You are on page 1of 19

PPGD ( Pertolongan Pertama Gawat Darurat )

I. PENDAHULUAN Kegiatan Alam Terbuka (KAT) adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di lokasi yang masih alami baik berupa hutan, perbukitan, pantai dll. Kegiatan di alam terbuka saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif wisata, kegiatan pendidikan dan bahkan penelitian. Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, kegiatan ini juga bermanfaat untuk mengenal Kebesaran Illahi melalui keajaiban alam yang merupakan ciptaan-Nya berupa berbagai keneragaman hayati yang sangat beraneka ragam yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.

Namun dalam pelaksanaanya, kegiatan ini ternyata memiliki resiko yang cukup tinggi. Karena tidak seperti kegiatan wisata lainnya yang didukung oleh fasilitas yang menunjang keselamatan pelaku atau pengunjung, Kegiatan Alam Terbuka justru sangat rentan terjadinya kecelakaan karena memang kegiatan ini dilaksanakan ditempat yang masih alami seperti kondisi perbukitan terjal, jurang, aliran sungai yang deras, dan kondisi alam lainnya yang berpotensi menimbulkan bahaya dan juga mempersulit upaya penyelamatan bagi korban atau penderita. Meskipun bukan suatu hal yang diharapkan, kecelakaan (accident) memerlukan langkah antisipatif yang diantaranya dengan mengetahui atau mendiagnosa penyakit maupun akibat kecelakaan, penanganan terhadap korban dan evakuasi korban bila diperlukan. Hal ini memerlukan pengetahuan agar korban tidak mengalami resiko cidera yang lebih besar.

II.

DEFINISI Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis. Ini berarti:

1.

Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan

selanjutnya tertunda

2.

Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban

bukan menambah sakit korban.

DASAR-DASAR PERTOLONGAN PERTAMA Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian.

Namun sebelum kita memasuki pembahasan kearah penanggulangan atau pengobatan terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara dulu mengenai pencegahan terhadap suatu kecelakaan (accident), terutama dalam kegiatan di alam bebas. Selain itu harus kita garis bawahi bahwa situasi dalam berkegiatan sering memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban. Sekedar contoh, beberapa peralatan yang disebutkan dalam materi ini

kemungkinan tidak selalu ada pada setiap kegiatan, aka kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.

a. Prinsip Dasar

Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya:

1. Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.

2. Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.

3. Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.

b. Sistematika Pertolongan Pertama

Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :

1.

janganPanik

Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.

2.

Jauhkan

atau

hindarkan

korban

dari

kecelakaan

berikutnya.

Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.

3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.

Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.

4. Pendarahan.

Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.

5. Perhatikan tanda-tanda shock.

Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.

6.

Jangan

memindahkan

korban

secara

terburu-buru.

Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.

7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.

Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.

III.

TUJUAN

Kejadian gawat darurat biasanya berlangsung cepat dan tiba-tiba sehingga sulit memprediksi kapan terjadinya. Langkah terbaik untuk situasi ini adalah waspada dan melakukan upaya kongkrit untuk mengantisipasinya. Harus dipikirkan satu bentuk mekanisme bantuan kepada korban dari awal tempat kejadian, selama perjalanan menuju sarana kesehatan, bantuan di fasilitas kesehatan sampai pasca kejadian cedera. Tercapainya kualitas hidup penderita pada akhir bantuan harus tetap menjadi tujuan dari seluruh rangkai pertolongan yang diberikan. Tujuan dari PPGD adalah : 1. Mencegah bahaya kematian atau mempertahankan hidup 2. Mencegah cacat 3. Mencegah penurunan kondisi fisik 4. Mencegah infeksi 5. Mengurangi rasa sakit Langkah-langkah dasar apabila timbul keadaan gawat darurat : 1. Jangan panik, kuasai keadaan, bertindak cekatan dan jangan lambat 2. Lindungi penderita dari keadaan yang membahayakan / memperberat luka 3. Memberikan pertolongan pertama sedini mungkin. Jika lokasi korban atau kecelakaan sangat berbahaya dan sulit untuk melakukan pertolongan, pindahkan korban dengan hati-hati, perhatikan pernafasan dengan denyut jantung 4. Tenangkan penderita. Dalam melakukan perawatan gunakan peralatan korban terlebih dahulu 5. Setelah keadaan darurat teratasi, periksa kemungkinan luka-luka lain/penderita 6. Setelah pertolongan pertama dilakukan dan korban telah tenang dan aman, seluruh luka diketahui, atau ditandu, jangan pindahkan korban secara buru-buru 7. Buat catatan lengkap mengenai penderita, lokasi kecelakaan dan pengobatan atau yang telah dilakukan Beberapa pertimbangan yang lain bagi si penolong adalah : 1. Memperhatikan tempat dan keadaan disekitar kejadian 2. Memperhatikan keadaan korban

3. Merencanakan pertolongan yang tidak gegabah, cepat, tepat, dan aman. 4. Jika korban dalam kondisi kritis, memikirkan tindakan bila korban meninggal Upaya dan Penguasaan Teknik Dasar Upaya Pertolongan terhadap penderita gawat darurat harus dipandang sebagai satu system yang terpadu dan tidak terpecah-pecah, mulai dari pre hospital stage, hospital stage, dan rehabilitation stage. Hal ini karena kualitas hidup penderita pasca cedera akan sangat bergantung pada apa yang telah dia dapatkan pada periode Pre Hospital Stage bukan hanya tergantung pada bantuan di fasilitas pelayanan kesehatan saja. Jika di tempat pertama kali kejadian penderita mendapatkan bantuan yang optimal sesuai kebutuhannya maka resiko kematian dan kecacatan dapat dihindari. Bisa diilustrasikan dengan penderita yang terus mengalami perdarahan dan tidak dihentikan selama periode Pre Hospital Stage, maka akan sampai ke rumah sakit dalam kondisi gagal ginjal. Penderita dengan kegagalan pernapasan dan jantung kurang dari 4-6 menit dapat diselamatkan dari kerusakan otak yang ireversibel. Syok karena kehilangan darah dapat dicegah jika sumber perdarahan diatasi, dan kelumpuhan dapat dihindari jika upaya evakuasi & tranportasi cedera spinal dilakukan dengan benar. Oleh karena itu orang yang menjadi first responder harus menguasai lima kemampuan dasar yaitu : Menguasai cara meminta bantuan pertolongan Menguasai teknik bantuan hidup dasar (resusitasi jantung paru) Menguasai teknik menghentikan perdarahan Menguasai teknik memasang balut-bidai Menguasai teknik evakuasi dan tranportasi

IV.

PEMERIKSAAN LENGKAP

Pemeriksaan ini betujuan untuk mengetahui cidera yang diderita korban dan dapat ditangani dengan semestinya agar tidak bertambah parah. Contohnya, patah tulang tertutup dapat menjadi patah tulang terbuka, apabila korban bergerak. Pemeriksaan meliputi seluruh badan dari kepala sampai jari kaki. Ada sepuluh tahapan yang dimulai dari pemeriksaan bagian kepala. Periksa kulit kepala, mulai bagian dekat leher sampai kebagian atas kepala. Tujuannya untuk memeriksa adanya luka memar atau gores Periksa tengkorak apakah ada bagian yang terdesak kedalam Periksa telinga dan hidung apakah ada luka Periksa tulang leher apakah patah atau ada goresan Periksa bagian data, apakah patah atau luka. Perhatikan dan periksa Periksa perut apakah kejang lunak atau berubah warna Periksa bagian panggul apakah patah Periksa seluruh anggota badan apakah ada yang patah Periksa apakah ada kelumpuhan Periksa bagian pantat, apakah ada yang patah atau luka, berhati-hatilah bila menduga ada kerusakan pada tulang belakang

V.

MACAM-MACAM GANGGUAN DAN PENANGANANNYA

Pada kegiatan alam bebas yang sering kita lakukan, biasanya beberapa gangguan sering terjadi dengan sebab dan gejala yang berbeda sehingga diperlukan pertolongan yang berbeda pula. Gangguan Umum 1. Gangguan Kesadaran Shock Merupakan keadaan darurat karena jumlah darah yang beredar dalam pembuluh kurang. Sebab-sebab : Pendarahan Luka bakar yang luas Muntah berak Tak tahan terhadap obat tertentu Pertolongan: Bila penderita mengeluarkan darah, harus dihentikan terlebih dahulu Letakkan penderita ditempat aman, udara segar Tidurkanlah Longgarkan pakainnya dan selimuti Perhatikan tanda-tanda umum (pernafasan, nadi) Rawat luka-lukanya Beri bau-bauan segar Bawa ke rumah sakit Pingsan Adalah gangguan kerja otak sedemikian rupa sehingga penderita tak sadar diri. Tanda-tanda : Muka pucat

Diam tak bergerak Badan lemas Sebab-sebab : Tenggelam Pendarahan otak Keracunan Kena listrik Dll. Pertolongan yang diberikan sama dengan yang diberikan pada penderita shock 2. Gangguan Otot Keseleo Tanda-tanda : Terasa sakit bila berjalan Bengkak/dipegang sakit Pertolongan : Kompres dengan es Bebat luka kuat-kuat dari bagian luka yang sakit sampai keatas, jika keseleo berat, sambil menunggu pertolongan, tinggikan posisi kaki. Cramps/kram Tanda-tanda : Otot kaku Nyeri yang sangat amat Pertolongan : Pijat bagian yang sakit perlahan-lahan Telapak kaki ditekan keatas

Diberi balsem Pendarahan dan Luka Adalah : keluarnya darah dari pembuluh darah yang rusak Pendarahan dibedakan : 1. Pendarahan kedalam darah tubuh Disebabkan rusaknya pembuluh darah yang letaknya didalam tubuh. Tanda-tanda : Tidak nampak nyata dari luar Gejala-gejala : Pucat, denyut nadi lemah dan keluar keringat dingin Darah keluar berbuih adri mulut hingga hidung Pengobatan : Rebahkan dan tenangkan Bawa kerumah sakit 2. Pendarahan Keluar Tubuh a. Pendarahan pembuluh nadi atau arteri, ciri-ciri Darah memancar Warna merah b. Pendarahan keluar tubuh, ciri-ciri : Darah mengalir warna merah kehitam-hitaman c. Pendarahan pembuluh kapiler, ciri-ciri : darah keluar sedikit-sedikit, tidak berbahaya Pertolongan - Tekan bagian yang berdarah selama 5- 15 menit, beri pembalut tekan pada tempat pendarahan. Bila belum berhasil dapat ditambah pembalut lain tanpa membuka pembalut pertama

- Usahakan agar tempat pendarahan berada diatas jantung - Bila pendarahan agak berat adan tidak dapat dihentikan dengan cara : diatas dapat dipergunakan torniket. Tempat terbaik torniket/ ikatan : pada kaki,5 jari dibawah lipat paha dan pada tangan, 5 jari dibawah ketiak. - Bawa kerumah sakit terdekat Gangguan Lain 1. Luka (Vulnus) Luka merupakan suatu keadaan terputusnya konuitas jaringan secara tiba-tiba karena suatu kekerasan atau trauma. VI. PEMBIDAIAN

Tujuan Pembidaian : Mencegah perger pergerakan/ pergeseran dari ujung tulang yang patah Memberikan istirahat bagi anggota badan yang cidera Mengurangi rasa sakit Mempercepat penyembuhan Prinsip pembidaian : Melakukan pembidaian pada tempat dimana anggota badan mendapat cidera Lakukan juga pembidaian pada persangkan patah tulang, jadi tak perlu dipastikan dulu Persendian diatas atau dibawah tempat atah tulang harus dibidai agar tidak bergerak Persyaratan Pembidaian Bidai harus meliputi dua atau lebih persendian dari tulang yang patah sebelum dipasang. Diukur lebih dulu pada anggota badan yang Sehat Ikatan tidak oleh terlalu longgar ataun pun terlalu kencang bidai harus terbuat dari bahan yang keras,kaku dan lurus bidai harus diberi alas ikatannya cukup jumlahnya, dimulai dari atas dan bawah perut

VII.

MOUNTAIN SICKNESS

Mountain Sicness adalah penyakit pegunungan karena ketidakmampuan seorang melakukan adaptasi dengan keadaan oksigen yang kurang dibagian dataran tinggi. Penyebab : turunnya kadar oksigen pegunugan, menyebabkan turunnya kadaroksigen dalam darah dan berakibat langsung keotak Tanda-tanda : Mual, muntah, dan haus Nafas, tersengal-sengal Lemah Turun nafsu makan Pucat (kebiru-biruan pada bibir dan kuku) Pertolongannya : Berusaha sendiri untuk bernafas lebih dalam dan lebih cepat (agar oksigen yang tertiup lebih banyak) Berjalan pelan-pelan, ambil saat istirahat setiap lagkah. Hal ini mengurangi kebutuhan akan oksigen Berisirahat yang cukup lama. Biasanya gejala ini akan hilang setelah beristirahat selama 24-48 jam Turun kembali ketempat yang lebih rendah Menggunakan tabung oksigen

VIII.

HIPOTERMIA (SUHU RENDAH)

Biasanya terjadi pada keadaan basah dan berangin, ditandai dengan rasa dingin dan lemah. Diindonesia hal ini terjadi terutama di musiom penghujan. Karena pada kondisi basah dan berangin tubuh kehilangan hampir 90% kemampuan insulin (kemampuan untuk menahan panas tubuh) Gejala-gejala yang timbul : Suhu (o) Tanda-tanda Suhu Normal Mengigil sampai bulu roma berdiri tapi masih terkendali

Gerak langkah mulai lamban Koordinasi tubuh mulai terganggu Mengiggil tidak terkendali Pengambilan keputusan dan koordinasi tubuh mulai kabur Langkah kaki mulai tersandung Mengigil berhenti Kebingungan meningkat, merancau, ingatan hilang, gerak tersentak-sentak Otot menjadi kaku, biji mata membesar Denyut nadi melemah Tarikan naafas melemah Tingkah laku kacau dan menuju tidak sadar Pingsan, biji mata tidak lagi menjawab gerakan cahaya Kehilangan gerakan spontan,tampak mati Koma Suhu tubuh turun cepat sekali Denyut jantung berhenti Semoga Cepat Sampai Disurga (Amin) Pertolongan Jangan penderita tertidur, karena itu dapat membuatnya kehilangan sadaran sehingga tidak apu menghangatkan tubuhnya sendiri Biarkan tubuhnya menggigil karena menggigil adalah usaha tubuh untuk mempertahannkan suhu tubuh Berikan minuman hangat dan manis kepada penderita Gantilah pakaian yang basah dengan kering Usahakan mencari tempat yang aman dari hembusan angin, misalnya dengan mendirikan tenda Jangan baringkan penderita ditanah, usahakan agar kantong tidur itu dihangatkan dulu.dengan cara orang sehat masuk terlebih dulu untuk menghangatkan kantong tidur Masukkan botol penuh air hangat (bukan panas) kedalam kantong tidur untuk membantu memanaskan kantong tidur

Kalau memungkinkan orang yang sehat dapat masuk kekantong tidur untuk tidur bersama penderita Kalau bisa buatkan api dikedua sisi penderita Segera setelah penderita sadar berikan makanan yang manis-manis.

VX.

TEKNIK BANTUAN HIDUP DASAR (BLS-Basic Life Support) Terdapat banyak keadaan yang akan menyebabkan kematian dalam waktu

singkat, tetapi semuanya berakhir pada satu akhir yakni kegagalan oksigenasi sel, terutama otak dan jantung. Usaha yang dilakukan untu mempertahankan kehidupan pada saat penderita mengalami keadan yang mengancam nyawa yang dikenal sebagai Bantuan Hidup (Life Support). Bila usaha Bantuan Hidup ini tanpa memakai cairan intra-vena, obat ataupun kejutan listrik maka dikenal sebagai Bantuan Hiudp Dasar (Basic Life Support). Apabila BHD dilakukan cukup cepat kematian mungkin dapat dihindari Catatan : Bila ada tanda kematian pasti seperti kaku mayat atau lebam mayat, sudah sia-sia untuk melakukan BHD. Yang harus dilakukan pada BHD adalah : Airway (jalan nafas) Breathing (pernafasan) Circulation (jantung dan pembuluh darah) AIRWAY dan BREATHING Menilai jalan nafas dan pernafasan : - Bila penderita sadar dapat berbicara kalimat panjang : Airway baik, Breathing baik - Bila penderita tidak sadar bisa menjadi lebih sulit - Lakukan penilaian Airway-Breathing dengan cara : Lihat-Dengar-Raba Obstruksi jalan nafas Merupakan pembunuh tercepat, lebih cepat dibandingkan gangguan breathing dan circulation.lagipula perbaikan breathing tidak mungkin dilakukan bila tidak ada Airway yang baik.

1. Obstruksi total Pada obstruksi total mungkin penderita ditemukan masih saar atau dalam keadaan tidak sadar. Pada obstruksi total yang akut, biasanya disebabkan tertelannya benda asing yang lalu menyangkut dan menyumbat di pangkal larink, bila obstruksi total timbul perlahan (insidious) maka akan berawal dari obstruksi parsial menjadi total. - Bila penderita masih sadar Penderita akan memegang leher, dalam keadaan sangat gelisah. Kebiruan (sianosis) mungkin ditemukan, dan mungkin ada kesan masih bernafas (walaupun tidak ada udara keluar-masuk/ventilasi). Dalam keadaan ini harus dilakukan perasat Heimlich (abdominal thrust). Kontra-indikasi Heimlich manouvre atau kehamilan tua dan bayi. 2. Obstruksi parsial Disebabkan beberapa hal, biasanya penderita masih dapat bernafas sehingga timbul beraneka ragam suara, tergantung penyebabnya (semuanya saat menarik nafas, inspirasi) - Cairan (darah, sekret, aspirasi lambung dsb), bunti kumur-kumur. - Lidah yang jatuh kebelakang-mengorok - Penyempitan di larink atau trakhea-stridor Pengelolaan Jalan nafas a. Penghisapan (suction) bila ada cairan b. Menjaga jalan nafas secara manual Bila penderita tidak sadar maka lidah dapat dihindarkan jatuh kebelakang dengan memakai : Angkat kepala-dagu (Head tilt-chin manouvre), prosedur ini tidak boleh dipakai bila ada kemungkinan patah tulang leher. Angkat rahang (jaw thrust) Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Fisik penderita. a. Pernafasan Normal, kecepatan bernafas manusia adalah : Dewasa : 12-20 kali/menit (20)

Anak-anak : 15-30 kali/menit (30) Pada orang dewasa abnormal bila pernfasan >30 atau <10> b. Sesak Nafas (dyspnoe) Bila penderita sadar, dapat berbicara tetapi tidak dapat berbicara kalimat panjang : Airway baik, Breathing terganggu, penderita terlihat sesak. Sesak nafas dapat terlihat atau mungkin juga tidak. Bila terlihat maka akan ditemukan : o Penderita mengeluh sesak o Bernafas cepat (tachypnoe) o Pemakaian otot pernafasan tambahan o Penderita terlihat ada kebiruan 2. Pernafasan Buatan (artificial ventilation) Bila diperlukan, pernafasan buatan dapat diberikan dengan cara : Mouth to mouth ventilation ( mulut ke mulut ) Dengan cara ini akan dicapai konsentrasi oksigen hanya 18% (konsentrasi udara paru saat ekspirasi). Frekuensi Ventilasi Buatan Dewasa 10-20 x/menit Anak 20 x/menit Bayi 20 x/menit Mouth to mask ventilation Bantuan Pernafasan memakai kantung (Bag-Valve-Mask, Bagging) CIRCULATION 1. Umum Frekuensi denyut jantung Frenkuensi denyut jantung pada orang dewasa adalah 60-80/menit. Penentuan denyut nadipada orang dewasa dan anak-anak denyut nadi diraba pada a.radialis (lengan bawah, dibelakang ibu jari) atau a.karotis, yakni sisi samping dari jakun.

2. Henti jantung Gejala henti jantung adalah gejala syok yang sangat berat. Penderita mungkin masih akan berusaha menarik nafas satu atau dua kali. Setelah itu akan berhenti nafas. Pada perabaan nadi tidak ditemukan. 3. Karotis yang berdenyut Bila ditemukan henti jantung maka harus dilakukan masase jantung luar yang merupakan bagian dari resusitasi jantung paru (RJP,CPR). RJP hanya menghasilkan 25-30% dari curah jantung (cardiac output) sehingga oksigen tambahan mutlak diperlukan. MENGHENTIKAN PERDARAHAN Cara : Menekan dengan jari tangan Penekanan dengan kain bersih/sapu tangan pada luka Balut tekan Menekan dengan jari tangan Pembuluh darah yang terdekat dengan permukaan kulit ditekan dengan jari. Dengan menekan pembuluh darah anatara jari dan tulang, maka pembuluh darah akan berhenti. Pada satu sisi manusia terdapat 6 titik pembuluh darah yang dapat ditekan dengan jari : Arteri temporalis Superficialis, Arteri Subclavia, Arteri Femoralis, Arteri Femoralis, Arteri Fasialis, Arteri Carotis Kommunis, Arteri Brachialis Penekanan dengan kain bersih/sapu tangan pada luka i. Sapu tangan yang sudah disterilkan dan belum dipakai lipatan bagian dalam dianggap bersih ii. Letakkan bagian yang bersih tersebut langsung diatas luka dan tekanlah iii. Perdarahan dapat berhenti dan pencemaran oleh kuman-kuman dapat dihindarkan Balut tekan Torniket Pemasangan toniket hanya pada keadaan tertentu, yaitu apabila anggota badan atas (lengan) atau anggota badan bawah (kaki) terputus :

- Tutup ujung tungkai yang putus dengan kain yang bersih - Bagian yang putus dimasukkan kekantong plastik yang berisi es salanjutnya dibawa bersama-sama korban ke rumah sakit

You might also like