You are on page 1of 3

MEDIA LITERASI MENUJU BUDAYA BACA

Oleh : Dedy Tisna Amijaya

Dalam era globalisasi sekarang ini, media informasi sangat diperlukan untuk menunjang

pengembangan pengetahuan teknologi informasi. Karena teknologi informasi sangat

mempengaruhi setiap aspek kehidupan dan masyarakat dituntut untuk mengikuti perkembangan

yang semakin nyata sebagai konsekuensi diterapkannya teknologi informasi tersebut. Hal ini

tergantung pada kita bagaimana menyikapi dan memanfaatkan media informasi yang membawa

arah perubahan yang positif dan bagaimana menyiapkan masyarakat agar sadar akan pentingnya

informasi. Maka diperlukannya dukungan dari semua komponen yang terdapat di dalam

masyarakat dan pemerintah berkewajiban menyediakann pelayanan informasi bagi masyarakat.

PBB telah menggariskan”Eight Millenium Development Goals (MDGs)” atau yang lebih

dikenal dengan sebutan delapan tujuan millennium, yang salah satu isinya adalah menjamin

pendidikan primer secara universal, suatu standar telah disepakati masyarakat dunia termasuk

Indonesia, yang dalam hal ini tengah berusaha membangun pencapaian hasil dalam MDGs.

Disinergiskan dengan pentingnya media informasi sebagai kegiatan literasi yang mendukung

upaya memajukan pendidikan, salah satunya yang paling mendasar adalah kegiatan literasi yang

diaplikasikan dengan budaya baca, pembiasaan budaya baca ditengah masyarakat harus terus

dilakukan mengingat kecenderungan masyarakat yang memanfaatkan bacaan masih kurang

apresiasif dibandingkan dengan pemanfaatan media visual yang semakin mendominasi dalam

kehidupan masyarakat.
Penyebab

kurangnya antusias kelompok masyarakat terhadap kegiatan literasi memang kita harus

cari penyebabnya, pertama, mendominasinya budaya visual dalam kehidupan masyarakat, hal ini

bisa dilihat dari Data Survei yang menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia (BPS, tahun 2006)

belum menjadikan kegiatan budaya baca sebagai sumber mendapatkan informasi. Hal ini

menjadi cukup menghawatirkan karena ditengah gencarnya perhatian masyarakat terhadap

budaya visual yang berwujud televisi lebih sering menyediakan konten ( tontonan ) yang tidak

edukatif serta hal ini ditambah kurang proaktifnya yang tumbuh dimasyarakat untuk

mendapatkan informasi dan didukung karena adanya faktor ekonomi yang menjadi alasan

sebagian masyarakat untuk membeli buku bacaan karena harganya yang mahal.

Lintas kerjasama

menurut hemat saya, segala upaya apapun akan berbenturan dengan munculnya potensi

permasalah seperti kendala faktor-faktor sosial psikologis masyarakat yang enggan dan

rendahnya minat baca serta keengganan masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas pemerintah.

Permasalahan ini perlu adanya upaya kerjasama yang sistematis, dengan melihat peran

pemangku kebijakan yang sangat penting, diperlukannya kerjasama Pemerintah (Eksekutif)

dengan Legislatif yang akan menentukan arah regulasi yang akan diterapkan serta birokrasi juga

sebaiknya melibatkan seluruh komponen penggerak minat baca masyarakat agar dapat

membangkitkan masyarakat terhadap berbagai kebijakan atau kampanye tentang minat baca.

Peran eksekutif dan legislatif mempunyai fungsi untuk mendukung pencapaian hasil dari

permasalahan ini adalah pertama, Service Function (Fungsi Pelayanan) yang dalam aplikasinya
bisa dalam bentuk ajakan untuk mengunjungi perpustakaan daerah, perpustakaan keliling,

memperhatikan subsidi buku, menyemarakkan bajar buku dan dilengkapi dengan deregulasi

industry penerbitan buku. Mengingat peran penting pemerintah maka perlu adanya upaya dari

pemerintah untuk menyediakan sarana dan prasarana dalam mendukung tersedianya literasi

untuk dimanfaatkan masyarakat. Kedua, Development Function (Fungsi Pengembangan)

merupakan pengembangan terhadap sarana dan prasarana untuk kegiatan literasi dan melibatkan

peran serta masyarakat, ketiga, Protection Function (Fungsi Perlindungan) yang menyangkut

legislasi dengan menyediakan produk hukum yang berisi peningkatan kualitas SDM melalui

minat baca dengan didukung Penyediaaan anggaran untuk memajukan tingkat melek huruf yang

masih terdapat di seluruh masyarakat sehingga jika hal yang paling mendasar tadi bisa dicapai

maka di harapkan akan terciptanya kebiasaan baca, maka hal selanjutnya adalah pengawasan dari

pusat dan dilanjutkan sampai ke daerah untuk mengawasi dan memotivasi peran serta masyarkat

dalam pelaksanaan program-program yang merangsang minat baca. Lintas kerjasama seperti

mata rantai yang terus berhubungan karena akan berdampak penting bagi masyarakat untuk

membiasakan mengunakan media literasi sebagai kegiatan untuk menuju masyarakat yang gemar

baca dan berbasis ilmu pengetahuan maka dengan sendirinya masyarakat akan membudayakan

membaca karena hal ini akan mempersiapkan masyarakat dalam era globalisasi yang kian

kompetitif.

Dedy Tisna Amijaya

Pendapat pribadi

You might also like