You are on page 1of 23

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGHASILAN TERHADAP KESADARAN PENGGUNAAN PRODUK-PRODUK PERBANKAN SYARIAH PADA MASYARAKAT

KALIWUNGU KENDAL

ABSTRAK Penelitian ini akan mengukur perbedaan latar belakang pendidikan dan tingkat penghasilan terhadap penggunaan produkproduk perbankan syariah (mudarabah, musyarakah dan murabahah) pada masyarakat Kaliwungu Kendal. Ketiga variabel tersebut akan diuji melalui dua tahap: yakni analisis deskriptif (mean dan simpang baku) dan uji hipotesis (analisis varian duajalur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan dan tingkat penghasilan berpengaruh terhadap penggunaan produk-produk perbankan syariah. Terdapat pengaruh interaksi antara latar belakang pendidikan dengan tingkat penghasilan terhadap penggunaan produk-produk perbankan syariah pada masyarakat Kaliwungu Kendal. (Kata Kunci : Latar Belakang Pendidikan, Tingkat Penghasilan, Produk-produk Perbankan Syariah, Masyarakat Kaliwungu)

A. Pendahuluan Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, kajian dan pembahasan tentang ekonomi Islam di Indonesia mendapat perhatian yang sangat serius. Berbagai seminar, simposium, workshop, lokakarya, diskusi baik tingkat nasional, regional maupun lokal banyak digelar di berbagai daerah untuk mencari solusi alternatif terhadap problem-problem umat Islam yang berkaitan dengan masalah ekonomi Islam. Gerakan ekonomi Islam di Indonesia ini dimulai oleh kehadiran bank syariah pada awal tahun 1990-an. Setelah keluarnya Undang-undang

No. 7 tahun 1992, yang diperkuat dengan munculnya Undangundang No. 10 tahun 1998, jumlah bank-bank syariah terus bertambah. Muhammad (2005: x-xi), salah seorang ahli ekonomi Islam di Indonesia, menjelaskan bahwa perkembangan gerakan ekonomi Islam di Indonesia kendati relatif terlambat dibandingkan beberapa negara lain, termasuk negara tetangga Malaysia, setidaknya sejak awal tahun 1990-an menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan. Perbandingan perkembangan ekonomi Islam pada dekade 1980-an dan 2000an misalnya, sangat jauh berbeda, baik dalam dataran praktis maupun wacana (akademis). Bukti aspek praktis adalah munculnya lembaga-lembaga keuangan syariah, seperti Bank Syariah, Baitul Mal wa alTamwil (BMT), Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), Bank Umum Syariah, Asuransi Syariah, Obligasi syariah, dan sebagainya. Perkembangan di dunia praktis secara kelembagaan, dapat dilihat lebih jauh sebagai berikut : a) Bank Syariah yang sudah berdiri s.d. tahun 2004 meliputi Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Danamon Syariah, Bank IFI Syariah, Bank Jabar Syariah, Bank Bukopin Syariah, BII Syariah. Bank Syariah yang akan berdiri meliputi Bank HSBC, Bank Syariah Indonesia, Bank Niaga, Bank DKI, Bank Riau, Bank Central Asia (BCA), Bank Sumut Syariah, Bank Tabungan Negara (BTN). Lembaga-lembaga keuangan syariah tersebut

menawarkan produk-produk syariah yang berpijak dengan konsep bagi hasil dan bebas bunga, seperti mudarabah, musyarakah, murabahah, bai bi saman ajil (BBA), qardu alhasan, dan lain-lain.

Sedangkan asuransi syariah yang sudah berdiri meliputi Asuransi Takaful, Asuransi Mubarakah, AJB Bumiputera 1912, Asuransi Jiwa Asih Great Eastern, MAA Life Insurance, Asuransi Bringin Jiwa Sejahtera, Asuransi Tri Pakarta. Asuransi syariah yang akan berdiri meliputi Prudential Life Assurance, Asuransi Jiwa Askrida, Asuransi Jiwa Sewu New York Life, Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, Asuransi Tali Insani, Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur, Asuransi Bangun Askrida, Asuransi Jasa Indonesia dan Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein). PT Obligasi Syariah meliputi Obligasi Syariah Mudarabah

Indosat, Obligasi Syariah Mudarabah Berlian Laju Tanker, Obligasi Syariah Mudarabah Bank Bukopin dan Obligasi Syariah Mudarabah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Adapun aspek wacana (akademis) adalah munculnya lembaga pendidikan tinggi yang menawarkan matakuliah atau program studi Ekonomi Islam (EI) pada tingkat sarjana (S.1) maupun pascasarjana (S.2), bahkan pada tingkat doktor (S.3). Program Studi Ekonomi Islam (EI) pada jenjang S.1 diUniversitas Islam Negeri (UIN) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) maupun Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) semakin banyak diminati oleh mahasiswa. Di Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang misalnya, dalam tiga tahun terakhir Program Studi (Prodi) Ekonomi Islam (EI) mendapat mahasiswa paling banyak dibandingkan Jurusan/Prodi Islam), Ahwal alSyakhsiyyah (Hukum Perdata Muamalah (Hukum

Ekonomi Islam), maupun Jinayah Siyasah (Pidana Politik Islam). Bahkan pada tahun 2007 Departemen Agama memberikan beasiswa penuh pada jenjang S.3 (Doktor) untuk prodi Ekonomi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, masing-masing 30 (tiga puluh) peserta.

Perkembangan

produk-produk

perbankan

syariah

tersebut ternyata mendapat respon yang berbeda-beda di masyarakat. Sebagian masyarakat menyambutnya positif dan menerima dengan tangan terbuka (welcome) dan sebagian lagi berpandangan negatif karena mereka menganggap substansinya sama saja dengan perbankan konvensional, hanya berbeda nama saja. Penelitian ini akan mengangkat masalah perbedaan latar belakang pendidikan dan tingkat penghasilan sebagai faktor penyebab munculnya kesadaran untuk menggunakan produkproduk perbankan syariah pada masyarakat Kaliwungu Kendal. Latar belakang pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan agama (pesantren) dan umum sedangkan tingkat penghasilan akan diklasifikasikan menjadi penghasilan tinggi dan rendah. Kerangka berpikirnya adalah bahwa latar belakang pendidikan seseorang dapat memberikan kontribusi dalam tindakan seseorang termasuk dalam penggunaan produkproduk dapat berpikir perbankan menjadi tersebut faktor dapat syariah, khususnya munculnya syariah. dalam mudarabah, kesadaran Kerangka konstelasi musyarakah dan murabahah. Begitu pula tingkat penghasilan penyebab penggunaan produk-produk perbankan digambarkan

penelitian berikut ini.

B. Konstelasi Penelitian TINGKAT PENGHASILAN LATAR BELAKANG TOTAL B PENDIDIKAN AGAMA (PESANTREN) (A1) TINGGI (B1) RENDAH (B2) TOTAL A A1B1 A1B2 A1 A2B1 A2B2 A2 B1 B2 UMUM (A2)

C. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Masyarakat pendidikan Kaliwungu agama Kendal dengan latar belakang kesadaran

(pesantren)

memiliki

menggunakan produk-produk perbankan syariah berbeda dari mereka yang berlatar belakang pendidikan umum. 2. Masyarakat Kaliwungu Kendal dengan penghasilan tinggi memiliki kesadaran penggunaan produk-produk perbankan syariah berbeda dari mereka yang berpenghasilan rendah. 3. Terdapat pengaruh interaksi antara latar belakang pada

pendidikan dengan tingkat penghasilan terhadap kesadaran penggunaan produk-produk perbankan syariah masyarakat Kaliwungu Kendal.

D. Kerangka Teori Seputar pembahasan teori latar belakang pendidikan, tingkat penghasilan, produk-produk perbankan syariah. Latar belakang pendidikan adalah jenjang pendidikan tertinggi yang ditempuh oleh seseorang sejak Sekolah Dasar (SD/MI) sampai perguruan tinggi (PT). Untuk mengetahui jenjang pendidikan tertinggi seseorang dengan cara melihat ijazah terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut. Sedangkan yang dimaksud tingkat penghasilan dalam penelitian ini adalah pendapatan atau pemasukan uang yang diperoleh rata-rata oleh seseorang setiap bulannya, meskipun ada pendapat yang membedakan antara penghasilan dan pendapatan. Rosyidi (2004: 100), salah seorang ahli ekonomi Indonesia menjelaskan bahwa penghasilan dan pendapatan dapat dibedakan, yakni bahwa penghasilan bisa lebih besar dari pendapatan. Seseorang dianggap memiliki penghasilan jika telah melakukan aktifitas yang menghasilkan dengan aktifitas produktif itu menunjukkan adanya kinerja. Fahrudin (1982: 75), salah seorang ahli ekonomi Islam Indonesia, penghasilan berhubungan mengungkapkan bahwa pendapatan adalah taraf dari suatu keluarga di masyarakat usaha yang dengan aktifitas dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sedangkan Winardi (1996: 13), salah seorang ahli ekonomi yang lain berpendapat bahwa pendapatan adalah hasil berupa uang atau hasil materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa-jasa manusia bebas.

Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh uang atau barang (yang fungsinya dapat ditukar dengan uang) yang diterima oleh seseorang dalam setiap bulannya. Pendapatan tersebut dapat berupa gaji (upah) dan tunjangan dari hasil kerja sebagai pegawai atau penerimaan dari usaha yang dilakukan yang disebut pendapatan murni. Selain itu, pendapatan dapat berupa honor, bonus, pendapatan sewa, bunga, deviden, dan atau penghasilan lain yang dapat menambah perekonomian seseorang, misalnya mubalig, tukang ojek, dan makelar yang disebut pendapatan tambahan. Sedangkan produk-produk perbankan syariah adalah produk-produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah, meliputi mudarabah, musyarakah, murabahah, wadiah, bai bi saman ajil, dan lain-lain. Mudarabah adalah perjanjian antara penyedia modal (sahib al-mal/the capital owner) dengan pengusaha (mudarib/the manager) dengan Islam pembagian keuntungan yang telah disepakati. Adiwarman Karim (2005: 103), salah seorang ahli ekonomi Indonesia, menjelaskan bahwa setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio tertentu yang disepakati. Resiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak Bank kecuali kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah, seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan. Musyarakah (joint Venture) adalah kemitraan dalam suatu usaha. Musyarakah dapat diartikan sebagai bentuk kemitraan antara dua orang atau lebih yang menggabungkan modal atau kerja mereka untuk berbagi keuntungan serta menikmati hak dan tanggung jawab yang sama. Konsep ini

diterapkan pada model partnership atau joint venture. Keuntungan yang diraih akan dibagi dalam rasio yang disepakati sementara kerugian akan dibagi berdasarkan rasio ekuitas yang dimiliki masing-masing pihak. Perbedaan mendasar antara musyarakah dengan mudarabah adalah dalam konsep musyarakah ada campur tangan pengelolaan manajemennya, sedangkan pada mudarabah tidak ada. Sedangkan murabahah adalah penyaluran dana dalam bentuk jual beli. Bank akan membelikan barang yang dibutuhkan oleh pengguna jasa lalu menjualnya kembali kepada pengguna jasa dengan harga yang dinaikkan sesuai margin keuntungan yang ditetapkan oleh bank, dan pengguna jasa dapat mengangsur barang tersebut. Besarnya angsuran flat sesuai dengan akad di awal dan besarnya angsuran sama dengan harga pokok ditambah margin yang disepakati. Contoh : harga rumah sebesar 600 juta. Margin bank/keuntungan bank 150 juta. Maka yang harus dibayar nasabah peminjam ialah 750 juta dan diangsur selama waktu yang disepakati di awal antara Bank dan nasabah (Lewis, 2007: 76-77). Dalam sebagai transaksi intermediator murabahah, finansial. bank Fikih tidak turut

menanggung untung dan rugi, melainkan lebih berperan menganggap murabahah berbeda dengan transaksi serupa yang berbunga karena mark up pinjaman, tetapi tidak mesti dihubungkan dengan tempo kelebihan dialokasikan untuk biaya

pelayanan, dan bukan karena pembayarannya ditangguhkan. Adapun yang dimaksud wadiah adalah jasa penitipan dana di- mana penitip dapat mengambil dana tersebut sewaktu-waktu. Dalam sistem ini, bank tidak berkewajiban

untuk memberikan bonus kepada nasabah, namun bank masih diperbolehkan untuk memberikan bonus. Sedangkan Bai bi Saman Ajil (BBA) adalah model produk perbankan syariah yang mirip dengan murabahah, hanya saja Bai bi Saman Ajil (BBA) merupakan bentuk pembayaran yang ditangguhkan melalui cicilan, sedangkan murabahah merupakan pembayaran yang ditangguhkan secara sekaligus. Selain itu, dalam murabahah, pembeli harus mengetahui harga pokok, sedangkan pada BBA tidak demikian. Dalam penelitian ini produk-produk perbankan syariah yang dimaksudkan adalah mudarabah, musyarakah dan murabahah.

E. Metode Metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Design: Faktorial a. Faktor A: latar belakang pendidikan (agama/pesantren dan umum) b. Faktor B: tingkat penghasilan (tinggi dan rendah) 2. Subyek: 60 (enam puluh) orang penduduk yang telah bekerja yang bertempat tinggal di Kaliwungu diambil cukup sebagai lokasi baik penduduknya heterogen, Kaliwungu Kendal. penelitian dari sisi karena tingkat

pendidikan, jenis pekerjaan maupun tingkat penghasilan.

a. 30 (tiga puluh) orang berlatar belakang pendidikan agama

10

(pesantren). b. 30 (tiga puluh) orang berlatar belakang pendidikan umum. c. 30 (tiga puluh) orang berpenghasilan tinggi. d. 30 (tiga puluh) orang berpenghasilan rendah.

3. Variabel dan Instrumen a. Latar belakang Pendidikan (A) b. Tingkat Penghasilan (B) c. Kesadaran menggunakan produk-produk perbankan

syariah (Y) : 60 responden.

4. Analisis Analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah : a. Deskriptif : mean dan simpang baku b. Uji hipotesis: analisis varian dua-jalur

11

F. Hasil Penelitian dan Diskusi 1. Rekapitulasi Data Tabel 1 Nilai atau Skor Responden tentang Kesadaran Menggunakan Produk-produk Perbankan Syariah dengan Perbedaan Latar Belakang Pendidikan dan Tingkat Penghasilan N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 Y 9 8 7 9 8 7 9 8 7 9 8 7 9 8 7 6 5 4 6 5 4 6 5 4 6 5 4 6 5 4 5

12

32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

6 4 4 3 5 6 4 4 3 5 6 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 4 3 2

Keterangan : A1= Latar belakang pendidikan agama (pesantren) A2= Latar belakang pendidikan umum B1= Tingkat penghasilan tinggi B2= Tingkat penghasilan rendah

2. Mean dan simpang baku skor kesadaran menggunakan

13

produk-produk perbankan syariah untuk masing-masing kelompok :

Tabel 2 Hasil Analisis Faktorial dan Nilai Rata-rata Simpang Baku tentang Kesadaran Responden dengan Perbedaan Latar Belakang Pendidikan dan Tingkat Penghasilan dalam Menggunakan Produk-produk Perbankan Syariah

TINGKAT PENGHASILAN (B)

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN (A) AGAMA (PESANTREN) (A1) N11 = 15 Y11 = 8,00 S11 = 6,78 N12 = 15 Y12 = 5,00 S12 = 4,25 N1. = 30 Y1. = 6,50 S1. = 4,36 UMUM (A2)

TOTAL B

TINGGI (B1)

N21 = 15 Y21 = 4,40 S 21 = 3,76 N22 = 15 Y22 = 3,20 S22 = 3,08 N2. = 30 Y2. = 3,80 S2. = 3,28

N.1 = 30 Y.1 = 6,20 S.1 = 4,27 N.2 = 30 Y.2 = 4,10 S.2 = 3,63 N.. = 60 Y.. S.. = 5,15 = 1,92

RENDAH (B2)

TOTAL A

Keterangan : N = Banyaknya subyek

14

Y = rata-rata S = Simpang Baku Hasil analisis deskriptif tersebut perbankan memperlihatkan syariah pada

perbedaan nilai rata-rata dan simpang baku skor kesadaran menggunakan produk-produk masyarakat Kaliwungu Kendal. Rata-rata responden yang berlatar belakang pendidikan agama (pesantren) mempunyai kesadaran syariah untuk menggunakan daripada produk-produk responden perbankan berlatar lebih tinggi yang

belakang pendidikan umum. Nilai rata-rata kesadaran terhadap penggunaan produk-produk perbankan syariah untuk kedua kelompok responden secara berturut-turut adalah Y1 = 6,50 dan Y2 = 3,80. Kecenderungan pemusatan tersebut juga sama pada simpang baku kedua kelompok responden, yaitu kelompok responden yang berlatar belakang pendidikan agama/pesantren (S1. = 4,36) lebih tinggi daripada kelompok responden yang berlatar belakang pendidikan umum (S2. = 3,28). Tabel tersebut juga memperlihatkan rata-rata kesadaran yang diperoleh kedua kelompok responden berbeda. Rata-rata kesadaran menggunakan produk-produk perbankan syariah responden yang tingkat penghasilannya tinggi mempunyai nilai rata-rata yang lebih tinggi daripada responden yang berpenghasilan rendah (S1. = 4,27) dan (S2. = 3,63). Lebih lanjut , tabel tersebut di atas juga memperlihatkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh responden bervariasi antara kelompok interaksi. Responden dalam kelompok latar

15

belakang

pendidikan

agama

(pesantren)

memiliki

kecenderungan tingkat kesadaran penggunaan produk-produk perbankan syariah lebih tinggi daripada responden dengan latar belakang pendidikan umum. Hal ini karena nilai rata-rata yang mereka peroleh (masing-masing Y11= 8,00 dan Y12 = 5,00 untuk latar belakang pendidikan agama yang berpenghasilan tinggi dan rendah) lebih tinggi daripada yang diperoleh mereka yang berlatar belakang pendidikan umum (Y21 = 4,40 dan Y22 = 3,20 untuk penghasilan tinggi dan rendah). Di samping itu, perbedaan nilai rata-rata antara responden yang berpenghasilan tinggi dan rendah di lingkungan responden yang berlatar belakang pendidikan agama/pesantren (8,00-5,00 = 3,00) lebih besar daripada yang berlatar belakang pendidikan umum (4,40-3,20 = 1,20). Berbeda dari pemusatan, penyebaran skor responden menunjukkan kecenderungan yang berbeda antara kelompok interaksi. Di lingkungan agama/pesantren, responden ini cenderung lebih heterogin daripada lingkungan umum (skor baku masing-masing S11 = 6,78 dan S12 = 4,25). Sebaliknya, di lingkungan umum, responden dengan penghasilan tinggi cenderung lebih homogin daripada rendah (skor baku masingmasing adalah S21 = 3,76 dan S22 = 3,08). Hasil analisis deskriptif di atas memberikan petunjuk adanya perbedaan kecenderungan terhadap kesadaran penggunaan produk-produk perbankan syariah yang diperoleh responden yang berada dalam kelompok dan sel yang berbeda. Untuk menguji apakah perbedaan nilai rata-rata kesadaran antar kelompok utama dan sel interaksi tersebut cukup signifikan untuk menyimpulkan bahwa kelompok-kelompok responden berasal dari populasi yang berbeda, data yang

16

terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan tehnik analisis varian dua jalan. Rangkuman hasil analisis tersebut disajikan dalam tabel berikut : 3. Ringkasan Hasil Analisis Varian Tabel 3 Hasil Analisis Varian Dua Jalur tentang Kesadaran Menggunakan Produk-produk Perbankan Syariah pada Kelompok Latar Belakang Pendidikan dan Tingkat Penghasilan SUMBER JK D.K . LATAR PENDIDIKAN A TINGKAT PENGHASILAN B Interaksi A*B DALAM KELOMPOK 44,000 56 12,150 1 12,150 0,786 109,35 0 66,150 1 66,150 1 109,350 139,17 3 SIGNIFIKA N 84,191 SIGNIFIKA N 15,464 SIGNIFIKA N RJK F SIG.

Keterangan : JK = Jumlah Kwadrat

D.K. = Derajat Kebebasan RJK = Rata-rata Jumlah Kwadrat

17

= nilai F hasil perhitungan data

Hasil analisis, sebagaimana disajikan dalam tabel tersebut di atas, memperlihatkan bahwa secara terpisah kedua faktor memiliki pengaruh yang signifikan pada tingkat kesadaran responden signifikan. Untuk sumber variasi latar belakang pendidikan, nilai F hasil perhitungan terhadap data jauh lebih besar daripada nilai F yang diperoleh dari tabel untuk derajat kebebasan, dk = 1 dan 339, baik pada taraf signifikansi 5 %, maupun 1 % (F = 139,173 > 3,88). Atas dasar hasil ini, maka hipotesis nol untuk efek utama ini ditolak, yang berarti bahwa secara signifikansi nilai rata-rata kesadaran terhadap kelompok penghasilan lain, yang diperoleh responden di lingkungan pendidikan agama/pesantren lebih tinggi daripada nilai rata-rata yang diperoleh mereka yang ada di lingkungan pendidikan umum. Dengan demikian hasil analisis data tersebut mendukung hipotesis penelitian sebagaimana dikemukakan sebelumnya, yaitu terdapat perbedaan kesadaran penggunaan produkproduk perbankan syariah pada masyarakat Kaliwungu Kendal antara mereka yang berlatar belakang (pesantren) pendidikan dengan umum. mereka Dengan yang kata pendidikan agama berlatar lain, latar belakang belakang dalam penggunaan produk-produk perbankan syariah, di mana secara interaktif pengaruh keduanya juga

pendidikan memiliki pengaruh yang berarti pada variasi tingkat kesadaran responden dengan latar belakang pendidikan agama

18

(pesantren) terhadap kelompok responden lain. Dari tabel tersebut di atas juga tampak bahwa nilai F hasil perhitungan terhadap data kesadaran yang bersumber pada variasi tingkat penghasilan tinggi jauh lebih besar daripada nilai F yang diperoleh dari tabel untuk derajat kebebasan 1 dan 339, baik pada taraf signifikansi 5 % maupun 1 %, yaitu F = 84,191 > 6,73 = F > 3,88. Oleh karena itu, hipotesis nol efek utama ini juga ditolak. Hal ini berarti bahwa secara signifikan nilai ratarata kesadaran terhadap kelompok responden tingkat penghasilan tinggi mempunyai nilai lebih tinggi daripada nilai rata-rata yang diperoleh mereka yang berpenghasilan rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil analisis data tersebut mendukung hipotesis penelitian sebelumnya, yaitu terdapat perbedaan tingkat kesadaran terhadap kelompok responden yang berpenghasilan tinggi dan rendah. Dengan kata lain, tingkat penghasilan tinggi memiliki pengaruh yang berarti pada variasi tingkat kesadaran penggunaan produk-produk responden lain. Sama halnya dari efek utama, efek interaktif dari analisis varian dua jalan, sebagaimana dalam tabel, juga signifikan. Hal ini ditunjukkan oleh kenyataan bahwa nilai F hasil perhitungan terhadap data kesadaran yang bersumber pada interaksi kedua faktor lebih besar daripada nilai F yang diperoleh dari tabel untuk derajat kebebasan 1 dan 339 pada taraf signifikansi 5 %. Nilai-nilai tersebut adalah F = 15,464 > 3,88 persen. Karena nilai hasil perhitungan lebih besar daripada nilai yang diperoleh dari tabel, maka hipotesis nol ditolak, yang berarti bahwa terdapat perbedaan signifikansi antara nilai rata-rata perbankan syariah terhadap kelompok

19

kesadaran terhadap kelompok responden lain yang diperoleh responden dalam sel-sel atau kelompok interaksi. Dengan pendidikan perbedaan demikian, dan tingkat interaksi responden syariah antara latar belakang pada lain.

penghasilan

berpengaruh kelompok

kesadaran

terhadap pada

penggunaan

produk-produk

perbankan

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa hasil analisis data tersebut mendukung hipotesis penelitian sebelumnya, yaitu terdapat pengaruh interaksi antara latar belakang pendidikan dengan tingkat penghasilan terhadap kesadaran penggunaan produk-produk perbankan syariah pada masyarakat Kaliwungu Kendal. Dari hasil uji hipotesis sebagaimana tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa latar belakang pendidikan, di mana masyarakat (responden) dengan latar belakang pendidikan agama mereka konsisten kedua (pesantren) dalam juga dan umum, secara independen perbankan kesadaran pada berpengaruh secara sangat signifikan pada variasi kesadaran menggunakan tercermin juga produk-produk perbedaan secara syariah. Perbedaan dalam kedua faktor tersebut secara dalam masyarakat (responden). Kombinasi atau interaksi antara faktor berpengaruh signifikan kesadaran penggunaan produk-produk perbankan syariah.

G. Kesimpulan Dari uraian dan penjelasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Latar belakang pendidikan berpengaruh secara

20

signifikan

terhadap

penggunaan

produk-produk

perbankan syariah pada masyarakat Kaliwungu Kendal. 2. Tingkat penghasilan berpengaruh secara signifikan

terhadap penggunaan produk-produk perbankan syariah pada masyarakat Kaliwungu Kendal. 3. Terdapat pendidikan pengaruh dengan interaksi tingkat antara latar belakang terhadap

penghasilan

penggunaan produk-produk perbankan syariah pada masyarakat Kaliwungu Kendal. Wallahu Alam.

21

DAFTAR PUSTAKA A Karim, Adiwarman, 2005, Islamic Banking (Fiqh and Financial Analysis), Jakarta : Raja Grafindo Persada, Edisi ke-3. Fahrudin, Mutiara. Fuad Muhammad, 1982, Ekonomi Islam, Jakarta:

Hadjar, Ibnu, 2002, Pengaruh Lingkungan Pendidikan dan Tipe Kepribadian pada Prasangka terhadap Kelompok Agama Lain, Disertasi pada Universitas Negeri Jakarta. Rosyidi, Suherman, 2004, Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada Teori Ekonomi Makro dan Mikro, Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Winardi, 1971, Organisasi Perkantoran Modern, Bandung: Alumni. Lewis, Mervyn K, dan Latifa M. AlGoud, 2007, Perbankan Syariah (Prinsip, Praktek dan Prospek), Penerjemah Burhan Subrata, Cetakan I, Jakarta : Serambi.

22

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGHASILAN TERHADAP KESADARAN PENGGUNAAN PRODUK-PRODUK PERBANKAN SYARIAH PADA MASYARAKAT KALIWUNGU KENDAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir Matakuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif

Oleh :

RUPII AMRI NIM. 085113026

Dosen Pengampu :

PROF. DR. H. IBNU HADJAR, M. Ed. PROGRAM DOKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO

23

2009

You might also like