You are on page 1of 1

2

PALEMBANG EKSPRES
SELASA, 14 AGUSTUS 2012

Pedagang Dihantui Pemalak


AR, Pedagang Pasar KM 5

Jelang Lebaran Idul Fitri

Dipaksa Bayar THR


SEBAGAI pedagang, datangnya Ramadhan juga menjadi berkah bagi kami semua. Keuntungan berdagang biasanya justru berlipat sama halnya pahala berbuat baik di bulan suci bagi kaum muslimin ini. Terutama lagi mendekati datangnya lebaran Idul Fitri. Saya yang punya toko sembako menjajakan barangbarang bahan kebutuhan pokok pun turut merasakan manisnya laba berjualan di bulan Ramadhan dan menjelang lebaran, ucap salah seorang pedagang di Pasar KM 5, kepada Palembang Ekspres. Hanya saja manisnya keuntungan yang diperolehnya tersebut kerap terusik oleh perilaku sejumlah oknum yang seenaknya memeras para pedagang. Untuk itu, Bapak Kapolresta Palembang yang kami hormati. Kami dari seluruh pedagang di Pasar KM 5 minta tolong nian Pak, preman-preman yang mengatasnamakan satpam setiap tahunnya selalu memaksa kami untuk membayar THR (Tunjangan Hari Raya) kepada mereka, pintanya. Setiap toko, mereka minta menyediakan tiga lusin minuman serta uang lebih. Kalau tidak maka para pedagang akan dicaci maki bahkan tidak boleh berdagang lagi. Padahal pedagang juga merupakan manusia yang mencari rezeki bahkan untuk diperas. Tolong nian Pak, anda yang menjadi harapan kami, pintanya lagi. Agar diketahui juga oleh Bapak Walikota Palembang, Ir H Eddy Santana Putra. Bahwasanya lagi-lagi Pasar Km 5 terjadi pemaksaan yang mengharuskan para pedagang memenuhi THR sesuai keinginan mereka. Mohon tegakkan keadilan bagi kami, Pak Walikota. Sebetulnya kami bersedia berbagi kebahagiaan di bulan Ramadhan dan lebaran ini. Namun caranya dong! Mari pula kita saling pengertian, pungkasnya. QPL

FOTO NOvA WAHYUDI /PALPRES

Jika para pembeli di hantui dengan banyaknya pelaku kejahatan saat menjelang lebaran Idul Fitri. Ternyata para pedagang juga dihantui dengan banyaknya para pemalak atau preman yang meminta jatah. Para pemalak itu beralasan meminta Tunjangan Hari Raya (THR) kepada setiap pedagang. Jika pedadang itu tidak mau, maka preman itu akan mencaci maki bahkan melarang pedagang itu untuk berjualan lagi.

engan banyaknya preman dan pemalak itu, tentunya penghasilan para pedagang akan menjadi berkurang. Padahal para pedagang itu dengan susah payah mendapatkan keuntungan, sedangkan pemalak itu dengan seenaknya meminta upeti dari para pedagang itu. Nampaknya, momentum lebaran ini sering dijadikan ajang bagi kawanan preman dan pemalak itu untuk beraksi. Mereka berdalih sebagai petugas keamanan pasar. Sehingga jika pedagang tidak mau memberikan, maka pedagang itu akan diintimidasi hingga tidak bisa berjualan lagi. Memang jika diawal Ramadan para preman itu belum bermun-

culan, namun setelah Ramadan berjalan lebih dari setengah atau diatas 15 hari, maka para preman dan pemalak itu bermunculan. Bahkan preman itu berkelompok dan mulai meneror para pedagang untuk menyiapkan THR bagi para pemalak itu. Parahnya, para preman atau pemalak itu memberikan besaran THR yang haru diberikan para pedagang. Jika preman atau pemalak itu hanya satu kelompok, pedagang itu masih bisa menyanggupinya. Namun, ini para preman iru banyak kelompok sehingga jumlah yang harus dikeluarkan lebih besar lagi. Belum lagi para pedagang itu akan mengeluarkan biaya untuk memberi oknum dari pemerintah-

an maupun TNI, Polri. Jadi bukan hanya biaya untuk preman dan pemalak yang harus dikeluarkan, melainkan ada beberapa lagi. Harus diakui saat menjelang lebaran, masyarakat menjadi konsumtif sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar. Padahal untuk memenuhi kebutuhan itu, penghasilan hanya paspasan bahkan cenderung kurang. Karena itulah, para preman atau pemalak itu mengambil jalan, memaksa para pedagang yang mudah ditakuti. Sebenarnya pihak kepolisian sudah sering menlakukan penindakan terhadap para preman dan pemalak itu. Namun, anehnya para preman dan pemalak itu tetap saja banyak. Bahkan para pemalak itu sudah sangat meresahkan masyarakat, bukan hanya pedagang melainkan juga masyarakat biasa. Preman atau pemalak itu tidak segan-segan melukai korbannya jika tidak diberi. Apalagi para preman atau pemalak itu ratarata membawa senjata tajam. Malah kebanyakan preman atau pemalak itu merupakan pelaku

kejahatan di jalanan. Selama bulan Ramadan ini jajaran Polresta Palembang, sudah beberap kali menertibkan para preman atau pemalak. Terakhir dilakukan pada Rabu (8/8) sekitar pukul 10.00 WIB. Dimana saat itu dua orang preman dan pemalak berhasil diamankan saat sedang beraksi didepan Pamor Jalan HM Ryacudu, Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) I Palembang. Kedua pemalak itu bernama Endrian alias Enggi (25), warga Jalan A Yani, Lorong Sabar, RT 38, Kelurahan 9-10 Ulu, SU I Palembang dan M Muslin alias Husein (35), warga Jalan Komering V, RT 40 RW 10, Kelurahan Lebong Gajah, Kecamatan Sako Palembang. Dari keduanya diamankan beberap lembar uang ribuan sebesar Rp46 ribu yang diduga hasil memalak, dompet warna hitam, dua cincin dan tas hitam serta satu buah jimat. Dari pengakuan kedua pemalak itu, bahwa mereka melakukannya lantaran tedesak kebutuhan biaya selama Ramadan dan menjelang lebaran.

Adanya pengakuan dari kedua pemalak yang terjaring itu, dukup membuktikan bahwa momentum lebaran ini merupakan kesempatan bagi para preman atau pemalak untuk menjalankan aksinya. Karenanya pihak kepolisian harus bisa menciptakan situasi yang aman menjelang lebaran Idul Fitri kali ini. Menanggapi marakanya preman atau pemalak di pasar-pasar, Kapolresta Palembang, Kombes Pol Sabaruddin Ginting SIk mengatakan, selama Ramadan pihaknya menggelar operasi cipta kondisi guna memberikan rasa aman dan nyaman bagi umat muslim saat menjalankan ibadah puasa. Sasaran kita adalah penyakit masyarakat dan kita namakan operasi cipta kondisi. Sehingga kondisi dikota Palembang situasinya bisa kita kendalikan sampai memasuki operasi ketupat, terang Ginting beberap waktu lalu. Ginting mengimbau masyarakat, sebagai langkah antisipasi menjelang lebaran diminta untuk menjaga lingkungan dan rumah masing-masing. Pastikan saat bepergian, beraktitas ataupun mudik meninggalkan rumah dalam kondisi aman. Ketika akan menjelang lebaran, aktifitas masyarakat berkaitan memenuhi kebutuhan dan ibadah, silaturahmi, berpergia dan meninggalkan rumah, kita imbau bisa menjaga lingkungan. Pastikan rumah dalam keadaan aman, pungkasnya. JOe

Waspada Lewat Kawasan Parkir


PREMAN masih berkeliaran, pengendara takut melewati kawasan parier, terutama pada malam hari. Preman yang seringkali berprofesi sebagai pengamen atau kadang menyamar menjadi petugas Juru Parkir (Jukir) memaksa pengendara memberi uang kepada mereka. Seperti diungkapkan salah seorang warga bernama Herman, pengendara yang hendak pulang baik dari bekerja maupun pulang dari jalan. Sudah sering terjadi, umumnya yang menajdi korban adalah pengendara yang memarkirkan kendaraan di luar arena mall dan banyak apalagi malam hari, beber Herman, kepada Palembang Ekspres. Bahkan diakui Herman, dirinya pernah dimintai uang oleh beberapa pemalak yang mengungkapkan dirinya sebagai petugas penjaga parkir dan keamanan. Bahkan, sebelumnya dirinya memberikan uang Rp2.000 kepada mereka. Namun mereka menolaknya. Mereka memaksa meminta lebih dan akhirnya saya pun menambah lagi. Saya kasih jadi Rp5 ribu kepada mereka, ucapnya. Kawasan tempat mangkalnya preman itu, di kawasan parkir baik itu di tempat-tempat hiburan, makan dan tempat nongkrong lainnya. Biasa, mereka ngetem dan ada kelompoknya sendiri, katanya. Pemalak ini sambungnya, sebetulnya berkelompok, tetapi apabila sudah mendapati sasaran maka mereka akan menyebar dan mencari target yang diinginkannya. Tampangnya tidak begitu mengerikan, sehingga membuat dirinya percaya jia mereka bukan pemalak. Bahkan pengendara yang melintas atau berhenti dipaksa bangun oleh mereka, katanya. Meski tidak menunjukkan senjata tajam, namun cukup mencekam. Makanya dirinya sangat berhati-hati. Apalagi kalau malam hari, jangan sampai melintas di lokasi-lokasi tersebut, tukasnya. DYN

Herman, warga

Imron, Supir Angkot Plaju-Ampera

Malah Dituduh Ikut


TINGKAT kriminalitas biasanya akan tinggi jika kondisi pasar tradisional dalam kondisi ramai. Seperti saat menjelang hari raya Idul Fitri saat ini. Biasanya banyak pelaku kriminilitas ini mencari mangsanya, terlebih kepada ibu-ibu. Berdasarkan informasi yang dihimpun Palembang Ekspres, aksi pelaku kriminalitas dalam mencari korban biasanya membidik ibu-ibu dengan penampilan berlebihan, seperti menggunakan perhiasan mencolok atau lainnya. Jika sudah diketahui target, pelaku akan terus menguntit hingga ke dalam bus kota atau angkutan kota lainnya. Dan di dalam angkutan masal inilah, pelaku akan menggencarkan aksinya. Alhasil, kerap kali korban ataupun masyarakat menuding jika pelaku dan supir sudah bekerjasama. Hal ini pun dibantah Imron, salah seorang supir angkot jurusan PlajuAmpera. Memang kami jadi tudingtudingan masyarakat, padahal kalau terjadi seperti itu, kami tak mengenal apalagi kerjasama dengan pelaku kriminalitas, kata dia. Tapi menurutnya, aksi pemalakan ataupun perampasan di dalam bis sudah jarang terjadi. Sekarang Palembang sudah maju, aksi seperti itu sudah tidak lagi terjadi, ucapnya. RIS

Pimpinan Umum: Rosmiyati. Pemimpin Perusahaan: Ahmad Rosidi. Pemimpin Redaksi: Tri Nurwanto, Redaktur Pelakasana : Muhammad Iqbal. Kordinator Liputan : David Ariyanto, Tun Teja Staf Redaksi : Ella Sulistiana, Berry Sandi, Trisno, Dian Cahyani Fitri, Nefri Inge, M Wijdan (Ogan Ilir), Yuni Hartati (Muba), Hendra (OKU), Rifat Achmad (Mura/Lubuklinggau), Heru Fachrozi (Muara Enim), Heri Afrizon (OKU Selatan), Firdaus (Empat Lawang/Lahat), Mujianto (OKI), Arman Jaya (OKU Timur), Andre (Prabumulih). Redaktur Foto: Nova Wahyudi. Bagian Pracetak: M Firman, Firyansyah, Abdul Kholid, Kgs Yahya, Bagian Iklan: Iwan Khumaini, Acounting Executive/AE : Abdul,Noris Taslim. Bagian Pemasaran: Abdul Kadir (Manager), Lukman, Alwi Riyanto Bagian Keuangan : Dimas Murdani Muharam, Silvi Winda Pratiwi, Penerbit: PT Citra Media Palembang Ekspres Komisaris Utama: H Suparno Wonokromo. Komisaris: Muwarni, H Didi Wahyudi. Direktur Utama: H. Subki Sarnawi. Direktur: H Mahmud,Yunita Ayu Tarif Iklan: Iklan Baris per baris Halaman 1 Display Full Colour/Warna Rp.60.000/mm kolom, Halaman 1 BW Rp.30.000,/mm kolom,Halaman Dalam Full Colour/Warna Rp.25.000/mm Kolom Harga Berlangganan Koran : Rp.25.000/bulan No. Rek Mandiri Pasar 16 PT Citra Media Palembang Ekspres 113002062008.8 plg.ekspres@gmail.com

Alamat Redaksi/ Sirkulasi/ Iklan: Gedung GRAHA PENA Palembang, Jl Kol H Barlian No 773, Palembang. Telepon (0711) 8304424, 411768, 415263, 415264, 419503. ext 136,139 Fax (0711) 420066.

You might also like