Professional Documents
Culture Documents
Ultimate Analysis :
Unsur Karbon Hidrogen Nitrogen Oksigen Sulfur Metal % wt 83 - 87 10 - 14 0,1 2 0,05 1,5 0,05 - 6 0,5 5
Proximate Analysis :
2. Nafthenea / Sikloparaffin ; Hidrokarbon jenuh yg memiliki satu atau lebih cincin dan dapat memiliki cabang parafanic
3. Aromatic : hidrokarbon yg mengandung satu atau lebih inti aromatic dan dapat memiliki banyak isomer
4. Olefins : hidrokarbon tidak jenuh, lurus atau bercabang Contoh : etena, propena/propilena, butena
Proses yg dapat terjadi dari tiga bentuk struktur hidrokarbon tsb diatas :
Komponen Non Hydrokarbon 1. Sulfur : besifat korosif Mengganggu kesehatan & lingkungan Meracuni Katalis
2.
Oxygen Oksigen dapat terbentuk karena kontak yg cukup lama antara minyak bumi dengan atmosfe di udara Senyawa yang terbentuk dapat berupa : alcohol, keton, eter dll, sehingga dapat menimbulkan sifat asam pada minyak bumi Dapat meningkatkan titik didih bahan bakar 3. Nitrogen
Phorpyrins : makromolekul dengan struktur komplek dan dapat mengandung beberapa unsure seperti oksigen, nitrogen, metal baik berupa unsur maupun senyawanya.
Kandungan nitrogen pada minyak bumi relative lebih rendah karena sifatnya yg inert Nitrogen dapat meracuni katalis dan juga pembentukan gum pada domestic fuel
Natural Gas
Komponen : 80 % 15 % 5% CH4 CH2 dan CH5 CH6+, CO2 dan H2S
Senyawa Impurity :
1.
H2S bersifat asam (korosif) dan beracun Dalam bahan bakar LNG kandungan yg dibolehkan 4 ppm CO2 bersifat asam ( korosif) dan menurunkan nilai kalor LNG Keberadaan CO2 dan H2S merupakan promotor terbentuknya hydrat
2. 3.
Proses penghilangan sulfur (desulfurisasi) dan proses penghilangan CO2 (CO2 removal) merupakan proses penting dalam pengolahan gas alam Sumber Gas Alam : 1. Dari sumur minyak : disebut Associated Gas (bersifat wet gas) 2. Dari sumur Gas : bersifat dry gas, produk cairnya disebut kondensat
4.
Kandungan CO2 Arun 15 % Teknologi pemisahan menggunakan absorbsi MEA / DEA (metil/dimetilamina) dan proses regenerasi steam Kandungan CO2 Natuna 70 % Teknologi pemisahan : 1. Distilasi kriogenik 2. Membran
5.
Evaluasi sifat-sifat minyak bumi yg akan digunakan sebagai feedstock umumnya melibatkkan sifat-sifat fsik dari materialnya. Berdasarkan data sifat fisk tersebut maka dapat ditentukan jenis proses dan kondisi operasi yg sesuai untuk mengolahnya menjadi pruduk yg diinginkan.
Sp grav 0,8 (45,3 APIo ) light Crude oil Sp grav > 1,0 (10 APIo ) Heavy Crude oil
2.
Sulfur Content
Metode/standard pengukuran : ASTM D- 124, D-1552, D-4294 Makin besar kandungan sulfur , makin berat minyak tersebut 0,1 3 % wt Sulfur Convensional crude oil 5 6 % wt sulfur heavy crude oil
Viscosity
Menunjukkan mudah tidaknya minyak mengalir dan merupakan fungsi suhu Metode pengukuran : ASTM D-445 (metode kapiler) Satuan Centi Poise cP = 0,01 P * metode kapilar : = r4 P/ 8 n l
Saybolt Universal viscosity (ASTM D-445): mengukur waktu yg dibutuhkan untuk mengalirkan 60 ml minyak bumi dari suatu wadah pada suhu konstan melalui suatu orifice
Kinematic Viscosity :
Satuan : centistokes menggambarkan sifat hidrodinamika fluida cP = a x saybolt s + b/ saybolt s dimana a dan b = constanta
Pengaruh Kandungan sulfur pada Crude oil terhadap komposisi produk distilatnya
Harga viscositas dan Kinematik Viscosity pada beberapa fraksi Minyak bumi
4. Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan minyak dipengaruhi oleh berat molekul dan suhu , makin berat molekul hydrocarbon , makin tinggi tegangan permukaan, makin tinggi suhu makin rendah tegangan permukaan. Tegangan permukaan gasoline : 26dyn/cm; kerosene : 30 dyn/cm dan Pelumas : 34 dyn/cm Tegangan permukaan juga berpengaruh untuk proses-proses emulsi pada minyak. Fungsi pengemulsi / surfaktan adalah untuk menurunkan tegangan permukaan dari komponen komponen yg akan dilarutkan
Oxidasi minyak / pelumas oleh udara atau bahan aditif anti korosi akan menurunkan tegangan permukaan , hal ini dapat menurunkan kinerja pelumas pada mesin . Oleh sebab itu surface tension dapat dijadikan parameter kapan suatu pelumas harus diganti.