You are on page 1of 12

BAB I LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS Nama Umur Jenis kelamin Alamat Pekerjaan Agama Suku/Bangsa Tgl masuk RS Tgl pemeriksaan No register : Bp. J : 65 tahun : Laki - laki : Sumber lawang : Petani : Islam : Jawa/ Indonesia : 27 juli 2012 : 27 juli 2012 : 045xxx

B. ANAMNESIS Anamnesis dilakukan pada tanggal 27 juli 2012 jam 10.00 WIB didapat secara autoanamnesis, dipoli spesialis 1. Keluhan Utama Sesak nafas 2. Riwayat Penyakit Sekarang SMRS pasien mengeluhkan sesak nafas sejak satu minggu terakhir dan semakin memberat sejak dua hari sebelum pemeriksaan, pasien juga mengeluhkan ampek dan nyeri pada daerah ulu hati. Pasien mengatakan bahwa pasien batuk tetapi hilang timbul, terdapat dahak berwarna putih bening dan kental, pasien juga mengeluhkan nyeri pada perut saat batuk. Pasien mengatakan sudah sering sesak nafas dan juga batuk sejak sekitar dua tahun yang lalu, dan kambuh kambuhan. Pasien mengatakan sesak dan batuk terutama saat cuaca dingin. Pasien merupakan perokok berat sejak usia 10 tahun, dan

mulai mengurangi jumlah rokok sejak sekitar empat bulan yang lalu, pasien mengaku sesak mulai memberat setelah pasien merokok sebanyak tiga batang. Hari masuk rumah sakit : Pasien datang dengan keluhan sesak nafas (+), batuk (+) dengan dahak berwana putih bening dan mudah dikeluarkan, nyeri pada daerah ulu hati terutama pada sat pasien batuk, badan terasa lemas (), badan meriang (-), pusing (-), mual (-), muntah (-), BAB (dbn), BAK (dbn), nafsu makan baik. 3. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat TBC / pengobatan OAT Riwayat batuk lama Riwayat batuk darah Riwayat hipertensi Riwayat DM Riwayat asma Riwayat sakit maag Riwayat OP Riwayat alergi obat/makanan 4. Riwayat Keluarga Riwayat penyakit serupa Riwayat TBC / pengobatan OAT Riwayat hipertensi Riwayat DM Riwayat asma Riwayat sakit maag Riwayat alergi obat / makanan 5. Riwayat Kesehatan Lingkungan Riwayat penderita batuk dalam lingkungan Riwayat pengobatan rutin (OAT) Udara dingin pada tempat tinggal pasien : Tidak Ada : Disangkal : Diakui : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Diakui :Diakui (tidak tahu nama obatnya)

6. Riwayat Pribadi
Riwayat minum minuman berakohol Riwayat pemakain NAPZA : Disangkal : Disangkal

Riwayat merokok

:Diakui,

sejak

usia

10

tahun, sebelum sakit 1 bungkus /hari, setelah sakit 2 3 batang/hari 7. Riwayat Sosial Ekonomi Pasien seorang petani C. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 27 Juli 2012 1. Keadaan Umum KU BB Gizi : Baik, CM : 50 kg : Baik

2. Vital Sign Tekanan darah : 109/72 mmHg Nadi Pernafasan Suhu : 86 x/menit : 24 x/menit : 36,2oC

3. Pemeriksaan Fisik Kepala : Konjungtiva kanan kiri anemis tidak ditemukan Sklera kanan kiri ikterik tidak ditemukan Nafas cuping hidung tidak ditemukan. Leher : retraksi supra sternal tidak ditemukan, deviasi tracheal tidak ditemukan, peningkatan JVP tidak ditemukan, pembesaran kelenjar limfe tidak ditemukan. Thoraks Pulmo : Inspeksi

Simetris, gerak dada kanan dan kiri bersamaan (tidak ada gerakan dada yang tertinggal), tidak ada retraksi dada. Palpasi Fremitus: N N N N N N Depan N N N N N N Belakang

Perkusi:

Depan

Belakang Sonor Sonor Sonor Sonor Sonor Sonor

Sonor Sonor Sonor Sonor Sonor Sonor -

Auskultasi : Suara dasar vesikuler Depan + + + + + + + + + + + + Belakang

Wheezing :-/- Rhonki : -/Jantung :Bunyi jantung I-II murni regular, Bising jantung tidak ditemukan. Abdomen : Inspeksi bentuk abdomen simetris, ukuran normal, tidak ada bekas luka operasi Auskultasi peristaltik normal Palpasi supel, nyeri tekan (+), hepar-lien tidak teraba

Perkusi Timpani diseluruh lapang perut

Ekstremitas : clubbing finger tidak ditemukan, tidak ditemukan edema pada daerah ekstremitas

4. PemeriksaanPenunjang a. Radiologi ( Rontgen Toraks PA ) FotoRontgen Toraks PA (Tanggal 27 Juli 2012)

kesan : cor : CTR < 50% (normal)

pulmo : terdapat gambaran corakan bronkial yang meningkat. Tidak didapatkan gambaran infiltrat.

b. Laboratorium tidak ada data D. RESUME 1. Anamnesis : Pasien mengeluhkan sesak napas sejak satu minggu sebelum periksaan dan memberat sejak dua hari sebelum periksa, sesak nafas memberat saat melakukan aktivitas, disertai batuk berdahak warna putih yang hilang timbul, disertai ampek dan nyeri pada ulu hati saat batuk 2. Pemeriksaan Fisik : a. Vital sign b. Thorax : dalam batas normal : dalam batas normal

c. Abdomen

: dalam batas normal

3. PemeriksaanPenunjang Foto Thorax : (Tanggal 27Juli 2012) Kesan : pulmo : terdapat gambaran corakan bronkial yang meningkat di daerah paracardial dekstra. Tidak didapatkan gambaran infiltrat. E. ASSESMENT Bronkitis kronis
F. POMR (Problem Oriented Medical Record)

No

Assesment

Planing diagnose

Planing terapi

Planing monitoring

Bronkitis akut

Sputum cat gram Uji Bronkodilator Analisa gas darah

Terapi farmakologi Ambroksol S 3 dd 1 euphylin S 3 dd 1 Lameson S 3 dd 1 Cetirizine tab S 1 dd 1 Cefixim tab S 1 dd 1 CTM tab S 1 dd 1

Monitoring gejala klinis Pmx. fisik Fisioterapi

Terapi non farmakologi Edukasi menghindari factor pencetus

G. PROGNOSIS Dubia ad bonam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI Bronkhitis kronis adalah suatu bentuk penyakit obstruksi paru kronik, pada keadaan ini terjadi iritasi bronkhial dengan sekresi yang bertambah dan batuk produktif selama sedikitnya tiga bulan atau bahkan dua tahun berturut-turut, biasanya keadaan ini disertai emfisema paru B. INSIDENSI Bronkitis kronis dapat dialami oleh semua ras tanpa ada perbedaan. Frekuensi angka kejadian lebih sering pada pria disbanding wanita, usia penderita bronchitis krinis lebih sering dijumpai di atas 50 tahun. C. ETIOLOGI Faktor penyebab tersering pada bronchitis kronis adalah asap rokok, debu dan asap industri, polusi udara (Fayyaz, 2009) D. GAMBARAN KLINIS Batuk dengan dahak atau batuk produktif dalam jumlah banyak. Dahak makin banyak dan berwarna kuning (purulen), pada serangan akut kadang dapat dijumpai batuk darah Sesak nafas. Sesak bersifat progresif, maikin memberat saat beraktifitas Pada pemeriksaan auskultasi kadang dapat didapatkan

whizzing juga ronkhi E. KLASIFIKASI Secara klinis, bronchitis kronis terbagi menjadi 3 jenis, yakni : Bronchitis kronis ringan, ditandai dengan batuk berdahak dan keluhan lain yang ringan

Bronchitis kronis mukopurulen, diandai dengan batuk berdahak kental,purulen (berwarna kekuningan) Bronchitis kronik dengan penyempitan saluran nafas, ditandai dengan batuk berdahak yang disertai dengan sesak nafas berat dan suara mengi

F. PATOFISIOLOGI Penemuan patologis dari bronkhitis adalah hipertropi dari kelanjar mukosa bronkhus dan peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkhus tampaknya mempengaruhi bronkhiolus yang kecil-kecil sedemikian rupa sampai bronkhiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar. Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi tersebut dapat memperlambat aktivitas silia dan pagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah. Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia sel-sel penghasil mukus di bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi bronkhus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia.

Perubahan-perubahan pada sel penghasil mukus dan sel-sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan

penumpukan mukus dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas.

G. PENDEKATAN DIAGNOSIS 1. Anamnesis Adanya batuk berdahak ataupun tidak, biasanya di sertai sesak nafas yang memberat saat melakukan aktifitas. 9

2. Pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan keadaan normal dan kadang-kadang terdengar suara wheezing di beberapa tempat. Rhonki dapat terdengar jika produksi sputum meningkat 3. Pemeriksaan Penunjang a. Foto thorax Foto thorax biasanya menunjukkan gambaran normal atau tampak corakan bronkial meningkat dan terdapat gambaran air bonkogram. Diagnosis ditegakkan dengan foto thorax dengan gambaran fotonya tidak dijumpai infiltrat.

b. Uji faal paru Pada beberapa penderita menunjukkan adanya

penurunan uji fungsi paru. c. Laboratorium Pada bronkhitis didapatkan jumlah leukosit meningkat.

H. DIFERENSIAL DIAGNOSIS 1. Empisema 2. Bronkiektasis 3. Asma

10

I.

TERAPI Tujuan pengobatan bronkhitis adalah untuk mengurangi gejala batuk, melegakan pernafasan serta menyembuhkan bronkhitis. Terapi bronkhitis meliputi : 1. Istirahat yang cukup 2. Minum cairan yang banyak 3. Menghindari udara dingin & AC 4. Penekan batuk, pengencer dahak dan antibiotik Rehabilitasi paru adalah program latihan pernafasan. Jenis obat yang dipakai untuk bronkhitis : 1. Antibiotik Bronkhitis biasanya terjadi akibat infeksi virus, sehingga antibiotik tidak efektif 2. Obat batuk Jika batuk kering, maka diberikan obat penekan batuk (antitusif) Jika batuk berdahak, maka diberikan obat pengencer dahak (mukolitik) 3. Obat lain Pada pasien yang memiliki riwayat asma atau penyekit paru obstruktif kronik, maka direkomendasikan inhaler dan obatobatan lain untuk mengurangi peradangan dan membuka bagian dalam paru-paru yang menyempit.

11

DAFTAR PUSTAKA

Djojodibroto R, 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: EGC. p. 121 Price S & Wilson, 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta : EGC. p. 178 Rasad S, 2005. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua. Jakarta:Badan Penerbit FKUI. p. 100 Syarif dkk, 2009. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. Wenzel & Fowler, 2006. Acute Bronchitis. The New England Journal of Medicine 2006; 355:2125-2130. Worral G, 2008. Acute Bronchitis. Pubmed journal Can Fam

Physician. 2008 February; 54(2): 238239.

12

You might also like