You are on page 1of 9

UAS Korosi Lanjut

UAS Korosi Lanjut


Resume journal of

The effect of acetic acid on the pit propagation on CO2 corrosion of carbon steel

Nama : Mia Diniati NPM: 1106154324

Departemen Teknik Metalurgi dan Material Universitas Indonesia 2012

Korosi CO2

UAS Korosi Lanjut


A. Pendahuluan
1. Definisi CO2 Corrosion merupakan bentuk korosi yang biasanya berupa penipisan lokal atau pitting corrosion. Korosi CO2 biasanya disebut juga dengan sweet corrosion.

Gambar 1. Contoh kegagalan material akibat korosi CO2

2. Mekanisme Korosi Mekanisme dari korosi CO2 diawali dengan kelarutan CO2 (g) menjadi CO2 di air seperti berikut. CO2 (g) + H2O CO2 (larut di air) CO2 (larut di air) + H2O H2CO3 H2CO3 H+ + HCO3HCO3- H+ + CO32Reaksi elektrokimia biasanya dikuti dengan pembentukan scale FeCO3 atau Fe3O4 pada temperatur tinggi dimana dapat bersifat protektif atau tidak tergantung dari kondisi pembentukan. Terbentuknya FeCO3 atau Fe(HCO3)2 biasanya terjadi di temperatur tinggi dan pH yang tinggi pula sehingga laju korosi dapat menurun. Namun apabila produk korosi tidak terbentuk maka laju korosi akan semakin meningkat. Pada CO2 Corrosion ini, dapat kita tulis reaksi anoda dan katoda sebagai berikut Reaksi anoda: Fe Fe2+ + 2eReaksi katoda: 2H+ + 2e- H2 + 2HCO3- (pH<5) 2H2CO3 + 2e- H2 + 2HCO3- (pH<5) 2H2O + 2e- H2 + 2OH- (pH>5) Korosi CO2 1

UAS Korosi Lanjut


2H2CO3- + 2e- H2 + 2CO32- (pH>5) 3. Faktor faktor yang mempengaruhi korosi CO2 Terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhi laju korosi pada korosi CO2, yaitu a. Efek air Apabila tidak ada air maka korosi CO2 pun tidak ada. Air berkontribusi untuk pembasahan permukaan logam. Batas dari water wetting adalah untuk water cut> 30% atau kecepatan aliran < 1 m/s. b. Efek partial pressure (pp) CO2 Partial pressure CO2 dapat dihitung dari mol% CO2 x PT Pada scale free korosi CO2 : pp CO2 tinggi menyebabkab laju korosi tinggi karena konsentrasi H2CO3 tinggi sehingga mempercepat reaksi katoda Pada pembentukan iron carbonate scales: pp CO2 tinggi dapat memberikan keuntungan karena pada pH yang tinggi dan pp CO2 yant tinggi maka konsentrasi ion bicarbonate dan carbonate akan meningkat sehingga supersaturation dan presipitasi meningkat dan akan membentuk scale yang menurunkan laju korosi c. Efek temperatur Temperatur akan mempengaruhi elektrokimia, transport dan lain lain. Efek temperatur ini akan tergantung pada pH lingkungan. Pada pH rendah, semakin tinggi temperatur maka laju korosi akan meningkat. Namun pada pada pH tinggi/basa, kenaikan temperatur akan menurunkan laju korosi karena terbentuk lapisan pasif. Puncak dari laju korosi biasanya di suhu 60 80oC tergantung dari water chemistry dan aliran d. Pengaruh pH Biasanya pH di CO2 saturated condensed water di sekitar 4 atau kurang. Pada buffered brines di 5<pH<7. Pada pH 4, reduksi langsung ion H+ penting pada pp CO2 yang rendah. pH memiliki efek pada laju korosi. Pada pH basa maka solubilitas dari besi karbonat akan menurun menyebabkan laju presipitasi meningkat dan scalling akan terbentuk sehinnga laju korosi menurun. Pada efek pH yang lainnya, rasio Ac-/Hac

Korosi CO2

UAS Korosi Lanjut


meningkat dengan pembuatan pH asam asetat akan menurunkan permasalahan korosi, dimana pH tinggi maka laju korosi menurun karena terbentuk pH stabilisasi. e. Pengaruh aliran Terdapat 2 macam pengaruh aliran terhadap CO2 corrosion yaitu: Saat protective scale tidak ada (biasanya di pH rendah/asam, tidak ada inhibitor, ditemukan di condensed water) peran utama turbulen akan mempercepat transport spesies dari dan ke permukaan logam sehingga laju korosi dapat meningkat Saat terdapat protective scales (biasanya di pH basa, di produced water, dan terbentuk inhibitor film) efek dari aliran adalah mengahambat pembentukan scale atau merusak scale yang terbentuk sehingga laju korosi meningkat f. Pengaruh kandungan oksigen Saat kandungan oksigen semakin meningkat maka laju korosi juga meningkat karena lapisan pasif yang terbentuk tidak stabil. g. Efek scale karbonat Carbonate scale akan mengurangi laju korosi tapi juga sebagai inisiasi dari korosi lokal. Scale ini terbentuk pada saat pH tinggi, temperatur tinggi, kandungan garam rendah, kandungan asam organik rendah, kecepatan aliran moderat, tidak ada turbulensi. Dan dapat diperlemah dengan kehadiran konsentrasi ion klorida, asam organik, kecepatan aliran yang tinggi, dan liquid droplet. Efek scale carbonat dapat diprediksi menggunakan Langelier Saturation Index (LSI) dimana apabila nilai LSI negatif maka tidak potensial untuk membentuk scale, air akan melarutkan CaCO3 dan apabila LSI positif maka scale terbentuk dan presipitasi CaCO3 dapat terbentuk dan apabila LSI mendekati 0 maka merupakan batas potensial scale. h. Efek kehadiran asam asetat Asam asetat merupakan asam lemah tapi lebih kuat dari asam karbonik. Adanya asam organik dapat merusak proteksi dari lapisan besi karbonat dimana hal tersebut dapat disebabkan karena adanya penurunan nilai pH sehingga scale menjadi rusak.

Korosi CO2

UAS Korosi Lanjut


4. Pencegahan Korosi CO2 Pencegahan korosi CO2 dapat dilakukan juga dengan cara mengurangi CO2, menghilangkan air, mengubah parameter proses (tekanan, suhu), menggunakan inhibitor korosi dan pH stabilizer, menggunakan internal coating, menggunakan material dengan ketahanan korosi yang baik seperti 13Cr, duplex SS, SS/Ni cladding. Untuk mengurangi CO2 dapat menggunakan membrane filter atau amine system. Untuk mencegah korosi CO2 terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Korosi CO2 sangat dipengaruhi oleh pp CO2 sehingga: Pada pp CO2 < 0,2 laju korosi rendah sehingga tidak diperlukan pencegahan korosi yang terlalu signifikan Pada 0,2 < pp CO2 < 2 laju korosi sedang sehingga direkomendasikan untuk menggunakan inhibitor Pada pp CO2 > 2 laju korosi tinggi sehingga direkomendasikan untuk menggunakan paduan dengan ketahanan korosi tinggi misalnya SS 300, SS 400 dan duplex.

B. Resume Jurnal
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi laju korosi misalnya karena adanya asam asetat. Pada resume jurnal kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pengaruh efek asam asetat terhadap pit propagation di korosi CO2 di baja karbon. Kehadiran asam asetat dapat berasal dari crude oil dimana akan sangat berpengaruh pada korosi CO2 di baja karbon maupun baja dengan paduan rendah. Kasus ini sudah sangat lama terjadi. Asam asetat ini merupakan asam organik volatile dan biasanya terdapat di pipeline dengan konsentrasi yang sangat tinggi dimana sampai beberapa ribu ppm di fasa aqueous. Dengan adanya kehadiran asam organik, korosi yang terjadi akan semakin parah di produce water di rentang pH 4 4,5 dan korosi tidak akan terjadi apabila pp CO2 < 0,2 dan tidak terdapat kehadiran asam asetat. Kehadiran dari asam asetat ini dapat berpengaruh baik pada top dan juga bottom line di oil and gas pipelines. Pada beberapa penelitian adanya asam asetat dapat menyebabkan pitting pada suhu kamar dimana pitting yang terbentuk hanya sedikit namun dalam. Asam asetat bertindak sebagai

Korosi CO2

UAS Korosi Lanjut


asam lemah dimana mempercepat laju reaksi katoda. Pada beberapa studi juga ditunjukkan bahwa asam asetat dapat menghambat reaksi anoda. Rata rata laju korosi di suhu kamar akan menurun saat peningkatan konsentrasi asam asetat dan laju penetrasi pit meningkat. Untuk mengetahui mekanisme pertumbuhan pit dimana berhubungan dengan efek galvanik yang disebabkan oleh kehadiran asam asetat maka dilakukan penelitian sebagai berikut. Persiapan sampel Sampel yang digunakan berupa API 5L X65 dimana sampel diamplas menggunakan kertas SiC hingga 1200 grit diikuti pencucian dengan air yang terdistilasi dan diikuti dengan aseton. Variabel pengujian yang digunakan: Medium korosi: 0,01M NaCl dengan larutan asam asetat bervariasi (0-1000ppm) dengan 1 bar CO2 pada suhu kamar Elektrolit distirring dengan rotating magnet dengan kecepatan 100/200rpm Pengujian polarisasi: (5mV/s) menggunakan 3 elektroda dengan counter electrode berupa coiled titanium wire dan SCE Pertumbuhan pitting: Diamati dengan artificial pit electrode. Dengan sampel penampang melintang concetric d:20mm u/outer big surface dan 2mm untuk artificial pit. Preinitiated pit disimulasi dengan machining inner elektoda dengan kedalaman berbeda (0-20mm). Arus yang lewat diukur dengan: zero resistance ammeter. Elektroda yang kecil sebagai WE (arus positif menandakan perilaku anoda pada pit) Dari hasil pengujian tersebut didapatkan hasil sebagai berikut.

Gambar 2. Kurva polarisasi X65 pada NaCl 0,01 M dan 1 bar CO2 pada 0 -600 ppm asam asetat

Korosi CO2

UAS Korosi Lanjut


Adanya asam asetat menyebabkan potensial korosi menjadi positif. Asam asetat berperan penting meningkatkan cabang katodik dimana kemungkinan disebabkan reduksi kedua proton setelah disosiasi asam dan reduksi langsung dari asam yang tidak terdisosiasi. Dari Gambar 2 dapat terlihat bahwa arus korosi di sekitar 0,5 A/m2.

Gambar 3.Potensial korosi baja X65 pada NaCl 0,01 M dan 1 bar CO2 dengan asam asetat bervariasi

Potensial korosi meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi asam asetat. Peningkatan reaksi katoda seiring dengan penurunan anoda dimana tidak adanya peningkatan arus uniform corrosion dimana berhubungan dengan asam asetat. Gambar 2 dan Gambar 3 hanya menunjukkan informasi secara global. Untuk mengetahui efek asam asetat pada perkembang pit maka dilakukan pengujian lanjutan dimana apabila tidak ada penyerangan di artificial pit, arus akan tetap 0. Pada Gambar 4 dapat terlihat bahwa dengan kehadiran asam asetat di konsetrasi rendah menyebaban arus yang selalu positif dan meningkat seiring dengan peningkatan konsetrasi asam asetat. Pada beberapa studi yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pre-initiated pit tidak dapat tumbuh tanpa kehadiran asam asetat dimana hal tersebut menunjukkan bahwa asam asetat merupakan pemicu untuk terbentuknya pitting di lingkungan CO2.

Gambar 4. Nilai rata rata setelah 12jam terpapar (kotak hitam:100rpm, kotak putih 200 rpm)

Korosi CO2

UAS Korosi Lanjut


Walaupun asam asetat meningkatkan aktivitas katoda seperti pada Gambar 2 namun di dalam pre-initiated pit, asam akan semakin berkurang karena keterbatasan transport massa. Hal tersebut ditunjukkan pada gambar 4 dimana arus lebih kecil pada kecepatan yang lebih tinggi dimana hal tersebut meningkatkan supply asam asetat ke artificial pit dan menurunkan perbedaan potensial diantara pit dan permukaan luar. Depletion dari asam asetat di dalam pit berhubungan dengan potensial korosi di gambar 3. Pit yang dangkal akan lebih mudah untuk transpor massa dibandingkan pit yang dalam. Hal tersebut menyebabkan perbedaan potensial dan arus akan meningkat dengan kedalaman pit hingga nilai tertentu sampai terjadi depletion asam asetat di dalam pit.

Gambar 5. Nilai rata rata arus coupling vs kedalaman pitting

Gambar 5 menunjukkan pertumbuhan pit merupakan self-sustained dimana hanya untuk kedalam kritis tertentu. Hal tersebut dipengaruhi oleh ohmic potential drop diantara elektroda. Untuk pit yang sangat dalam dimana supply asam asetat sangat sedikit, ohmic drop menjadi komponen utama dan arus akan menurun. Setelah mencapai kedalaman 8mm, arus akan menurun secara tajam. Penjelasan lain yang mungkin merupakan akumulasi produk korosi atau kehadiran gelembung hidrogen bertindak sebagai gas cavity yang terperangkap di dalam pit. Pertumbuhan pit merupakan self sustained hingga kedalaman tertentu dan terjadi di kondisi anaerob, kondisi asam dengan tidak adanya kation asam. Karena asam dikonsumsi di dalam pit, akalinisasi lebih diharapkan dibanding asidifikasi karena berkontribusi untuk menghindari kelarutan di bawah pit yang menghasilkan presipitasi FeCO3. Hasil tersebut menyarankan pit dapat tumbuh spherical hingga tercapai ukuran tertentu diikuti dengan pembukaan mulut pit dan lateral growth.

Korosi CO2

UAS Korosi Lanjut


Referensi
1. Amri, J., E. Gulbrandsen, R.P. Nogueira. The effect of acetic acid on the pit propagation in CO2 corrosion of carbon steel. Electrochemistry Communications 10 (2006): 200 203 2. Rifandi, Ifan. CO2 Corrosion di Lapangan Laut Jawa, Pemantauan dan Mitigasinya. Presentrasi untuk NACE Student Chapter UI - Permasalahan Korosi di Industri Minyak dan Gas Bumi. 2012 3. CO2 Corrosion Basics Diakses pada tanggal 12 Juni 2012 pukul 20.49 WIB (http://www.corrosion4dummies.com/2009/01/co2-corrosion.html)

Korosi CO2

You might also like