You are on page 1of 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik Sub Topik Sasaran Waktu Tempat Penyuluh : Terapi Bermain Anak Saat Hospitalisasi

: Jenis permainan sesuai usia anak : Anak usia 0-12 tahun di ruang A2 RSUP Dr.Kariadi Semarang : 1,5 jam. : ruang rawat inap A2 RSUP Dr.Kariadi Semarang : Mardha Yuliandra Marintha Violeta Monica Dina Mustika Nurfajri Luthfiana Novian Indra N Hari/Tanggal Jam pelaksanaan : Sabtu, 7 April 2012 : 13.00-14.00

PENDAHULUAN Bermain merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh kesenangan tanpa memikirkan hasil akhir yang dilakukan secara spontan dan tanpa paksaan dari orang lain untuk memenuhi kepuasan fisik, emosi, sosial, dan perkembangan mental sebagai anak dapat mengekspresikan perasaannya (takut, kesepian, fantasi dan kreativitasnya). Pada saat anak dirawat di rumah sakit, keadaan dan beratnya penyakit, lingkungan RS, sikap tenaga kesehatan, sikap orang tua dan keluarga, konsep anak dirawat di RS , umur dan jenis kelamin anak, dan lamanya anak dirawat merupakan salah satu penyebab rasa takut, cemas, sedih, marah, nyeri pada anak. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Hal tersebut juga di alami oleh anak-anak yang di rawat di ruang A2 Dr.Kariadi Semarang. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan depat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Karena masalah itu, kelompok kami tertarik untuk melakukan terapi bermain anak saat hospitalisasi dan menjelaskan lebih lanjut

mengenai jenis permainan sesuai usia anak kepada para orang tua dan keluarga pasien. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah selesai mengikuti kegiatan terapi bermain ini, pasien anak yang di rawat di ruang A2 Dr.Kariadi Semarang mampu beradaptasi dengan lingkungan Rumah Sakit. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti kegiatan dengan topik terapi bermain anak saat hospitalisasi, diharapkan : Pasien Anak di ruang A2 RSUP Dr.Kariadi Semarang dapat nyaman berada di RS. Mengurangi rasa takut dan cemas pada pasien anak karena penyakit dan tindakan medis yang dilakukan. Menghibur pasien dan keluarga. Menambah pengetahuan orang tua dan keluarga mengenai jenis permainan sesuai usia anak Membantu anak terbiasa dengan asuhan keperawatan Media komunikasi perawat- anak-keluarga. Melanjutkan tumbuh kembang anak selama dirawat Meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan TARGET 80% pasien anak bergabung pada terapi, anak aktif dalam terapi, orang tua maupun keluarga dapat memahami kebutuhan tumbuh kembang anak dan mengetahui jenis permainan yang tepat sesuai usia anak. METODE bermain Pemutaran music Diskusi Tanya jawab MEDIA beberapa permainan sesuai usia anak Leaflet

Laptop Kamera (pendokumentasian) MATERI pengertian terapi bermain Menyebutkan menfaat bermain pada anak Menjelaskan pentingnya bermain pada anak Menyebutkan jenis-jenis permainan sesuai usia anak KRITERIA EVALUASI Pasien anak merasa nyaman dan tidak takut dengan tim medis serta tindakan medis. RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN Kegiatan Orang No 1. Waktu Pra Interaksi 10 menit Rencana Kegiatan Pembukaan: Ucapkan salam Tanyakan kabar Perkenalkan diri Jelaskan tujuan diadakannya terapi. Memutar musik Ajak orang tua dan keluarga untuk bekerja sama 2. 40 menit Pelaksanaan: Menggali pengetahuan orang tua dan keluarga tentang Jenis permainan sesuai Bertanya kepada 2-3 Orang tua pasien tentang Jenis permainan sesuai usia anak. Mengungkapkan pengetahuannya Mengucapkan salam. Menanyakan kabar masing penyaji. Menjelaskan tujuan instruksional umum dan khusus. Memandu bernyanyi Mengajak orang tua dan keluarga untuk bekerjasama ikut bernyanyi bersama Orang tua pasien dan keluarga mau bekerja sama Mendengarkan Menjawab salam. Menjawab kabar memperhatikan Kegiatan Penyuluhan tua/keluarga

Memperkenalkan masing- Mendengarkan dan

usia anak. Memberikan materi: Menjelaskan secara Pengertian terapi bermain Menyebutkan menfaat bermain pada anak Menjelaskan pentingnya bermain pada anak Menyebutkan jenis-jenis permainan sesuai usia anak Hiburan Mendampingi dan ikut terlibat dalam permainan anak. 3. 5 menit Evaluasi: Berikan kesempatan orang tua maupun keluarga untuk bertanya Evaluasi orang tua maupun keluarga tentang materi yang sudah disampaikan Evaluasi pasien anak mengenai perasaannya setelah Menyakan perasaan anak setelah bermain Menjawab pertanyaan dan menunjukkan ekspresi Memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah disampaikan. Menjawab pertanyaan. Membuka pertanyaan Bertanya Menemani anak bermain detail: pengertian terapi bermain Menyebutkan menfaat bermain pada anak Menjelaskan pentingnya bermain pada anak Menyebutkan jenis-jenis permainan sesuai usia anak Memperhatikan dan menirukan.

di terapi bermain

senang.

4.

5 menit

Penutup: Ucapkan terima kasih atas terselenggaranya terapi dan penyuluhan dengan lancar Berikan salam penutup Mengucapkan salam Menjawab salam Mengucapkan terima kasih. Mendengarkan

KRITERIA EVALUASI Evaluasi Struktur Pasien anak dan orang tua/keluarga bersedia diberi penyuluhan (100%). Persiapan materi yang disampaikan. Persiapan media yang disampaikan. Persiapan anak yang akan diberikan terapi. Persiapan orang tua yang akan diberikan penyuluhan. Kontrak waktu dengan klien sebelumnya. Evaluasi Proses Anak dan orangtua/ keluarga antusias terhadap materi yang diberikan. anak tidak meninggalkan tempat terapi sebelum terapi selesai. Orangtua/keluarga berpartisipasi terhadap penyuluhan yang ada. Orangtua/keluarga dapat menerapkan materi yang telah didapatkan. Evaluasi Hasil Pasien anak nampak senang dan terhibur Orangtua/keluarga mampu mengerti manfaat bermain pada anak. Orangtua/keluarga mampu memahami pentingnya bermain pada anak Orangtua/keluarga mengetahui jenis-jenis permainan sesuai usia anak MATERI PENYULUHAN KESEHATAN

TERAPI BERMAIN ANAK SAAT HOSPITALISASI DEFINISI Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak serta suara (Wong, 2000). Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan dan cinta kasih. Dengan bermain anak akan menemukan kekuatan serta kelemahannya sendiri, minatnya, cara menyelesaikan tugas-tugas dalam bermain (Soetjiningsih, 1995). Bermain merupakan suatu aktifitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktikkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa. ( Alimul, 2005). FUNGSI BERMAIN Anak bermain pada dasarnya agar ia memperoleh kesenangan, sehingga tidak akan merasa jenuh. Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makan, perawatan dan cinta kasih. Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan 1995). Beberapa fungsi bermain pada anak yaitu : Perkembangan Sensoris Motorik Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot. Misalnya, alat permainan yang digunakan untuk bayi yang mengembangkan kemampuan sensoris-motorik dan alat permainan untuk anak usia toddler dan prasekolah yang banyak membantu perkembangan aktivitas motorik baik kasar maupun halus. Perkembangan Intelektual Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan objek. Pada saat bermain pula anak akan melatih diri untuk memecahkan sensoris-motorik, perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi (Soetjiningsih,

masalah. Pada saat anak bermain mobil-mobilan, kemudian bannya terlepas dan anak dapat memperbaikinya maka ia telah belajar memecahkan masalahnya melalui eksplorasi alat mainannya dan untuk mencapai kemampuan ini, anak menggunakan daya pikir dan imajinasinya semaksimal mungkin. Semakin sering anak melakukan eksplorasi seperti ini akan semakin terlatih kemampuan intelektualnya. Perkembangan Sosial Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan social dan belajar memecahkan masalah dari hubungan tersebut. Pada saat melakukan aktivitas bermain, anak belajar berinteraksi dengan teman, memahami bahasa lawan bicara, dan belajar tentang nilai social yang ada pada kelompoknya. Hal ini terjadi terutama pada anak usia sekolah dan remaja. Meskipun demikian, anak usia toddler dan prasekolah adalah tahapan awal bagi anak untuk meluaskan aktivitas sosialnya dilingkungan keluarga. Perkembangan Kreativitas Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkannya kedalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan mencoba untuk merealisasikan ide-idenya. Misalnya, dengan membongkar dan memasang satu alat permainan akan merangsang kreativitasnya untuk semakin berkembang. Perkembangan Kesadaran Diri Melalui bermain, anak mengembangkan kemampuannya dalam mengatur mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal kemampuannya dan membandingkannya dengan orang lain dan menguji kemampuannya dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain. Misalnya, jika anak mengambil mainan temannya sehingga temannya menangis, anak akan belajar mengembangkan diri bahwa perilakunya menyakiti teman. Dalam hal ini penting peran orang tua untuk menanamkan nilai moral dan etika, terutama dalam kaitannya dengan kemampuan untuk memahami dampak positif dan negatif dari perilakunya terhadap orang lain. Perkembangan Moral Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendapatkan kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima di lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok yang ada dalam lingkungannya. Melalui kegiatan bermain anak juga akan belajar nilai moral dan etika, belajar membedakan mana yang

benar dan mana yang salah, serta belajar bertanggung-jawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya. Misalnya, merebut mainan teman merupakan perbuatan yang tidak baik dan membereskan alat permainan sesudah bermain adalah membelajarkan anak untuk bertanggungjawab terhadap tindakan serta barang yang dimilikinya. Sesuai dengan kemampuan kognitifnya, bagi anak usia toddler dan prasekolah, permainan adalah media yang efektif untuk mengembangkan nilai moral dibandingkan dengan memberikan nasihat. Oleh karena itu, penting peran orang tua untuk mengawasi anak saat anak melakukan aktivitas bermain dan mengajarkan nilai moral, seperti baik/buruk atau benar/salah. Bermain Sebagai Terapi Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan depat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. PRINSIP DALAM AKTIVITAS BERMAIN Menurut Soetjiningsih (1995), agar anak-anak dapat bermain dengan maksimal, maka diperlukan hal-hal seperti: Ekstra energi, untuk bermain diperlukan energi ekstra. Anak-anak yang sakit kecil kemungkinan untuk melakukan permainan. Waktu, anak harus mempunyai waktu yang cukup untuk bermain sehingga stimulus yang diberikan dapat optimal. Alat permainan, untuk bermain alat permainan harus disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak serta memiliki unsur edukatif bagi anak. Ruang untuk bermain, bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu, halaman, bahkan di tempat tidur. Pengetahuan cara bermain, dengan mengetahui cara bermain maka anak akan lebih terarah dan pengetahuan anak akan lebih berkembang dalam menggunakan alat permainan tersebut. Teman bermain, teman bermain diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi anak dan membantu anak dalam menghadapi perbedaan. Bila permainan dilakukan bersama dengan orangtua, maka hubungan orangtua dan anak menjadi lebih akrab.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN Menurut Supartini (2004), ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak dalam bermain yaitu: Tahap perkembangan anak Aktivitas bermain yang tepat dilakukan anak yaitu harus sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak, karena pada dasarnya permainan adalah alat stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Status kesehatan anak Untuk melakukan aktivitas bermain diperlukan energi bukan berarti anak tidak perlu bermain pada saat anak sedang sakit. Jenis kelamin anak Semua alat permainan dapat digunakan oleh anak laki-laki atau anak perempuan untuk mengembangkan daya pikir, imajinasi, kreativitas dan kemampuan sosial anak. Akan tetapi, permainan adalah salah satu alat untuk membantu anak mengenal identitas diri. Lingkungan yang mendukung Dapat menstimulasi imajinasi anak dan kreativitas anak dalam bermain. Alat dan jenis permainan yang cocok Harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak.

KLASIFIKASI BERMAIN BERDASARKAN KELOMPOK USIA Anak Usia Bayi karakteristik khas permainan bagi usia bayi adalah adanya interaksi sosial yang menyenangkan antra bayi dan orang tua atau orang dewasa sekitarnya (0-3 bulan). Alat permainan yang biasa digunakan : mainan gantung yang berwarna terang denganmusik yang menarik. (4-6 bulan) jenis permainan bayi usia ini adalah :Mengajak menonton TV, Memberi mainan yang mudah dipegang dan berwarna terang. (7-9 bulan) Stimulasi pendengaran,stimulasi taktil : mainan yang berwarna terang,kertas dan alat tulis,boneka yang berbunyi,bola dan mainan yang dapat didorong.

Anak usia Todler (> 1 tahun-3 tahun) Karakteristik yang khas yaitu banyak bergerak, tidak bisa diam, dan mulai mengembangkan otonomi dan kemampuannya untuk dpat mandiri. jenis permainan yang tepat untuk usia ini adalah : Solitary play dan parallel play Solitary play adalah : permainan anak yang tampak berada dalam kelompok bermain tetapi anak bermain sendiri dengan alat permaian yang dimiliki, dan alat permaianan tersebut berbeda dengan alat permainan temannya,tidak ada kerjasama,ataupun komunikasi dengan teman sepermainannya Parallel play adalah : permainan anak yang menggunakan permaianan yang sama tetapi antara satu anak dengan yang lainnya tidak terjadi kontak satu dengan yang lainnya sehingga tidak ada sosialisasi satu dengan yang lainnya. Jenis alat permainan yang dapat di berikan adalah : a. Boneka b. Kereta api c. truk d. sepeda roda tiga Anak usia prasekolah (> 3 thn 6 thn) anak usia ini mempunyai kemampuan motorik kasar dan halus yang lebih matang.anak lebih kreatif, aktif dan imajinatif. Jenis permainan yang tepat :associative play, dramatic play dan skill play. Associative Play Terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak lain,tetapi tidak terorganisir, tidak ada pemimpin atau yang memimpin permainan dan tujuan permainan tidak jelas. Dramatic Play adalah permainan anak yang memainkan peran sebagai orang lain,melalui permainan. Skill play adalah permaianan yang akan meningkatkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan halus. Alat permainan yang tepat untuk anak usia ini a. Mobil-mobilan b. alat olah raga c. sepeda d. berenang e. balok-balok besar. d. alat memasak e. alat menggambar f. bola,pasir,tanah liat

Anak usia sekolah (6 sampai 12 tahun) Belajar mengenal norma baik atau buruk Meningkatkan ketrampilan fisik atau intelektualnya Mengembangkan sensitivitas untuk terlibat dalam kelompok Mengembangkan kemampuannya untuk bersaing secara sehat Jenis permainan untuk usia sekolah: Anak laki-laki jenis permainan yang dapat menstimulasi kemampuan kreativitasnya dalam berkreasi Anak perempuan jenis permainan yang dapat menstimulasi untuk mengembangkan perasaan,pemikiran dan sikapnya dalam menjalankan peran Anak usia remaja (13 sampai 18 tahun) Prinsip permainan anak remaja tidak hanya sekedar mencari kesenangan dan meningkatkan perkembangan fisiemosional,tp jg kearah minat,bakat dan aspirasi

You might also like