Professional Documents
Culture Documents
anda yang membutuhkan FILLET LELE silahkan hubungi 087887628705 Email :rinaldidj@yahoo.com
Kami menjual lele fillet untuk siap di konsumsi. pengerjaan fillet di jamin bersih. spek sesuai dengan permintaan. min order 500 kg, harga penawaran 20.000/kg. dijamin puas. berminat hub kami langsung di 081320095389
Informasi Pengirim
Nama : Berry Alamat : komp. cipaganti graha2 no 16 bandung No. Telepon : 081320095389 Dijual Ikan Lele Ukuran diatas 1 kg Bisa untuk Indukan dan Fillet harga negosiable Barang Ready Stok, pengiriman partai besar dapat kita penuhi untuk Fillet. Berminat Hubungi Roni (0857.17.2222.99 atau 0877.7070.2121)
Sebelumnya 1 dari 7 Berikutnya [+] Dijual Daging Fillet Ikan Lele & Ikan Nila Bandung
Lokasi: Bandung, Jawa Barat, Indonesia Alamat: Jl. SMK PGRI II Cimahi Tengah Kota Cimahi
Dijual daging Fillet ikan Lele & Ikan Nila Kemasan 500gr s/d 1 kg hub 085295314859, untuk wilayah bandung dapat diantar....menerima partai besar/kecil
(Gambar) joe_psycool@yahoo.com
Keterangan:
" Lele Lekker" menawarkan produk olahan Ikan Lele, antara lain : 1. Serundeng Lele ( harga Rp. 12.500/ 200 gr) 2. Abon Lele ( harga Rp. 12.500/ 200gr) 3. Saus spagetti ( harga Rp. 30.000/ 1 Lt) Rasa enak, tidak amis, bergizi tinggi, dan kami proses secara higenis tanpa bahan pengawet. Produk olahan dikemas secara menarik, cocok sebagai buah tangan
SENTRA PRIMA BOGA PEMASARAN HUB. : IBU RIRIEN + 62 85879827899 ( SMS OK) Email : sentraboga@ gmail.com ABON LELE : Rasa Manis : Rp 110.000 per Kg Rasa Pedas : Rp 110.000 per Kg
Negara Asal: Cara Pembayaran: Kemas & Pengiriman: Indonesia Transfer Bank (T/T), Tunai PLASTIK
Ikan lele ternyata tak hanya dapat diolah sebagai menu masakan berkuah atau digoreng dengan bumbu sambal pedas. Di tangan Murti Rahayu, daging lele dapat dibuat abon dengan nilai ekonomi yang menggiurkan. Bahkan, abon lele buatannya kini mampu menembus pasar ekspor.
Awalnya coba-coba. Ternyata rasanya tak kalah sama abon sapi. Banyak orang suka, kata Murti, pengusaha kecil asal Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, akhir April 2010. Selain dikenal sebagai daerah pertanian yang subur, wilayah Majenang sejak lama juga dikenal dengan perikanan daratnya. Air yang melimpah mendukung pengembangan usaha mina tersebut. Salah satu jenis ikan yang banyak dibudidayakan warga setempat adalah lele. Namun, melimpahnya lele kerap tak ditunjang pemasaran dan kestabilan harga. Banyak petani lele pun jatuh bangun. Kondisi tersebut menjadi keprihatinan tersendiri bagi Murti yang juga menjadi Ketua Asosiasi Perajin dan Pengusaha Kecil Majenang. Pada pertengahan tahun 2007, dia terpikir membuat penganan olahan dari lele yang dapat dijual kemasan dan punya nilai ekonomis tinggi. Bayangan saya yang pertama adalah mengolah lele menjadi abon. Daging sapi saja bisa jadi abon, kenapa lele tidak, tutur ibu tiga anak ini. Kebetulan, di rumahnya, sejak lama Murti membuka warung lesehan dengan menu aneka masakan ikan air tawar. Jadi, mengolah lele bukan hal baru. Dibantu putri bungsunya, Indira K Paramita (29), Murti pun bereksperimen abon lele. Percobaan awal ini tak sepenuhnya berhasil. Sulit mengurangi tingginya kandungan minyak pada abon lele. Abon pun cepat tengik atau basi. Selang beberapa hari, dia menemukan mesin pres tangan untuk mengurangi minyak. Sejak itu Murti berani menawarkan abon lele buatannya kepada teman dan tetangganya. Respons mereka positif. Abon lele Murti tak kalah dengan abon sapi. Murti pun kian percaya diri. Tiga bulan setelah eksperimen, Murti mulai memasarkan abonnya yang bermerek Nazelia itu ke supermarket di Majenang dan Cilacap. Respons pasar lumayan. Dalam tiga hari abon lele itu ludes. Permintaan pun mengalir. Dia menjual abonnya seharga Rp 13.000 per satu kemasan plastik seberat 1 ons atau 100 gram. Murti kian serius menekuni usaha abon lele. Selain celah pasar yang ada, usaha abon lele tak
membutuhkan modal yang besar pada tahapan awal. Hal ini tak terlepas dari relatif murahnya harga ikan lele di Majenang. Harga ikan lele hanya Rp 11.000 per kilogram (kg). Setiap kilogram menghasilkan 3 ons abon. Tiap 1 ons dijual Rp 13.000 sehingga keuntungan kotor tiga kali lipat. Keuntungan itu dikurangi biaya minyak goreng dan plastik kemasan. Untung bersihnya 30-50 persen, ungkap Murti. Selain dagingnya, kulit lele dimanfaatkan menjadi keripik. Namun, jumlahnya sangat terbatas. Dari 10 kg lele, hanya menghasilkan sekitar 15 bungkus keripik ukuran 100 gram. Keripik lele ini hanya jadi usaha sampingan Murti. Tak sulit membuat abon lele. Daging ikan lele dibumbui seperti dendeng dengan ketumbar, merica putih, bawang putih, dan garam serta gula. Setelah direbus dengan bumbu hingga meresap, barulah digoreng kering. Daging lele dipres hingga seluruh minyaknya keluar dan tersisa serbuk halus kecoklatan. Rasanya manis gurih dengan aroma bawang dan ketumbar yang kuat. Ada pula yang dicampur dengan bawang merah goreng, seperti lazimnya abon sapi. Abon lele dikemas dalam plastik berlabel. Setiap saat bisa dinikmati. Dengan rasanya yang gurih, abon ini cukup ditaburkan di atas nasi atau ketan hangat sebagai lauk. Hingga enam bulan pertama, kapasitas produksi abon lele Murti hanya 3 kilogram lele per hari. Namun, seiring permintaan yang terus meningkat dan pemasaran yang kian luas ke kota-kota besar, seperti Yogyakarta, Semarang, dan Purwokerto, kebutuhan bahan baku lele pun terus bertambah. Apalagi, setelah dia mampu membeli mesin pres dari Surabaya, Jawa Timur, seharga Rp 2 juta, Murti kian percaya diri memasarkan produknya lebih luas. Dengan mesin baru itu, kualitas abonnya kian tinggi. Saat itu izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan sudah dikantonginya. Sertifikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun telah menyatakan bahwa abon lelenya halal. Pada pertengahan 2008, Murti menjadi mitra binaan PT Pertamina Cilacap. Selain membantu permodalan melalui kredit lunak, badan usaha milik negara tersebut juga membantu pemasaran dengan cara memfasilitasi mitra binaannya mengikuti pameran-pameran. Saya sangat bersyukur bisa difasilitasi mengikuti pameran. Rasanya tak mungkin kalau ikut pameran sendiri karena biayanya sangat mahal. Buat ongkos transpor, sewa stan, dan akomodasinya tinggi, ujarnya. Pameran produk kerajinan usaha kecil yang pernah diikutinya, di antaranya, adalah di Yogyakarta, Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Keikutsertaan dalam aneka pameran tersebut sangat membantu Murti dalam memperkenalkan produknya kepada masyarakat. Pernah dalam sebulan dia mendapat kesempatan tiga kali pameran. Selain dapat memperkenalkan produknya, pada saat pameran Murti juga dapat menjual abonnya dalam jumlah lumayan besar. Sayangnya, langkah kreatif Murti lewat abon lele itu kurang mendapat dukungan dari pemerintah daerah setempat. Jangankan bantuan kredit, fasilitas mengikuti pameran pun tak pernah ada. Pernah diajak pameran sampai pemda, tetapi semua biaya kami yang menanggung. Malah tombok. Padahal, katanya
sudah ada dana dari APBD. Bukannya kami pelit, tetapi kami ini hanyalah perajin kecil. Toh, kalau produk kami dikenal, yang dapat nama pemda juga, katanya. Sejak tahun 2009, produksi abon lele Murti rata-rata per hari menghabiskan 10 kilogram lele atau 500 kilogram lele per bulan. Pasarnya pun kian luas hingga Jakarta, Bandung, dan Denpasar. Untuk 10 kilogram lele dapat diolah menjadi 3 kilogram abon. Dalam sehari, rata-rata Murti dapat menghasilkan penjualan kotor Rp 300.000-Rp 400.000. Saat pameran produk-produk khas Nusantara di Jakarta pada pertengahan 2009, produk abon lele Murti dilirik konsumen luar negeri. Salah satunya seorang distributor makanan asal Belanda. Sejak saat itu Murti mulai dapat mengekspor abon lelenya ke Negeri Kincir Angin itu. Dalam sebulan, rata-rata dia dapat mengekspor 10 kilogram abon lele ke Belanda. Ekspor tersebut dilakukan melalui distributor di Jakarta. Daging ikan lele mengandung protein dan rendah lemak sehingga bisa dikonsumsi oleh mereka yang berdiet lemak. Karena itulah, orang dari Belanda itu suka abon lele saya, katanya. Sebenarnya, selain dari Belanda, ada permintaan abon lele dari negara lain. Namun, karena belum memahami prosedur ekspor dan modal yang terbatas, dia belum berani mengambil kesempatan tersebut. Meski demikian, dia sudah sangat bersyukur dengan apa yang diraihnya saat ini. Dia tak menyangka abon lelenya yang dibuat dengan cara sederhana itu kini melanglang buana hingga ke Eropa. Jumlahnya, sih, memang belum banyak, tetapi saya sudah sangat senang karena abon lele saya disukai banyak orang, bahkan sampai di luar negeri, kata Murti. (Kompas)
ABON LELE
ABON LELE Ingin membuat lauk kering yang bisa tahan beberapa bulan, juga rendah kolesterol? Mungkin abon lele ini bisa jadi ide yang menarik Bahan : Lele 10 kg Gula Merah 3 kg Gula Pasir 1 kg Lengkuas 250 gram
Sereh 10 batang Daun Salam 10 lembar Ketumbar 50 gram Bawang Putih 250 gram Bawang Merah 250 gram Jahe 100 gram Asam Jawa 100 gram, direbus dengan 200 cc air, saring, ambil airnya. Garam secukupnya Minyak goreng 2 kg
Cara Membuat: 1.Siapkan lele segar yang sudah dimatikan. 2.Pisahkan kulit dan daging dengan bantuan pisau. 3.Potong bagian kepalanya 4.Bersihkan isi perutnya. 5.Lepaskan daging dari tulang, sisihkan 6.Kukus daging hingga matang, dinginkan. 7.Suwir-suwir dengan garpu hingga halus. 8.Siapkan bumbu-bumbu, haluskan ketumbar, bawang putih, bawang merah, jahe, lengkuas, 9.Tumis bumbu halus dengan minyak goreng hingga harum, tambahkan sereh dan daun salam. Tambahkan air asam jawa+garam+gula pasir+gula merah. 10.MAsukkan daging lele yang sudah dihaluskan. 11.MAsak dan aduk hingga bumbu meresap. 12.PAnaskan minyak goreng dalam wajan, goreng daging lele sedikit demi sedikit hingga kecoklatan, angkat dan tiriskan. 13.Masukkan dalam alat pengepres minyak. 14.Abon lele siap disajikan dan bisa disimpan dalam toples.
Lengkuas, 1 kg, kupas, cuci bersih Daging sapi tanpa lemak dan otot, 500 gram Daun salam, 1 lembar Air, 1 liter Santan, 100 ml Minyak goreng, 750 ml
Bumbu Halus :
Bawang merah, 6 butir Bawang putih, 3 siung Kunyit, 1 cm, bakar Ketumbar, 1 sendok teh Garam, secukupnya Gula merah, secukupnya Kaldu sapi bubuk, 1 sendok teh Air asam, 1 sendok teh
8. Lele Fillet
9.
10. Foto: Daniel Supriyono 11. Bahan: 6 ekor lele ukuran sedang 100 gr bumbu kuning 2 btr telur minyak untuk menggoreng 12. Bumbu: (campur hingga rata) 250 gr tepung terigu 250 gr tepung beras 1 sdt kaldu instan 1 sdt garam 13. Cara Membuat: 1. Ambil 1 ekor lele yang sudah bersih, sayat bagian punggung lele hingga ke bagian ekor lele. Sayat sisi kanan dan sisi kiri lele. Buang duri dan kepalanya. 2. Potong-potong daging lele menjadi 3 bagian. Rendam potongan lele ke dalam bumbu kuning. 3. Kocok lepas telur, celupkan lele ke dalamnya. 4. Masukkan lele ke dalam campuran tepung hingga rata. Kerjakkan sampai semua lele terlumuri dengan tepung. 5. Goreng lele sampai berwarna kuning keemasan. Sajikan lele dengan saus sambal. 14. Tips: Bumbu kuning adalah bumbu yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri, kunyit, jahe, garam. Bumbu ini dapat diperoleh di pasar tradisional yang menjual bumbu basah. 15. Untuk 6 orang
Untuk memasarkan produk fillet-nya, H. Maming mengaku masih membidik wilayah Indramayu dan sekitarnya, sedangkan sebagian lagi dikirim ke Jakarta. Pedagang pecel lele dan rumah makan ikan bakar yang banyak bertebaran di sepanjang pantura menjadi outlet-outlet andalannya. Di kedua tempat tersebut, Fillet lele kebanyakan disajikan digoreng atau dibakar, jelasnya.
2. Netto : 20 gram kemasan biasa harga Rp 2.500/biji 3. Netto : 100 gram kemasan eksklusif harga Rp 15.000/biji 4. Netto: 100 gram kemasan eksklusif harga Rp 16.000/biji
Kami juga melayani pembuatan abon qurban dan aqiqah untuk keperluan Hari raya qurban dan aqiqah.
No. Rekening 2980436007 atas nama Bambang Heru Santoso 2. BRI KANTOR CABANG KEDIRI No. Rekening 1000323558 atas nama Bambang Heru Santoso 2. Pembelian bisa dilakukan secara Online 3. Barang akan dikirim setelah transfer Via Rekening