12

CITRA INDIVIDU DAN KELUARGA MENCIPTAKAN TATA NILAI DALAM MASYARAKAT

Disusun Oleh : Nama Kelas NPM Jurusan : Eka Putri Tisna Y : 1KA36 : 12111352 : Sistem Informasi

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin Topik Makalah CITRA INDIVIDU DAN KELUARGA MENCIPTAKAN TATA NILAI DALAM MASYARAKAT Kelas : 1-KA36

Tanggal Penyerahan Makalah : 15 Juni 2012 Tanggal Upload Makalah : 16 Juni 2012 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain. Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini. Penyusun NPM 12111352 Nama Lengkap EKA PUTRI TISNA Y Tanda Tangan

Program Sarjana Sistem Informasi UNIVERSITAS GUNADARMA

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat-Nya tugas makalah ini dapat saya selesaikan. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa di dalam perkuliahan semester ini Ilmu Budaya Dasar adalah mata kuliah yang saya dapatkan. Sebagai seorang mahasiswa saya harus mengikuti peraturan yang berlaku di dalam perkuliahan ini baik dalam bentuk tugas, kehadiran, maupun ujian. Dalam makalah ini saya akan membahas Ilmu Budaya Dasar mengenai Citra individu dan keluarga menciptakan tata nilai dalam masyarakat. Sudah menjadi kewajiban bagi kita seluruh masyarakat untuk menjaga dan menciptakan tata nilai dalam masyarakat yang merupakan bagian dari suatu kebudayaan. Karena dengan kita menciptakan tata nilai yang baik maka kita sudah membantu menjaga dan melestarikan nilai-nilai kebudayaan. Semoga Makalah ini dapat menambah wawasan bagi yang membaca. Demikian makalah ini yang telah saya susun sebagaimana mestinya , apabila terdapat kekurangan saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun.

BEKASI, 15 JUNI 2012

( Eka Putri Tisna Y)

DAFTAR ISI

Pernyataan .......i Kata Pengantar ... ii Daftar Isi . .iii

BAB I Pendahuluan .1 1.1 Latar Belakang .... 1 1.2 Tujuan . 1 1.3 Sasaran 2

BAB II Permasalahan (Analisis SWOT)....3 2.1 Kekuatan (Strength) .3 2.2 Kelemahan (Weakness) ....3 2.3 Peluang (Opportunity) .....4 2.4 Tantangan/Hambatan (Threats) ...4

BAB III Kesimpulan dan Rekomendasi 6 3.1 Kesimpulan 6 3.2 Rekomendasi .. 7

BAB IV Referensi.................................................................................................................8

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Image atau Citra didefinisikan sebagai a picture of mind, yaitu suatu gambaran yang ada di dalam benak seseorang. Citra dapat berubah menjadi buruk atau negatif, apabila kemudian ternyata tidak didukung oleh kemampuan atau keadaan yang sebenarnya. Bill Canton mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Menurut Philip Henslowe, citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi). Kemudian Rhenald Kasali juga mendefinisikan citra sebagai kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi. Sedangkan Frank Jefkins mengartikan citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personel, produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan. Norma dan nilai pada awalnya lahir tidak disengaja , karena kebutuhan manusia sebagai makluk social dan harus berinteraksi dengan yang lain menuntut adanya suatu pedoman. Nilai social mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. Selain itu, nilai sosial juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial.

Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai.

1.2 TUJUAN Adapun tujuan dibuatnya makalah ini agar : a) Agar masyarakat mampu menciptakan tata nilai yang baik sesuai dengan nilai kebudayaan. b) Mengetahui pola-pola individu untuk mengatur tata nilai dalam lingkungan masyarakat. c) Dapat membedakan tata nilai yang tidak sesuai dengan nilai-niai kebudayaan . d) Mengembangkan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat. e) Mengatur seluruh tata nilai yang sudah diberlakukan dalam lingkungan masyarakat. f) Memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. g) Berbagi pengetahuan mengenai kebudayaan di Indonesia.

1.3 SASARAN

Sasaran yang dituju adalah seluruh elemen yang terkait atau elemen yang berada di lingkungan masyarakat untuk dapat memahami bagaimana peran individu dan masyarakat untuk menciptakan tata nilai yang baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan masyarakat tersebut.

BAB II PERMASALAHAN
2.1 Kekuatan (Strength)

a) Perkembangan teknologi Kemudahan mengakses segala macam informasi dengan adanya program tata nilai melalui alat penyedia informasi b) Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapat dijadikan sebagai asset yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. c) Pengukuhannya dalam bentuk peraturan pemerintah Segala sesuatu yang telah kita lakukan dalam bercitra pada masyarakat tidak akan jauh dari batasan batasan yang telah di buat oleh pemerintah. d) Rasa Nasionalisme yang ada pada masyarakat Dengan adanya rasa nasionalisme pada masyarakat maka Negara kita mampu berolah baik dengan tata nilai. e) Adat-istiadat Tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola perilaku masyarakat. Anggota masyarakat yang melanggaradat-istiadat akan mendapat sanksi keras yang terkadang secara tidak langsung diperlukan

2.2 Kelemahan (Weakness)

a) Ketidak pedulian tiap individu Banyaknya individu atau keluarga yang tidak peduli akan sosialisasi terhadap masyarakat sekitar, dan lebih mementingkan kepentingan sendiri. b) Kurangnya tali silaturahmi antar individu Tali persaudaraan yang terjalin oleh setiap masyarakat merupakan factor terpenting untuk menjaga citra diri masyarakat tersebut sesuai dengan tata nilai.

c) Masih maraknya kasus pencurian benda cagar budaya dan situs serta tidak terawatnya bangunan bersejarah. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih kurangnya apresiasi, pemahaman, komitmen, dan kesadaran tentang arti pentingnya warisan budaya dengan berbagai kandungan nilai-nilai luhurnya. d) Pengaruh budaya asing Masyarakat banyak bergantung pada trend (zaman modern) apa yang sedang jadi pembicaraan (topic) hamper seluruhnya mengikuti budaya asing. Yang akan membuat citra diri bangsa kita hilang. e) Kurangnya rasa kecintaan, apresiasi dan kebanggaan Dalam kehidupan masyarakat yang modern, sering kali seseorang tidak memperdulikan apa yang telah menjadi sebuah panutan bagi masyarakatnya itu sendiri.

2.3 Peluang (Opportunity)

a) Kuatnya rasa persatuan dan kesatuan Dengan memperkokoh persatuan dan kesatuan suatu bangsa maka ke citraan dalam masyarakat akan makin kuat. b) Menciptakan sarana edukasi dan rekreasi Sarana edukasi dan rekreasi dapat mengihlami berkembangnya industri budaya yang memiliki nilai ekonomi yang berkelanjutan. c) Menjalin kerjasama Pemerintah harus mampu menggandeng semua pihak untuk meningkatkan kepariwisataan dan kebudayaan, meningkatkan kemampuan pengelolaan informasi pariwisata dengan memanfaatkan internet sebagai ajang promosi dan pemasaran. d) Perkembangan multimedia Berkembangnya multimedia Dengan perkembangan multimedia di jaman yang modern ini dapat memberikan peluang untuk masyarakat dalam mencitrakan suatu masyarakat itu sendiri

2.4 Tantangan/Hambatan (Threats)

a) Memanfaatkan peran media Untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai tradisi luhur seperti, cinta tanah air, nilai solidaritas sosial, dan keramahtamahan yang menjadi identitas budaya yang berfungsi sebagai perekat persatuan bangsa dalam segenap aspek kehidupan masyarakat. b) Situs dan banda cagar alam yang dirusak Jika hal ini telah terjadi pada suatu masyarakat maka pencitraan suatu masyarakat akan berkutang dan penurunan citra masyarakat itu di mata dunia c) Minimnya filterisasi terhadap budaya Dalam suatu budaya itu penting sekali untuk melakukan feltirisasi dengan baik citraan dalam gagasan budaya itu tidak di salah artikan oleh suatu masyarakat d) Pengaruh budaya asing Budaya asing dianggap oleh para pemuda zaman lebih modern atau disebut lagi terkenal bahkan sekarang budaya nasional sendiri terlupakan dan ditinggalkan. e) Konflik antar masyarakat Sering terjadi dalam suatu masyarakat yang sedang membangun citra mereka mengalami perbedaan pendapat sehingga hal ini dapat merusak citra masyrakat itu sendiri

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1 Kesimpulan Nilai-nilai sosial memiliki fungsi umum dalam masyarakat. Di antaranya nilai-nilai dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. Selain itu, nilai sosial juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi perananperanan sosial. Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya. Contohnya ketika menghadapi konflik, biasanya keputusan akan diambil berdasarkan pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya. Aspek individu, keluarga, dan masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia. Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas.

3.2 Rekomendasi

a) Kepedulian antar individu Individu atau keluarga yang saling peduli akan sosialisasi terhadap masyarakat sekitar, dan mementingkan kepentingan bersama. b) Menjalin tali silaturahmi antar individu Tali persaudaraan yang terjalin oleh setiap `masyarakat merupakan factor terpenting untuk menjaga citra diri masyarakat tersebut sesuai dengan tata nilai.

c) Tidak terpengaruh oleh budaya asing Masyarakat tidak bergantung pada trend (zaman modern) apa yang sedang jadi pembicaraan (topic) hamper seluruhnya mengikuti budaya asing. Yang akan membuat citra diri bangsa kita hilang. d) Menjaga nama baik diri sendiri , keluarga dan masyarakat e) Tidak bersikap angkuh pada masyarakat f) Tidak membedakan suku,ras,agama,kekayaan,dll g) Kecintaaan dan kebanggaan akan tanah air Dalam kehidupan masyarakat yang modern, harus saling memperdulikan apa yang telah menjadi sebuah panutan bagi masyarakatnya itu sendiri. Mempunyai rasa bangga dan cinta akan tanah air Indonesia dengan menjaga tata nilai bangsa Indonesia.

BAB IV REFERENSI

http://id.wikipedia.org/wiki/Citra_(Hubungan_Masyarakat) http://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_sosial http://melati.depsos.go.id/modules.php?file=article&name=News&sid=9

You might also like