You are on page 1of 8

Nama Kelas

: Mega Puspita : X2

Jejak Sejarah Masyarakat Pra-Aksara di Indonesia


FOLKLORE
Tengku Lau Bahun Ada seorang tengku yang berasal dari tanah Aceh. Di negeri asalnya dia lebih dikenal dengan sebutan Tengku Syech, tetapi di tanah Karo ia di panggil Tengku Lau Baun. Tengku ini kaya dengan ilmu , ahli pula obat mengobat, menguasai ilmu kedatuan, dan untuk meninggikan martabat roh dan batinnya seringsering dilakukannya tapa bersunyi-sunyi di tempat sepi. Menurut kisahnya, Tengku Lau Bahun sampai ke tanah karo setelah melakukan pengembaraan yang panjang dari kampung asalnya. Kampung demi kampung dikunjunginya. Dusun demi dusun didatanginya. Dan salah satu sifatnya yang patut diteladani ialah bahwa setiap orang yang dijumpainya dipandangnya sama, tidak ada yang dilebihkannya dan tidak ada pula yang direndahkannya. Manusia itu sama-sama ciptaan tuhan, dan karena itu tidak ada yang tinggi dan tidak ada yang rendah. Selama dalam pengembaraannya diajarkannya ilmunya kepada rajaraja, datu-datu dan penghulu-penghulu ditanah karo, sehingga bertambah lama bertambah banyak orang yang mendapat pengajaran dari Tengku itu. Satu hal yang menarik mengenai caranya menyebarkan ilmunya ialah sukarela tanpa paksa. Jika ilmuku dianggap baik terima, dan jika tidak, jangan dipakai, demikian katanya selalu. Mengajarkan ilmu diibaratkannya seperti berdagang barang- barang tanpa modal. Laku tak laku daganganku itu tak ada kerugianku,begitu dia berpendapat. Mengenai kebahagiaan hidup, Tengku itu mengajarkan agar berpegang pada peribahasa dimana langit dijunjung disana bumi dipijak. Dengan demikian dimana kita tinggal disanalah dicari famili, sahabat dan handai tolan. 1

Dan jika kita pandai membawakan diri, akan diperoleh kegembiraan, ketenangan dan kebahagiaan hidup. Karena dengan orang-orang itu kita akan saling menggembirakan, saling mengasihi dan saling membantu dalam kesulitan. Kepada para petani diajarkannya penggunaan tepung tawar, untuk pemberantas hama tanaman. Ditunjukkannya pula supaya jangan menyebut nama-nama binatang yang merusak tanaman seperti tikus, belalang dan sebagainya. Sebutkan si pinter ukum untuk semua perusak tanaman itu,katanya. Ada pun penawar (anti) ulat tanaman ialah daun si malam-malam, buah padi, air sawah tempat hama merusak, jeruk purut dan jeruk empat jenis yang untuk semuanya itu dinamakan Lau Penguras. Kemudian satukan dengan batang padi atau jagung yang dirusak, lalu bacakan doa: Hai yang empunya perajurit, yang empunya suruhan, inilah si pinter ukum telah merusak tanamanku. Hukumlah dia. Bersamaan dengan itu pencangkan bendera putih ditempat keempat sudut sawah ladangmu, juga ditempat persemaian khidmat, mudahmudahan perusak tanaman akan berhenti merusak. Begitulah Tengku Lau Bahun mengajarkan kepada mereka para petani dan peladang. Dibanyak tempat ia diterima orang dengan baik, namun di kampung Sukanalu, Tanah Urung Si Enam Kuta dia ditolak. Masyarakat disana mencurigainya sebagai seorang yang bermaksud tak baik. Malah dia dituduh sebagai alat kerajaan Aceh untuk menjajah tanah Karo. Tuduhan itu kemudian dibantahnya dengan tegas dan jelas. Karena tidak berhasil dengan tuduhan mulut, maka mereka yang tidak suka itu meningkatkan usaha mereka melawan Tengku. Kali ini dalam bentuk pengeroyokan beramai-ramai Namun itupun tak berhasil, karena selain mempunyai ilmu pengetahuan biasa, orang dari tanah Aceh itu mempunyai ilmu bela diri dan ilmu kebal.Tetapi akhirnya dia terbunuh dalam sebuah pengeroyokan dari belakang yang tidak diketahuinya. Orang-orang yang tadinya sudah menyerah bersekongkol dan menyerang Tengku pada bagian tubuh yang tidak kebal, sehingga rubuhlah dia ketanah. Oleh para pengikutnya yang setia yang datang dari berbagai tempat ditanah karo, mayatnya dikuburkan dikampung lingga yang berbatasan dengan kampung Surbakti, Lingga julu dan kampung Gajah.

Kuburan itu terletak di tepi sungai Lau Bahun. Sejak itulah nama semula Tengku Syech lebih dikenal dengan sebutan Tengku Lau Bahun, mengikut nama sungai yang tak jauh dari kuburannya. Sesudah dia meninggal kuburannya dijadikan tempat pemujaan meminta perlindungan dari perusak tanaman dan bila musim kering menyerang para petani. Melalui mimpi datu-datu datanglah Tengku dan berkata bahwa dia tetap akan menjaga dan memelihara siapa-siapa yang percaya kepadanya. Ditanam oranglah galuh Tengku Lau Bahun, dilepaskan kambing putih, dan ayam putih. Pada waktu musim menanam padi dipujalah galuh tadi, dan kambing putih dipotong untuk dimakan bersama-sama. Pada waktu musim kemarau makam Tengku Lau Bahun dimandikan, dibersihkan, dipuja dengan upacara gendang karo.Pengunjung-pengunjung yang berdatangan ke makam itu membawa persembahan, memancangkan bendera putih sebagai tanda bahwa mereka tetap mengenang dan menghormati Tengku itu karena kejujuran dan kebenarannya.

MITOLOGI
Di pesisir selatan Yogyakarta, terdapat sekitar 13 obyek pantai yang memiliki pesona wisata, ternyata Pantai Parangtritis yang selalu menempati peringkat teratas dalam angka kunjungan wisata, dibanding pantai-pantai lainnya. Pantai yang Berlokasi sekitar 27 Km dari kota Yogyakarta ini, dapat dicapai melalui desa Kretek atau rute yang lebih panjang, tetapi pemandangannya lebih indah yaitu melalui Imogiri dan desa Siluk. Pantai yang termasuk wilayah Bantul ini merupakan pantai yang landai, dengan bukit berbatu, pesisir dan berpasir putih serta pemandangan bukit kapur di sebelah utara pantai. Di kawasan ini wisatawan dapat berkeliling pantai menggunakan bendi dan kuda yang disewakan dan dikemudikan oleh penduduk setempat. Selain terkenal sebagai tempat rekreasi, parangtritis juga merupakan tempat keramat. Banyak pengunjung yang datang untuk bermeditasi. Pantai ini merupakan salah satu tempat untuk melakukan upacara Labuhan dari Kraton Yogyakarta. Pada musim kemarau, angin bertiup kencang seperti tak mau kalah dengan deburan ombak yang rata-rata setinggi 2-3 meter. Sering terdengar kabar ada pengunjung pantai selatan hilang terseret gelombang. Anehnya, jenazah pengunjung yang nahas itu, menghilang 3

bagaikan ditelan bumi. Tim SAR rata-rata baru bisa menemukan jenazahnya 2-3 hari kemudian setelah melakukan penyisiran. Biasanya, lokasi penemuan mayat tidak pada area di mana pengunjung tersebut tertelan ombak. Mayat ditemukan ratusan meter, bahkan kadang beberapa kilometer dari lokasi semula. Di kalangan masyarakat setempat, kejadian misterius semacam itu, semakin menguatkan mitos bahwa penguasa laut yang lazim disebut Nyi Roro Kidul (Ratu Pantai Selatan), suka "melenyapkan" orang yang tidak mengindahkan kaidah alam. Dari sisi ilmiah, kejadian semacam itu makin menguatkan teori bahwa palung laut selatan Jawa memang sarat arus bawah yang terus bergerak. Benda apa saja yang terseret ombak dari bibir pantai, terseret ke bawah dan terdampar pada lokasi berbeda. Kepercayaan masyarakat setempat tentang legenda Nyi Roro Kidul juga dengan sendirinya melahirkan pesona tersendiri. Hampir setiap malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon, para pengunjung maupun nelayan setempat melakukan upacara ritual di pantai tersebut. Acara ritual diwarnai pelarungan sesajen dan kembang warna-warni ke laut. Puncak acara ritual biasanya terjadi pada malam 1 Suro, dan dua-tiga hari setelah hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Intinya, nelayan meminta keselamatan dan kemurahan rezeki dari penguasa bumi dan langit.

LEGENDA
Legenda Sangkuriang Berasal dari hasrat, keinginan, cinta, dan kemarahan Sangkuriang, Meletusnya Gunung Tangkuban Parahu, hingga sekarang menjadi sebuah kota... Ada sebuah kerajaan di Tanah Priangan. Hiduplah sebuah keluarga bahagia, sang ayah dalam wujud seekor anjing (bernama Tumang), seorang ibu (bernama Dayang Sumbi), dan seorang anak bernama Sangkuriang. Tumang adalah jelmaan dewa yang memiliki kekuatan sihir. Suatu hari, Dayang Sumbi meminta anaknya untuk pergi berburu di hutan terdekat dan mencari hati rusa. Maka Sangkuriang pergi berburu dengan anjing kesayangannya, Tumang, untuk menyenangkan hati ibunya. Setelah berburu seharian penuh tanpa hasil apapun, Sangkuriang mulai putus asa dan khawatir. Tanpa pikir panjang, 4

Sangkuriang mengambil panahnya dan memanah anjingnya. Kemudian dia mengambil hati atau daging anjingnya dan dibawa pulang. Dia memberikan hati atau daging anjingnya tersebut kepada ibunya. Tidak lama kemudian Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang berbohong padanya. Dia mengetahui bahwa Sangkuriang telah membunuh Tumang. Maka, dia menjadi sangat marah dan memukul kepala Sangkuriang. Sangkuriang terluka dan memiliki sebuah tanda. Sangkuriang dibuang jauh dari rumah mereka. Tahun-tahun berlalu, Sangkuriang telah berkelana ke banyak tempat dan pada suatu hari, dia sampai di sebuah desa yang dulu adalah rumahnya. Dia bertemu dengan seorang wanita cantik yang sebenarnya adalah ibunya dan jatuh cinta padanya. Cinta mereka tumbuh dan pada suatu hari, saat mereka membicarakan rencana perkawinan mereka, Dayang Sumbi tiba-tiba menyadari bahwa ciri-ciri pada kepala Sangkuriang sama dengan ciri anak satu-satunya yang telah menghilang dua puluh tahun lalu. Bagaimana mungkin dia dapat menikahi anaknya sendiri? Tapi dia tidak mau mengecewakannya dengan membatalkan perkawinan tersebut. Jadi, meskipun dia setuju untuk menikahi Sangkuriang, ada syarat yang harus dipenuhi yaitu membuatkan sebuah danau dan perahu agar mereka dapat berlayar saat matahari terbit pada hari pernikahan mereka. Sangkuriang menerima syarat tersebut dan membuat sebuah danau dengan membendung sungai citarum. Dengan waktu yang semakin singkat dan perahu yang hampir selesai, Dayang Sumbi menyadari bahwa Sangkuriang akan memenuhi syarat yang dia minta. Dengan kekuatan supernaturalnya, dia menerangi horison bagian timur dengan sinar. Tertipu oleh hal itu, ayam jantan berkokok dan petani bersiap untuk sebuah hari baru. Dengan pekerjaan yang belum selesai, Sangkuriang menyadari bahwa harapannya telah sirna. Dengan marahnya, dia menendang kapal yang telah dia buat sendiri. Perahu tersebut jatuh dan terbalik, dengan demikian menjadi gunung TANGKUBAN PARAHU (dalam bahasa Sunda, TANGKUBAN berarti terbalik, dan PARAHU berarti perahu). Dengan hancurnya bendungan, air yang tertampung dalam danau mengering dan menjadi sebuah dataran yang luas sehingga sekarang menjadi sebuah kota yang disebut BANDUNG (dari kata BENDUNG, yang artinya Dam/bendungan/waduk).

UPACARA
Upacara Perkawinan di Kampung Naga Upacara perkawinan bagi masyarakat Kampung Naga adalah upacara yang dilakukan setelah selesainya akad nikah. adapun tahap-tahap upacara tersebut adalah sebagai berikut: upacara sawer, nincak endog (menginjak telur), buka pintu, ngariung (berkumpul), ngampar (berhamparan), dan diakhiri dengan munjungan. Upacara sawer dilakukan selesai akad nikah, pasangan pengantin dibawa ketempat panyaweran, tepat di muka pintu. mereka dipayungi dan tukang sawer berdiri di hadapan kedua pengantin. panyawer mengucapkan ijab kabul, dilanjutkan dengan melantunkan syair sawer. ketika melantunkan syair sawer, penyawer menyelinginya dengan menaburkan beras, irisan kunir, dan uang logam ke arah pengantin. Anak-anak yang bergerombol di belakang pengantin saling berebut memungut uang sawer. isi syair sawer berupa nasihat kepada pasangan pengantin baru. Usai upacara sawer dilanjutkan dengan upacara nincak endog. endog (telur) disimpan di atas golodog dan mempelai laki-laki menginjaknya. Kemudian mempelai perempuan mencuci kaki mempelai laki-laki dengan air kendi. Setelah itu mempelai perempuan masuk ke dalam rumah, sedangkan mempelai laki-laki berdiri di muka pintu untuk melaksanakan upacara buka pintu. Dalam upacara buka pintu terjadi tanya jawab antara kedua mempelai yang diwakili oleh masing-masing pendampingnya dengan cara dilagukan. Sebagai pembuka mempelai laki-laki mengucapkan salam 'Assalammu'alaikum Wr. Wb.' yang kemudian dijawab oleh mempelai perempuan 'Wassalamu'alaikum Wr. Wb.' setelah tanya jawab selesai pintu pun dibuka dan selesailah upacara buka pintu. Setelah upacara buka pintu dilaksanakan, dilanjutkan dengan upacara ngampar, dan munjungan. Ketiga upacara terakhir ini hanya ada di masyarakat Kampung Naga. Upacara riungan adalah upacara yang hanya dihadiri oleh orang tua kedua mempelai, kerabat dekat, sesepuh, dan kuncen. Adapun kedua mempelai duduk berhadapan, setelah semua peserta hadir, kasur yang akan dipakai pengantin diletakan di depan kuncen. Kuncen mengucapakan kata-kata pembukaan dilanjutkan dengan pembacaan doa sambil membakar kemenyan. Kasur kemudian di angkat oleh beberapa orang tepat diatas asap kemenyan. Usai acara tersebut dilanjutkan dengan acara munjungan. kedua mempelai bersujud sungkem kepada kedua orang tua mereka, sesepuh, kerabat dekat, dan kuncen. 6

Akhirnya selesailah rangkaian upacara perkawinan di atas. Sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada para undangan, tuan rumah membagikan makanan kepada mereka. Masing-masing mendapatkan boboko (bakul) yang berisi nasi dengan lauk pauknya dan rigen yang berisi opak, wajit, ranginang, dan pisang. Beberapa hari setelah perkawinan, kedua mempelai wajib berkunjung kepada saudara-saudaranya, baik dari pihak laki-laki maupun dari pihak perempuan. Maksudnya untuk menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan mereka selama acara perkawinan yang telah lalu. Biasanya sambil berkunjung kedua mempelai membawa nasi dengan lauk pauknya. Usai beramah tamah, ketika kedua mempelai berpamitan akan pulang, maka pihak keluarga yang dikunjungi memberikan hadiah seperti peralatan untuk keperluan rumah tangga mereka.

LAGU
Lagu Daerah Lir Ilir Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir Tak ijo royo royo Tak sengguh panganten anyar Cah angon cah angon penekna blimbing kuwi Lunyu lunyu penekna kanggo mbasuh dodotira Dodotira dodotira kumintir bedah ing pinggir Dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore Mumpung padang rembulane Mumpung jembar kalangane Sun suraka surak hiyo

Lagu Wajib Nasional Dari Sabang Sampai Merauke Dari sabang sampai merauke Berjajar pulau-pulau Sambung memnyambung menjadi satu Itulah Indonesia Indonesia tanah airku Aku berjanji padamu 7

Menjunjung tanah airku Tanah airku Indonesia

You might also like