Mendung tebal menyelimuti langit di kawasan Hutan Lambusango. Beberapa titik air mulai jatuh dalam bentuk tetesan-tetesan. Sebentar lagi hujan deras akan mengguyur bumi. Apakah alam juga turut berduka atas wafatnya salah satu penghuni bumi yang bernama Binggo?
Duka masih menyelimuti perasaan hati La Madi. Matanya sembab karena habis menangis sejadi-jadinya. Ia seperti tak percaya kalau sahabat sejatinya itu harus pergi dengan cara yang sesadis itu. La Madi tak kuasa menyaksikan tubuh anjingnya yang terkoyak oleh mobil truk pengangkut kayu.
"Sabar Madi, kita tidak boleh larut dalam kesedihan seperti ini. Anggap saja ini adalah musibah!" bujuk La Dilu. La Madi hampir tidak menggubris omongan temannya. Ia terus meratapi bangkai anjingnya yang malang itu. Beberapa daun pisang yang membalut tubuh Binggo mulai dihinggapi lalat. Mereka harus segera mengubur jasad Binggo sebelum membusuk.
Mendung tebal menyelimuti langit di kawasan Hutan Lambusango. Beberapa titik air mulai jatuh dalam bentuk tetesan-tetesan. Sebentar lagi hujan deras akan mengguyur bumi. Apakah alam juga turut berduka atas wafatnya salah satu penghuni bumi yang bernama Binggo?
Duka masih menyelimuti perasaan hati La Madi. Matanya sembab karena habis menangis sejadi-jadinya. Ia seperti tak percaya kalau sahabat sejatinya itu harus pergi dengan cara yang sesadis itu. La Madi tak kuasa menyaksikan tubuh anjingnya yang terkoyak oleh mobil truk pengangkut kayu.
"Sabar Madi, kita tidak boleh larut dalam kesedihan seperti ini. Anggap saja ini adalah musibah!" bujuk La Dilu. La Madi hampir tidak menggubris omongan temannya. Ia terus meratapi bangkai anjingnya yang malang itu. Beberapa daun pisang yang membalut tubuh Binggo mulai dihinggapi lalat. Mereka harus segera mengubur jasad Binggo sebelum membusuk.
Mendung tebal menyelimuti langit di kawasan Hutan Lambusango. Beberapa titik air mulai jatuh dalam bentuk tetesan-tetesan. Sebentar lagi hujan deras akan mengguyur bumi. Apakah alam juga turut berduka atas wafatnya salah satu penghuni bumi yang bernama Binggo?
Duka masih menyelimuti perasaan hati La Madi. Matanya sembab karena habis menangis sejadi-jadinya. Ia seperti tak percaya kalau sahabat sejatinya itu harus pergi dengan cara yang sesadis itu. La Madi tak kuasa menyaksikan tubuh anjingnya yang terkoyak oleh mobil truk pengangkut kayu.
"Sabar Madi, kita tidak boleh larut dalam kesedihan seperti ini. Anggap saja ini adalah musibah!" bujuk La Dilu. La Madi hampir tidak menggubris omongan temannya. Ia terus meratapi bangkai anjingnya yang malang itu. Beberapa daun pisang yang membalut tubuh Binggo mulai dihinggapi lalat. Mereka harus segera mengubur jasad Binggo sebelum membusuk.